Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
KONVEKSI
Disusun Oleh
http://3gplus.wordpress.com/2008/05/20/radiasikonveksi-dan-konduksi/
(faculty.petra.ac.id/herisw/Fisika1/13-kalor.doc)
Angin laut bertiup pada siang hari. Daratan yang memiliki kalor jenis
kecil, pada siang hari lebih cepat menyerap panas matahari dibandingkan dengan
lautan yang memiliki kalor jenis besar. Dengan demikian, suhu udara di atas
daratan lebih tinggi daripada suhu udara di atas permukaan laut. Daratan yang
mempunyai suhu lebih tinggi menyebabkan tekanan udaranya lebih kecil daripada
tekanan udara di atas laut dengan suhu udara lebih rendah. Karena tekanan udara
di atas laut lebih besar, terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Udara yang
mengalir dari laut ke darat disebut angin laut.Sebaliknya, pada malam hari,
daratan yang memiliki kalor jenis kecil lebih cepat melepas panas dibandingkan
dengan lautan yang memiliki kalor jenis besar. Dengan demikian, suhu udara di
atas daratan lebih rendah daripada suhu udara di atas lautan. Karena suhu udara di
atas lautan tinggi, tekanan udaranya rendah. Terjadilah aliran udara dari darat ke
laut. Udara yang mengalir dari darat ke laut disebut angin darat.
Perlu diketahui bahwa benda yang dimaksudkan di sini adalah zat cair atau
zat gas. Walaupun merupakan penghantar kalor (konduktor termal) yang buruk,
zat cair dan zat gas bisa memindahkan kalor dengan cepat menggunakan cara
konveksi. Contoh zat cair adalah air, minyak goreng, oli dkk. Contoh zat gas
adalah udara.
Adanya tambahan kalor membuat air yang menempel dengan dasar wadah
mengalami peningkatan suhu. Akibatnya air tersebut memuai. Ketika memuai,
volume air bertambah. Karena volume air bertambah maka massa jenis air
berkurang. Kalau bingung, ingat lagi persamaan massa jenis alias kerapatan
(massa jenis = massa / volume). Massa air yang memuai tidak berubah, yang
berubah hanya volumeya saja. Karena volume air bertambah, maka massa
jenisnya berkurang. Berkurangnya massa jenis air menyebabkan si air bergerak ke
atas (kita bisa mengatakan air tersebut mengapung). Mirip seperti gabus atau kayu
kering yang terapung jika dimasukan ke dalam air. Gabus atau kayu kering bisa
terapung karena massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis air.
Karena bergerak ke atas maka posisi air tadi digantikan oleh temannya
yang berada di sebelah atas. Kali ini temannya yang menempel dengan dasar
wadah. Karena terdapat perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari dasar wadah
menuju temannya. Temannya ikut2an kepanasan juga (suhu meningkat) sehingga
massa jenisnya berkurang. Karena massa jenisnya berkurang maka ia bergerak ke
atas. Posisinya digantikan oleh temannya yang berada di sebelah atas. Demikian
seterusnya sampai semua air yang berada dalam wadah mendapat jatah kalor.
Ingat ya, air yang memiliki suhu yang tinggi tidak langsung meluncur tegak lurus
ke atas tetapi berputar seperti yang ditunjukkan pada gambar. Hal ini disebabkan
karena temannya yang berada tepat di atasnya memiliki massa jenis yang lebih
besar. Perpindahan kalor pada proses pemanasan air merupakan salah satu contoh
perpindahan kalor secara konveksi.
Contoh lain dari perpindahan kalor secara konveksi adalah proses terjadinya angin
laut dan angin darat
Kalor jenis daratan (zat padat) lebih kecil daripada kalor jenis air laut (zat
cair). Akibatnya ketika dipanaskan oleh cahaya matahari pada siang hari,
kenaikan suhu daratan lebih besar daripada kenaikan suhu air laut. Kalau bingung
baca lagi pembahasan gurumuda mengenai kalor, kalor jenis dan kalor laten. Jadi
walaupun mendapat jatah kalor yang sama dari matahari, daratan lebih cepat
panas (suhu lebih tinggi) daripada air laut (suhu air laut lebih rendah).
Daratan yang sudah kepanasan tadi memanaskan udara yang berada tepat
di atasnya sehingga suhu udara pun meningkat. Karena mengalami peningkatan
suhu maka udara memuai. Ketika memuai, volumenya bertambah. Akibatnya
massa jenis udara berkurang. Karena massa jenis udara berkurang, maka udara
tersebut bergerak ke atas (1). Posisi udara yang bergerak ke atas tadi digantikan
oleh udara yang berada di atas permukaan laut. Hal ini disebabkan karena massa
jenis udara yang berada di atas permukaan laut lebih besar. Ketika bergerak ke
darat, posisi udara tadi digantikan oleh temannya yang berada tepat di atasnya (2)
Angin darat
Ketika malam tiba, daratan lebih cepat dingin daripada air laut. Dengan
kata lain, pada malam hari, suhu daratan lebih rendah daripada suhu air laut. Hal
ini disebabkan karena kalor jenis daratan (zat padat) lebih kecil daripada kalor
jenis air laut (zat cair). Walaupun jumlah kalor yang dilepaskan oleh daratan dan
air laut sama, tetapi karena kalor jenis daratan lebih kecil daripada kalor jenis air
laut, maka penurunan suhu yang dialami oleh daratan lebih besar daripada air laut.
Ingat saja rumus Q = (m)(c)(deltaT). Jika bingung berlanjut silahkan pelajari
kembali pokok bahasan kalor, kalor jenis dan kalor laten.
Air laut yang memiliki suhu lebih tinggi menghangatkan udara yang
berada di atasnya. Akibatnya suhu udara yang berada di atas permukaan laut
meningkat. Peningkatan suhu udara menyebabkan massa jenis udara berkurang
sehingga udara bergerak ke atas (1)
http://www.gurumuda.com/konveksi
V. LANGKAH PERCOBAAN
V.1. Langkah-Langkah percobaan
A. Konveksi gas (udara)
1. Dilepaskan pipa plastik dari alat konveksi zat cair.
2. Dipanaskan bagian tepi pipa logam dekat ujung A dengan pembakaran `
spiritus
3. Diletakan atau dipasang asap nobat nyamuk di depan mulut (lubang)
ujung pipa.
4. Diamati apa yang terjadi dengan arah aliran asap obat nyamuk.
Batang statif
Klem universal
Obat nyamuk
Dasar statif
Klem universal
Dasar statif
Pada percobaan ini adalah percobaan konveksi pasa udara dan zat cair ini
dengan tujuan yaitu mengamati perpindahan kalor pada zat cair dan gas. Adapun
alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah ( tercantum dalam
tabel alat dan bahan). Dalam literatur mengatakan bahwa konveksi adalah
perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya. Atau
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida kebagian lain
fluida oleh pergerakan fluida itu sendiri. konveksi terjadi karena perbedaan massa
jenis dan konveksi hanya terjadi pada zat cair dan gas.
Pada percobaan konveksi ini telah dilakukan percobaan yang pertama
yaitu percobaan konveksi pada Gas ( udara), percobaan konveksi gas, disini
mengamati arah asap obat nyamuk. Pada konveksi gasi ini asap obat nyamuk
bergerak memutar vertical masuk kedalam lubang dititik A sesuai pada gambar
langkah percobaan sebagai titik yang bersuhu panas. Karena asap bergerak dari
suhu yang rendah (ruangan) bertekanan tinggi ke suhu yang lebih tinggi titik A
(dipanaskan dengan pembakar spritus) menyebabkan tekanan yang lebih kecil.
Titik A yang mempunyai suhu lebih tinggi menyebabkan tekanan udaranya lebih
kecil daripada tekanan udara di sekitar ruangan dengan suhu udara lebih rendah.
Karena tekanan udara di sekitar ruangan lebih besar, terjadilah aliran asap dari
luar (sekitar ruangan) menuju titik A yang tekanan udaranya kecil. Udara dingin
yang berada disekitar dekat titik A (dekat api lilin ) menekan udara panas keatas,
sehingga terjadilah arus konveksi udara. Arus konveksi udara inilah yang
membawa asap bergerak keatas melalui rongga tabung.
Percobaan konveksi yang kedua yaitu Konveksi Zat Cair. Pada percobaan
konveksi zat cair menggunakan msedium Serbuk tembakau. Untuk mengamati
konvesi yang terjadi pada zat cair dengan memasukkan serbuk tembakau yang
hallus kedalam pipa yang telah diisi air. Kemudin pipa dipanaskan dengan
menggunakan nyala lilin. Di amati bahwa semula serbuk tembakau berada
dipermukaan air (diatas) bergerak turun kedasar menuju titik A (sesuia gambar)
karena adanya gaya berat. Kemudian serbuk tembakau naik kembali kepermukaan
karena air pada bagian bawah (titik A) mulai panas dengan api lilin sehingga
volume bertambah dan massa jenisnya menjadi kecil akibatnya serbuk tembakau
beserta air naik keatas menuju ke suhu yang rendah. Begitu seterusnya siklus
perjalanan serbuk tembakau dan air yang selalu memutar dari A ke titik B dan
seterusnya terjadi. Perpindahan molekul beserta partikel seperti ini disebut
konveksi atau aliran. Air yang diatas suhunya lebih rendah daripada yang
dibawah, sehingga massa jenis air di atas lebih besar daripada air di bawah.
Pada percobaan konveksi zat cair ini semakin lama pemanasan yang
dilakukanse hingga air semakinpanas, dan akhirnya perpindahan kalor besertqa
patikel atau yang dinamakan sebagai konveksi semakin tidak kelihatan.
b. Contoh lain dari perpindahan kalor secara konveksi adalah proses terjadinya
angin laut dan angin darat. Kalor jenis daratan (zat padat) lebih kecil daripada
kalor jenis air laut (zat cair). Akibatnya ketika dipanaskan oleh cahaya
matahari pada siang hari, kenaikan suhu daratan lebih besar daripada kenaikan
suhu air laut walaupun mendapat jatah kalor yang sama dari matahari, daratan
lebih cepat panas (suhu lebih tinggi) daripada air laut (suhu air laut lebih
rendah).
VII.2. Saran
Diharapkan sebelum melakukn percobaan, praktika mengetahui tujuan
percobaan yang akan dilakukan
Hendaknya prakrikan berhati-hati dalam melakukan praktikum, hingga
diperoleh hasil yang maksimal.
Praktikum hendaknya dilaksanakan di tempata yang lapang
faculty.petra.ac.id/herisw/Fisika1/13-kalor.doc
http://3gplus.wordpress.com/2008/05/20/radiasikonveksi-dan-konduksi/
http://www.gurumuda.com/konveksi
Kanginan, Marthen. 2004. Fisika untuk SMA Kelas X 1B. Jakarta: Erlangga
TIM MGMP IPA SMA. 2007 . Pendalaman Materi Sukses Ujian Nasional.
Jakarta : Akasia