Está en la página 1de 22

MODUL DASAR 1

Kompetensi Pejabat Struktural di Bidang Kesehatan

Program Pengembangan Kapasitas Manajemen


dan Kepemimpinan Berbasis Kinerja di Papua

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK)


Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada

Ringkasan Modul Dasar


A. Deskripsi singkat
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki
oleh seorang pegawai berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap
perilaku yang diperlukan pada tugas jabatannya sehingga pegawai
tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan
efisien. Ada berbagai jenis Kompetensi: (1) Kompetensi Dasar adalah
kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap pejabat struktural; (2)
Kompetensi Bidang adalah kompetensi yang diperlukan oleh setiap
pejabat struktural sesuai dengan bidang pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya; dan (3) Kompetensi Khusus adalah kompetensi
yang harus dimiliki oleh pejabat struktural dalam mengemban tugas
pokok dan fungsinya sesuai dengan jabatan dan kedudukannya.
Kompetensi Dasar mencakup: Integritas; Kepemimpinan; Perencanaan;
Penganggaran; Pengorganisasian; Kerjasama; dan Fleksibel.
Kompetensi Bidang mencakup Orientasi pada pelayanan;
Orientasi pada kualitas; Berpikir analitis; Berpikir konseptual; Keahlian
tehnikal, manajerial, dan profesional; dan Inovasi. Kompetensi Khusus
didapat melalui Pendidikan; Pelatihan; dan/atau Pengalaman jabatan.
B. Tujuan pembelajaran
a.

Tujuan pembelajaran umum

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta memahami bahwa


pejabat struktural harus mempunyai kompetensi dasar, bidang dan
khusus sesuai Permenkes 971 yang dapat dilatih dan dikembangkan.
b. Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu:

Menjelaskan Pengertian kompetensi secara umum.


Menjelaskan kompetensi Dasar sesuai Permenkes No. 971
tahun 2009
3 | PML Papua

Ringkasan Modul Dasar

Menjelaskan kompetensi Bidang sesuai Permenkes No. 971


tahun 2009
Menjelaskan kompetensi Khusus sesuai Permenkes No. 971
tahun 2009
Menjelaskan risiko bagi organisasi apabila pejabat tidak
kompeten

C. Pokok bahasan dan Sub-pokok bahasan


a) Pokok bahasan 1: Pengertian Kompetensi Secara Umum
b) Pokok bahasan 2: Kompetensi Dasar menurut Permenkes
No. 971 Tahun 2009
c) Pokok Bahasan 3: Kompetensi Bidang menurut Permenkes
No. 971 Tahun 2009
d) Pokok Bahasan 4: Kompetensi Khusus menurut Permenkes
No. 971 Tahun 2009
e) Pokok Bahasan 5: Risiko bagi Orgnisasi Apabila Ada Pejabat
yang Tidak Kompeten
D. Uraian Materi
a.

Pokok bahasan 1: Pengertian Kompetensi Secara Umum

UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: Pasal 1 ayat 10


menyatakan bahwa: Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap
individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Kompetensi menurut Surat Keputusan Mendiknas nomor
045/U/2002, tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan
Kompetensi
adalah
seperangkat
tindakan
cerdas,
penuh
tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu.

PML Papua | 4

Ringkasan Modul Dasar


Pengertian Kompetensi menurut Permenkes No. 971 Tahun
2009, pasal 1 ayat 3: Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik
yang dimiliki oleh seorang pegawai, berupa pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap perilaku yang diperlukan pada tugas jabatannya, sehingga
pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara professional,
efektif dan efisien.
b. Pokok bahasan 2: Kompetensi Dasar menurut Permenkes No. 971
Tahun 2009

Integritas

Adalah kepribadian yang dilandasi unsur kejujuran,


keberanian, kebijaksanaan dan pertanggungjawaban sehingga
menimbulkan kepercayaan dan rasa hormat. (Ratminto & Atik
Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan, 2005).

Kepemimpinan

Kepemimpinan (leading),
yaitu proses memerintah dan
mempengaruhi kegiatan atau
pekerjaan yang saling terkait itu
dapat diarahkan untuk mencapai
tujuan organisasi. Antara lain yang
dilakukan
adalah
memotivasi
bawahan, memerintah mereka,
menyeleksi saluran komunikasi
yang efektif, dan memecahkan
konflik atau masalah yang timbul.

Perencanaan (planning)

Proses menetapkan tujuan, cara pelaksanaan atau


strategi, serta koordinasi kegiatan untuk memperbaharui
rencana dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
5 | PML Papua

Ringkasan Modul Dasar


Perencanaan yang baik merupakan perencanaan yang
melibatkan baik unsur-unsur pimpinan maupun bawahan,
dalam penentuan kebijakan manajemen organisasi. Dalam
menyusun rencana program kerja, yang diperhatikan bukan
hanya keterlibatan bawahan, melainkan juga factor-faktor
internal dan eksternal, terutama dalam membahas suatu
perencanaan yang sifatnya strategik.

Penganggaran

Adanya
desentralisasi
pengelolaan pemerintahan daerah
dan tuntutan masyarakat akan
transparansi
dan
akuntabilitas,
memaksa pemerintah baik pusat
mapun daerah untuk menciptakan
sistem pengelolaan keuangan yang
lebih transparan dan akuntabel.
Sistem
ini
diharapkan
dapat
mewujudkan pengelolaan keuangan secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyakarat. Salah satu masalah penting
dalam pengelolaan keuangan pemerintah
tersebut adalah anggaran.
Anggaran
merupakan
suatu
rencana jangka pendek yang disusun
berdasarkan rencana kegiatan jangka
panjang yang telah ditetapkan dalam
proses penyusunan program. Dimana
anggaran disusun oleh manajemen untuk
jangka waktu satu tahun, yang nantinya
akan membawa perusahaan kepada
PML Papua | 6

Ringkasan Modul Dasar


kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang
telah ditentukan.

Pengorganisasian

Pengorganisasian
(Tjiptoherijanto,
1999:7075):
Pengorganisasian yang dilakukan untuk mengatur/menata
semua anggota dalam organisasi agar mampu bekerja dalam
unit kerja yang ada. Hal ini dilakukan untuk menetapkan
pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,
integrasi, dan koordinasinya.

Kerjasama

Adalah komitmen di antara anggota organisasi untuk


saling mendukung satu sama lain dalam rangka mewujudkan
visi dan misi organisasi. Ini berarti setiap anggota organisasi
harus menghindari ego sektoral dan mementingkan bagian
organisasinya sendiri, yang mengorbankan tujuan organisasi
secara keseluruhan. Nilai-nilai dasar budaya kerja yang
berkaitan erat dengan nilai luhur ini dapat diuraikan sebagai
berikut: kepemimpinan dan keteladanan, kebersamaan dan
dinamika kelompok kerja, dan keteguhan dan ketegasan, serta
semangat dan motivasi

Fleksible

Fleksibilitas (Flexibility) adalah kemampuan untuk


beradaptasi dan bekerja dengan efektif dalam situasi yang
berbeda, dan dengan berbagai individu atau kelompok.
Fleksibilitas membutuhkan kemampuan memahami dan
menghargai pandangan yang berbeda dan bertentangan
mengenai suatu isu, menyesuaikan pendekatannya karena
suatu perubahan situasi, dan dapat menerima dengan mudah
perubahan dalam organisasinya
7 | PML Papua

Ringkasan Modul Dasar


c.

Pokok Bahasan 3: Kompetensi Bidang menurut Permenkes No. 971


Tahun 2009

Orientasi pada pelayanan

Pegawai
pemeritah
harus mampu berperan sebagai
civil servant atau public servant
yaitu mampu menjadi pelayan
publik. Para pimpinan institusi
pemerintah
harus
mampu
menggerakan
organisasinya
dan stafnya untuk mampu
memberikan pelayanan sesuai
dengan
kebutuhan
dan
tuntutan masyarakat. Dalam
rangka perwujudan good governance, dimana akuntabilitas
menjadi salah satu prinsip yang harus dikedepankan dalam
penyelenggaraan pemerintah, maka pelayan publik yang
akuntable menjadi keharusan yang tidak bisa ditunda lagi.

Orientasi pada kualitas

Standar pelayanan merupakan ukuran yang telah


ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik,
dalam standar pelayanan ini juga terdapat baku mutu
pelayanan. Pelayanan prima juga merupakan tuntutan
masyarakat sekaligus merupakan produk yang harus di berikan
oleh institusi pelayanan kesehatan, pelayanan prima akan
bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan
pemerintrah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan
sebagai acuan untuk pengembangan penyusunan standar
pelayanan untuk pelayan, pelanggan atau stakeholder dalam
kegiatan pelayanan.

PML Papua | 8

Ringkasan Modul Dasar


Gerakan perbaikan mutu manajemen yang terkenal
dengan pendekatan Total Quality Managemennt (TQM)
mengenalkan budaya pelayanan yang bertitik tolak pada
norma- norma:

Fokus kepada pelanggan


Melibatkan semua orang
Memenuhi standar
Perbaikan berkesinambungan
Berfikir analitis

Dalam menghadapi permasalahan yang kompleks ini,


maka kepala dinas kesehatan sebagai penggerak dan pimpinan
di wilayah kabupaten/kota harus mampu berfikir kritis, logis dan
strategis, karena dengan cara yang analitis ini kan membuat
pemimpin mampu menyelesaikan segala persoalan dengan
dengan cermat dan bijak. Kemudian mampu menentukan sikap
demi terciptanya kesejahteraan masyarakat.

Berfikir konseptual

Berpikir konseptual adalah proses berpikir yang


melibatkan pemikiran kreatif, dan juga suatu cara mencari ideide untuk memecahkan masalah. Tidak hanya melihat dari skala
masalah yang kecil, tetapi juga termasuk masalah yang besar.
Disatu pihak berfikir konseptual (kreatif) berarti mencari
gambaran besar, sedangkan berpikir analitis melihat gambaran
yang lebih kecil. Kedua jenis pemikiran ini diperlukan dan saling
melengkapi satu sama lain. Kreativitas dapat dikembangkan
melalui peningkatan jumlah dan ragam masukan ke otak,
terutama tentang hal yang baru, dengan memanfaatkan daya
ingat, daya khayal dan daya serap dari otak akan dapat
ditumbuhkan berbagai ide baru menuju kreativitas.

9 | PML Papua

Ringkasan Modul Dasar

Keahlian teknikal, manajerial dan profesional


Keahlian Teknikal
Pemimpin yang sukses mengetahui dan
memahami pekerjaan apa yang mereka kerjakan.
Mereka mampu membuat keputusan berdasarkan
pengetahuan dalam meningkatkan kredibilitas mereka.
Organisasi yang sukses akan mengakui keterampilan
baru dan tanggung jawab yang diperlukan untuk selalu
sukses di tingkatan yang lebih tinggi, dan mereka
bekerja dengan menempatkan orang-orang yang
memenuhi syarat pada posisi-posisi dengan dampak
dan tanggung jawab yang lebih besar.
Kompetensi
juga
memungkinkan
para
pemimpin untuk mengetahui cara mendeteksi ketika
mereka tidak diberitahu secara keseluruhan. Masalah
kompetensi teknis vs keahlian teknis sangat penting.
Namun, itu adalah salah satu yang banyak pemimpin
gagal untuk memahaminya. Para pemimpin yang paling
efektif mampu menyeimbangkan pendekatan ini.

Keahlian Manajerial

Manajemen adalah proses mengarahkan pada


perkembangan, perbaikan, dan alokasi sumber daya
untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer adalah
orang-orang
yang
bertanggung
jawab
bagi
perkembangan dan dalam melaksanakan proses
manajemen. Kegiatan utama dari fungsi manajer adalah
merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan
mengontrol. Dengan menggunakan empat fungsi
tersebut, manajer akan bekerja untuk meningkatkan
efisiensi dan keefektifan pegawai mereka, proses,
proyek, dan organisasi secara keseluruhan.
PML Papua | 10

Ringkasan Modul Dasar


Manajer menggunakan empat macam tipe
perencanaan: strategis, taktikal, operasional, dan
perencanaan berkelanjutan.
Perencanaan strategis terkait penciptaan
perencanaan jangka panjang (1-5 tahun), tujuan ke
luar, dan menentukan kebutuhan-kebutuhan sumber
daya untuk mencapai tujuan.
Perencanaan
taktikal adalah memiliki
jangka waktu yang lebih
pendek (kurang dari
setahun) dan tujuannya
lebih
objektif
yang
mendukung
tujuan
strategis
yang
lebih
strategis.
Perencanaan operasional menciptakan standar
spesifik, metode, kebijakan, dan prosedur yang
digunakan dalam area fungsional yang spesifik
organisasi.
Perencanaan berkelanjutan mengidentifikasi
tindakan alternatif dari situasi yang tidak biasa atau
krisis.

Profesional

Suatu pekerjaan yang bersifat profesional akan


mempergunakan teknik serta prosedur yang bertumpu
pada landasan intelektual, yang secara sengaja harus
dipelajari dan kemudian secara langsung dapat
digunakan bagi kemaslahatan orang lain. Faktor
penting dalam hal ini adalah intelektualitas yang di
11 | PML Papua

Ringkasan Modul Dasar


dalamnya tercakup satu atau beberapa keahlian kerja
yang dianggap mampu menjamin proses pekerjaan dan
hasil kerja yang profesional, atau tercapainya nilai-nilai
tertentu yang dianggap ideal menurut pihak yang
menikmatinya.

Inovasi

Inovasi-inovasi yang berhasil adalah yang


sederhana dan terfokuskan. Inovasi produk dan
pelayanan harus terarah secara spesifik, jelas, dan
memiliki desain yang dapat diterapkan dengan
kebaradaan inovasi itu sendiri.
Yang dijadikan dasar untuk meningkatkan
kemampuan inovasi di bidang produk dan pelayanan
adalah sebagai berikut:
- Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman,
- Menghargai karyawan yang memiliki gagasan
inovasi,
- Berorientasi kepada tindakan untuk berinovasi,
- Menentukan tujuan dalam berinovasi,
- Buatlah produk dengan penuh inovasi dengan
proses secara sederhana,
- Mulailah membuat produk dengan inovasi
yang terkecil,
- Menjalankan uji coba dan merevisinya,
- Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan di
dalam berinovasi,
- Bekerja
dengan
semangat,
mempunyai
keyakinan dan dengan penuh inovasi dan
resiko.

PML Papua | 12

Ringkasan Modul Dasar


Beberapa faktor yang dapat mendukung
tercapainya keberhasilan penerapan kemampuan
inovasi-inovasi menurut James Brian Quinn (1955)
adalah sebagai berikut:
-

Iklim inovasi dan visi.


Orientasi pasar.
Organisasi yang tetap datar dan kecil.
Proses belajar interaktif.

Tahap-tahap
menjadi dua fase:

inovasi

dapat

dikelompokkan

Penciptaan inovasi, adalah kreasi gagasan dan


pemecahan masalah bagi produk atau solusi produk.
Adopsi
inovasi,
adalah
akuisisi
atau
implementasi inovasi yang menjadikan sumber peluang
dari inovasi itu.

d. Pokok Bahasan 4: Kompetensi Khusus menurut Permenkes No. 971


Tahun 2009

Kompetensi pendidikan

Kompetensi Pendidikan Pejabat Struktural Kesehatan


Rumah Sakit. Kompetensi Pendidikan dari pejabat struktural
rumah sakit adalah sebagai berikut:

Kompetensi Pendidikan Direktur Rumah Sakit,


adalah seorang tenaga medis yang mempunyai
kemampuan dan keahlian di bidang perumah
sakitan (umpamanya dr Pelayanan Rumah Sakit)
Kompetendi pendidikan, bagi Wakil Direktur, yang
membidangi
pelayanan
medis,
yang
13 | PML Papua

Ringkasan Modul Dasar

menyelenggarakan pendidikan profesi kedokteran


berkelanjutan dan pendidikan tenaga kesehatan
lainnya adalah Dokter Spesialis atau Dokter dengan
pendidikan Strata 2 bidang Kesehatan.
Kompetensi pendidikan bagi Wakil Direktur yang
membidangi Pelayanan Medis Rumah Sakit yang
tidak menyelenggarakan pendidikan profesi
kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan
dan pendidikan tenaga kesehtan lainny adalah
berlatar belakang pendidikan tenaga medis
dengan pendidikn Sarjana Strata 2 bidang
kesehatan
Kompetensi Pendidikan bagi Wakil direktur
Administrasi Umum, adalah berlatar belakang
pendidikan Sarjana dengan Pendidikan Sarjana
Strata 2 bidang Kesehatan
Kompetensi Pendidikan Wakil Direktur Keuangan,
adalah Sarjna Ekonomi atau akuntansi.
Kompetensi pendidikan bagi Wakil Direktur Sumber
daya Manusia, adalah Pendidikan Sarjana dengan
pendidikan Sarjana Strata 2 (dua) bidang kesehatan
Kompetensi Pendidikan Wakil Direktur Pendidikan,
adalah Pendidikan Tenaga Medis dengan
pendidikan Sarjana Strata 2 bidang kesehatan.
Kompetensi pendidikan bagi Kepala Bidang dan
atau kepala bagian, adalah minimal Sarjana sesuai
bidang kerjanya.
Kompetensi pendidikan bagi Kepala Seksi dan atau
Kepala Subbagian, adalah minimal sarjana sesuai
bidang kerjanya.
Kompetensi Pendidikan bagi pejabat Stuktural pada Dinas
Kesehataan

Provinsi/Kabupaten/Kota.
Kompetensi
Pendidikan
pejabat structural pada dinas kesehatan adalah sebagai berikut:
PML Papua | 14

Ringkasan Modul Dasar

Kompetensi Pendidikan Pejabat structural, bagi


Kepal Dinas dan Sekretaris Dinas kesehatan adalah
Sarjana Kesehatan dengan pendidikan Sarjana
Strata 2 di bidang Kesehatan Masyarakat.
Kompetensi Pendidikan, bagi Kepala Bidang dan
atau Bagian, minimal Sarjana kesehatan
Kompetensi Pendidikan, bagi Kepala seksi dan atau
kepala sub.bagian, adalah minimal Sarjana
kesehatan
Kompetensi Pendidikan Pejabat Struktural Puskesmas

Kompetensi Pendidikan bagi kepala Puskesmas adalah


tenaga medis atau Sarjana Kesehatan lainnya

Kompetensi Pendidikan pejabat UPT / UPTD

Kompetensi pendidikan bagi Kepala UPT/ UPTD adalah


Tenaga medis atau sarjana Kesehatan dengn pendidikan
Sarjana strata 2 di bidang kesehatan.

Kompetensi pelatihan
Kompetensi pelatihan bagi Direktur Rumah Sakit
adalah
- Kompetensi pelatihan bagi Direktur Rumah
Sakit adalah telah mengikuti Pelatihan
perumahsakitan
meliputi
Kepemimpinan,
Kewirausahaan,
Rencana
Aksi
Strategis,
Rencana Implementasi dan Rencana tahunan,
Tata kelola Rumah Sakit, Standar Pelayanan
Minimal,
Sistemk
Akuntabilitas,
Sistem
Renumerasi Rumah Sakit, Pengelolaan Sumber
Daya Manusia.
- Kompetensi Pelatihan bagi Wakil Direktur
adalah
telah
mengikuti
pelatihan
Perumahsakitan
meliputi
Kepemimpinan,
15 | PML Papua

Ringkasan Modul Dasar

PML Papua | 16

Kewirausahaan, Rencana Strategis Bisnis,


Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi
dan Rencana Tahunan, Tata Kelola Rumah
Sakit, Standar Pelayan Minimal, Sistem
Akuntabilitas, Sistem renemurasi Rumah Sakit
dan Pengelolaan sumber Daya Manusia
Kompetensi Pelatihan bagi Wakil Direktur
Umum adalah telah mengikuti pelatihan
Kepemimpinan dan Kewirausahaan, Rencana
Aksi Strategis, Akuntansi, Rencana Bisnis
Anggaran, dan Sistem Informasi.
Kompetensi Pelatihan bagi wakil Direktur
Sumber Daya Manusia adalah telah mengikut
pelatihan Kepemimpinan dan kewirausahaan,
Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi
dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitmen
Pegawai dan Sistem Remunerasi.
Kompetensi Pelatihan bagi Wakil Direktur
Pendidikan adalah telah mengikuti Pelatihan
kepemimpinan dan kewirausahaan, Rencana
Aksi Strategis, Rencana implementasi, system
Rekruitmen Pegawai dan Sistem Remunerasi.
Kompetensi Pelatihan bagi Kepala Bidang dan
atau Bagian adalah telah mengikuti Pelatuhan
kepemimpinan dan Kewirausahaan, rencana
Aksi Strategis, Rencana implementasi dan
Rencana Tahunan, Sistem Rekruitmen Pegawai
dan Sistem Remunerasi
Kompetensi Pelatihan Bagi Kepala seksi dan
atau Kepala Subbgian adalah telah mengikuti
Pelatihan Kepemimpinan dan kewirausahaan,
Rencana Aksi Strategis, Rencana Implementasi
dan Rencana Tahunan, Sistem Rekruitmen
Pegawai dan Sistem Remunerasi.

Ringkasan Modul Dasar

- Pelatihan dimaksud harus dipenuhi sebelum


atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah
menduduki jabatan structural.
Kompetensi Pelatihan Pejabat Struktural Dinas
Kesehatan Provinsi/ Kabupaten /Kota
- Kompetensi Pelatihan bagi Kepala dan
Sekretaris Dinas Kesehatan adalah telah
mengikuti Pelatihan Kepemimpinan, Rencana
Strategis,
Sistem
Menajemen
Informasi
Kesehatan,
Pengembangan
Komunitas,
Surveilans, Epidemiologi, Managemen Bencana
dan Early Worning Outbreaks Recognation
System (EWORS)
- Kompetensi Pelatihan bagi Kepala Bidang dan
atau Kepala Bagian adalah telah mengikuti
pelatihan sesuai dengan bidang Tugasnya
- Kompetensi Pelatihan bagi Kepala Seksi dan atu
Kepala Subbagian adalah telah mengikuti
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pelatihan dimaksud harus dipenuhi sebelum atau


paling lama 1 ( satu ) tahun pertama setelah menduduki
jabatan structural.

Kompetensi Pelatihan Pejabat Struktural Puskesmas

Kompetensi Pelatihan bagi Kepala puskesmas


adalah telah mengikuti pelatihan Manajemen
Puskesmas, dan Pelatihan Fasilitator Pusat Kesehatan
desa

Kompetensi Pelatihan Pejabat Strural UPT/UPTD

Kompetensi Pelatihan bagi Kepala UPT/UPTD


adalah telah mengikuti Pelatihan Rencana strategis,
17 | PML Papua

Ringkasan Modul Dasar


pelatihan Teknis dibidangnya, Kepemimpinan, dan
system Informasi Manajemen Kesehatan
Catatan: Pelatihan dimaksud harus dipenuhi
sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama
setelah menduduki jabatan Struktural.

Kompetensi Pengalaman Jabatan


Kompetensi Pejabat Struktural Rumah Sakit
- Kompetensi Pengalaman jabatan bagi Direktur
Rumah Sakit adalah
- Direktur Rumah Sakit Kelas A , pernah
memimpin Rumah Sakit Kelas B dan atau
pernah menjabat sebagai wakil Direktur
Rumah Sakit Kelas A paling singkat selama
3 tahun
- Direktur Rumahaki Kelas B, pernah
memimpin Rumah sakit Kelas C dan atau
pernah menjabat sebagai Wakil Direktur
Rumah Sakit Kelas B, paling singkat selama
3 ( tiga ) tahun.
- Direktur Rumah sakit Kelas C pernah
Memimpin Rumah Sakit Kelas D dan atau
pernah menjabat sebagai Kepala Bidang
Rumah Sakit kelas C paling singkat selama
1 tahun
- Direktur Rumah Sakit Kelas D, pernah
memimpin Puskesmas paling singkat
selama 1 tahun
- Kompetensi Pengalaman Jabatan bagi Wakil
Direktur yang membidangi Pelayanan Medis RS
yang menyelenggarakan Pendidikan profesi
kedokteran, pendidikan kedokteran yang
berkelanjutan
dan
pendidikan
tenaga
kesehatan lainnya
PML Papua | 18

Ringkasan Modul Dasar


- Kompetensi Pengalaman bagi Wakil Direktur
diutamakan memiliki pengalaman dalam
jabatan paling singkat 3 tahun di Bidang
Pelayabab Medik / Kesehatan
- Kompetensi Pengalaman Jabatan bagi Wail
direktu Administrasi Umum adalah mempunyai
pengalaman jbatan paling singkat 3 (tiga)
tahun dalam bidang tugasnya.
- Kompetensi Pengalaman Jabatan bagi Wakil
Direktur
Keuangan
adalah
memiliki
pengalaman jabatan paling singkat 3 tahun
dalam Bidang Keuangan
- Kompetensi Pengalaman Jabatan bagi wakil
Direktur Pendidikan diutamakan memiliki
Pengalaman Jabatan paling singkat 3 tahun
dalam Bidang Penddikan dan Pelatihan
- Kompetensi Pengalaman Jabatan bagi Kepala
Bidang dan atau Kepala Bagian diutamakan
memiliki pengalaman jabatan paling singkat 3
tahun sesuai dengan bidang tugasnya.
- Pengalaman Jabatan bagi Pejabat Struktural
Dinas Kesehatan
- Kompetensi Pengalaman Jabatan bagi Kepala
dan sekretaris, Kesehatan Provinsi/ Kabupaten
pengalaman Jabatan paling singkat 3 (tiga)
tahun sebagai Kepala Bidang di Dinas
Kesehatan Propinsi/ Kabupaten/ Kota.
e.

Pokok Bahasan 5: Risiko bagi Orgnisasi Apabila Ada Pejabat yang


Tidak Kompeten

Hasil kinerja didasarkan


produk yang dihasilkan jelas.
terjangkau, berdaya guna dan
karena itu dalam pengelolaan

atas tingkat kompetensi individu dan


Sehingga harapan Yankes bermutu,
berhasil guna dapat terpenuhi.Oleh
suatu organisasi yang dalam hal ini
19 | PML Papua

Ringkasan Modul Dasar


adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/kota memerlukan sumber daya
manusia yang mampu menjalankan organisasi, dengan nakoda atau
pejabat strukturalnya yang kompeten. Apabila pejabat atau pengendali
organisasi tidak kompeten maka akan berpengaruh terhadap kinerja
organisasi tersebut. Hasil kinerja didasarkan atas tingkat kompetensi
individu dan produk yang dihasilkan. Pengaruh kompetensi terhadap
proses atau kegiatan organisasi akan berdampak pada kinerja
organisasi.
E.

Rujukan

Conny Semiawan (1984).


Goestch dan Davis (1994) pengertian mutu Goestch dan Davis (1994)
pengertian mutu
James Brian Quinn (1955) kemampuan Inovasi
Kamus besar Bahasa Indonesia, 1995).
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor
63 tahun 2003
Permenkes no 971 th 2009 , pasal 1 ayat 3
Ratminto & Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan, 2005 (Ratminto
& Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan, 2005)
Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti
Perguruan Tinggi
UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10)
Website ; Hatry (1999) penganggaran berbasis hasil (results-based
budgeting),
Website ; Howel dan Heggins,1990) Penerapan kemampuan Inovasi
Website ; Edward de Bono (1970) proses kreatif,
Website ; Gary Dessler (1997 : 263) , John R. Schermerhorn, Jr (1999 :
323), Pengertian Pelatihan
PML Papua | 20

Ringkasan Modul Dasar


Website ; James Brian Quinn (1955)
Website ; Soedijarto (1990:57), dan Philips (1991:43), profesionalisme
Website ; Tjiptoherijanto, 1999:70 75)
Website Osborne dan Gaebler (1992) penganggaran untuk hasil
(budgeting for results).
Website, Supriyono (1990, p.15),
Website: Daviddow dan Utal (1989) ( whatever enhances customer
satisfaction).
Website; Ki Hajar Dewantara, John Stuart Mill dalam Pengertian
Pendidikan
Website; Norman (1991)

21 | PML Papua

Ringkasan Modul Dasar

PML Papua | 22

También podría gustarte