Está en la página 1de 3

1 | H a n d O u t X I I I PA ( I n d o n e s i a p a d a M a s a Re f o rm a s i )

Indonesia Pada Masa Reformasi

Reformasi
Merupakan sebuah suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan yang baru dan secara
hukum menuju ke arah perbaikan

Latar Belakang munculnya Masa Reformasi


o Umum: keberhasilan pembangunan ekonomi dan infrasetruktur pada pemerintahan Orde
Baru tidak diimbangi dengan pembangunan mental (character building) para pelaku
pemerintahan (birokrasi), aparat keamanan maupun pelaku ekonomi, sehingga
o

memunculkan budaya KKN.


Khusus: multi krisis (politik, hukum dan ekonomi):
1. Krisis Politik
a. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Baru yang tidak sesuai dengan pasal 2
UUD 1945
b. Peristiwa penyerangan kantor pusat PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro oleh
kelompok Suryadi (peristiwa 27 Juli 1996)
c. Pemilu 1999 yang tidak jujur dan Nepotisme dalam tubuh MPR
d. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintahan
2. Krisis Hukum
a. Ketidakadilan pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru. Pada
masa Orde Baru secara de facto, yudikatif di bawah eksekutif sehingga hukum
sering digunakan alat pembenar atas tindakan dan kebijakan pemerintah maupun
penguasa.
b. Masyarakat menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat
mendudukkan masalah-masalah hukum sebagaimana mestinya.
3. Krisis Ekonomi
a. Umum:
Hutang Luar negeri yang jatuh tempo
Pembangunan ekonomi dan infrastruktur pada masa Orde Baru ternyata
berasal dari utang luar negeri
Utang luar negeri tidak sepenuhnya utang negara namun juga swasta yang

karena krisis moneter harus dibayarkan oleh negara


Penyimpangan terhadap pasal 33 UUD 1945, yakni tujuan Orde Baru yang
ingin menjadikan RI sebagai negara industri tidak didasarkan pertimbangan

riil dalam masyarakat (agraris dan berpendidikan rendah).


Pola pembangunan dan pemerintahan yang sentralistik, yaitu hanya berpusat
pada ibu kota, sementara pembangunan di daerah tidak diperhatikan padahal
daerah telah ikut serta menyumbang devisa negara dengan sumber-sumber
energi yang dimilikinya

b. Khusus:
Krisis global yang tidak dapat diatasi oleh pemerintah Indonesia
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
Pertumbuhan ekonomi 0%
Likuidasi Bank
Besarnya gelombang PHK
Inflasi (naiknya harga-harga kebutuhan pokok atau sembako)
4. Krisis Sosial

2 | H a n d O u t X I I I PA ( I n d o n e s i a p a d a M a s a Re f o rm a s i )

pertikaian etnis di beberapa tempat di luar jawa (di Kalimantan yakni antara
suku Dayak dan suku Madura, Maluku yakni antara penduduk Islam dan

Kristen)
pertikaian massa yang dibuat seolah-olah sebagai sebuah kegagalan
akulturasi (racialized pogram)

Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Masa Reformasi


1. Gerakan Reformasi
Gerakan reformasi dimotori oleh mahasiswa untuk mengadakan pembaharuan dan perubahan,
terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan hukum.
Saat itu mahasiswa memiliki kekuatan dan kharisma yang dapat menggalang solidaritas baik sesama
mahasiswa maupun elemen masyarakat lainnya untuk melakukan perubahan.
Mahasiswa menempati kelas menengah dimana akses pengetahuan dan informasi lebih lebar dari
pada masyarakat pada umumnya.
2. Agenda reformasi:
a. Adili Soeharto dan Kroni-kroninya
b. Amandemen UUD 1945
c. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
d. Otonomi daerah yang seluas-luasnya
e. Supremasi hukum
f. Pemerintahan yang bersih dari KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme)
3. Kronologi Reformasi:
a. Demonstrasi Mahasiswa
b. 12 Mei 1998, Peristiwa Trisakti yang ditandai dengan tewasnya 4 Pahlawan Reformasi
c. 13-14 Mei 1998, Tragedi Mei 1998 yang mencakup: penjarahan massal, pembakaran ruku dan
tempat tinggal, serta pelecehan hingga perkosaan massal
d. 19 Mei 1998 mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR di Jakarta. Sementara di dalam
gedung, para anggota MPR sedang melaksanakan Sidang Istimewa
e. 20 Mei 1998, Soeharto mengundang tokoh-tokoh untuk dimintai pertimbangannya dalam
f.

membentuk Dewan Reformasi


21 Mei 1998, Soeharto meletakkan jabatannya dan menunjuk Habibie sebagai presiden

Keadaan Sosial, Politik dan ekonomi pada masa Reformasi


1. Pengangkatan Habibie menjadi Presiden Republik Indonesia, di depan Mahkamah Agung dan
personil MPR dan DPR
Dilihat dari segi hukum materiil (normatif yuridis) naiknya Habibie menjadi presiden adalah sah
sesuai hukum (sesuai dengan Tap MRP No. VII/MPR/1973).
Dari segi hukum formal, pengangkatan Habibie sebagai presiden inskonstitusional (tidak sesuai
dengan hukum) karena pelimpahan wewenang dari Soeharto ke Habibie tidak melalui acara yang
resmi yakni sidang DPR/MPR.
Beberapa Hal yang dilakukan oleh Habibie untuk memperbaiki perekonomian:
a. merekapitulasi perbankan
b. merekonstruksi perekonomian Indonesia
c. melikuidasi beberapa bank bermasalah
d. menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
e. melaksanakan agenda reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF
2. Pembebasan para tahanan politik yang dipenjarakan pada masa Orde Baru, misalnya: Sri Bintang
Pamungkas (mantan Anggota DPR yang menggelar aksi demonstrasi menentang kebijakan

3 | H a n d O u t X I I I PA ( I n d o n e s i a p a d a M a s a Re f o rm a s i )
Soeharto), Mochtar Pakpakhan (pemimpin serikat buruh yang dijatuhi hukuman karena dituduh
memicu kericuhan Medan 1994)
3. Munculnya kebebasan berserikat dan membentuk organisasi. Salah satu contohnya adalah
dicabutnya larangan mendirikan serikat-serikat buruh independen.
4. Kebebasan menyampaikan pendapat mulai terbuka yang mengacu pada UU no. 9 tahun 1998.
5. Berkurangnya peran ABRI dalam kehidupan politik dengan dicabutnya Dwifungsi ABRI.
6. Reformasi Bidang Hukum yang dilakukan untuk memperbaiki sistem hukum pada masa Orde
Baru yang bersifat positif-instrumentalis yakni menjadi alat dalam pelaksanaan ideologi dan
program negara.
7. Sidang Istimewa MPR
Dalam sejarah Indonesia, Sidang Istimewa telah dua kali dilaksanakan oleh MPR, yakni pada
tahun 1967 untuk memberhentikan Presiden Soekarno dan 1999. Sidang ini dilaksanakan karena
desakan Mahasiswa dan Masyarakat yang melakukan demonstrasi besar di Jakarta yang dikenal
dengan Peristiwa Semanggi I (tewasnya beberapa mahasiswa di daerah Semanggi)
8. Pelaksanaan Pemilu yang bersifat demokratis, diikuti oleh 48 Partai Politik yang ditangani oleh
suatu lembaga yang bernama KPU (Komisi Pemilihan Umum).
9. Sidang Umum MPR dan hasil Pemilu 1999 yang memutuskan Amien Rais sebagai ketua MPR
dan menolak pertanggung jawaban Habibie terutama mengenai masalah Timor Timur.

También podría gustarte