Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
58
59
LiPPh2 +
dry ice-acetone
LiCl
Eter kering
2LiPPh2 + Br-CH2-CH2-Br
-
20o C
2LiBr + Ph2P-CH2-CH2-PPh2
Bis (1,2-difenilfosfino) etana
Ligan ini telah dikarakterisasi dengan
spektrofotometer FT-IR dan 1H-NMR.
Spektrumnya ada dalam gambar berikut:
Sintesis Senyawa Bis (1,2 Difenilfosfino) Etana dalam Pelarut Dietileter Kering
(Saur Lumban Raja)
61
Studi Pembuatan Briket Arang dari Cangkang Kemiri dengan Variasi Ukuran Partikel
(Junifa Layla Sihombing)
PENDAHULUAN
62
63
4. Briket
arang
yang
diperoleh
dikeringkan di bawah sinar matahari.
5. Dilakukan hal yang sama untuk
pembuatan briket arang dengan
konsentrasi perekat 20% dan 30%.
Pengukuran Nilai Kalor
1. Ditimbang contoh uji briket arang
sebanyak 0,15 g dan dimasukkan ke
dalam cawan silika.
2. kemudian disiapkan kawat untuk
penyala dengan menggulungnya, kedua
ujungnya dihubungkan dengan batangbatang yang terdapat pada bom dan
bagian kawat spiral disentuhkan pada
bagian briket arang yang akan diuji.
3. Kemudian bom ditutup rapat, bom diisi
dengan oksigen perlahan-lahan sampai
tekanan 30 atmosfer.
4. Kemudian bom dimasukkan ke dalam
kalorimeter yang telah diisi air
sebanyak 1350 ml.
5. Kemudian ditutup kalorimeter dengan
penutupnya.
6. Dihidupkan pengaduk air pendingin
selama 5 menit sebelum penyala
dilakukan, lalu dicatat temperatur air
pendingin.
7. Kemudian kawat dinyalakan dengan
menekan tombol yang paling kanan.
8. Air pendingin terus diaduk selama 5
menit setelah penyalaan berlangsung,
kemudian dicatat temperatur akhir
pendingin.
9. Dari hasil pengukuran perubahan
temperatur air pendingin, maka nilai
kalor dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Studi Pembuatan Briket Arang dari Cangkang Kemiri dengan Variasi Ukuran Partikel
(Junifa Layla Sihombing)
Kuat tekan =
3PL
2
2 (kg/cm )
2bd
10
20
30
Nilai
Kalor
(kal/g)
7908
7908
8059
Kuat
Tekan
(kg/cm2)
43,15
18,03
28,75
Nilai
Kalor
(kal/g)
7908
7908
7205
Kuat
Tekan
(kg/cm2)
46,,07
46,08
45,80
Nilai
Kalor
(kal/g)
6854
6677
6677
Kuat
Tekan
(kg/cm2)
53,46
48,79
43,05
Jumlah
Rataan
23 875
7958,33
89,33
29,98
23.021
7673,67
137,95
45,98
20,208
6736
145,30
48,43
40
8075
8075
8259
31,91
31,32
37,68
6502
6502
6853
69,40
58,75
60,10
7205
7205
7205
53,85
42,79
45,96
Jumlah
Rataan
22309
7436,33
100,91
33,64
19857
6618
188,25
62,75
20615
7205
142,6
47,53
60
6502
6677
6677
19856
6618,67
25,43
60,89
30,09
116,41
38,80
5799
5799
6150
17748
5916
60,02
23,39
49,12
132,53
44,18
6150
6556
5259
17965
5988,30
54,72
29,85
65,17
149.74
49,91
20
Jumlah
Rataan
64
Nilai
Ukuran Partikel
Variasi Perekat
7958,33 kal / g
20 mesh
10 %
62,75 kal/ g
40 mesh
20 %
Pembahasan
Dari data pada Tabel 1, maka diperoleh
hasil analisis sifat fisika dan kimia briket
arang dari cangkang kemiri dengan ukuran
partikel tertentu (20, 40, dan 60 mesh)
dengan bahan perekat kanji yang
konsentrasinya ditentukan (10, 20, dan
30%).
Nilai kalor briket arang semakin
meningkat dengan berkurangnya konsentrasi
perekat dan nilai kalor tertinggi terdapat
pada briket arang dengan konsentrasi 10%
dengan ukuran partikel 20 mesh. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tingginya nilai kalor berhubungan
dengan persen perekat partikel. Semakin
rendah persen perekat akan menyebabkan
naiknya nilai kalor hal ini disebabkan
kadar abu yang terkandung dalam perekat
kanji mempengaruhi nilai kalor briket
arang. Semakin rendah konsentrasi
perekat, maka semakin rendah pula kadar
abu yang terkandung dalam perekat
tersebut. Selain itu dengan adanya
tambahan zat yang mudah menguap dari
perekat
kanji
akan
mempengaruhi
tinnginya nilai kalor. Semakin besar
konsentrasi perekat yang digunakan, maka
zat mudah menguap cenderung semakin
besar sehingga nilai kalor briket arang
akan berkurang.
Ukuran partikel juga mempunyai
pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai
kalor briket arang, di mana semakin besar
ukuran partikel (20 mesh) maka nilai kalor
briket arang juga semakin tinggi,
sebaliknya ukuran partikel yang terlalu
halus (60 mesh) menyebabkan nilai kalor
semakin rendah. Hal ini disebabkan karena
65
Studi Pembuatan Briket Arang dari Cangkang Kemiri dengan Variasi Ukuran Partikel
(Junifa Layla Sihombing)
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan,
1994, Pedomam Pembautan Briket Arang,
Departemen Kehutanan No. 3.
Dellolis, G., 1982, Adhesion Theory and Review,
in Charles V. Cangle. Ed., Handbook of
Adhesive Bonding, Mc. Grow-Hill Book
Company, New York.
Gani, Ulum. A., 1995, Pengaruh Pembuatan Rang
Ganda terhadap Kualitas Briket Batubara,
Puslitbang
Geoteknologi
LIPI,
Yogyakarta.
Grover, P. D. dan Misra, 1996, Biomass
Briquetting Technology and Practicers,
Food and Agriculture Organization of
United Natuions, Bangkok.
Pari, G, 2003, Teknologi Alternatif Pemampaatan
Limbah Industri Pengolahan Kayu,
Makalah Falsapah Sains, Jakarta.
Reksowardoyo, 1999, Menunju Perwujudan Industri
Proses dengan Industri Bersih, Prosiding
Seminar Teknik Kimia, ITB, Bandung.
Rudi Harsono, A., Hartono, A. J. dan Hardjanto, D.,
1996, Memahami Polimer dan Perekat,
Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Sembiring, M. T. dan Tuti, S.S., 1998, Arang Aktif
Pengenalan dan Proses Pembuatannya,
karya tulis Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Teknik USU, Medan.
Sunanto, H, 1993, Budidaya Kemiri, Komoditas
Exoport, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Surya I., dan Sembiring, M., 1990, Pengaruh Jenis
dan Kadar Bahan Pengikat terhadap Kuat
Tekan Arang Cetak, Laporan Penelitian,
Fakultas Teknik USU, Medan.
Suganal dan Yuyun, B, 1992, Briket Batubara
Ombilien, Pertambangan dan Energi, No. 2
, Jakarta.
Tala, Lusi, F., 2003, Pengaruh Persen Perekat
Kanji dan Ukuran Partikel terhadap Mutu
Briket Arang dari Cangkang Kelapa Sawit,
Laporan Penelitian FMIPA, USU, Medan.
Tono, E, 1997, Pedoman Membuat Perekat
Sintesis, Cetakan Pertama, Penerbit
Rieneka Cipta, Jakarta.
SARAN
PENDAHULUAN
67
Pengaruh Penambahan Kitin Protein sebagai Zat Aditif pada Makanan Ternak
(Hendri Faisal, Harry Agusnar)
Bahan
Bahan
yang
digunakan
dalam
penelitian adalah HCl pekat, akuades, kulit
udang, pakan ternak, Selenium, H2SO4
pekat, NaOH solid, H3BO3 solid, Indikator
metil merah, indikator metil biru, dan anak
ayam broiler berumur 1 hari.
Metode
Kitin protein diperoleh dengan
menggunakan metode Hackman, 1954.
Kandungan kalsium karbonat dibuang dengan
penambahan HCl 2M ke dalam kulit udang.
Biarkan selama 24 jam dengan pengadukan
sekali-sekali. Kemudian dicuci beberapa kali
dengan air bersih sampai pH netral dan
dikeringkan. Kitin protein dianalisis gugus
fungsinya dengan spektroskopi FT-infra
merah dan dianalisa kandungan proteinnya
dengan metode Kjeldahl. Pencampuran
makanan ayam dan kitin protein dilakukan
dengan metode fisik dengan menggunakan
blender yang kering yaitu dengan
mencampurkan 100 gram pakan ternak
dengan kitin protein 0,5% (b/b), 1,0% (b/b),
1,5% (b/b).
Pembuatan Kitin Protein (Hackman,
1954)
Penyediaan Pakan
- Untuk pakan bercampur 0,5% (b/b) kitin
protein: Ditimbang pakan sebanyak
100 g dan ditambahkan dengan 0,5 g
kitin protein lalu dicampurkan sampai
homogen.
- Untuk pakan bercampur 1,0% (b/b) kitin
protein: Ditimbang pakan sebanyak
100 g dan ditambahkan dengan 1 g kitin
protein lalu dicampurkan sampai homogen.
- Untuk pakan bercampur 1,5% (b/b) kitin
protein: Ditimbang pakan sebanyak
100 g dan dicampurkan dengan 1,5 g
kitin protein lalu dicampurkan sampai
homogen.
Penimbangan Berat Badan Ayam
- Ayam broiler berumur 1 hari ditimbang
berat awal.
- Diberi pakan yang ditambah kitin
protein 0,5% (b/b).
68
53,00
20,52
20,70
20,86
21,11
69
Pengaruh Penambahan Kitin Protein sebagai Zat Aditif pada Makanan Ternak
(Hendri Faisal, Harry Agusnar)
B e ra t b a d a n (g )
640
600
560
0,5% K
520
480
1,5% K
1,0% K
440
Blanko
400
360
320
280
240
200
160
120
80
40
0
0
12
15
18
21
24
27
30
Hari
70
1
4
7
10
13
16
19
22
25
28
30
Jumlah
Pakan
100%
41.67
63.33
105
168.33
233.33
323.33
413.33
486.67
573.33
666.33
736.67
3811.66
Pakan+kitin
protein 0.5%
40
65
125
188.33
268.33
368.33
466.67
536.67
640
673.33
730
4101.66
Kelompok
Pakan+kitin
protein 1.0%
41.67
71,67
150
226.67
333.33
423.33
526.67
616.67
766.67
900
950
5006.68
Pakan+kitin
protein 1.5%
43.33
68,33
98.33
175
258.33
348.33
470
560
646.67
710
790
4168.32
Jumlah
(TPj)
Rerata
(YPj)
166.67
268.33
478.33
758.33
1093.32
1463.32
1876.67
2200.01
2626.67
2950
3206.67
17088.32
41.67
67.08
119.58
189.58
273.33
365.83
469.17
550.01
656.67
737.50
801.67
388.37
F Hitung
F Tabel 5%
16,31
203,10**
-
2,16
Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
3
10
30
43
71948,45
2986021,01
44105,77
Kuadrat
Tengah
23982,82
298602,10
1470,19
KESIMPULAN
71
Pengaruh Penambahan Kitin Protein sebagai Zat Aditif pada Makanan Ternak
(Hendri Faisal, Harry Agusnar)
Robert, G. A. F. 1992. Chitin Chemistry. London:
The MacMillan Press.
Rudall, K M., and Kenchington. 1973. The Chitin
System Biology.Review.
Yarmo, Mohammad Ambar et al. 2000. Study on
the Effect of Protein Chitin as a Chicken
Feed
Additive.Malaysia:
University
Kebangsaan Malaysia.
Yumizal, N. Indriati. Murdinah, T. Wikana. 2001.
Pemanfaatan Kulit Udang sebagai Bahan
Baku Makanan. J. Agritech.Vol 21:3.
Zikakis, J. P. 1984. Chitin Chitosan and Related
Enzymes. New York: Academic Press.
72
INTRODUCTION
Isolation of Anverene from The Antarctic Peninsula Red Algae (Plocamium cartilaginium)
(Albert Pasaribu)
EXPERIMENTAL SECTION
General Experimental Procedures
A Rudolf Instruments Autopol IV
polarimeter was used to acquire optical
rotations using a sodium lamp at 25 oC. A
Hewlet-Packard 8452A diode array UVVIS spectrometer was used to measure
ultraviolet/visible spectra. Infrared spectra
were recorded as KBr pellets using a
Nicolet Avatar 320 FT-IR. 1H and 13C
NMR, HMQC, HMBC, and 1H-1H COSY
spectra were obtained on either a Varian
Inova 500 instrument operating at 500
MHz for 1H NMR and 125 MHz for 13C or
a Bruker Avance 250 instrument operating
at 250 MHz for 1H and 62.5 MHz for 13C,
using residual protonated solvent as 1H
internal standard or 13C absorption lines of
solvent for 13C internal standard. 2D NMR
techniques were optimized as followed:
HMQC, J = 120 Hz HMBC, J = 7 Hz;
COSY, J = 7 Hz. Low and High resolution
EI and CI mass measurements were taken
on a Micromass 70-VSE spectrometer.
QTOF mass measurements were made on a
Micromass
Q-ToF
Ultima
Flash
chromatography utilized EM Science silica
gel 60, 230-400 mesh, and TLC was
carried out on Whatman Partisil K6F silica
gel 60 plates with 0.25 mm thickness or
KC18F silica gel 60 plates with 0.20 mm
thickness. HPLC analyses were conducted
with either a Shimadzu SPD-10A UV-VIS
absorbance detector and/or an Alltech
ELSD 2000 evaporative light-scattering
detector, or a Waters 6000 pump interfaced
to a Waters 486 UV detector. Separations
were achieved with either a YMC-Pack
ODS-AQ (10 mm x 25 cm) or a Waters
Delta-Pak C18 (25 mm x 30 cm) for
reversed-phase or Phenomenex Sphereclone
(10 mm x 25 cm) for normal-phase.
Plant Material
Algal biomass was collected from
among the islands in the vicinity of Palmer
Station, Antarctic (64o 46 S, 64o 03 W) by
74
CH3
H3C
Cl
1
H3C
Br
3
Cl
Br
Br
Anverene (1)
Two
mutually
coupled
transdisubstituted olefenic protons were at
observed in the low-field portion of the 1H
NMR spectrum of anverene (1) 6.58 and
6.40 (J1,2 = 13.5 Hz). Two additional
methines, bearing heteroatom based on
their chemical shift, were observed at
4.39 and 4.33. The high-field region of the
1
H NMR spectrum displayed a methylene
group ( 2.62, m), a singlet indicative of
coincident methyl groups at 1.81. The
low-field shift of all three methyl groups
suggested they were attached to a carbon
bearing a heteroatom. Broadband and
DEPT 13C NMR data identified 10 carbon
signals for anverene (1). Connectivity in
anverene (1) was established by 2D NMR
techniques, including COSY, HMQC, and
HMBC (Figure 1). Mutually coupled
olefenic methines described above
established a terminus from which to
elaborate the remaining connectivity.
Thus, the olefenic methane at 6.40 (H-2)
could be shown by HMBC (Figure 1) to be
adjacent to the heteroatom-bearing
quaternary center at 71.9 (C-3). Further
connectivity from C-4 could be achieved
from COSY correlations of the two
heteroatom-bearing methines at 4.39 (H4) and 4.33 (H-6) to the methylene protons
at 2.62 (H2-5), which established the
central portion of the molecule (Figure 1).
CH3
H3C
Cl
CH2
H3C
Br
Br
Cl
Br
75
Sintesis Senyawa N-Ftaloyl Kitosan Melalui Reaksi Amidasi Antara Kitosan dengan Ftalat Anhidrida
(Misdawati)
PENDAHULUAN
76
Bahan-Bahan
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah kitosan, kertas saring
Whatman, DMF, dietil eter, natrium sulfat
anhidrat, ftalat anhidrat berderajat p.a dari
EMerck.
Metoda Pembuatan Membran NFtaloyl Kitosan
Sebanyak 0,5 g kitosan dimasukkan
ke dalam labu alas bulat volume 250
ml. Labu dihubungkan dengan pengaduk
magnetik dan pendingin bola yang
ujungnya dilengkapi tabung CaCl2. Ke
dalam labu ditambahkan sebanyak 0,444 g
ftalat anhidrat dan 25 ml DMF. Campuran
kemudian direfluks selama 10 jam pada
suhu 130oC. Hasil reaksi diuapkan melalui
destilasi vakum pada suhu 60oC dengan
77
Ftalat Anhidrida
Ftalat anhidrida yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan produk EMerck.
Spektrum FT-IR ftalat anhidrida memberikan
puncak-puncak serapan kimia pada daerah
bilangan gelombang (cm-1) 3090,24;
2654,29; 2364,94; 2013,87; 1851,83;
1763,10; 1695,58; 1170,90; 1109,17;
1070,59; 1006,93.
Sintesis Senyawa N-Ftaloyl Kitosan Melalui Reaksi Amidasi Antara Kitosan dengan Ftalat Anhidrida
(Misdawati)
Pembahasan
Reaksi antara Kitosan dengan Ftalat
Anhidrida
Reaksi kitosan dengan ftalat anhidrida
menghasilkan membran amida yang
merupakan Membran N-Ftaloyl kitosan.
Reaksi diperkirakan adalah sebagai
berikut:
H OH
O
OH
H
NH2
H OH
HO
+
O
n
DMF
130oC
HO
H
NH
OH
H
O C
C OH
Ftalat Anhidrida
Kitosan
N-Ftaloyl Kitosan
H
- NH
+H
OH
H
H OH
H O
DMF
130oC
O-
H O
+
+
O
n
OH
H
NH
O
O
O
C
Kitosan
Ftalat Anhidrat
O
n
OH
N-Ftaloyl Kitosan
78
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kitosan 0,5 g yang direaksikan dengan
ftalat anhidrida 0,444 g (0,003 mol)
dalam pelarut DMF pada suhu 130oC
selama 10 jam dapat menghasilkan
0,37 g membran N-Ftaloyl kitosan
yang merupakan membran amida.
2. Membran amida yang dihasilkan
merupakan senyawa N-Ftaloyl kitosan
yang belum dilakukan pengujiannya
apakah merupakan membran yang
dapat digunakan sebagai pembuluh
darah buatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, (1976), The Merck Index, Merck
and Co.Inc , New Jersey , USA.
79
PENDAHULUAN
Kitin adalah sejenis polisakarida yang
memiliki gugus N-asetil pada atom C-2
dan jika diasetilasi akan menghasilkan
turunan utama yaitu kitosan. Kitosan
adalah polimer alam yang mempunyai
rantai bercabang dengan rumus umum
(C6H11NO4)n. Penambahan garam-garam
anorganik seperti litium klorida pada
membran kitin tersebut akan meningkatkan
sifat-sifat konduktivitas.
Konduktivitas
membran
dapat
ditingkatkan dengan menambahkan sejumlah
logam tertentu ke dalam kitin atau kitosan.
Ada dua cara yang dilakukan untuk
menambah kekuatan pada membran yaitu
dengan cara didop langsung dan cara
perendaman. Membran kitosan lebih mudah
diperoleh dibandingkan dengan membuat
membran kitin karena sifat kelarutannya yang
tinggi terhadap asam asetat. Kekuatan
membran tidak begitu nyata dan perlu
penambahan sedikit sifat pemplastik agar
mudah dibentuk. Adanya penambahan pada
membran dapat mempengaruhi sifat-sifat
maupun daya serapan.
81
Sampel (g)
Kulit Udang
Kitin
Hasil (%)
Kitin 30,6
Kitosan 70,8
Tabel 2. Kadar Abu dan Kadar Air pada Kitin dan Kitosan
No.
Sampel
1
2
Kitin
Kitosan
0,30
0,20
12,20
10,20
Sampel (g)
Kitin
Kitosan
C (%)
46,6
40,3
H (%)
6,8
5,2
N (%)
6,5
7,4
82
A 1654,8
A3386,8
Po
P
Po
= log
P
= log
N-deasetilasi
=1=1-
7,9
= 0,1734
5,3
9,4
= 0,8269
= log
1,4
= log
A1596,9
A3386,8
1
x 100%
1,33
0,1734
83
Konsentrasi Co2+
(ppm)
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
Penyerapan
(%)
100
100
100
97.50
89.00
85
Pengaruh Ukuran Partikel dan Berat Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi terhadap Sifat Kuat Sobek
(Darwin Yunus Nasution)
PENDAHULUAN
86
87
Pengaruh Ukuran Partikel dan Berat Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi terhadap Sifat Kuat Sobek
(Darwin Yunus Nasution)
50
mesh
(N/mm)
40.72
41.35
42.61
60
41.97
Kuat Sobek
100
150
mesh
mesh
(N/mm) (N/mm)
38.07
37.10
39.37
39.01
41.09
40.21
40.55
200
mesh
(N/mm)
36.11
37.99
39.78
39.17
38.98
Berat
(g)
50 mesh
(Shore
A)
30
40
50
60
43
51
60
67
Kekerasan
100
150
mesh
mesh
(Shore
(Shore
A)
A)
47
49
53
55
62
65
69
71
200
mesh
(Shore
A)
52
59
70
74
Kekerasan
(Shore)
Ketahanan Abrasi
(cm3/3000x)
35
3.55
Untuk
pengukuran
kuat
sobek
diperoleh bahwa nilai kuat sobek
bertambah tinggi sebanding dengan
pertambahan berat abu sekam padi sampai
pada berat 50 gram. Kemudian mengalami
penurunan mulai pada saat penambahan
88
35
30
25
20
15
10
80
5
70
0
0
30
40
50
60
Kekerasan (Shore A)
Berat (g)
60
Kekerasan 50
mesh (Shore A)
50
Kekerasan 100
mesh (Shore A)
40
Kekerasan 150
mesh (Shore A)
30
Kekerasan 200
mesh (Shore A)
20
10
0
44
42
50
60
38
36
34
32
50
100
150
80
200
70
Kekerasan (Shore A)
89
40
Berat (g)
40
30
60
50
40
30
20
10
0
50
100
150
200
Pengaruh Ukuran Partikel dan Berat Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi terhadap Sifat Kuat Sobek
(Darwin Yunus Nasution)
3.5
Ketahanan Abrasi
50 mesh (Shore
A)
3
2.5
Ketahanan Abrasi
100 mesh (Shore
A)
Ketahanan Abrasi
150 mesh (Shore
A)
1.5
Ketahanan Abrasi
200 mesh (Shore
A)
1
0.5
0
0
30
40
50
60
Berat (g)
Ketahaaan Abrasi
(cc/3000x)
100
150
200
90
91
JURNAL
SAINS KIMIA
(JOURNAL OF CHEMICAL SCIENCE)
Volume: 10, 2006
JURNAL
SAINS KIMIA
(JOURNAL OF CHEMICAL SCIENCE)
Volume: 10, 2006
INDEX OF SUBJECT
Kappa Karagenan, 20
Kitin, 80
Kitin Protein, 67
Kitosan, 10, 35, 80
Koefisien Serapan, 4
Kompon Karet, 86
Kromatografi Kolom, 51
Kromatografi FT-IR, 51
Limbah Padat, 17
Litiasi, 58
Membran, 10, 80
Minyak Sawit Mentah, 17
N-Ftaloyl Kitosan, 76
NMR, 73
Pakan Ikan, 40
Pakan Ternak, 67
Papan Komposit, 4
Pelarut Kering, 58
Pelet, 40
Pemucatan, 17
Perisai Radiasi, 4
Pharmacological, 73
Plocamium cartilagium, 73
Serat Ijuk, 4
Spektrofotometri Serapan Atom, 35
TiO2, 27
Zat Aditif, 67
JURNAL
SAINS KIMIA
(JOURNAL OF CHEMICAL SCIENCE)
Volume: 10, 2006
Daftar Isi
Volume 10 Nomor 1
13
Modifikasi Serat Ijuk dengan Radiasi Sinar- Suatu Studi untuk Perisai Radiasi
Nuklir
Mimpin Sitepu ..........................................................................................
49
1016
Studi Minyak Sawit Mentah yang Terdapat pada Limbah Padat sebagai Akibat
Proses Pemucatan
Emma Zaidar Nasution ...........................................................................
1719
Pengujian Stabilitas Enzim Bromelin yang Diisolasi dari Bonggol Nanas Serta
Imobilisasi Menggunakan Kappa Karagenan
Firman Sebayang......................................................................................
2026
Pengaruh Waktu Irradiasi dan Laju Alir terhadap Degradasi Fotokatalitik Larutan
Asam Benzoat dengan Titanium Dioksida (TiO2) sebagai Katalis
Darwin Yunus Nasution...........................................................................
2730
3134
3539
Studi Pembuatan Pakan Ikan dari Campuran Ampas Tahu, Ampas Ikan, Darah Sapi
Potong, dan Daun Keladi yang Disesuaikan dengan Standar Mutu Pakan Ikan
Emma Zaidar Nasution ...........................................................................
4045
Volume 10 Nomor 2
Perbandingan Hasil Analisis Beberapa Parameter Mutu pada Crude Palm Olein
yang Diperoleh dari Pencampuran CPO dan RBD Palm Olein terhadap Teoretis
Zul Alfian ..................................................................................................
4650
5157
Sintesis Senyawa Bis (1,2 Difenilfosfino) Etana dalam Pelarut Dietileter Kering
Saur Lumban Raja...................................................................................
5861
Studi Pembuatan Briket Arang dari Cangkang Kemiri dengan Variasi Ukuran
Partikel Arang dan Konsentrasi Perekat
Junifa Layla Sihombing...........................................................................
6266
Pengaruh Penambahan Kitin Protein sebagai Zat Aditif pada Makanan Ternak
untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ayam Broiler
Hendri Faisal ............................................................................................
6772
7375
7679
Penggunaan Membran Kitin dan Turunannya dari Tulang Rawan Cumi-Cumi untuk
Menurunkan Kadar Logam Co
Harry Agusnar..........................................................................................
8085
Pengaruh Ukuran Partikel dan Berat Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi
terhadap Sifat Kuat Sobek, Kekerasan dan Ketahanan Abrasi Kompon
Darwin Yunus Nasution...........................................................................
8691