Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan
gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH:
ASTRIDA RAKHMA
107104001664
BIODATA
Nama
Tempat, tanggal lahir
: Astrida Rakhma
: Jakarta, 28 Mei 1989
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
No. Telp
: 083872793831
: avicenna.aseda@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
1. SDI Darul Maarif Jakarta (1995-2001)
2. PONPES Alkholidin Jakarta (2001-2004)
3. MAN 7 Jakarta (2004-2007)
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Ilmu Keperawatan (2007-sekarang)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gambaran Derajat
Dismenore dan Upaya Penanganannya Pada Siswi Sekolah Menengah Kejuruan
Arjuna Depok Jawa Barat . Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Besar
Muhammad SAW serta para sahabatnya yang telah menerangi jalan manusia dari
zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang.
Terselesainya skripsi ini tidak akan lepas dari bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih dan merasa tidak akan mampu sepenuhnya membalas jasa dari pihak
yang telah membantu serta semoga bantuan yang berharga tersebut akan dibalas oleh
Allah SWT. Rasa syukur dan ucapan terima kasih ini disampaikan kepada :
1.
Prof. dr. Dr (hc) M. K Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Tien Gartinah, MN selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan, terima
kasih atas motivasinya.
3.
Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan dan pembimbing I yang selalu sabar dalam membimbing penulis.
4.
Ibu Uswatun Khasanah, Ns., MNS selaku pembimbing II yang selalu sabar dalam
membimbing penulis.
5.
6.
Segenap staff bidang Akademik FKIK dan Program Studi Ilmu Keperawatan.
7.
Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, semangat, dorongan, arahan, kasih
sayang dan dukungan moril serta materiil tanpa pernah berhenti sepanjang waktu.
8.
Adik yang tak pernah lelah selalu memberikan doa, motivasi, nasehat, kesabaran,
kasih sayang dan dukungan moril yang selalu tercurah kepada penulis.
9.
10.
Seluruh pihak yang membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa dalam skripsi
ini masih banyak kekurangan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua kebaikan yang
telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca pada umumnya. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, Mei 2012
Astrida Rakhma
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
..................................................................... ii
2.
3.
.................................................................................................. 56
.................................................................................................. 69
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Halaman
Tabel 3.1
Tabel 5.1
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi kelas pada siswi yang mengalami dismenore
di SMK Arjuna Depok ................................................................ 45
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi usia pertama kali menstruasi pada siswi
yang mengalami dismenore di SMK Arjuna Depok .................... 45
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi siklus menstruasi pada siswi yang mengalami
dismenore di SMK Arjuna Depok ............................................... 46
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi
Tabel
5.8
Distribusi
DAFTAR BAGAN
No. Bagan
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
PSIK
SMK
UMS
UMY
WHO
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fase remaja merupakan periode transisi antara fase anak-anak dan
dewasa. Remaja
adalah
mereka yang
mengalami
masa
transisi
perempuan seperti nyeri perut bagian bawah, menstruasi yang tidak teratur,
nyeri pinggang, dan salah satunya yaitu dismenore (Kasdu, 2005). Hasil
Penelitian Cakir M, et al (2000) di Amerika presentase kejadian dismenore
merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar 63,5%, diikuti
oleh ketidakteraturan
terjadinya
nyeri
dismenore
dikarenakan
adanya
untuk
menghilangkan
nyeri,
penggunaan
obat-obatan
sebanyak 7,1%
membeli obat analgesik yang dijual di warung seperti feminax yang dapat
mengurangi rasa nyeri, sakit kepala, dan mulas yang timbul pada waktu haid
(Dianawati, 2003). Penelitian yang dilakukan Paramita di SMK YPKK I
Sleman Yogyakarta tahun 2010, bahwa sebagian besar siswi menangani
dismenore dengan melakukan kompres hangat, yaitu sebanyak 48,3% siswi,
istirahat 13,8%, olah raga teratur 12,1%, pengkonsumsian makanan bergizi
17,3%, pengkonsumsian obat analgetik 10,3%, dan terapi hormonal 0%
tidak ada satu pun siswi yang melakukan terapi hormonal.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada
tanggal 30 Mei 2011 di SMK Arjuna Depok pada 10 siswi terdapat 8 siswi
Rumusan Masalah
Dismenore merupakan nyeri di perut bagian bawah, menyebar
kedaerah pinggang, dan paha. Nyeri ini timbul tidak lama sebelum atau
bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam,
walaupun beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari (Wiknjosastro,
2007). Angka kejadian dismenore di Indonesia berkisar 45-95% dikalangan
perempuan usia produktif (Proverawati & Misaroh, 2009). Pada remaja
perempuan yang dismenore hampir 10% mengalami absence rate satu
sampai tiga tiap bulan atau ketidakmampuan remaja dalam melakukan
tugasnya seharhari akibat nyeri hebat (Poureslami, 2001, dalam Sulastri,
2006). Sehingga kejadian dismenore pada siswi SMK Arjuna Depok dapat
mempengaruhi aktivitas dan produktifitas sekolah.
Hasil penelitian Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK-KRR) di Indonesia tahun 2009 angka kejadian
dismenore terdiri dari 72,89% dismenore primer dan 27,11% dismenore
sekunder. Permasalahan tingginya angka dismenore yang terjadi pada siswi
SMK Arjuna Depok dan belum diketahuinya derajat dismenore dan upaya
penanganan yang dilakukan oleh siswi SMK Arjuna Depok.
C.
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat dibuat pertanyaan
penelitian, yaitu:
a.
b.
c.
D.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
derajat dismenore dan upaya penanganannya pada siswi SMK
Arjuna Depok.
2.
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
E.
Manfaat Penelitian
1.
kesehatan
terutama
untuk
alat
reproduksi
dan
konselor
kesehatan.
2.
Bagi Siswi
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi siswi
sehingga dapat memberi masukan dalam menangani dismenore
ketika menstruasi.
3.
F.
Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan kuantitatif dengan desain deskriptif yang
tujuannya untuk memperoleh informasi tentang gambaran derajat dismenore
jumlah sampel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep Dismenore
1. Pengertian Dismenore
Dismenore berasal dari kata dys dan menorea. Dys atau
dis adalah awalan yang berarti buruk, salah dan tidak baik. Menorea
atau mens atau mensis adalah pelepasan lapisan uterus yang
berlangsung setiap bulan berupa darah atau jaringan dan sering
disebut dengan haid atau menstruasi (Ramali, 2003). Dismenore
adalah nyeri di perut bagian bawah, menyebar kedaerah pinggang,
dan paha. Nyeri ini timbul tidak lama sebelum atau bersama-sama
dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam,
walaupun beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari
(Wiknjosastro, 2007). Dismenore adalah nyeri saat haid yang terasa
di perut bagian bawah dan muncul sebelum, selama atau setelah
menstruasi. Nyeri dapat bersifat terus menerus. Dismenore timbul
akibat kontraksi disritmik lapisan miometrium yang menampilkan
satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan hingga berat pada perut
bagian bawah, daerah pinggang dan sisi medial paha (Badziad,
2003).
Dismenore merupakan rasa nyeri pada saat menstruasi yang
terasa di perut bagian bawah, menyebar ke bagian pinggang, dan
paha. Dismenore terjadi karena adanya kontraksi distritmik lapisan
miometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari
nyeri ringan hingga berat. Nyeri timbul tidak lama sebelum atau
Derajat Dismenore
Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal
menstruasi namun dengan
Dismenore ringan
Seseorang akan mengalami nyeri atau nyeri masih dapat
ditolerir karena masih berada pada ambang rangsang, berlangsung
beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari-hari.
Dismenore ringan terdapat pada skala nyeri dengan
tingkatan 1-4 (Howard, dalam Leppert, 2004).
b.
Dismenore sedang
Seseorang mulai merespon nyerinya dengan merintih dan
menekan-nekan bagian yang nyeri, diperlukan obat penghilang rasa
nyeri tanpa perlu meninggalkan kerjanya.
Dismenore sedang terdapat pada skala nyeri dengan
tingkatan 5-6 (Howard, dalam Leppert, 2004).
c.
Dismenore berat
Seseorang mengeluh karena adanya rasa terbakar dan ada
kemungkinan seseorang tidak mampu lagi melakukan pekerjaan
biasa dan perlu istirahat beberapa hari dapat disertai sakit kepala,
migrain, pingsan, diare, rasa tertekan, mual dan sakit perut.
Dismenore berat terdapat pada skala nyeri dengan tingkatan
7-10 (Howard, dalam Leppert, 2004).
3.
Klasifikasi Dismenore
Smeltzer (2002) menyebutkan dismenore dibagi menjadi dua macam
yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder.
a.
Dismenore primer
Dismenore primer nyeri haid tanpa kelainan pada alat-alat
genital yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah
menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, karena siklus-siklus
haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis
anovulatoar yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul
tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid
dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun dalam beberapa
kasus dapat berlangsung beberapa hari. Dismenore diduga sebagai
akibat dari pembentukan prostaglandin yang berlebihan, yang
menyebabkan uterus untuk berkontraksi secara berlebihan dan juga
mengakibatkan vasospasme arteriolar (Smeltzer, 2002).
b.
Dismenore sekunder
Dismenore sekunder terjadi karena adanya kelainan pada
organ genitalia dalam rongga pelvis. Dismenore ini disebut juga
sebagai dismenore organik. Kelainan ini dapat timbul setiap saat
dalam perjalanan hidup wanita, contohnya pada wanita dengan
endometriosis atau penyakit peradangan pelvik, penggunaan alat
kontrasepsi yang dipasang dalam rahim, dan tumor atau polip yang
berada didalam rahim (Smeltzer, 2002).
4.
Penyebab Dismenore
Banyak teori yang telah menerangkan penyebab dismenore primer,
tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Beberapa faktor memegang
peranan sebagai penyebab dismenore primer, antara lain:
a.
Faktor kejiwaan
Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang
mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun
psikis. Ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi perkembangan
dan pertumbuhan pada dirinya tersebut, mengakibatkan gangguan
psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya, misalnya
gangguan haid seperti dismenore (Wiknjosastro, 1999).
Kesiapan anak dalam menghadapi masa puber sangat
diperlukan. Anak harus mengerti tentang dasar perubahan yang
terjadi pada dirinya dan anak-anak sebayanya. Secara psikologis
anak
perlu
dipersiapkan
mengenai
perubahan
fisik
dan
Faktor konstitusi
Faktor konstitusi erat hubungannya dengan faktor kejiwaan
sebagai penyebab timbulnya keluhan dismenorea primer, karena
faktor ini menurunkan ketahanan seseorang terhadap rasa nyeri.
Faktor ini seperti:
1)
Anemia
Anemia adalah defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau dapat
keduanya hingga menyebabkan kemampuan mengangkat oksigen
berkurang. Sebagian besar penyebab anemia adalah kekurangan zat
besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga
disebut anemia kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ini dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel
tubuh maupun sel otak dan dapat menurunkan dayatahan tubuh
seseorang,
termasuk
daya
tahan
tubuh
terhadap
rasa
nyeri
(Wiknjosastro, 1999).
Anemia merupakan keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah
berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin
yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam
sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh (Bobak, 2004).
2)
Penyakit Menahun
Penyakit menahun yang diderita seorang wanita akan
menyebabkan tubuh kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap
rasa nyeri. Penyakit yang termasuk penyakit menahun dalam hal ini
adalah asma dan migrain (Wiknjosastro, 1999).
c.
d.
Faktor endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kram perut yang terjadi pada
dismenore primer karena kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor
endokrin erat hubungannya dengan keadaan tersebut. Hasil penelitian
Clitheroe dan Piteles tahun 1995, bahwa ketika endometrium dalam fase
sekresi akan memproduksi hormon prostaglandin yang menyebabkan
kontrasksi otot polos. Jika hormon prostaglandin yang diproduksi banyak
dan dilepaskan diperedaran darah, maka selain mengakibatkan dismenore
juga menyebabkan keluhan lain seperti vomitus, nousea dan diare
(Wiknjosastro, 1999).
Pada saat menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar
estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang
rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi
gonadotropin
realising
menstimulasi
sekresi
hormone
folikel
(Gn-RH).
stimulating
Sebaliknya,
hormone
Gn-RH
(FSH).
FSH
menstimulasi perkembangan
Faktor pengetahuan
Dismenore yang timbul pada remaja putri merupakan dampak
dari kurang pengetahuannya mereka tentang dismenore. Terlebih jika
mereka tidak mendapatkan informasi tersebut sejak dini. Mereka yang
memiliki informasi kurang menganggap bahwa keadaan itu sebagai
permasalahan yang dapat menyulitkan mereka. Mereka tidak siap dalam
menghadapi menstruasi dan segala hal yang akan dialami oleh remaja
putri (Wiknjosastro, 1999).
Pengalaman tidak menyenangkan pada seorang perempuan
terhadap peristiwa menstruasinya menimbulkan beberapa tingkah laku
patologis. Pada umumnya mereka akan diliputi kecemasan sebagai
bentuk penolakan pada fungsi fisik dan psikisnya. Apabila keadaan ini
terus berlanjut, maka mengakibatkan gangguan menstruasi. Gangguan
menstruasi yang banyak dialami adalah kesakitan pada saat menstruasi
yaitu nyeri haid atau dismenore (Kartono K, 2006).
5.
6.
Non farmakologi
Pengompresan dengan air hangat, ketika nyeri menstruasi
datang, lakukan pengompresan menggunakan air hangat di perut bagian
bawah karena dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem saraf.
Selain itu mandi air hangat dan mengolesi bagian yang nyeri dengan
balsem atau lotion penghangat dapat juga dilakukan untuk menurunkan
nyeri (Taruna, 2003). Respon fisiologis yang ditimbulkan dari teknik
ini adalah vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah, sehingga dapat
meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang sakit dan mampu
menurunkan viskositas yang dapat mengurangi ketegangan otot,
reaksi
Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri tidak
tertahankan
g.
Tidak nyeri
h.
Tidak nyeri
10
Sangat nyeri
i.
j.
Oucher
Skala nyeri oucher terdiri dari dua skala yang terpisah yaitu sebuah
skala dengan nilai 0-100 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang lebih
besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi kanan untuk anak yang
lebih kecil. Foto wajah seorang anak dengan peningkatan rasa tidak nyaman
dirancang sebagai petunjuk untuk memberi anak-anak pengertian sehingga
dapat memahami makna dan tingkat keparahan nyeri (Beyer dkk, dalam
Potter & Perry, 2005).
C.
Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti
yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional
sosial dan fisik (Hurlock, 2007).
b.
c.
Masa Remaja berlangsung melalui 3 tahapan yang masingmasing ditandai dengan biologik, psikologik dan sosial.
a.
Masa pra remaja 11-13 tahun untuk wanita dan 12-14 tahun
untuk pria, Masa remaja awal 13-17 tahun untuk wanita dan
14-17 tahun 6 bulan untuk pria, Masa remaja akhir 17-21 tahun
untuk wanita dan 17 tahun 6 bulan-22 tahun untuk pria. Masa
pra remaja ditandai dengan peningkatan yang cepat dari
pertumbuhan dan pematangan fisik.
b.
yang
baru,
peningkatan
pengenalan
terhadap
3.
Perkembangan remaja
a. Perkembangan fisik
Remaja mengalami growth spurt, yaitu pertumbuhan fisik
yang sangat pesat, yang ditandai oleh ciri-ciri perkembangan pada
masa pubertas. Otot-otot tubuh mengeras, tinggi dan berat badan
meningkat cepat, begitu pula dengan proporsi tubuh yang semakin
mirip dengan tubuh orang dewasa, termasuk juga fungsi
seksualnya.
Hal
ini
disebabkan
karena
adanya
proses
Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif pada remaja menurut Piaget
memasuki tahap operasional formal yang ditandai dengan
kemampuan untuk berpikir abstrak, idealis dan logis. Dalam
memecahkan masalah, ia mampu melakukan penalaran dedukatif,
yaitu penalaran terhadap beberapa premis yang kemudian
mengambil suatu kesimpulan. Selain itu, cara berpikirnya pun
seperti ilmuwan, yang oleh Piaget dikenal dengan istilah
hypothetico-deductivereasoning, yaitu membuat perencanaan,
memecahkan
masalah
secara
sistematis
dan
melakukan
Perkembangan psikososial
Hubungan remaja dengan orang tuanya mulai berpindah
ke teman sebaya. Hubungan interpersonal dengan peer-
D. Kerangka Teori
Derajat dismenore
Menstruasi
Dismenore
-
Ringan
Sedang
Berat
Persepsi
kerentanan
Variabel demografi:
-
Usia
Budaya
Karakteristik
psikologis
-
Persepsi tingkat
keparahan
Aksi / Tindakan
Kesehatan
motivasi
Kepribadian
Kelompok
sebaya
Upaya penanganan
dismenore
- Farmakologi
- Non Farmakologi
Manfaat yang
dirasakan
Persepsi
hambatan
Isyarat tindakan
-
Pengetahuan
Media
Saran
keluarga
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A.
Kerangka konsep
Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka
peneliti membuat kerangka konsep untuk memudahkan mengidentifikasi
konsep-konsep sesuai penelitian sehingga dapat dimengerti dan dalam
mengembangkan konsep dan teori menjadi sebuah kerangka kerja. Di bawah
ini dijelaskan mengenai kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti di
SMK Arjuna Depok Jawa Barat.
Gambar 3.1. Kerangka konsep dengan judul gambaran derajat dismenore
dan upaya penanganannya pada siswi SMK Arjuna Depok Jawa Barat.
Derajat dismenore
Ringan
Sedang
Berat
Upaya
penanganan
dismenore dengan
cara farmakologi
dan non
farmakologi
B.
Variabel
Definisi Operasional
Definisi
Cara
operasional
ukur
Derajat
Suatu derajat
Angket
dismenore
nyeri
yang
Dinyatakan
tingkatan:
dirasakan
siswi
saat
Alat ukur
Skala
ukur
dalam
paling sering
oleh
Hasil ukur
Kuesioner
Ordinal
(Skala Faces
Pain
Score
1. 1-4 = nyeri
yang
ringan
menggambar
mengalami
2. 5-6 = nyeri
dismenore.
sedang
kan
seseorang
mengenai
3. 7-10 = nyeri
nyeri
berat
sedang
(Howard, dalam
opini
yang
dia
rasakan)
Leppert, 2004).
Penanganan
Usaha
dismenore
dilakukan
gambaran
secara
dalam
dalam
farmakologi
menangani
persentase
dan
dismenore
tentang upaya
secara
penanganan
farmakologi
dismenore
dan
dengan cara
non
farmakologi
yang
non-
farmakologi
Angket
Hasil berupa
farmakologi
dan non
farmakologi
Kuesioner
Nominal
BAB IV
METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan kuantitatif dengan desain deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang di dalamnya tidak ada
analisis hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat,
bersifat umum yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak,
siapa dan analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif (Hidayat,
2008). Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui
pertanyaan terstruktur atau kuisioner penelitian. Tujuan penelitian deskriptif
ini adalah untuk memperoleh
informasi
tentang
gambaran derajat
dismenore dan upaya penanganannya pada siswi SMK Arjuna Depok Jawa
Barat.
B.
Lokasi
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan
Arjuna Depok. Sekolah tersebut dipilih karena adanya masalah
yang terjadi pada siswi SMK Arjuna seperti banyaknya siswi
yang mengalami masalah dismenore, di SMK Arjuna Depok
belum pernah dilakukan penelitian tentang derajat dismenore dan
upaya penanganan terhadap masalah dismenore.
2.
Waktu
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2012.
C.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004 dalam Hidayat, 2008).
Populasi pada penelitian ini adalah siswi kelas X, XI, dan
XII yang pernah mengalami dismenore. Pengambilan data
dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2011 dan hasil yang diperoleh
berjumlah 167 siswi dengan rincian sebagai berikut:
2.
a.
b.
c.
Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Dalam pemilihan sampel, peneliti membuat kriteria bagi sampel
yang diambil. Adapun kriteria inklusinya adalah:
a.
b.
c.
n=
N.(Z1-/2)2 . P (1-P)
(N-1).d2 + (Z1-/2)2 . P (1-P)
Keterangan
N= Jumlah total populasi
n = Jumlah total sample
P = Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi
pada populasi= 50% = 0,5
q = 1-p = 100% - p = 0,5
d = Presisi = 5% = 0,05
= 5%
Z1-/2 = Confident interval = 95% = 1,96 (tabel kurva
normal)
Maka hasil yang diperoleh adalah:
n=
n=
167 x 0,9604
166 x 0,0025 + 0,9604
sebanyak
117
orang.
Untuk
mengantisipasi
n2 = n1 +10% . n1
= 117 +10% . 117 = 128,7 129 siswi
Jadi, pada penelitian ini jumlah responden adalah 129 siswi.
Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, alat pengumpulan data yang akan digunakan
berupa pertanyaan dalam angket yang dibuat oleh peneliti dengan mengacu
pada landasan teori. Angket adalah pemeriksaan terhadap sesuatu yang
menjadi kepentingan umum, biasanya dilakukan dengan surat pertanyaan
(Depdiknas, 2008).
Angket yang digunakan dalam bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan
mengenai data demografi, derajat dismenore yang paling sering dirasakan serta
pertanyaan mengenai upaya penanganan dismenore dengan menggunakan
pilihan berbentuk check list. Responden hanya menandai jawaban yang
menurutnya sesuai dan tepat. Jumlah pertanyaan dirancang oleh peneliti
dengan mengacu pada literature khususnya mengenai derajat dan upaya
penanganan terhadap masalah dismenore. Waktu yang dibutuhkan untuk
menjawab pertanyaan kurang lebih 10-15 menit.
E.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
G.
Pengolahan Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data
mentah dengan menggunakan rumusan tertentu sehingga menghasilkan
informasi yang diperlukan (Setiadi, 2007). Ada beberapa kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan data dibagi menjadi 6 tahap,
yaitu:
1.
Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing
dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data
terkumpul.
2.
Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
Sortir
Sortir merupakan memilih atau mengelompokkan data menurut
jenis yang dikehendaki (klasifikasi data). Misalnya: menurut daerah
sampel, menurut tanggal dan sebagainya.
4.
Entry data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan
membuat tabel kontingensi.
5.
Cleaning data
Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data
yang sudah di-entry, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan
mungkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.
6.
Mengeluarkan informasi
Disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan (Setiadi,
2007).
H.
I.
Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan
(Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan dari Informed consent adalah agar subjek
mengerti maksud, tujuan penelitian , dan mengetahui dampaknya.
Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormatinya.
2.
3.
Kerahasiaan (confidentiality)
BAB V
HASIL PENELITIAN
A.
Tata
Usaha,
Mushola,
Perpustakaan,
Laboratorium
IPA,
Mengembangkan
iklim belajar
yang
Menerapkan
c.
Mengintregasikan pendidikan
dan
pelatihan
kejuruan
Gambaran usia
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi usia pada siswi yang mengalami dismenore di
SMK Arjuna Depok
Usia
14
15
16
17
Total
Nilai
Hasil
Mean
15,9
Frekuensi
5
42
43
39
129
Median
16
Std. Deviation
0,883
Persentase (%)
3,9
32,6
33,3
30,2
100,0
Min.
14
Max.
17
Frekuensi
47
43
39
129
Persentase (%)
36,4
33,3
30,2
100,0
Berdasarkan
Nilai
Hasil
Mean
11,88
Frekuensi
45
55
29
129
Median
12
Std. Deviation
0,750
Persentase (%)
34,9
42,6
22,5
100,0
Min.
11
Max.
13
Berdasarkan tabel 5.3 usia pertama kali menstruasi pada siswi yang
mengalami dismenore di SMK Arjuna Depok bahwa pada usia menarche
11 tahun sebanyak 45 (34,9%) siswi, 12 tahun sebanyak 55 (42,6%) siswi,
13 tahun sebanyak 29 (22,5%) siswi dan memiliki usia pertama kali
mestruasi dengan rata-rata 11,88 tahun dan usia pertama kali menstruasi
termuda adalah 11 tahun serta usia pertama kali menstruasi tertua adalah
13 tahun.
4.
Nilai
Hasil
Mean
29,27
Median
28
Std. deviation
3,414
Min.
21
Max.
35
Keteraturan menstruasi
Teratur
Tidak teratur
Total
Frekuensi
109
20
129
Persentase (%)
84,5
15,5
100,0
Frekuensi
60
44
25
129
Persentase (%)
46,5
34,1
19,4
100,0
7.
tabel 5.7
Frekuensi
38
65
41
20
51
34
34
25
40
30
60
2
Persentase
29,5
50,4
31,8
15,5
39,5
26,4
26,4
19,4
31,0
23,3
46,5
1,6
dismenore dengan cara non farmakologi bahwa yang dilakukan oleh siswi
SMK Arjuna Depok yaitu sebanyak 65 (50,4%) siswi melakukan teknik
distraksi, 60 (46,5%) siswi melakukan istirahat atau tidur, 51 (39,5%)
siswi melakukan pengobatan herbal dengan cara minum jamu kunyit asem,
41 (31,8%) siswi menggunakan kompres hangat, 40 (31%) siswi
melakukan posisi knee chest , 38 (29,5%) siswi melakukan teknik menarik
nafas dalam, 34 (26,4%) siswi melakukan teknik guided imagery, 34
(26,4%) siswi mengolesi balsem atau lotin penghangat, 30 (23,3%) siswi
melakukan olah raga, 25 (19,4%) siswi melakukan pemijatan, 20 (15,5%)
siswi melakukan mandi dengan air hangat, dan 2 (1,6%) siswi melakukan
dengan cara lainnya yaitu minum air bersoda.
8.
Frekuensi
Persentase
(%)
10
4
2
0
16
7,75
3,1
1,55
0
12,4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9.
Napas dalam
Distraksi
Kompres
Mandi air hangat
Herbal
Guided imagery
Lotion penghangat
Pemijatan
Knee chest
Olah raga
Istirahat total
Lainnya
Minum obat warung
Minum obat resep
Derajat nyeri
ringan
F
%
21
29
15
9
24
14
25
12
17
12
30
1
10
0
16,3
22,5
11,6
7
18,6
10,9
19,4
19,3
13,2
9,3
23,3
0,8
7,8
0
Derajat nyeri
sedang
F
%
9
24
13
6
19
10
5
7
17
12
18
0
5
0
7
18,6
10,1
4,7
14,7
7,8
3,9
5,4
13,2
9,3
14
0
3,9
0
Derajat nyeri
berat
F
%
8
12
13
5
8
10
4
6
6
6
12
1
1
0
6,2
9,3
10,1
3,9
6,2
7,8
3,1
4,7
4,7
4,7
9,3
0,8
0,8
0
Total
F
38
65
41
20
51
34
34
25
40
30
60
2
16
0
29,5
50,4
31,8
15,5
39,5
26,4
26,4
19,4
31
23,3
46,5
1,6
12,4
0
BAB VI
PEMBAHASAN
informasi
tentang
penanganannya pada siswi SMK Arjuna Depok Jawa Barat. Bab ini menguraikan
pembahasan yang meliputi interpretasi dan diskusi dari hasil penelitian dan
keterbatasan penelitian.
A.
Universitas
Muhammadiyah
Semarang
menunjukkan
siklus
meningkat
mengakibatkan
rangsangan
pada
lapisan
rahim
progesteron
sehingga
memacu
kelenjar
hipofisis
untuk
progesteron
yang
berfungsi
untuk
mempertebal
dinding
endometrium yang kaya akan pembuluh darah. Fase pasca ovulasi atau fase
Sekresi ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan
berubah menjadi corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi
hormon estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekesikan
FSH dan LH. Sekresi progesteron yang terhenti menyebabkan penebalan
dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium
mengering dan
Badziad, 2003).
2.
derajat nyeri berat sebanyak 25 siswi. Maka sebagian besar siswi SMK Arjuna
Depok mengalami dismenore dengan derajat nyeri ringan sebanyak 60 siswi
dan sebagian kecil siswi mengalami dismenore derajat nyeri berat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Paramita
(2010) frekuensi tingkatan skala nyeri dismenore pada remaja di SMK YPKK
I Sleman Yogyakarta menunjukkan dari jumlah sampel sebanyak 16 siswi
diantaranya 11 siswi mengalami nyeri ringan, 4 siswi mengalami nyeri sedang
dan tidak ada satu pun siswi yang mengalami nyeri berat. Penelitian Shabinaya
pada siswi SMPN 87 Jakarta (2011) menunjukkan dari jumlah sampel 103
siswi diantaranya 47 siswi mengalami nyeri ringan, 43 siswi mengalami nyeri
sedang dan 13 siswi mengalami nyeri berat. Penelitian Istiqomah pada siswi di
SMUN 5 Semarang (2009) menunjukkan dari jumlah sampel 15 siswi
diantaranya 11 siswi mengalami nyeri ringan, 4 siswi mengalami nyeri sedang
dan tidak ada satu pun siswi mengalami nyeri berat.
Intensitas nyeri setiap individu berbeda dipengaruhi oleh deskripsi
individu tentang nyeri, persepsi dan pengalaman nyeri. Nyeri dismenore terjadi
karena ada peningkatan produksi prostaglandin. Peningkatan ini akan
mengakibatkan kontraksi uterus dan vasokonstriksi pembuluh darah maka
aliran darah yang menuju ke uterus menurun sehingga uterus tidak mendapat
suplai oksigen yang adekuat sehingga menyebabkan nyeri (Kelly, 2007).
Pada penelitian ini terdapat sebagian kecil siswi mengalami dismenore
berat, dismenore berat terjadi karena adanya peningkatan prostaglandin
berlebih sehingga menyebabkan sangat nyeri dan kemungkinan dapat terjadi
karena adanya kelainan pada organ genitalia dalam rongga pelvis sehingga
seseorang yang mengalami dismenore nyeri berat sebaiknya melakukan
pemeriksaan pada tenaga kesehatan agar diketahui penyebab dari terjadinya
3.
asam
diminum
sebelum
datang
menstruasi,
frekuensi
dan
evaporasi.
Prinsip
kerja
kompres
hangat
dengan
anti nyeri dari obat-obat warung (Feminax, Panadol, Biogesik, dll) dan
minum obat
anti
nyeri
dari
berakibat
parasetamol 500 mg, dosis penggunaan Panadol untuk dewasa tiga sampai
empat kali sehari sebanyak 500 mg sampai 1 gram sesuai kebutuhan.
Biogesik mengandung parasetamol 500 mg, dosis penggunaan Biogesik
untuk dewasa sebanyak tiga kali sehari satu sampai dua tablet.
Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan keracunan,
anak-anak atau orang dengan kelainan fungsi hati dan ginjal harus
mendapatkan takaran parasetamol yang tepat (Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik Departemen Kesehatan, 2006). Penggunaan obat
Feminax, Panadol dan Biogesik dapat digunakan pada perempuan yang
mengalami dismenore tetapi penggunaannya mengikuti dosis yang
tercantum dalam kemasan dan memastikan obat tersebut benar-benar
aman untuk dikonsumsi.
Pada hasil penelitian bahwa siswi lebih mengkonsumsi obat anti
nyeri yang beredar dipasaran daripada obat anti nyeri dari resep dokter.
Sulastri (2006) remaja putri yang mengalami dismenore jarang melakukan
pemeriksaan ke dokter karena menganggap rasa nyeri yang dirasakan akan
hilang dalam waktu 2 sampai 3 hari. Obat tanpa resep dokter merupakan
obat yang dapat dibeli secara bebas dan aman dikonsumsi bila mengikuti
aturan pakai dan dosis yang tercantum dalam kemasan serta harus
memastikan obat bebas tersebut benar-benar obat bebas yang aman.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Departemen
Kesehatan (2006) mengungkapkan resiko yang terjadi apabila dalam
penggunaan obat melebihi dosis dapat mengakibatkan nyeri lambung,
jantung berdebar, gelisah, kejang atau hilang kesadaran dan dampak
terburuk dapat mengakibatkan kematian. Rustamaji (2005) bahwa obat
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini,
keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data menggunakan kuesioner sehingga kebenaran data
tergantung kepada kejujuran dan kemampuan responden pada saat
memberikan jawaban.
2. Belum ada instrumen pengumpulan data yang baku dalam penelitian
ini, sehingga instrumen dalam penelitian ini disusun sendiri oleh
peneliti berdasarkan literatur yang didapatkan mengenai upaya
penanganan dismenore.
3. Kuesioner pada penelitian ini masih kurang dapat membahas lebih
dalam tentang pertanyaan data demografi responden, derajat nyeri dan
upaya penanganan dismenore responden
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah
sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswi SMK Arjuna Depok yang
mengalami dismenore rata-rata berumur 15,9 tahun, usia pertama kali menstruasi
rata-rata berumur 11,88 tahun, siklus menstruasi rata-rata 29,27 hari dan 20 siswi
mengalami menstruasi yang tidak teratur.
2. Siswi SMK Arjuna Depok sebagian besar mengalami derajat dismenore nyeri
ringan, yaitu sebanyak 60 siswi dan sebagian kecil siswi mengalami derajat
dismenore nyeri berat, yaitu sebanyak 25 siswi.
3. Upaya penanganan dismenore dengan cara non farmakologi yang dilakukan oleh
siswi SMK Arjuna Depok sebagian besar menangani dismenore dengan cara
teknik distraksi, yaitu sebanyak 65 siswi dan sebagian kecil siswi menangani
dismenore dengan cara lainnya, yaitu sebanyak 2 siswi.
4. Upaya penanganan dismenore dengan cara farmakologi yang dilakukan oleh siswi
SMK Arjuna Depok sebagian besar menangani dismenore dengan meminum obat
anti nyeri dari obat-obat warung, yaitu sebanyak 16 siswi dan tidak ada satu pun
siswi yang meminum obat anti nyeri dari resep dokter.
B. Saran
1. Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan diharapkan mampu bekerjasama dengan dinas pendidikan
dalam memberikan
penyuluhan
kesehatan reproduksi dan penanganan yang dilakukan oleh perawat tidak hanya
dengan cara farmakologi tetapi dapat diterapkan cara non farmakologi pada pasien
nyeri sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam menangani
masalah nyeri.
2. Instansi Pendidikan SMK Arjuna Depok
Instansi pendidikan SMK Arjuna Depok diharapkan meningkatkan pengetahuan
tentang kesehatan
berhubungan dengan
DAFTAR PUSTAKA
A. 2003. Endokrinologidan
MediaAesculapius.
Ginekologi
Edisi
kedua.Jakarta
Barry, Khatleen. 1995. The Prostitution of sexuality. New York : New York
University Press.
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi keempat. Jakarta : EGC.
Carey, C. S. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.
Dariyo, Agus. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan : Galia
Indonesia.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi keempat.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta.
Dianawati, Ajen. 2003. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta : Kawan Pustaka.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Departemen Kesehatan. 2006.
Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta.
Farisa, Putri. 2002. Pengaruh Tehnik Pemijatan Terhadap Penurunan Nyeri Saat
MenstruasiPada Siswi 2 SMAN Surabaya. Surabaya : Universitas
Airlangga. Website: http://digilib. unair. ac. id. Diakses tanggal 11 mei
2011.
Hartwell, Elizabeth A. 1992. Pain related in dysmenorrhea. available at :
http://www.pedspain.com.
Hasanah, Oswati. 2010. Efektifitas Terapi Akupresur terhadap Dismenore pada
Remaja di SMPN 5 dan SMPN 13 Pekanbaru. Jakarta : FIK-UI.
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Hurlock, E. B. 2007. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Istiqomah, Puji. 2009. Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore
Pada Remaja Putri di SMUN 5 Semarang. Semarang : Universitas
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi pertama. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Smeltzer, Suzanne. 2002. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedahEdisidelapan.Jakarta
: EGC.
Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja,
dan Anak. Jakarta : Rineka Cipta.
Sulastri. 2006. Tesis: Perilaku Pencarian Pengobatan Keluhan Dysmenorrhea pada
Remaja Di Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada. Website : http//digilib.ugm.ac.id. Diakses
tanggal 17 Juni 2011.
Taelbatak, Kristina Alexandra. 2011. Hubungan Antara Status Gizi dengan Siklus
Menstruasi Pada Remaja Putri. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Website: http//digilib. Ums.ac.id. Diakses tanggal 21 Januari
2012.
Tamsuri, A. 2007. Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC.
Taruna. 2003. Hipoterapi. Website: http://www.medikaholistik.com/. Diakses tanggal
17 Juni 2011.
Wagito. 2010. Manfaat Vitamin E Sebagai Pengobatan Dismenore Primer Pada
Remaja Perempuan Pubertas. Sumatra: Universitas Sumatra Utara.
Website : http://repository.usu.ac.id. Diakses tanggal 17 Juni 2011.
Whaley &Wongs. 1995. Nursing Care of infants and children. (5 th ed.). St. Lousi :
Mosby Year Book Inc.
Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan bina pustaka
sarwono prawirohardjo.
Yanti, Erfina. 2011. Gambaran Tingkat Usia Terhadap Kejadian Dismenore Pada
Remaja Putri di Pondok Pesantren Darurrahman. Sumatra: Universitas
Sumatra Utara. Website : http://repository.usu.ac.id. Diakses tanggal 21
Januari 2012.
Yoga, Ahimsa. 2010. Pengaruh Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman Kunyit Asam
Terhadap Keluhan Dismenorea Primer Pada Remaja Putri di Kotamadya
Surakarta.
Surakarta:
Universitas
Sebelas
Maret.
Website:
http//digilib.usm.ac.id. Diakses tanggal 27 Desember 2011.
Yusuf,Syamsu.2009.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya.
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
(LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN)
Identitas peneliti:
Nama: Astrida Rakhma
Jurusan: Ilmu Keperawatan
Fakultas: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Saya bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui Gambaran Derajat
Dismenore dan Upaya Penanganannya di SMK Arjuna Depok Jawa Barat.
Untuk
kepentingan
pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini,
kami
Depok ,. 2012
Peneliti
Astrida Rakhma
Responden
(.)
Lampiran 2
No.responden:
Tanggal pengambilan data:
1. Bacalah pertanyaan yang ada dengan baik sehingga benar-benar dimengerti.
2. Isilah pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang saudari anggap tepat dan benar.
3. Jika saudari memberi jawaban yang benar, beri tanda pada jawaban dengan mengikuti
petunjuk yang ada di setiap soal.
Jika dalam bentuk skala, nyeri menstruasi yang paling sering anda alami
berada pada angka ......
(Faces Pain Score)
Tidak
sakit
Sedikit
sakit
Agak
mengganggu
Mengganggu
aktivitas
Sangat
mengganggu
Tak
tertahankan
Bagaimana cara anda menangani nyeri saat menstruasi ? (boleh lebih dari satu
jawaban)
No.
Pernyataan
Non Farmakologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jawaban
11.
12.
13.
Feminax
Panadol
Biogesik
14.
Asetaminofen
Asam mefenamat
Aspirin
Lainnya, sebutkan ........................
ANALISIS UNIVARIAT
1. Data Demografi
a. Usia
Statistics
usia
N
Valid
129
Missing
Mean
15.90
Median
16.00
Std. Deviation
.883
Minimum
14
Maximum
17
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 14
3.9
3.9
3.9
15
42
32.6
32.6
36.4
16
43
33.3
33.3
69.8
17
39
30.2
30.2
100.0
129
100.0
100.0
Total
b. Kelas
Statistics
N Valid
129
Missing
Kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 1
47
36.4
36.4
36.4
43
33.3
33.3
69.8
39
30.2
30.2
100.0
129
100.0
100.0
Total
Valid
129
Missing
Mean
11.88
Median
12.00
Std. Deviation
.750
Minimum
11
Maximum
13
Usia pertama kali menstruasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 11
45
34.9
34.9
34.9
12
55
42.6
42.6
77.5
13
29
22.5
22.5
100.0
129
100.0
100.0
Total
d. Siklus menstruasi
Statistics
Siklus
N
Valid
129
Missing
Mean
29.27
Median
28.00
Std. Deviation
3.414
Minimum
21
Maximum
35
e. Keteraturan menstruasi
Statistics
N Valid
129
Missing
0
Keteraturan menstruasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid tidak
20
15.5
15.5
15.5
ya
109
84.5
84.5
100.0
Total
129
100.0
100.0
2. Derajat Dismenore
Statistics
N Valid
129
Missing
0
Derajat dismenore
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
60
46.5
46.5
46.5
sedang (5-6)
44
34.1
34.1
80.6
berat (7-10)
25
19.4
19.4
100.0
129
100.0
100.0
Total
N Valid
Missing
129
0
Menarik nafas dalam
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid tidak
ya
Total
91
70.5
70.5
70.5
38
29.5
29.5
100.0
129
100.0
100.0
b. Teknik distraksi
Statistics
N Valid
129
Missing
Teknik distraksi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid tidak
ya
Total
64
49.6
49.6
49.6
65
50.4
50.4
100.0
129
100.0
100.0
c. Kompres hangat
Statistics
N Valid
Missing
129
0
Kompres hangat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid tidak
ya
Total
88
68.2
68.2
68.2
41
31.8
31.8
100.0
129
100.0
100.0
N Valid
129
Missing
109
84.5
84.5
84.5
20
15.5
15.5
100.0
129
100.0
100.0
e. Pengobatan herbal
Statistics
N Valid
Missing
129
0
Pengobatan herbal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid tidak
ya
Total
78
60.5
60.5
60.5
51
39.5
39.5
100.0
129
100.0
100.0
N Valid
129
Missing
0
Teknik guided imagery
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid tidak
ya
Total
95
73.6
73.6
73.6
34
26.4
26.4
100.0
129
100.0
100.0
N Valid
129
Missing
95
73.6
73.6
73.6
34
26.4
26.4
100.0
129
100.0
100.0
h. Pemijatan
Statistics
N Valid
Missing
129
0
Pemijatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid tidak
ya
Total
104
80.6
80.6
80.6
25
19.4
19.4
100.0
129
100.0
100.0
N Valid
Missing
129
0
89
69.0
69.0
69.0
40
31.0
31.0
100.0
129
100.0
100.0
j. Olah raga
Statistics
N Valid
Missing
129
0
Olah raga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid tidak
ya
Total
99
76.7
76.7
76.7
30
23.3
23.3
100.0
129
100.0
100.0
129
0
69
53.5
53.5
53.5
60
46.5
46.5
100.0
129
100.0
100.0
l. Lain lain
Statistics
N Valid
129
Missing
0
Lain-lain
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid tidak
ya
Total
127
98.4
98.4
98.4
1.6
1.6
100.0
129
100.0
100.0
N Valid
129
Missing
113
87.6
87.6
87.6
16
12.4
12.4
100.0
129
100.0
100.0
129
0
129
100.0
100.0
100.0
Cross Tabulation
a.
21
60
30.2%
16.3%
46.5%
35
44
27.1%
7.0%
34.1%
17
25
13.2%
6.2%
19.4%
91
38
129
70.5%
29.5%
100.0%
ya
Total
Count
% of Total
b.
Total
39
ya
Total
Count
% of Total
31
29
60
24.0%
22.5%
46.5%
20
24
44
15.5%
18.6%
34.1%
13
12
25
10.1%
9.3%
19.4%
64
65
129
49.6%
50.4%
100.0%
c.
15
60
34.9%
11.6%
46.5%
31
13
44
24.0%
10.1%
34.1%
12
13
25
9.3%
10.1%
19.4%
88
41
129
68.2%
31.8%
100.0%
ya
Total
Count
% of Total
d.
Total
45
ya
Total
Count
% of Total
51
60
39.5%
7.0%
46.5%
38
44
29.5%
4.7%
34.1%
20
25
15.5%
3.9%
19.4%
109
20
129
84.5%
15.5%
100.0%
e.
Total
Count
% of Total
f.
ya
Total
36
24
60
27.9%
18.6%
46.5%
25
19
44
19.4%
14.7%
34.1%
17
25
13.2%
6.2%
19.4%
78
51
129
60.5%
39.5%
100.0%
ya
Total
Total
Count
% of Total
46
14
60
35.7%
10.9%
46.5%
34
10
44
26.4%
7.8%
34.1%
15
10
25
11.6%
7.8%
19.4%
95
34
129
73.6%
26.4%
100.0%
g.
Total
Count
% of Total
h.
ya
Total
35
25
60
27.1%
19.4%
46.5%
39
44
30.2%
3.9%
34.1%
21
25
16.3%
3.1%
19.4%
95
34
129
73.6%
26.4%
100.0%
ya
Total
Melakukan pemijatan
DN * a8 Crosstabulation
a8
tidak
DN
Total
Count
% of Total
48
12
60
37.2%
9.3%
46.5%
37
44
28.7%
5.4%
34.1%
19
25
14.7%
4.7%
19.4%
104
25
129
80.6%
19.4%
100.0%
i.
Total
Count
% of Total
j.
ya
Total
43
17
60
33.3%
13.2%
46.5%
27
17
44
20.9%
13.2%
34.1%
19
25
14.7%
4.7%
19.4%
89
40
129
69.0%
31.0%
100.0%
ya
Total
Total
Count
% of Total
48
12
60
37.2%
9.3%
46.5%
32
12
44
24.8%
9.3%
34.1%
19
25
14.7%
4.7%
19.4%
99
30
129
76.7%
23.3%
100.0%
k.
30
60
23.3%
23.3%
46.5%
26
18
44
20.2%
14.0%
34.1%
13
12
25
10.1%
9.3%
19.4%
69
60
129
53.5%
46.5%
100.0%
ya
Total
Count
% of Total
l.
Total
30
ya
Lainnya
DN * a12 Crosstabulation
a12
tidak
DN
Total
Count
% of Total
59
60
45.7%
.8%
46.5%
44
44
34.1%
.0%
34.1%
24
25
18.6%
.8%
19.4%
127
129
98.4%
1.6%
100.0%
10
60
38.8%
7.8%
46.5%
39
44
30.2%
3.9%
34.1%
24
25
18.6%
.8%
19.4%
113
16
129
87.6%
12.4%
100.0%
Count
% of Total
n.
Total
50
ya
DN * a14 Crosstabulation
a14
Tidak
DN
Total
Count
% of Total
Total
60
60
46.5%
46.5%
44
44
34.1%
34.1%
25
25
19.4%
19.4%
129
129
100.0%
100.0%