Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan
perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta
kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan
keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasiorasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat
menentukan suatu keputusan yang akan diambil.Menurut Harahap (2009:195), kegunaan
analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat
dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun
kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model
dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang
sudah dikenal dalam dunia bisnis.
Menurut Kasmir (2011:68), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah:
Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik
aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa
periode.
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke
Menurut Munawir (2010:36), ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap
penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis vertikal dan analisis horisontal.
1. Analisis Vertikal membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan dengan jumlah
total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk menyoroti hubungan yang signifikan
dalam laporan keuangan. Analisis vertikal (vertical analisys) adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan perbandingan semacam itu. Dalam analisis vertikal terhadap neraca,
masing-masing pos aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing pos
kewajiban dan ekuitas pemilik dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas
pemilik. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba-rugi, masing-masing pos dinyatakan
sebagai persen dari total pendapatan atau penghasilan. Analisis vertikal juga bisa diterapkan
untuk beberapa periode guna menyoroti perubahan hubungan sepanjang waktu. Berikut
adalah contoh analisis vertikal untuk dua tahun periode pada PT. Jasa Akuntansi.
PT. Jasa Akuntansi
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2011 (dalam 000)
2011
Pendapatan Honor
Beban Operasi:
Beban Upah
Beban Sewa
Beban Utilitas
Beban Perlengkapan
Beban Rupa-rupa
Total Beban Operasi
Laba Bersih
Jumlah
187.500
60.000
15.000
12.500
2.700
2.300
92.500
95.000
2010
Persen
100,0%
Jumlah
150.000
32,0%
8,0%
6,7%
1,4%
1,2%
49,3%
50,7%
45.000
12.000
9.000
3.000
1.800
70.800
79.200
Persen
100,0%
30,0%
8,0%
6,0%
2,0%
1,2%
47,2%
52,8%
Tabel di atas menunjukkan tren yang baik maupun tren yang kurang baik yang
mempengaruhi laporan laba-rugi PT. Jasa Akuntansi. Peningkatan beban upah sebesar 2%
(32% 30%) adalah tren yang kurang baik, seperti halnya kenaikan beban utilitas sebesar
0,7% (6,7% 6,0%). Tren yang baik adalah menurunnya beban perlengkapan sebesar 0,6%
(2,0% 1,4%. Beban sewa dan beban rupa-rupa sebagai persen dari pendapatan jasa
akuntansi adalah konstan. Hasil bersih dari tren ini adalah bahwa laba bersih sebagai persen
dari pendapatan jasa akuntansi turun dari 52,8% menjadi 50,7%.Analisis terhadap berbagai
persentase yang diperlihatkan untuk PT. Jasa Akuntansi, dapat diperkuat dengan
membandingkannya terhadap rata-rata industri yang diterbitkan oleh asosiasi dagang dan jasa
informasi keuangan.Setiap perbedaan besar dengan rata-rata industri harus ditelusuri untuk
kemajuan perusahaan kedepan.
2. Analisis Horizontaladalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan
untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya. Dalam
melakukan analisis horisontal, sutau akun laporan keuangan tahun berjalan dibandingkan
dengan akun yang sama pada periode sebelumnya. Kenaikan atau penurunan jumlah pos
tersebut dihitung sebagai persentase kenaikan atau penurunan. Dalam membandingkan
laporan dari dua periode yang berbeda, laporan keuangan yang lebih awal selalu dijadikan
dasar perhitungan untuk analisis horisontal.Sebagai contoh, berikut ini ditunjukkan analisis
horisontal atas laporan keuangan PT. Angin Ribut yang memperlihatkan trend yang baik
maupun yang buruk yang mempengaruhi laporan laba rugi perusahaan.
PT. Angin Ribut
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (dalam ribuan 000)
2011
2010
Kenaikan (Penurunan)
Jumlah
Persen
Pendapatan Penjualan
187.500 150.000
37.500
25,0%
Beban Opersi :
Beban Upah
Beban Sewa
Beban Utilitas
Beban Perlengkapan
Beban Lain-lain
Total Beban Operasi
60.000
15.000
12.500
2.700
2.300
92.500
45.000
12.000
9.000
3.000
1.800
70.800
15.000
3.000
3.500
(300)
500
21.700
33,3%
25,0%
38,9%
(10,0)%
27,8%
30,6%
Laba Bersih
95.000
79.200
15.800
19,9%
Pada analisis horisontal di atas, kenaikan pendapatan penjualan adalah trend yang baik,
demikian pula penurunan beban perlengkapan. Trend yang buruk adalah peningkatan beban
upah, beban utilitas, dan beban rupa-rupa. Beban ini meningkat lebih cepat dibanding
pendapatan penjualan, dengan total beban operasi yang meningkat sebesar 30,6%.
Secara keseluruhan, laba bersih meningkat sebesar Rp 15.800.000,- atau 19,9%, yaitu
kecenderungan atau trend yang menunujukkan peningkatan dari trend sebelumnya. Besarnya
peningkatan (penurunan) dari berbagai akun laporan keuangan dan penyebabnya harus
ditelusuri (tracing) lebih jauh untuk mengetahui apakah operasi perusahaan masih dapat
ditingkatkan efisiensinya.Contoh, salah satunya pada peningkatan beban utilitas adalah akibat
dari penambahan kapasitas produksi dari sebelumnya sehingga membutuhkan beban listrik
yang lebih besar. Hal ini menjelaskan peningkatan beban utilitas sebesar 38,9% dan
peningkatan beban upah sebesar 33,3% akibat adanya penambahan karyawan.Demikian pula
dengan meningkatnya pendapatan, peningkatan pendapatan ini berasal dari hasil penambahan
penjualan yang terjadi pada periode berjalan.Jadi, keputusan untuk menambah karyawan
merupakan keputusan yang sangat tepat.Contoh di atas memberikan gambaran mengenai
kegunaan analisis horisontal (horizontal analysis) dalam menginterpretasikan dan
menganalisis laporan keuangan. Analisis horisontal yang diperlihatkan di atas juga dapat
digunakan untuk analisis pada laporan neraca, laporan ekuitas pemilik, dan laporan arus kas.
13.2
Analisis Rasio
Seorang manajer perusahaan jasa pelayanan (hospitality industry) seperti hotel, secara
rutin sangat membutuhkan informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan
kondisi bisnis yang sedang dijalankan.
dalam
Balance Sheet
Star Hotel
December 31, 2007 and 2008
2007
2008
Cash
503.000
520.000
190.000
160.000
Inventories
120.000
150.000
48.000
40.000
861.000
870.000
50.000
50.000
7.483.000
7.490.000
Total Assets
8.394.000
8.410.000
192.000
225.000
Notes Payable
40.000
25.000
Taxes Payable
20.000
15.000
Advance deposit
30.000
50.000
6.000
5.000
120.000
124.000
408.000
444.000
4.120.000
4.000.000
Total Liabilities
4.528.000
4.444.000
3.312.000
3.312.000
554.000
654.000
3.866.000
3.966.000
Assets
Current Assets
Prepaid Expenses
Total Current Assets
Invesment
Accrued Expenses
Owners Equity
Commond Stock
Retained Earnings
Total Owners Equity
8.394.000
8.410.000
2007
2008
1.430.500
2.062.000
906.500
1.220.000
(175.500)
(295.000)
(95.000)
(215.000)
Departmental Income
636.000
710.000
512.000
817.000
Cost of Sales
(180.000)
(310.000)
(169.000)
(245.000)
(55.000)
(90.000)
Departmental Income
108.000
172.000
12.000
25.000
756.000
907.000
100.000
90.000
Marketing
65.000
64.000
80.000
70.000
Energy Cost
105.000
80.000
350.000
304.000
Income Statement
Star Hotel
For Years Ended December 31, 2007 and 2008
Description
Total Revenue
Rooms:
Revenue
Payroll and related expenses
406.000
603.000
Insurance
75.000
95.000
Interest
25.000
25.000
Depreciation
245.000
295.000
345.000
415.000
61.000
188.000
(0)
(0)
61.000
188.000
Fixed Charge:
Rent
Income Taxes
Net Income
1.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi
Current Assets
Current Liabilities
= 870.000
444.000
=
1,96
Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp.1, hutang lancar dijamin dengan Rp.1,96
aktiva lancar. Untuk menilai apakah rasio tersebut baik atau tidak, perlu dibandingkan
dengan standar rata-rata industri hotel. Misal standar rata-rata industri current ratio untuk
hotel sebesar 2:1, maka rasio 1,96 : 1 lebih kecil dari 2:1. Dapat disimpulkan bahwa Star
Hotel kemungkinan akan kesulitan untuk melunasi hutang hutang jangka pendeknya.
Akan tetapi, rasio tersebut tidak mutlak karena banyak hotel yang beroperasi tanpa
kesulitan meskipun mempunyai current rasio di bawah 2:1 .Hal tersebut dikarenakan pada
umumnya aktiva lancar hotel dalam bentuk persediaan jumlahnya relatif kecil.
Pada perusahaan hotel, meskipun memiliki current ratio yang relatif lebih besar akan
tetapi komposisi persediaannya cukup besar, justru akan menyebabkan ketidak efisienan
operasional. Jenis persediaan di hotel ( bahan makanan, minuman dan supplies) , tidak
mudah di jual/dicairkan untuk membayar hutang.
dicairkan menjadi alat pembayaran saja, yaitu Kas, Surat Berharga dan Piutang. Dalam
operasional hotel, meskipun persediaan termasuk sebagai aktiva lancar akan tetapi
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencairkannya menjadi kas.
Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin dengan
Rp.1,53 aset lancar yang dapat dengan cepat dicairkan. Rasio tersebut dapat dinyatakan
dalam angka 1,53:1 atau 153%.
dibandingkan dengan standar rata rata industri. Misal, rata rata industri acid test rasio
sebesar 1:1 , maka 1,53:1 lebih besar dari 1:1. Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
tidak kesulitan untuk melunasi hutang hutang jangka pendeknya.Acid test rasio
merupakan metode yang paling sesuai untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan hotel.
2.
pendek maupun jangka panjang.Secara umum, perusahaan dapat membayar atau menjamin
seluruh hutangnya apabila hartanya lebih besar dibandingkan dengan seluruh hutangnya
Assets To Liabilities Ratio
Assets to total liabilities ratio merupakan rasio perbandingan antara total harta
dengan total hutang. Rasio ini bermanfaat untuk melihat seberapa besar harta yang
dimiliki untuk menjamin seluruh hutangnya.
Assets to Liabilities Ratio=
Total Assets
Total Liabilities
8.410.000
4.444.000
1,89
Total Liabilities
Total Equity
4.444.000
3.966.000
1,12
Hal ini
menunjukkan bahwa dalam pembelian aktiva, lebih banyak dibiayai dari hutang
dibandingkan dengan modal sendiri.Untuk menentukan baik tidaknya rasio ini perlu
diperbandingkan dengan rasio rata rata industri. Jika rasio rata rata industri sebesar
0,60:1 , maka 1,12 : 1 lebih besar dari 0,60 : 1.
Bagi kreditor, makin tinggi angka rasio ini berarti makin tinggi risiko yang
dihadapi oleh para kreditor (pihak pemberi pinjaman), karena makin tinggi hutang
yang ditanggung sebuah hotel.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber
daya perusahaan.Efektifitas manajemen dalam penggunaan sumber daya tersebut
misalnya mempercepat pengumpulan piutang yang dapat segera digunakan untuk
membiayai operasional dan pemakaian persediaan untuk menghasilkan pendapatan dari
penjualan.
2.062.000
175.000
11,78 kali
Beginning + Ending
2
190.000+160.000
2
175.000
Semakin besar angka ini atau semakin cepat perputaran, maka akan semakin
baik, karena
Sebaliknya semakin kecil angka ini semakin lambat piutang dicairkan menjadi kas.
Jika rata rata industri sebesar 20 kali, maka 11,78 kali lebih kecil dari 20 kali. Hal
ini menandakan bahwa manajemen belum cukup efektif dalam memanfaatkan piutang
untuk membiaya operasional.
Food
Sales
Beverage
665.000
152.000
10.000
4.000
275.000
66.000
(30.000)
(10.000)
255.000
60.000
(5.000)
(0)
250.000
60.000
Gross Profit
415.000
92.000
200.000
45.000
60.000
30.000
Total Expenses
260.000
70.000
Departmental Income
155.000
22.000
Cost of Sales :
Beginning Inventory
Purchase
Expenses:
Payroll and Related Expenses
Other Direct Expenses
= 255.000
20.000
=12,75 kali
Average Food Inventory
= Beginning + Ending
2
= 10.000+30.000
2
= 20.000
Perputaran persediaan makanan sebesar 12,75 kali selama satu tahun dapat
diartikan bahwa terjadi perputaran pesediaan 1 kali sebulan. Angka tersebut berarti
bahwa secara keseluruhan pembelian (pengisian ) persediaan
dilakukan selama
sebulan. Jika standar yang ditetapkan manajemen sebesar 24 kali , maka 12,75 kali <
24 kali, yang berarti tingkat perputaran makanan sangat lambat. Perputaran makanan
yang lambat mengindikasikan bahwa banyak persediaan yang menumpuk di gudang.
Sedangkan untuk tingkat perputaran persediaan minuman dari Star Hotel
tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut :
Beverage Inventory Turnover =
60.000
7.000
=8,57 kali
Average Bevg Inventory
= Beginning + Ending
2
= 4.000 +10.000
2
= 7.000
umum, industri hotel yang memiliki beberapa bar dan lounge, beverage inventory
turnovernya mencapai 15 kali pertahun atau 1,25 kali perbulan.
Rasio perputaran yang lambat merupakan pemborosan ( persediaan rusak di
gudang) atau kualitas menurun, berdampak juga pembiayaan (cost) tinggi karena
hanya sebagian yang dapat digunakan.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas atau Profitability Ratio menggambarkan prestasi dan
pertanggungjawaban manajemen dalam mengelola hotel.
Margin Laba (Profit Margin)
Manajemen sering mengevaluasi kemampuan mereka dalam menghasilkan
laba ( keuntungan) dari seluruh pendapatan dari penjualan yang dilakukan. Margin
laba dihitung dengan cara laba bersih ( net income) dibagi dengan total pendapatan
( Total revenue).
Profit Margin
Net Income
x100%
Total Revenue
=
188.000
x100%
2.062.000
=
9,12%
yang terjadi dalam operasional dari revenue center maupun support center
sepenuhnya dapat dikendalikan manajemen. Sehingga pengukuran operating
efficiency ratio merupakan pengukuran kemampuan manajemen dalam menghasilkan
keutungan tanpa dipengaruhi keputusan pemilik.
Operating Efficiency Ratio
x100%
2.062.000
=29,24 %
Operating Efficiency Ratio sebesar 29,24% menunjukkan bahwa setiap
Rp.0,29 dari penjualan Rp.1,- tersedia untuk menutup beban tetap (fixed charge) atau
setiap 29,24% dari 100% penjualan tersedia untuk menutup beban tetap. Hal tersebut
menunjukkan bahwa manajemen dapat mengelola pendapatan dan biaya yang
terkendali (controllable revenue and expenses), sehingga tersedia 29,24%
untuk
income dibagi dengan total assets. Rreturn on assets Star Hotel dapat dihitung sebagai
berikut :
ROA
Net Income
x100%
188.000
8.402.000
= 2,23 %
x100%
Beginning + Ending
2
8.394.000 +8.410.000
2
8.402.000
ROA sebesar 2,23 % menunjukkan bahwa setiap Rp.1 dari assets akan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp.0,021 atau dari 100% assets akan menghasikan
keuntungan sebersar 2,23% nya.
keuntungan yang diperoleh terlalu rendah atau assets yang digunakan tidak
dimanfaatkan secara efisien, untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang
diharapkan.
13.3
anggaran
merupakan
alat
untuk
mengendalikan
hasil
departemen.
Sejarah Uniform System of Account
Edisi pertama dari Uniform System of Account diterbitkan oleh Asosiasi Hotel New
York pada tahun 1925/1926.
Tahun 1961, the American Hotel & Motel Association menetapkan The National
Association of Accountants untuk mengembangkan Uniform System of Account untuk
hotel dan motel kecil.
Tahun 1979, The Committee on Financial Management of the American Hotel &
Motel Association merevisi uniform system of accounts original, guna untuk
merefleksikan perubahan dalam penggunaan terminology untuk industri penginapan
(lodging industry).
Tahun 1986 dilakukan revisi lagi yang merupakan edisi ke delapan, dengan
perubahan spesifik pada distribusi pengeluaran, meningkatkan fungsi marketing,
pemrosesan data, sumber daya manusia dan transportasi.Edisi ini diterbitkan oleh The
Hotel Association of New York City.
Tahun 1996 dikeluarkan lagi edisi ke sembilan yang dterbitkan oleh The Education
Institute of The American Hotel & Motel Association, dengan sebutan baru yaitu Uniform
System of Accounts for the Lodging Industry dan Chart of Accounts. Disamping itu hal
lain yang dibahas dalam edisi adalah penjelasan dan rumus analisa rasio, informasi
statistic departemental, pengendalian anggaran operasi serta analisa breakeven.
Adapun hal-hal yang dibahas dalam Uniform system of accounts yang diterbitkan
oleh Hotel Association of New York (1996), meliputi :
Bagian I Financial Statements
Seksi 1 : Balance sheet
Seksi 2 : Statement of income
Seksi 3 : Statement of owners equity
Seksi 4 : Statement of cash flows
Seksi 5 : Notes to the financial statements
Seksi 6 : Departemental statements
Skedul 1 : Rooms
Skedul 2 : Food
Skedul 3 : Beverage
Skedul 4 : Telecomunications
Skedul 5 : Garage and Parking
Skedul 6 : Golf Course
Skedul 7 : Golf Pro Shop
Skedul 8 : Guest Laundry
Skedul 9 : Health Centre
Skedul 10 : Swimming Pool
Skedul 11 : Tennis
Skedul 12 : Tennis Pro Shop
Skedul 13 : Other Operated Departements
Skedul 14 : Tentals and Other Income
Skedul 15 : Administrative and General
Skedul 16 : Human Resources
Skedul 17 : Information System
Skedul 18 : Security
Skedul 19 : Marketing
Skedul 20 : Franchise Fees
Skedul 21 : Tranportation
Skedul 22 : Property Operation and Maintenance
Chart of Account
Bagan akun (chart of account) digunakan dalam sistem akuntansi untuk pencatatan
transaksi usaha.Bagan akun disusun berdasarkan pada standar pelaporan yang diinginkan oleh
manajemen. Adapun penyusunan bagan akun biasanya memperhatikan beberapa spesifikasi atas
akun itu sendiri, seperti :
XXX - XXX - XXX XXX
Sub akun dengan kegunakan untuk analisa dan pengendalian
Akun utama pada neraca atau laba rugi
Departemen pendapatan atau biaya
Nomor property
Contoh penyusunan 3 digit kedua dari bagian akun :
100 Rooms department
120 Front office
140 Reservations
160 Housekeeping
200 Food department
210 Coffee Shop
220 Banquet department
240 Room Service dan seterusnya
Contoh penyusunan 3 digit ke tiga dari bagan akun :
100 199 Assets
200 279 Liabilities
280 299 Equity
300 399 Revenue
400 499 Cost of Sales
500 599 Payroll
600 699 Other expenses
700 799 Fixed charges
DAFTAR PUSTAKA
.2013. Analisis Keuangan Analisis Vertikal Analisis Horisontal. Dapat diakses pada URL:
http://www.akuntansiitumudah.com/analisisis-keuangan-analisis-vertikal-analisis-horisontal//
(Diakses pada tanggal 23 November 2013 pukul 16.00)
2013.
ANALISIS
RASIO.
Dapat
diakses
pada
URL:
http://budiampta2.blogspot.com/2013/02/analisis-rasio-seorang-manajer.html(diakses pada 20
November 2013 pukul 19.00)
2013. Uniform System of Accounts for Lodging Industries. Dapat diakses pada URL:
http://www.scribd.com/doc/174012609/Uniform-System-of-Accounts-for-LodgingIndustries(diakses pada 24 November 2013 pukul 18.00)