Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
M
ME
EKAR
KA
K
AR | ED
EDISI
DIS
SI 022 | TA
TTAHUN
TAHU
AHU
HUN XX
XXV
XV | JU
JULI-SEPTEMBER
ULLII-S
SEPTEM
MB
M
BER
ER 22015
015
01
0
01
1
02
DAPUR
REDAKSI
Pelindung:
Uskup Bogor,
Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM
Dewan Penasihat:
Staff Kuria Keuskupan Bogor
Redaktur Ahli:
RD. Ch. Tri Harsono RD. Yohanes Driyanto
RD. Alfons Sutarno
Sidang Redaksi:
RD. Alfonsus Sutarno RD. Yustinus Joned S
RD. Lucius Joko K RD.Agustinus Suyatno
St. K. Kristyono Darius Lekalawo
Ambrosius S. Mally Ign. Happy Delima
Pemimpin Umum/ Pemimpin Redaksi:
RD. Yustinus Joned S
Redaktur Bahasa:
RD. Alfonsus Sutarno
Redaktur Pelaksana:
Stanislaus Kostka Kristyono
Redaktur Artistik:
Darius Lekalawo
Ilustrator:
RD. Nikasius Jatmiko
Pemimpin Perusahaan:
Ambrosius S. Mally
Administrasi:
Ign. Happy Delima
Sirkulasi dan Distribusi:
RD. Yustinus Joned S Komsos Keuskupan
Bogor Sekretariat Paroki Keuskupan Bogor
Iklan & Promosi:
RD. Alfons Sutarno (0812 111 0457)
Anastasia Sanny K. (0812 10273 949)
Ambrosius Satu Mally (021 7076 4215)
Ign. Happy Delima (0812 10 818 009)
Alamat Redaksi:
Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor
Jl. Kapten Muslihat No. 22 BOGOR 16122
Tel.: (0251) 831 3997 Fax.: (0251) 835 9102
E-mail: mekar@keuskupanbogor.org
perhatian kita bersama terkait sistem pendidikan yang memampukan seseorang untuk bisa beriman dan mengaktualisasikan diri seturut apa yang ia imani.
Konsili Vatikan II dalam dokumen Gaudium et Spes (Kegembiaraan dan Harapan) menegaskan: Para awam yang di dalam
seluruh kehidupan memiliki peranan aktif yang harus dijalankan,
bukan saja berkewajiban meresapi dengan semangat kristen, akan
tetapi juga dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di dalam segala
hal, justru di tengah pergaulan hidup manusia (GS 43). Bagaimana seorang Katolik dapat meresapi dunia sekitarnya dengan semangat kristiani apabila ia sendiri tidak tahu akan inti ajaran agamanya? Atau bagaimana mungkin agama dapat berperan sebagai
motivator dan dinamisator serta pengarah pembangunan, kalau
para penganut agama kurang faham akan agama itu sendiri?
Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa yang
ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya
bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam hidup nyata sehari-hari. Seorang beriman
yang sejati adalah seorang yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan menghayati kehadiran Allah dalam hidup
nyatanya, dan berusaha untuk melaksanakan kehendak Allah bagi
dirinya dalam konteks hidup nyatanya.
Oleh karena itu, pendidikan agama Katolik merupakan salah
satu usaha untuk memampukan setiap pribadi menjalani proses
pemahaman, pergumulan dan penghayatan iman dalam konteks
hidup nyatanya di berbagai bidang seperti politik, moral, kesenian,
ilmu pengetahuan, budaya, hukum, berbagai keprihatinan di masyarakat, termasuk kerukunan umat beragama. Dengan demikian
proses ini mengandung unsur pemahaman iman, pergumulan
iman, penghayatan iman dan hidup nyata. Proses semacam ini
diharapkan semakin memperteguh dan mendewasakan iman sehingga sehingga setiap pribadi dimampukan menjadi saksi Kristus
di tengah masyarakat. nRD. Y. Joned
MEKARIA
03
DAFTAR ISI
Dapur Redaksi
Sajian Utama
Geliat Paroki Gereja Tenda .......................................06
Umat Berbicara
Suara Gembala
Bina Iman
Tokoh Kita
Konsultasi
Jejak
Sajian Khusus
Seruan Pertobatan Ekologis ....................................18
Kabar Dekanat
Renungan
Kemah Allah
SURAT
PEMBACA
Terkesan
Patrilineal
Pengeras
Suara
05
SAJIAN
UTAMA
06
06
ME
ME
EK
KA
K
AR | ED
AR
E
DIS
SI 022 | T
TA
AHU
HUN X
XX
XV | JULI
JJULI-SEPTEMBER
JU
ULI
LI-S
SE
EP
PT
TE
EMBE
MBER
MB
ER 22015
015
01
MEKAR
EDISI
TAHUN
XXV
Belajar
bersosialisasi
Permasalahan yang dak
jarang ditemukan pada kaum
muda adalah kesadaran untuk
melakukan proses pembelajaran
demi masa depan masingmasing yang dak selalu
dilakukan. Kalau pun mereka
melakukannya, apa yang mereka
lakukan kadang dak sesuai
dengan potensi dirinya.
Trend dan gaya hidup
kekinian membuat mereka
ikut-ikutan. Bisa jadi, mereka
berupaya menyenangkan diri
dalam kepura-puraan hanya
giku
k gaya
ga hidup
hid
idup
up
untukk meng
mengiku
SAJIAN
UTAMA
yang menjadi ikon zamannya.
Perkembangan prasarana
teknologi informasi, contohnya,
dak menjadikan mereka cerdas
dalam menanggapi kemajuan
teknologi, tetapi menjadikan
mereka resah apabila belum
memiliki benda ajaib itu.
Paroki, sebagai sebuah
lembaga pendidikan iman umat
mengemban tugas dan tanggung
jawab moral mempersiapkan
kaum muda paroki. Mereka
perlu dididik agar memiliki
ketangguhan iman, dan siap
menatap masa
depan yang
baik. Belajar
selayaknya dilakukan
sepanjang hayat.
Melalui organisasi Orang
Muda Katolik (OMK), kaum
muda di paroki dapat belajar
bersosialisasi dan berorganisasi.
Melalui pergaulan di lingkungan
paroki, mereka dapat saling
berbagi rasa, saling mengisi
dan melengkapi, serta saling
mencerdaskan.
Kaum muda perlu secara
berkesinambungan melakukan
proses pencerdasan sedini
mungkin, bukan hanya
mengharapkan impian yang
ditawarkan dunia yang gemerlap.
Ngeriung
Gereja tenda, yang
memiliki halaman cukup luas,
menghadirkan suasana yang
nyaman dan guyub bagi umat
Paroki St. Joannes Bapsta,
Parung. Kaum mudanya selalu
ngeriung
seusai Misa Kudus.
Di berbagai sudut terlihat
kelompok-kelompok orang
dengan kegiatan masing-masing.
Ada kelompok orang
yang hanya ngobrol, ada
kelompok pembinaan iman,
sekumpulan orangtua yang
menunggui putra-putri mereka
yang mengiku bina iman,
sampai pada kelompok orang
yang mengadakan rapat/
pertemuan tertentu. Termasuk
dalam hal ini kerumunan orang
muda. Kelompok-kelompok
ini menjadikan suasana gereja
tenda di Paroki St. Joannes
Bapsta Parung menjadi
semarak.
mengembangkan
talentanya masing-masing.
Mengacu pada kebijakan
Keuskupan yang mencanangkan
lima prioritas, yakni: keluarga,
OMK, pendidikan, dimensi Polik
dalam hidup menggereja, serta
pengembangan SDM, Romo
Albertus Simbol Gaib Pratolo,
Pr mencanangkan Pendidikan
Nilai-Nilai pada Kaum Muda
sebagai Program Pastoral tahun
2015.
Gereja adalah sekumpulan
umat beriman mendalam
kepada Yesus Kristus. Oleh
07
SAJIAN
UTAMA
karena itu, siapa pun yang
menjadi warga Gereja memiliki
tanggung jawab yang sama
terhadap keberlangsungan
Gereja. Keberlangsungan paroki
memerlukan orang-orang yang
peduli dan terpanggil menjadi
pengurus, terutama pembina
kaum muda. Pencanangan
pendidikan nilai-nilai kepada
kaum muda ini diharapkan
dapat menjadi sarana untuk
membekali kaum muda agar
siap melanjutkan estafet
kepengurusan Paroki. Tematema pendidikan nilai yang
dirancang untuk tahun 2015
adalah eka dan nilai-nilai
moral yang dimulai dari
kehidupan keluarga, pergaulan
dan lingkungan hidup serta
pembinaan bakat yang bersifat
liturgis dan nonliturgis.
Rekoleksi
Dalam menyambut
pencanangan program
kegiatan tahun 2015, pada
67 Desember 2014 Seksi
Kepemudaan dan OMK Paroki
St. Joannes Bapsta Parung
menyelenggarakan Rekoleksi
Temu Kaum Muda Katolik.
Temanya: Mengembangkan
talenta untuk menatap masa
depan.
Dengan tema tersebut
diharapkan kesadaran kaum
muda untuk menggali
talenta
08
08
MEK
ME
MEKAR
KA
AR | ED
E
EDISI
DIS
SI 0022 | TA
TTAHUN
AHU
HUN X
XX
XXV
XV | JJU
JULI-SEPTEMBER
ULLII-S
UL
SE
EP
PT
TE
EM
MB
BER
ER 22015
00115
Nilai Liturgis
Misa Kudus adalah puncak
liturgi yang harus dihaya. Dia
menjadi kebutuhan baniah
yang melekat pada kaum muda.
Koor merupakan salah satu
komponen liturgis yang mampu
membawa umat ke suasana
keheningan dan kesemarakan
upacara Misa Kudus. Berlah
koor secara disiplin dan
SAJIAN
UTAMA
terhadap kebersihan lingkungan.
Gereja telah menyiapkan bak
sampah yang dirancang untuk
dikembangkan sebagai bank
sampah.
Pencanangan kebersihan
telah dimulai tahun 2014
ini memperoleh tanggapan
yang bagus dari para peserta
penerima sakramen Krisma.
Sebagian dana yang berhasil
mereka disisihkan digunakan
untuk membeli bak-bak sampah.
berkesinambungan, serta
mengungkapkannya dalam Misa
Kudus merupakan pembinaan
nilai-nilai keimanan bagi siapa
pun yang melakukannya.
OMK Paroki St. Joannes
Bapsta, Parung telah
membentuk kelompok koor
kaum muda yang diberi nama
Lauda Sion. Pasang surut anggota
yang silih bergan merupakan
perjuangan tersendiri bagi m
Koor Lauda Sion. Kesibukan para
anggota yang sudah bekerja,
serta kesibukan belajar bagi
mereka yang sekolah/ kuliah
merupakan kendala dalam
pembinaan kaum muda.
Melalui tangan dingin
Agusnus Indarto sebagai
pelah dan dirigen, dan dikawal
oleh Bapak Stef. Sugiarto
dari Seksi Kepemudaan,
Tim Koor Lauda Sion telah
memperoleh kepercayaan untuk
menyemarakkan misa-misa
pernikahan di beberapa Paroki.
Bahkan Paroki di luar wilayah
Keuskupan Bogor.
Busana bukan sekedar
hiasan yang membuat mereka
lebih tampan atau lebih
cank. Mereka sepakat bahwa
busana juga merupakan sarana
untuk menanamkan nilai-nilai
kedisiplinan serta percaya diri.
Misalnya pada Misa Natal,
mereka sepakat memilih kostum
yang bersifat formal. Mereka pun
Kebersihan
Lingkungan
Pendidikan nilai-nilai yang
dicanangkan dalam Program
Paroki 2015 melipu juga
kepedulian kaum muda dan
anak-anak terhadap kebersihan
lingkungan. Semangat untuk
menjaga kebersihan pada
dasarnya merupakan penanaman
nilai-nilai pengembangan pribadi
yang berdisiplin dan peka
lingkungan.
Gereja tenda yang menyatu
dengan halaman tanpa sekat,
serta lapak-lapak bagi warga
sekitar untuk berjualan
makanan, menimbulkan sampahsampah yang berserakan di
berbagai sudut. Pastor Paroki,
melalui homilinya terusmenerus menggaungkan
perlunya pembelajaran disiplin
pada anak-anak, antara lain
Valentine Day
Tanggal 14 Februari
merupakan tanggal yang
memiliki ar khusus bagi kaum
muda. Valenne day, demikian
mereka menyebutnya. OMK
Paroki St. Joannes Bapsta juga
ikut merayakan hari Valenne
tersebut. Seksi Kepemudaan
ikut mengawal acara tersebut.
Misalnya Valenne Day tahun
2015 ini. Mereka memberikan
pembekalan nilai-nilai dalam
pergaulan dalam bentuk
ceramah singkat bertema Ar
Cinta menurut Ajaran Katolik.
Materi ceramah memberi
pencerahan bahwa tanpa kasih
cinta takkan ada. Ungkapan
yang berbunyi cinta itu buta
menunjukkan cinta yang tanpa
kasih. Dengan kasih cinta akan
memberikan kebahagiaan dan
kedamaian.
Oleh karena itu, kasih harus
senanasa ada dalam cinta. Roh
Kudus harus menjiwai cinta dan
kasih seseorang agar Bapa di
09
SAJIAN
UTAMA
surga
mendengarkan dan
memberikan yang terbaik bagi
siapa pun yang penuh kasih dan
cinta.
Selesai ceramah, acara
dilanjutkan dengan berbagai
permainan hasil kreavitas
mereka sendiri. Permainan ini
mampu membuat peserta saling
mengenal dengan lebih baik,
membuat mereka sadar akan
perlunya teman.
Rencana kegiatan
RD. Habel Jadera dari
Komisi Kepemudaan Keuskupan
Bogor pernah melakukan dialog
dengan OMK keka berkunjung
ke Paroki St. Joannes Bapsta,
Parung. Dia memberikan arahan
strategis dalam melakukan
kegiatan OMK yang berkualitas
dan berkesinambungan.
Memang secara umum,
kegiatan yang dirancang selalu
terkendala kehadiran peserta
dengan berbagai alasan yang
dapat dimenger. Kesempatan
berkegiatan hanya efekf
diselenggarakan pada Sabtu
malam dan Minggu. Akibatnya
produkvitas kegiatan juga
10
terbatas.
Meskipun demikian
semangat untuk berkegiatan
perlu selalu ditumbuhkan.
Menindaklanju hasil
pertemuan dengan Komisi
Kepemudaan Keuskupan, OMK
Paroki St. Joannes Bapsta
merancang kegiatan nyata yang
dapat dilaksanakan. Kegiatan
tersebut melipu doa Rosario
OMK di bulan Mei, pelahan
fotografi dan penyajiannya
dalam media massa di bulan
Juni, pelahan terkait menjadi
pribadi yang menarik di
bulan Juli/Agustus. Di bulan
berikutnya, Agustus/ September,
mereka merencanakan pelahan
MC dan Lektor. Kemudian ziarah
ke sembilan gereja/ gua Maria
di Keuskupan Bogor. Bulan
November/ Desember diisi
dengan lahan koor sebagai
persiapan tugas koor pada
Malam Natal.
Bina Iman
Bina Iman juga merupakan
kegiatan pendidikan iman yang
berjalan run seap Minggu.
Kegiatan ini ditangani oleh Seksi
Karya Misioner. Saat ini murid-
murid
sekolah yang dilayani
melipu murid TK: 5 orang,
SD kelas 1 6: 79 orang, SMP
kelas 7 9: 32 orang dan SMU
kelas 10 12: 21 orang. Semua
kegiatan dilakukan di bawah
tenda. Gereja perjuangan
atau Gereja tenda, sebut umat
Paroki. Walaupun para peserta
Bina Iman mengerjakan lahanlahan soal bermejakan bangku
bakso, mereka tetap ceria.
Para peserta Bina Iman
juga mendapat tugas koor di
seap pesta Natal. Mereka juga
terlibat dalam kegiatan liturgis,
agar penghayatan keimanan
mereka diperkuat. Semangat dan
keceriaan selalu terpancar pada
anak-anak Paroki St. Joannes
Bapsta ini, walaupun kegiatan
dilakukan di suatu tempat yang
hanya beratapkan kerangka baja
ringan tanpa selimut.
Relawan yang secara tulus
menjadi pengajar adalah para
guru sekolah umum dan relawan
lain yang memang peduli pada
pendidikan anak.
Demikianlah gambaran
kegiatan paroki St. Joannes
Bapsta Parung. Semoga Tuhan
memberka. nFX Rahyono
SAJIAN
UTAMA
Peran Tertentu
Setelah Ekaris, kegiatan
dilanjutkan dengan talkshow
dan pentas seni di aula paroki.
Kemasan talkshow yang
dirancang seper
acara
ME
M
MEKAR
EKA
KAR | E
ED
EDISI
DISI
DIS
ISI 0022 | T
IS
TA
TAHUN
A
AH
HUN XX
HU
X
XXV
XV | JU
XV
JJULI-SEPTEMBER
ULLII-S
-SE
EP
PTE
EM
MB
BE
ER
R 22015
015
01
15
11
11
SAJIAN
UTAMA
Ini Talkshow di salah satu
siaran televisi ini membuat acara
dak kering dan membosankan.
Sebagai tamu talkshow,
dihadirkan RD. Driyanto dan
salah satu aktor antagonis
sinetron Indonesia Fairly
Wamena (Eyi), dia adalah
umat paroki St. Markus.
Sehubungan dengan
pertanyaan mengapa kaum
muda harus melayani, dengan
penuh canda RD. Driyanto
memaparkan bahwa ada peran
tertentu yang sepernya sudah
dirancang Allah. Itu harus
dijalankan kaum muda dan
mungkin dak bisa dilakukan
orang lain. Maka keka kita
sekarang ada disini, sebenarnya
memang dalam rangka
rangcangan Allah itu, katanya.
Lebih lanjut beliau
menjelaskan: Karena manusia
diciptakan, maka dia hidup dan
memiliki peran untuk melayani
sehingga ada pekerjaan tertentu
yang harus diselesaikan. Pada
prinsipnya, karena manusia
itu homo socius, maka ada
keinginan
12
12
ME
M
EK
KA
A
AR
R | ED
E
DIIS
SI 0022 | TA
TAHU
AHU
HUN
UN XXV
XX
XV | JU
JJULI-SEPTEMBER
ULI
LI-S
LI-S
-SEP
EPTE
TEMB
MBE
ER
R 22015
0 5
01
MEKAR
EDISI
TAHUN
UMAT
BERBICARA
Belum Betul-Betul
Katolik
13
UMAT
BERBICARA
pertanyaan apakah saya betul-betul belum
menjadi katolik hanya karena dak masuk
ke dalam? Pertanyaan ini saya kaitkan dengan
pengalaman saya beberapa waktu yang lalu
sebagai salah seorang pengurus Dewan Paroki.
Saat itu seluruh waktu dan pikiran saya curahkan
untuk melayani umat di Paroki tersebut. Bersama
pengurus lain kami selalu berpikir/berusaha
meningkatkan pelayanan dan memajukan Gereja
kami.
Hal itu sangat berbeda dengan pastor Paroki
yang menggankan pastor Paroki saya yang lama.
Pastor Paroki yang baru ini justru melarang
saya untuk masuk ke dalam. Memang dia dak
pernah mengatakan langsung pada saya. Tapi dari
beberapa sumber saya memperoleh informasi
bahwa pastor tersebut dak senang kalau
saya masuk ke dalam. Arnya janganlah saya
dilibatkan dalam kegiatan Gereja apa pun. Apa
alasannya, saya dak pernah tahu dan dak pernah
diberitahu. Demikian juga halnya dengan mereka
yang dulu pernah sama-sama menjadi pengurus
Dewan Paroki.
Memang seap pastor punya kebijakan sendiri
dalam memimpin sebuah Paroki. Seap pastor
punya gaya dan cara sendiri dalam memimpin
sebuah paroki. Dia punya hak, wewenang dan
tanggungjawab dalam memimpin sebuah Paroki.
Dalam kondisi seper yang saya alami di
atas, apakah saya masih termasuk dalam kategori
dak masuk ke dalam atau dak mau masuk ke
dalam?nNama dan alamat diketahui Redaksi.
Tampilannya OKE
aya semakin senang
dengan majalah Mekar
SKKeuskupan
Bogor yang
sudah
su semakin sadar akan
adanya
perubahan dan
ad
pekembangan
peradaban dan
p
teknologi
yang semakin hari
te
semakin
laju. Bahkan bisa
se
dikatakan
semakin kencang.
d
Karena itu arkel
dan
d tulisan harus terus
diupgrade. Tampilannya sudah oke, berbeda sekali
dengan penampilan sebelumnya. Mantap....
Johanna Ruslan Depok
Terima kasih. Red.
14
SUARA
GEMBALA
RD Nikasius Jatmiko
Empat unsur
Pendidikan seminari
sebetulnya mencakup berbagai
sudut ilmu demi mencapai
sebuah keutuhan dan
keseimbangan calon imam.
Ibarat sebuah mobil yang dak
hanya terkait asesoris kendaraan,
tetapi juga perangkat mesin yang
baik. Keka semuanya imbang,
maka kendaraan itu akan
berjalan dengan baik, menarik
untuk dilihat, dan nyaman
dikendarai.
Ada empat unsur yang
terkait dalam pendidikan
seminari. Keempat unsur
itu adalah: bonum, verum,
pulchrum, dan sanctum.
Bonum berhubungan
dengan unsur baik dan buruk.
Ini menjadi wilayah pendidikan
moral. Pendidikan seminari
secara khusus harus membentuk
kehidupan moral yang baik.
Sedaknya kearifan menangani
persoalan dunia yang mulai
15
SUARA
GEMBALA
Fides et Ratio
Paus Yohanes
mempersingkat keempat unsur
di atas menjadi Fides et Rao.
Dalam hal ini Paus nampaknya
lebih menekankan sebuah
dikotomi antara dua sisi yang
sering kali bertabrakan di
dunia ini. Paus mengingatkan
bahwa kedua pilar itu dak
bisa dipisahkan karena Tuhan
menciptakan keduanya ada
dalam diri manusia. Manusia
harus mengembangkan
keduanya itu secara seimbang.
Bonum, Verum, Pulchrum dan
Sanctum tetap harus dihidupkan
dalam dua pilar besar itu.
Kemampuan
menggabungkan dua sisi ini
membutuhkan sebuah proses
yang panjang dan dak bisa serta
Pendidikan Seminari
Panggilan hidup menjadi
imam masih ada. Se daknya
pendidikan seminari masih
berlangsung sampai sekarang.
Dari sisi jumlah peminat
memang mulai menurun
dibandingkan jaman dulu.
Jaman dulu pendidikan umum
masih sangat terbatas. Dalam
hal ini pendidikan seminari
memberikan sumbangan sangat
berharga kepada umat.
Zaman sekarang
bermunculan aneka pendidikan.
Umat memiliki banyak pilihan.
Jumlah pendidikan seminari
juga bertambah. Pendidikan
seminari mulai menyebar.
Konsekwensinya jumlah
pendidikan di sebuah seminari
tertentu seper nya menurun.
16
RUANG
KONSULTASI
Jawaban:
Dalam website Keuskupan
Bogor, RD Habel Jadera
sudah memberi tanggapan
atas pertanyaan Anda. Bunyi
selengkapnya demikian: Rahmat
pertobatan dak pernah ada
batas waktu. Karena itu, dak
pernah ada kata terlambat.
Bersyukur karena anda
sudah mengetahui makna
pertobatan katolik (walaupun
agak terlambat). Mulailah
membiasakan diri menjalani
TOBAT secara katolik sejak saat
ini. Pertobatan katolik ditandai
dengan ga hal: pertama: DOA,
kedua: pantang dan puasa, serta
kega: ndakan amal kepada
sesama.
Majalah Mekar edisi April
2015 juga memuat sebuah
ulasan panjang lebar mengenai
berpuasa. Judul tulisan itu:
SUNGGUHKAH GEREJA KATOLIK
BERPUASA? Dalam tulisan ini
RD Christophorus Tri Harsono
Pertanyaan:
Saya seorang remaja yang belum
pernah berpantang karena dak
menger peraturan dan usia
wajib untuk mulai berpantang.
Selama ini dak ada yang
membimbing saya. Saya baru
mengetahui bahwa berpantang
dimulai pada hari Rabu Abu.
Saya sangat menyesal dan sedih
baru mengetahui kewajiban
tersebut hari ini. Dan jika saya
memulai berpantang pada hari
ini bukankah sudah terlambat.
Jadi apa yang harus saya
lakukan?
Chatarina
memerangi kesombongan
atau nggi ha, keminderan,
ketakutan, kekurangan iman,
merasa diri paling benar dan
suci, serta egoisme manusia.
Semuanya sangat membutuhkan
puasa untuk penyembuhan,
pengampunan, mohon belas
kasih dan rahmat Allah.
Jadi puasa menurut Gereja
Katolik sungguh-sungguh dalam,
agung, berat, dan berkualitas.
Puasa bukanlah tujuan dan
bukan akhir dari semua. Puasa
fisik merupakan awal, sarana,
jalan, atau cara. Berpuasa erat
kaitannya dengan kerelaan dan
kesadaran, bukan soal aturan
dan waktu-waktu tertentu.
Bukan pula soal sah atau dak,
batal atau dak, ada pahala atau
dak. Hasil terpenng adalah
keinginan atau kemauan untuk
berbagi dan melayani. Kita
melakukan puasa dengan tujuan
keselamatan manusia, bukan
untuk kemuliaan Allah.
Dengan demikian dak ada
kata terlambat bagi orang katolik
untuk berpuasa dan berpantang.
Surat Gembala Prapaskah Uskup
Bogor pun menganjurkan umat
katolik untuk melaksanakan
puasa dan pantang sepanjang
tahun, bukan hanya menjelang
Perayaan Paskah.nRedaksi
SAJIAN
KHUSUS
Seruan Pertobatan
Ekologis
18
Kenangan akan
Santo Fransiskus
Assisi
Dalam menyusun ensiklik
ini, kami berkeyakinan bahwa
Paus Fransiskus mengenangkan
spirit iman santo Fransiskus
dari Assisi berkaitan dengan
pandangannya terhadap makhluk
ciptaan Tuhan. Nama ensiklik
Laudato si (Praise be to you,
Pertobatan
Ekologis
Menghadapi ndakan
keserakahan dan arogansi
manusia terhadap saudarinya
ibu bumi, Paus mengangkat
kembali seruan atrakf santo
Yohanes Paulus II agar manusia
melakukan Pertobatan
Ekologis. Kita diajak untuk
SAJIAN
KHUSUS
berbalik, memutar haluan,
mengubah pola pikir dan
pola berndak kita sebagai
penghuni ibu perwi masa kini.
Pola pikir dan berndak baru
perlu dikumandangkan. Pola
baru itu berkenaan dengan cara
lebih memandang keindahan
dan rasa tanggung jawab kita
untuk melestarikan rumah
kita bersama ini, dari pada
mengeksploitasi habis-habisan isi
perut bumi dan menghilangkan
keindahan saudari kita ini.
Energi posip Ensiklik ini:
secercah harapan yang kian
membesar. Sentuhan humanis
ensiklik ini melekat pada karakter
pribadi Paus Fransiskus, pencetus
surat apostolic Evangelii
Gaudium. Kesegaran hidup
penuh sukacita injili ditampilkan.
Paus menegaskan
bahwa ditengah hiruk pikuk
pemerkosaan terhadap ibu
bumi yang dilakukan saudarasaudari manusia tamak, arogan,
sesungguhnya ada secercah
harapan. Tidak sedikit saudarasaudari manusia di planet ini
mempunyai jiwa serta semangat
memelihara ibu bumi, rumah
kita bersama ini. Dimana-mana
berkecambah dan bertumbuh
subur kesadaran di kalangan
manusia berha baik untuk
memperhakan lingkungan,
menjaga alam, memelihara air,
menumbuhkan pohon-pohonan,
mengatasi polusi udara.
Pengakuan akan realitas
posif ini menjadi bagian
intrinsik dari ensiklik ini.
Mengakui kenyataan ini,
Paus Fransiskus menegaskan:
Kita manusia ini mempunyai
kemampuan untuk melahirkan
ndakan yang posif terhadap
ibu bumi, walau dak disangkal
ada juga anak manusia yang
berndak semena-mena
terhadap saudari ibu bumi.
Marilah kita memilih untuk
mengembangkan kemampuan
Dialog ekumenis
Ensiklik ini bermuara
pula pada in hidup manusia
sebagai makhluk relasional,
yakni perjumpaan. Periswa
perjumpaan antar manusia
ditempatkan selaras dengan
perhaan untuk memelihara
ibu bumi. Paus Fransiskus
mengalamatkan ajarannya ini
pertama-tama tertuju kepada
umat katolik.
Beliau mengingatkan:
Sadarilah tanggung jawab kita
terhadap alam ciptaan Tuhan
dan kewajiban mereka terhadap
alam semesta dan Pencipta.
Pelaksanaan tanggung jawab dan
kewajiban ini merupakan bagian
integral dan esensial dari hidup
beriman.
Tetapi Paus Fransiskus
mengarahkan pandangannya
terhadap sesama umat manusia
yang mendiami planet bumi
ini. Diakuinya bahwa ada
gerakan-gerakan pemeliharaan
ibu bumi yang dimotori oleh
Gereja-gereja Kristen lainnya
dan juga umat beragama lain.
Diakuinya pula instusi, yayasanyayasan kemanusiaan yang
mengutamakan penyelamatan
ibu bumi.
Menyadari realitas yang
menggembirakan ini, Paus
Fransiskus mengajak kita sekalian
untuk meningkatkan gerakan
dialog antar umat manusia
dengan fokus pada spirit
Laudato si, memelihara rumah
kita bersama.
Dapur Kita Bersama
Seruan pertobatan ekologis
Paus Fransiskus melalui ensiklik
ini tentu merupakan energi baru
bagi kita semua penghuni tataran
Sunda. Masyarakat Bogor melalui
19
KHABAR
DEKENAT
20
KHABAR
DEKENAT
21
KHABAR
DEKENAT
melalui Maria kita sampai pada
Yesus. Seper Maria, kita pun
harus mengenal dan melayani
Yesus, bahkan membesarkan-Nya
di dalam ha kita.
Cinta kasih
Bagi kita orang Katolik,
beriman berar percaya dan
meninggalkan kepenngan
pribadi demi Yesus. Beriman
dak hanya menjalankan
kewajiban, tetapi juga
mengamalkan nilai cinta kasih,
keadilan, dan kebenaran. Oleh
karena itu, kita perlu mencari
tahu dari mana cinta kasih
berasal.
22
KHABAR
DEKENAT
misdinar, para perwira komisium
dan seluruh legioner yang hadir.
Pada akhir misa, Ibu
Irene Kho selaku ketua pania
mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah
membantu terselenggaranya
Misa Acies. Tak lupa ia
mengingatkan kembali pesan
Mgr. Paskalis agar para Legioner
mau berubah dan rajin membaca
Alkitab.
Ucapan terima kasih
juga diungkapkan Stephanus
Prabowo, Ketua Komisium
Bintang Timur-Bogor, khususnya
kepada pania pelaksana yaitu
Presidium Perawan Sea dan
diselenggarakan
untuk membangun kebersamaan
sesama anak-anak. Misalnya
misa khusus untuk Hari Anak
Nasional atau hari-hari lainnya.
Fesval Bina Iman Anak ini
adalah salah satu dari sejumlah
23
KHABAR
DEKENAT
24
KHABAR
DEKENAT
Jangan Lelah...
Mataloko.
Pihak penyelenggara
dan peserta konser pun
merasa sangat senang dapat
mempersembahkan yang terbaik
kepada Tuhan, Bunda Maria,
dan Gereja. Persiapan yang
mereka jalani sejak bulan Januari
25
TOKOH
KITA
F.X Rahyono:
Tergelitik
Sebelum menjadi pengurus
DPP, Pak Rahyono sudah
tergelik untuk berkontribusi
pada gereja. Dulu, setelah misa
dia
dak langsung pulang. Dia
ingin tahu apa ada yang dapat
dilakukannya untuk gereja.
Waktu itu dia belum kenal para
26
TOKOH
KITA
mendorong Pak Rahyono untuk
maju menjadi Wakil DPP. Saat
itu dia menjawab belum
waktunya.
Tetapi berkat dorongan
beberapa tokoh umat Paroki St
Joannes Bapsta, akhirnya suami
Lidwina Mumpuni Elmi Wiar
ini dak ragu lagi menerima
permintaan Romo Alfonsus
Sutarno (pastor paroki saat itu)
untuk menjadi Wakil DPP St.
Joannes Bapsta Parung. Beliau
menjadi Wakil DPP hingga tahun
2009.
Pada perganan pengurus
berikutnya, beliau terpilih
menjadi anggota DPPH. Dan
tahun 2010, Pak Rahyono
ditetapkan sebagai Sekretaris
DPP. Jabatan ini berulang pada
DPP St Joannes Bapsta masa
bak tahun 20132015.
Panggilan
Bagi saya, akf terlibat
sebagai pengurus gereja adalah
sebuah panggilan yang harus
dijalani, dan dak ada pensiun
walaupun dak lagi ada dalam
struktur organisasi DPP. Seap
warga paroki memiliki tanggung
jawab yang sama dalam
kehidupan menggereja, jawab
beliau keka ditanya mengenai
alasan mengapa akf dalam
pelayanan di gereja.
Hal lain yang membuat
Pak Rahyono semakin mantap
menjadi pengurus gereja adalah
segala permasalahan yang
dialaminya dapat terpecahkan
dan selalu ada jalan keluar.
Tuhan rasanya senanasa
memfasilitasi kehidupannya.
Salah satu ayat kitab suci
yang menjadi favorit bapak dua
orang anak ini adalah Yohanes
15:16 yang berbunyi, Bukan
kamu yang memilih Aku, tetapi
Akulah yang memilih kamu.
Dan Aku telah menetapkan
kamu, supaya kamu pergi dan
Peduli OMK
Berbekal pengalaman
sebagai seorang dosen dan
pengajar tari Jawa di Gelanggang
Remaja Bulungan, Pak Rahyono
selalu menginginkan orang muda
Katolik khususnya di Paroki St.
Joannes Bapsta sadar akan
talentanya masing-masing.
Bahkan dia
mengharapkan OMK sendiri
yang mengembangkannya.
Menurutnya, kerjasama yang
saling mengisi di seap kegiatan
sangat diperlukan. Dunia kerja
sangat keras. Apabila kaum
muda dak siap bertanding
di dunia nyata dengan talenta
yang dimilikinya, mereka akan
kenggalan.
Sosok kelahiran Surakarta,
23 Juni 1956 ini memiliki harapan
yang sama dengan seluruh umat
Paroki St. Joannes Bapsta
Parung, yakni terbangunnya
gedung gereja di tanah gereja di
Tulang Kuning. Namun yang lebih
penng, gereja ban di Paroki St.
Joannes Bapsta harus semakin
kokoh terbangun. Selayaknya
semua umat terus bersyukur
bahwa kini telah kembali dapat
beribadat di gereja tenda biru
dengan aman, nyaman, dan
indah.
Beliau juga berharap agar
terus muncul wajah-wajah
baru pengurus untuk saling
mengisi. Menjadi pengurus
adalah sebuah panggilan.
Jadi, kalaupun sudah dak lagi
menjadi pengurus, panggilan
sebagai pekerja di ladang
Tuhan selayaknya terus dijalani.
Batu yang telah menjadi batu
sendi bangunan gereja ban,
selayaknya tetap menjadi batu
sendi, sebagai pondasi batubatu sendi yang baru, tuturnya.
nAgnika-Komsos St.Joannes Baptista Parung
27
RENUNGAN
Mendidik Dengan
Kehidupan Mereka Sendiri
alam Gravissimum
Educaonis (GE) antara lain
dikatakan, Karena orangtua
telah menyalurkan kehidupan
kepada anak-anak, terikat
kewajiban amat berat untuk
mendidik anak-anak mereka.
Maka, orangtualah yang harus
diakui sebagai pendidik anakanak mereka yang pertama dan
utama
Sebab merupakan kewajiban
orangtualah menciptakan
lingkungan keluarga, yang dilipu
semangat bak kepada Allah dan
kasih sayang terhadap sesama
sedemikian rupa sehingga
menunjang keutuhan pendidikan
pribadi dan sosial anak-anak
mereka. Adapun terutama
dalam keluarga Kristen, yang
diperkaya dengan rahmat serta
kewajiban Sakramen Perkawinan,
anak-anak sudah sejak dini
harus diajar mengenal Allah
dan berbak kepada-Nya dan
mengasihi sesama, seturut iman
yang telah mereka terima dalam
Baps (GE 3).
Berdasarkan dokumen
tersebut sulitlah dan dak
mungkinlah menyangkal bahwa
orangtua merupakan pendidik
yang pertama dan utama anakanaknya. Dan sebagai orangtua
Katolik diandaikan sudah lama
dan terus-menerus mereka
menjalani proses mendidik diri
mereka sendiri.
Arnya, sudah lama
dan terus-menerus mereka
membina dan mewujudkan
sikap hidup yang baik dari sudut
moral dan religius dalam diri
mereka sendiri. Bila hal itu dak
terjadi, maka dak mudahlah
28
Pusat kehidupan
Dalam upaya mendidik
anak-anaknya dengan baik,
sudah semesnya orangtua
Katolik terus-menerus
menciptakan suatu lingkungan
dalam keluarganya di mana
Allah menjadi yang paling utama
dan menentukan dalam hidup
mereka. Allah adalah pusat dan
in hidup mereka.
Dalam lingkungan itu
terpelihara hubungan dengan
Allah dalam semangat bak
dengan baik, teratur, konsisten
dan bervariasi. Allah memang
mendiami terang yang tak
terhampiri dan tak seorang pun
melihat-Nya (bdk. 1 Tim 6:16).
Namun dalam keluarga tersebut,
dalam diri dan melalui orangtua
Katolik itu, Allah dialami, diakui
RENUNGAN
terlepas dan terpisah-pisah satu
dari yang lain. Baik diri mereka
maupun sikap serta ndakan
mereka ditentukan, dimurnikan
dan diarahkan oleh persatuan
yang tak terkatakan dan tak
terbayangkan dengan Tuhannya
itu.
Setara dan
sederajat
Sebagai keluarga Katolik,
kiranya mereka juga tetap
mengakui dan menyadari serta
yakin bahwa mereka diciptakan
oleh Tuhan menurut gambar
dan rupa-Nya (Kej 1: 26). Kiranya
mereka juga mengalami bahwa
mereka dicintai oleh-Nya sebagai
anak-anak-Nya. Karena itu dalam
keluarga mereka sendiri mereka
menerima dengan penuh syukur
kehadiran anak-anaknya, baik
laki-laki maupun perempuan,
sebagai anugerah Tuhan yang
ada taranya. Karena itu mereka
mau mendidik anak-anaknya
sesuai maksud dan tujuan dari
Dia yang memberikan dan
mempercayakannya kepada
mereka.
Kenda demikian, sebagai
orang Katolik mereka juga pas
menyadari serta terus-menerus
mengalami bahwa mereka
adalah orang-orang yang dak
luput dari dosa. Kesadaran dan
pengalaman tersebut membuat
mereka juga menyadari,
mengakui dan mengalami bahwa
Tuhanlah, Putera Allahlah satusatunya Penebus dari dosa-dosa
mereka. Mereka percaya dan
yakin akan kebenaran itu. Dan
serentak pula mereka mengalami
bahwa Allah, Putera Allah itu
dak pernah akan meninggalkan
mereka. Allah, Putera Allah itu
selalu mengampuni mereka.
Karena itu hendaknya mereka
menerima Sakramen Tobat
secara teratur.
Baik karena diciptakan
oleh Allah yang sama, maupun
karena mengalami kedosaan
dan ditebus oleh Allah, Putera
Allah yang sama, sebagai orang
Katolik mereka mengakui dan
mengalami martabat
dan kedudukan
mereka
29
BINA
IMAN
Panca Bakti
Pasutri
30
Mengiku WE ME angkatan
ke 29 membuka horison baru
dan lebih konkret bagiku
untuk semakin menghargai
senggi-ngginya kalian yang
hidup berkeluarga berdasarkan
sakramen Perkawinan
Katolik. Kalian hebat dan luar
biasa. Dalam kelebihan dan
kekurangan, kalian menerima
satu sama lain, menerima
pasangan hidupmu dengan tulus
kasih, tetapi penuh pengurbanan
(sacrifice). Kalian merasakan
arnya mencintai dengan
penuh pengurbanan. Itu berar
mencintai dengan semangat
altruiss, bukan egoiss. Kalian
mencintai secara agape bukan
semata-mata cinta erok.
Aku mengapresiasi
keputusan kalian melalui hidup
perkawinan untuk berkarya
bersama Yesus Kristus dalam
rangka menebarkan jala
kasih-Nya. Dengan menerima
Sakramen Perkawinan, kalian
bersedia menjadi sakramen
BINA
IMAN
akan dikenang sepanjang hayat
hidup mereka.
Ketahuilah para pasutri yang
kukasihi, karena kasih se
amu
yang penuh pengurbanan, anakanakmu yang tak berdosa itu
terhindar dari bahaya keretakan
kepribadian. Keutuhan kalian
untuk hidup sebagai suami istri,
sebagai bapa ibu bagi anakanakmu, membuat mereka
bangga memanggil kalian dengan
sebutan papa, mama atau
ayah, ibu. Dengan demikian,
kalian
dak membiarkan mereka
menangis kesepian seumur
hidup karena
dak kehilangan
figur ayah dan figur mama, yang
didambakan se
ap orang.
Kalian tahu betapa pedih
ha
anak-anak yang
nggal
di pan
-pan
asuhan atau di
rumah-rumah dimana ayah atau
ibunya meninggalkan mereka
karena perceraian. Anak-anak
itu menderita seumur hidup,
terutama karena tak merasakan
pelukan, belaian mesra, tulus,
penuh kasih dari seorang ayah,
seorang mama seper
Anda.
Mengingat kebesaran
kurban tulus kalian sebagai
pasutri, sebagai ayah ibu, Aku
bangga. Aku berbangga karena
kalian berdua mau tertawa
bersama, menangis bersama,
berpelukan kasih mesra setelah
badai pertengkaran, kekecewaan
digan
oleh gelombanggelombang cinta tulus. Aku
bangga dengan kalian yang tetap
bersedia menerima, menghargai
pasangan hidupmu tanpa
syarat. Memang perkawinan
sakramental adalah suatu
komitmen untuk hidup dalam
persekutuan, bukanlah suatu
kontrak yang batas waktunya
jelas. Pernikahan katolik adalah
satu, kudus, tak terceraikan
kecuali oleh kema
an.
Dalam suasana penuh
bangga dan sukacita ini, aku
k dimana
pasutri berikut:
1. Berbak
lah kepada
Tuhan yang dak pernah
menciptakan engkau sebagai
sampah.
2. Berbak
lah dengan semboyan
We love you, we need you.
3. Berbak
lah dengan komitmen
Dialog sebagai way of life
dan salamku Salam BPS:
bagaimana perasaan saya
terhadap pasanganku.
4. Berbak
lah kepada suami
atau istrimu dengan cinta
tulus tanpa syarat.
5. Berbak
lah kepada suami
atau istrimu dengan dasar
hukum Cinta Kasih, bukan
hukum dagang atau hukum
keadilan.
Aku mengiringi perjuangan
kalian di medan kehidupan
dengan doa-doaku sebagai
Uskupmu.
Magnificat Anima Mea
Dominum. nMgr. Paskalis Bruno Syukur,
OFM. Foto ilustrasi: hidupkatolik
31
BINA
IMAN
Salib Kristus
Ada ga tanda khusus
yang membedakan Salib Kristus
dengan salib-salib lainnya. Kega
tanda tersebut adalah Salib
sebagai Tanda Kemenangan,
Salib sebagai Tanda Penghinaan
dan Salib sebagai Tanda
Kemuliaan.
32
Tanda Kemenangan
Salib sebagai Tanda
Kemenangan ditengarai
dua periswa penng yaitu
periswa Kemenangan Salib
oleh Konstanus di Roma tahun
312 dan periswa keping
mengembalikan Salib Fransiskus
Xaverius di laut Ambon.
Dalam sejarah Gereja
tercatat perkaian antara umat
Kristen dan kafir diselesaikan di
kaki tembok kota Roma tahun
312. Saat itu Maxenus yang
menguasai Italia dan Afrika
ingin mengusai dunia barat.
Ia harus berhadapan dengan
Konstannus dengan kurang
lebih dua puluh lima ribu
tentara. Maxenus memasuki
kota melalui pinggir kota Roma.
Suatu hari Konstannus
melihat sinar terang berbentuk
Salib di langit. Salib itu
bertuliskan IN HOC SIGNO
VINCES, arnya dengan tanda
ini engkau akan menang.
Malam berikutnya Kristus
menampakan diri-Nya kepada
Konstannus dan berpesan agar
Ia menempatkan gambar Salib di
bendera dan perisai serdadunya.
Konstannus melaksanakan
pesan itu dan menunggu musuh
dengan keyakinan bahwa
atas bantuan Ilahi ia akan
memenangkan pertempuran.
Pasukan Maxenus mulai
menyeberangi sungai Tiber
di jembatan Milvis tanggal
BINA
IMAN
keadaan yang sangat lemah
Fransiskus Xaverius dan Fausto
berjalan menuju ke sebuah desa.
Dalam perjalanan itu ba ba
seekor keping besar berjalan
membawa Salib yang terjatuh
tadi dengan capitnya menuju
Fransiskus Xaverius. Di hadapan
Fransiskus Xaverius keping
tersebut berhen, dan Fransiskus
Xaverius mengambil salib yang
dibawa keping itu.
Tanda Penghinaan
Sebagai orang Kristen tentu
kita semua mengetahui bahwa
Yesus disalib di puncak Golgota
bersama dua orang penyamun
yaitu Cosmas dan Dismas.
Sebagai orang yang dianggap
berdosa, mereka disalib sebagai
bentuk hukuman atas perbuatan
kesalahan yang dilakukan.
Terkait hal ini memang perlu
dicerma bahwa Yesus dak
dapat menolak minum dari
cawan, karena ini kehendak
Bapak-Nya. Yesus mau
melakukan ini dengan kesadaran
penuh atas segala konsekwensi
yang mbul. Arnya Yesus mau
dihina, menderita memikul
Salib bahkan sampai wafat demi
menebus dosa manusia.
Bentuk penghinaan
yang dialami Yesus sangat
menyakikan. Bayangkan saja
Tanda Kemuliaan
Umat Katolik seluruh
dunia melakukan upacara
penyembahan dan penciuman
Salib pada Jumat Agung.
Kebiasaan ini bukan hanya
sekedar seremonial yang
dirayakan seap tahun
menjelang perayaan paskah.
Yang lebih penng bagi umat
Katholik adalah ikut merasakan
kisah sengsara dan wafatnya
Kristus dengan mengorbankan
jiwa dan raga demi menebus
dosa umat manusia.
Kisah sengsara Kristus ini
menjadi lambang Penghinaan
dan Kemenangan sekaligus
lambang Kemuliaan. Yesus
menderita sengsara, wafat di
salib dan pada hari kega bangkit
lalu naik ke surga. Itu lah tanda
Kemuliaan.
Sebagai orang Katolik kita
patut bersyukur karena dengan
kebangkitan-Nya kita boleh
berbangga dan suka cita atas
Kemenangan dan KemuliaanNya.nNicolaus Neo. Foto: Istimewa
33
KIPRAH
Selamat Datang
MaMeDo
Pembinaan iman Katolik sejak dini kepada anakanak adalah hal mutlak yang perlu dilakukan Gereja,
terlebih Gereja lokal. Pembinaan iman adalah
wujud serius Gereja dalam mewariskan kekayaan
iman kepada generasi muda serta melanjutkan
keberlangsungan iman hingga masa yang akan
datang. Bahkan secara khusus, komisi yang
menangani pembinaan iman anak-anak ini berada di
bawah kewenangan Kepausan secara langsung.
34
KIPRAH
Launching MaMeDo
Pada hari Raya Pentakosta,
24 Mei 2015, MaMeDo
pun diperkenalkan dan
dipersembahkan kepada anakanak di Keuskupan Bogor.
Layaknya Roh Kudus turun
atas para Rasul kemudian
menguatkan mereka untuk
memberikan kesaksian iman,
kehadiran MaMeDo pun
diharapkan dapat memberikan
pendampingan dan kekuatan
iman bagi anak-anak.
MaMeDo... Oh MaMeDo...
Sahabat kita semua
MaMeDo... Oh MaMeDo
Si Rusa yang baik ha
Itulah penggalan lagu
MaMeDo yang dinyanyikan
ratusan anak-anak BIA seKeuskupan Bogor saat launching
MaMeDo sahabat anak. Bapak
Uskup, Mgr Paskalis Bruno
Syukur hadir dalam acara ini,
didampingi si rusa sahabat anakanak, MaMeDo dan penyanyi
cilik Calista Amadea. Suasana
Puspas Katedral Bogor berubah
menjadi sangat hangat dan
35
KIPRAH
36
KIPRAH
37
JEJAK
Kompleks Seminari
Sekarang ini seluruh
kompleks seminari sudah
menjadi kompleks pastoran
dan gedung gereja paroki
Cicurug yang nampak megah.
Dari gedung yang lama hanya
ternggal kusen-kusen beserta
daun pintu dan daun jendela
yang tetap dipasang pada
gedung pastoran yang baru itu.
Keka penulis masuk
seminari ini pada tahun 1957,
keadaan masih sama seper
awal berdirinya. Ada lima
38
Kelas istimewa
Pemeliharaan seluruh
kompleks dikerjakan oleh anakanak seminari sendiri, mulai
jalan raya sampai tebing sungai
di belakang seminari. Sapu
menyapu dilaksanakan sesudah
makan pagi sampai sekolah
dimulai. Hal-hal yang lebih
berat dikerjakan sesudah dur
siang sampai jam belajar sore.
Cuci pakaian dikerjakan oleh
karyawan.
Jumlah siswa seminari
daklah besar. Waktu saya
masuk pada 1957, siswa
seminari hanya berjumlah
25 orang, tersebar dari kelas
satu (lulusan SD) sampai kelas
enam, ditambah satu kelas
ismewa untuk tamatan SMP.
Kelas ini dinamakan kelas BC,
singkatan dari bahasa Belanda
Brug Clas yang arnya kelas
jembatan. Melalui kelas ini siswa
diharapkan bisa mengiku kelas
empat pada tahun berikutnya.
Jumlah murid seap kelas
sangatlah kecil. Lima orang
seper kelas saya keka itu
sudah termasuk besar. Pernah
malahan ada yang hanya satu
orang dalam satu kelas. Tetapi
anaknya pintar bukan main,
sehingga sang guru harus
JEJAK
mempersiapkan bahan secara
ekstra.
Karena hanya sendirian,
maka semua beban pelajaran
dipikul sendirian juga. Akibatnya,
over-spannend, otak menjadi
super tegang, pusing. Dia
diisrahatkan di P.S. St. Yusup
Sindanglaya. Namun justru dialah
yang menjadi juara sekolah. Dia
adalah Mgr. Leo Laba Ladjar
OFM, Uskup Jayapura sekarang.
Pelajaran seminari waktu
itu mengiku model Belanda,
semacam gimnasium. Pelajaran
yang diberikan dak terikat pada
program pemerintah Indonesia.
Yang dipelajari lebih menyangkut
pelajaran-pelajaran humaniora
seper agama, kitab suci,
sejarah Gereja, bahasa Lan,
Bahasa Belanda, Bahasa Inggris,
Bahasa Perancis, Bahasa Sunda,
dan Bahasa Indonesia. Bahasa
Yunani dan Bahasa Ibrani dak
diberikan. Pengajarnya diambil
dari para Pater Fransiskan yang
menghuni Biara Padua.
Dengan demikian pergaulan
siswa seminari dengan para Pater
dan Frater Biara Padua sangatlah
erat. Walaupun kami bebas
memilih masuk ke Ordo apa
pun atau Praja Keuskupan mana
pun, secara praks para siswa
ini sudah seper fransiskanfransiskan kecil.
Mgr. N. Geise OFM, sang
pendiri, memang berpandangan
luas. Kenda jumlah murid hanya
segenggam dan seluruhnya
nyaris dibiayai pihak Prefekturat
Sukabumi, namun terbuka untuk
masuk Ordo apa pun dan praja
mana pun. Sifat keterbukaan
ini membuat seminari dak
picik dan semangat misionernya
sudah terbuka.
Demi kesehatan jasmani
dan mental, seap hari Kamis
kami berjalan kaki ke tempat
pemandian Cimela. Kami, di
sana, bisa berenang sepuasnya
sampai siang hari. Jam 12
Program Pemerintah
Sesuai perkembangan
zaman, akhirnya dirasa perlu
program pengajaran seminari
disesuaikan dengan program
pemerintah: SMP dan SMA.
Mata pelajaran pun menjadi
lebih banyak lagi. Guru-guru
juga harus ditambah. Untuk SMP
dak begitu sulit, bisa diambil
dari SMP Mardi Yuana. Tapi
untuk SMA, Pater van der Laan
OFM, Rektor, harus pontangpan ng mencari guru.
Harus diingat, waktu itu
Indonesia masih belum semaju
sekarang. Hanya ada satu buku
untuk bahasa Jawa Kuno dan
dak ada satu kamus pun.
Untuk bahasa Jerman, dak
ada buku yang dijual, sehingga
Pater Remidius Wijbrands OFM
bersusah-payah menerjemahkan
buku yang dipakai siswa Belanda
yang belajar Bahasa Jerman.
Kamus dak ada.
Pindah ke Sukasari
Lama kelamaan keadaan di
Cicurug dak sesuai lagi untuk
pendidikan se ngkat seminari.
Maka diputuskan pindah ke
Bogor pada 1961. Tempat
pertama terletak di bekas
gedung milik orang Cina yang
kembali ke negaranya. Gedung
ini sekarang menjadi gedung
Gereja St. Fransiskus, Jl. Sukasari,
Bogor.
Sangat menarik mengenang
perjalanan sejarah seminari
Stella Maris. Dua gedung
seminari Stella Maris: di
Cicurug dan Sukasari menjadi
gedung Gereja Paroki beserta
pastorannya. Hal ini menjadi
suatu pertanda profe s
atau kenabian. Seminari
Stella Maris menjadi dasar
bagi berkembangnya Gereja
setempat.nAlfons S. Suhardi, OFM
39
KEMAH
TUHAN
40
Panti Imam
Di bawah tenda senggi
tujuh meter itulah perayaan
ekaris dilakukan sejak 2008.
Pan imam berada 60 cm lebih
nggi dari lantai pan umat.
Pembatas ruang pan iman
KEMAH
TUHAN
Kapel
Di belakang pan imam
terdapat sebuah kapel yang
dibangun pada 2007. Sebelum
tenda ada, kegiatan ekaris
dilaksanakan di bangunan
permanen berukuran sekitar
11 m x 7,5 m. Di dalam kapel
terdapat pan imam dan pan
umat. Pan imam lebih nggi 60
Pantang Menyerah
Terbatasnya ruang di paroki
ini dak menyurutkan kegiatan
umat. Misalnya keka OMK
hendak berlah koor, kelompok
belajar komuni pertama
mengambil tempat di kapel,
atau sebaliknya. Kelompok Bina
41
MANCANEGARA
Biaya Pendidikan
Bisa Dikurangi
42
MANCANEGARA
43
MANCANEGARA
Tahun Yubileum
Kerahiman
44
Acara Yubileum
Uskup Agung Fisichella
menekankan penngnya
menghidupi Tahun Suci sebagai
sebuah peziarahan seja
dengan unsur-unsur doa dan
pengorbanan yang tepat.
Kami akan meminta para
perziarah untuk membuat
sebuah perjalanan dengan
berjalan kaki, mempersiapkan
MANCANEGARA
diri mereka untuk melewa Pintu
Suci dalam semangat iman dan
pengabdian, katanya.
Lebih dari selusin perayaan
Yubileum pribadi dijadwalkan
pada 2016. Misalnya acara
Yubileum bagi para pelaku hidup
bak pada tanggal 2 Februari
hingga penutupan Tahun
Hidup Bak; Yubileum untuk
Kuria Roma pada 22 Februari;
Yubileum bagi mereka yang
berdevosi kepada spiritualitas
Kerahiman Ilahi pada Minggu
Kerahiman Ilahi 3 April. Juga
yubileum-yubileum khusus untuk
para remaja, para diakon, para
imam, orang-orang sakit dan
cacat serta para katekis.
Yubileum untuk para
pekerja dan relawan kerahiman
akan dirayakan pada Pesta
Beata Bunda Teresa dari Kalkuta
5 September. Sedangkan
Yubileum untuk para tahanan
akan dirayakan 6 November.
Khusus untuk para narapidana,
Paus Fransiskus menginginkan
Yubileum dak hanya dirayakan
di penjara, tetapi dirayakan
bersama dia di Basilika Santo
Petrus, Vakan. Untuk itu dewan
kepausan sedang membahas
kemungkinan terlaksananya hal
tersebut bersama pemerintah
setempat. Dewan sendiri
belum yakin apakah hal itu bisa
dilakukan.
Vakan meminta para uskup
dan para imam di seluruh dunia
untuk melakukan gerakan isyarat
persekutuan yang sama secara
simbolik dengan Paus Fransiskus
dan visinya menjangkau mereka
yang di pinggiran.
Sebagai tanda nyata
amal kasih paus, kata Uskup,
langkah-langkah yang efekf
akan diambil untuk memenuhi
kebutuhan nyata yang akan
mengungkapkan kerahiman di
dunia melalui bantuan nyata.
Pada konferensi pers
Doa Paus
Fransiskus Untuk
Yubileum
45
MANCANEGARA
Mayor Jendaral TNI Lodewyk Pusung (batik hijau, kedua dari kiri): Semoga gereja menjadi terang dimana-mana
46
MANCANEGARA
KH. Zainuddin, MA: Semoga tempat ini bisa dibangun surga dunia dan akhirat
Kesan Negatif
Sejak resmi menjabat
sebagai Panglima Divisi Infanteri
1 Kostrad Cilodong Mayor
Jendaral TNI Lodewyk Pusung,
memperoleh kesan negaf keka
pania pembangunan gereja
GKI Bajem Cilodong datang
menemuinya terkait dengan
perizinan pembagunan gereja.
47
MANCANEGARA
48
ramah-tamah dimoderatori
oleh Ibu Lies Pranowo,
akfis pemerha buruh.
Dalam pembukaan Ibu Lies
mengingatkan, Upah buruh
sama dengan upah keluarga.
Jadi bekerjalah dengan sukacita
untuk keluarga, di mana seap
orang mempunyai andil dalam
membangun negara ini.
Dialog kemudian
dilanjutkan prolog dari Bapak
Uskup. Beliau menjelaskan
bahwa selalu ada kasus dalam
pekerjaan, seper: penindasan,
perbudakan, kedakjujuran, dan
kedakadilan. Semua masalah di
atas hanya bisa diatasi dengan
membangun relasi antara para
penyedia pekerjaan dengan para
pekerjanya, sekaligus menghargai
martabat pekerjanya.
Bapak Uskup mengatakan,
Kita dak boleh merendahkan
diri, apa pun pekerjaan kita.
Contohnya menjadi petani
bukanlah nasib, karena telah
MANCANEGARA
dilahirkan di desa yang
bersawah. Petani adalah suatu
pekerjaan yang bermartabat.
Dengan adanya petani orang
banyak dapat menikmat nasi dari
padi hasil panennya.
Kemudian Bapak Uskup
berpesan Tuhan memberikan
talenta untuk dikembangkan,
maka kerjakanlah segala
pekerjaan dengan sukacita
dan bangunlah relasi dengan
orang lain, saling menguatkan
satu sama lain, membangun
kebersamaan karena gereja
menghargai orang yang bekerja
bukan orang yang malas.
Dialog dilanjutkan Romo
Ben yang menyatakan adanya
ga poin dalam berelasi, yaitu:
menguatkan persaudaraan,
mengadakan kegiatan-kegiatan
di seap paroki agar terjalin
hubungan baik dan akan lebih
efekf bila berjejaring
dengan paroki
lain, dan mengadakan sarana
program yang baik untuk para
buruh, seper Credit Union
(CU). CU bukan hanya menjadi
penguat ekonomi keluarga tetapi
juga untuk solidaritas sesama.
Pada sesi tanya jawab,
Suster Anas dari CikandeSerang mengharapkan adanya
pelahan bagi para buruh
guna memperoleh pendapatan
tambahan. Contohnya pelahan
salon, bengkel, pelahan
komputer dan sebagainya.
Bapak Uskup menanggapi bahwa
hal ini dapat dilaksanakan
dengan pemikiran konkret dari
Uskup
sedang mengupayakan
berbagai hal agar menjadi
bahan permbangan pihak yang
memutuskan (pemerintah).
Bapak Toto dari Jonggol
mempertanyakan bagaimana
Gereja memperhakan secara
konkret terkait kenyataan
adanya upah dibawah UMK. Ibu
Lies menjelaskan, bahwa Gereja
terus berusaha memperjuangkan
yang terbaik bagi buruh Katolik,
dengan memperjuangkan
upah yang manusiawi dan
bermartabat.
untuk kaum
buruh.
Dalam hal ini Uskup
akan mengutus salah satu
gembalanya menjadi moderator.
Kelima, mengakan Forum
Pengusaha Katolik agar terjalin
hubungan yang lebih harmonis
dan saling menghargai satu
sama lain. Acara ditutup dengan
makan siang dan foto bersama
nAurelia Rani
49
MANCANEGARA
50
di ha
. Penguraian tentang
pertanian juga sangat luarbiasa.
Sehingga beliau pun mengatakan
IISU
SU N
NUSANTARA
USANTTARA D
DAN
AN
MANCANEGARA
M
ANCANEG
GARA
MEKAR | E
ED
EDISI
DIS
DIS
ISI 02
02 | TA
TTAHUN
AH
HU
UN X
XX
XXV
XV | JJU
JULI-SEPTEMBER
ULLII-S
SE
EP
PTE
TEM
MB
M
MBE
BE
ER
R 22015
00115
51
5
1
IISU
SU N
NUSANTARA
USANTARA DA
DAN
AN
MANCANEGARA
M
ANCANEGA
ARA
52
5
2
MEKAR
M
ME
MEKA
EKAR
KAR | E
KA
ED
EDISI
DIS
SI 02
02 | TA
TTAHUN
AH
HU
UN X
XX
XXV
XV | JULI
JJULI-SEPTEMBER
JU
ULI
LII-S
-S
SE
EP
PTEMB
TE
T
EMB
MBER
ER 22015
015
01