Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
2. "Wine"dan"brandy"
Wine diperoleh dari fermentasi buah
anggur warna merah atau jingga bersama
kulitnya yang mengandung pigmen merah.
Sementara anggur putih (white wines) dibuat
dari buah anggur warna putih dan difermentasi
tanpa kulit.Pada pembuatan wine, buah anggur
hasil panen akan mengalami proses
penghancuran untuk mengeluarkan sari buah
yang mengandung gula.
Kalium atau natrium metabisulfit selanjutnya
ditambahkan pada hancuran yang disebut lumut
(must) tersebut, guna menghambat pertumbuhan
bakteri pembusuk dan khamir liar. Ke dalam lumut selanjutnya diinokulasikan S. cerevisiae
atau S. ellipsoideus, dan dibiarkan berbulan-bulan hingga fermentasi betul-betul sempurna.
Setelah proses tersebut, anggur dikeluarkan dan dimatangkan dalam tong-tong kayu di mana
cita rasa selanjutnya akan terbentuk. Sementara brandy, walau bahan dasarnya sama, biasanya
grape
wine,
dibuat
melalui
proses
distilasi.
3. Cider
Cider merupakan minuman yang terbuat dari jus apel. Di
Amerika dan Kanada, cider atau sweet cider merupakan
istilah untuk jus apel yang tidak difermentasi, sedangkan jus
apel
yang
difermentasi
disebut
hard
cider.
Di Inggris, istilah cider selalu digunakan untuk minuman
beralkohol. Akan tetapi di Australia, istilah cider dapat
digunakan baik untuk produk beralkohol ataupun tidak. Hasil
distilasi cider dengan proses pembekuan menghasilkan
produk yang dinamakan applejack.
4. "Whisky" dan "bourbon"
Minuman beralkohol yang dibuat dari campuran beberapa jenis biji-bijian dikenal dengan
nama whisky. Jenis-jenis whisky seperti Scotch dan Rye menunjukkan jenis biji-bijian utama
yang digunakan dengan tambahan biji-bijian lain (yang paling sering adalah gandum, kadangkadang oat). Sementara bourbon umumnya menggunakan campuran biji jagung.
5.
"Rum"
Rum adalah hasil penyulingan
air tebu, sirup, atau tetes
(molasse)- merupakan produk
samping dalam pembuatan
gula yang difermentasi S.
cerevisiae. Khamir ini akan
menghasilkan enzim zimase
dan invertase. Enzim zimase
berfungsi sebagai pemecah
sukrosa
menjadi
monosakarida (glukosa dan fruktosa), sedangkan enzim invertase akan mengubah glukosa
menjadi etanol.
6. "Vodka dan gin"
Jenis distilled beverages yang paling umum adalah vodka dan gin. Karakteristik
vodka yang utama adalah dilakukannya proses distilasi terhadap hasil fermentasi berbagai
jenis bahan, di mana biji-bijian dan kentang merupakan sumber yang paling umum, secara
tuntas hingga aroma bahan asal tidak tersisa sama sekali. Sementara gin merupakan hasil
distilasi seperti vodka yang diberi flavor dengan cara menambahkan herba ataupun jenis-jenis
tumbuhan lain khususnya juniper berries.
waktu singkat dan berlebihan akan menyebabkan terjadinya keracunan alkohol (Intoksikasi
alkohol) dan dapat menyebabkan kematian. Intoksikasi terjadi jika jumlah alkohol yang
dikonsumsi diatas ambang toleransi orang tersebut sehingga menyebabkan terjadinya
gangguan baik fisik maupun mental, sesorang yang dalam keadaan mabuk tidak sadar akan
apa yang sedang dilakukan, disorientasi, bingung dan lupa.
maupun ginjal. Sebagian kecil akan dikeluarkan melalui keringat, air mata, empedu, cairan
lambung, dan air ludah.
Metabolisme Alkohol Dalam Tubuh
Metabolisme alkohol terutama terjadi di dalam hati. Bila diminum dalam dosis
rendah, alkohol dipecah oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi asetaldehida (hampir
95% etanol dalam tubuh akan teroksidasi menjadi asetaldehid dan asetat, sedangkan 5%
sisanya akan dieksresi bersama urin). Enzim ini membutuhkan seng (Zn) sebagai katalisator.
Asetaldehida kemudian diubah menjadi asetil KoA, lagi-lagi oleh enzim dehidrogenase.
Kedua reaksi ini membutuhkan koenzim NAD.
Ion H yang terbentuk diikat oleh NAD dan membentuk NADH. Asetil
KoA kemudian memasuki siklus asam trikarboksilik (TCA), yang kemudian
menghasilkan NADH, FADH2, dan GTP yang digunakan untuk membentuk
adenosin trifosfat (ATP), yaitu senyawa energi tinggi yang berperan
sebagai cadangan energi yang mobile di dalam sel. Namun bila alkohol yang
diminum banyak, enzim dehidrogenase tidak cukup untuk memetabolisme seluruh alkohol
menjadi asetaldehida. Sebagai penggantinya hati menggunakan sistem enzim lain yang
dinamakan Microsomal Ethanol Oxidizng System (MEOS).
Pengaruh pada hati pengaruh alkohol yang paling bahaya adalah pengaruh pada hati
(hepar). Setiap kali seorang peminum mengambil alkohol, hatinya mendapat luka. Sel hati
akan mati dan menjadi mengecil. Hal ini akan mengurangi kemampuan hati untuk
berfungsi dengan sempurna. Pengecilan yang serius akan menyebabkan hati tidak dapat
berfungsi langsung. Keadaan ini disebut sirosis hati dan boleh membawa maut.
Pembengkakan hati (hepatitis) juga bisa disebabkan oleh kelebihan toksik alkohol. Pada
mulanya menyebabkan hati mengembang dan lama kelamaan saluran darah akan
mengecil. Ini menyebabkan darah tidak dapat mengalir ke hati dengan sempurna dan
akhirnya saluran darah akan membengkak lalu pecah. Pada peringkat kritikal pengidap
hepatitis akan mengalami muntah darah dan kotoran mereka akan bercampur dengan
darah.
Penyakit jantung akibat dalam jangka dekatnya dapat dirasakan dengan meningkatnya
detak jantung, dan juga keadaan jantung juga akan melemah sehingga dada akan terasa
sesak, nafas juga seperti tersumbat sehngga tidak dapat bekerja dengan optimal.
Sebenarnya ini terjadi karena minuman keras atau minuman beralkohol dapat merusak selsel tubuh dan juga termasuk sel-sel jantung, akibatnya kinerja jantung akan tidak optimal.
Pengaruh pada janin peminum alkohol kronik bagi wanita hamil menyebabkan
kandungannya mempunyai ciri-ciri kecacatan seperti kekurangan berat badan, ukuran
kepala yang terlalu kecil berbanding tubuh, keadaan muka yang rata, dan kelemahan sendisendi. Selain daripada pengaruh-pengaruh di atas, alkohol juga bertindak dengan berbagai
sistem dan organ tubuh. Contohnya, pengaruh terhadap sistem peredaran tubuh
menyebabkan darah lebih banyak dialirkan ke kulit. Ini menyebabkan kulit peminum
menjadi kemerah-merahan. Peminum alkohol juga didapati lebih cenderung sering
membuang air kecil karena etanol dapat meningkatkan hormon penahan kencing. Bagi ibu
yang sedang hamil jika mengkonsumsi minuman keras atau minuman beralkohol
akibatnya sangat fatal sekali, karen anutrisi untuk janin bayinya kan terganngu, sehingga
bayinya kelak dilahirkan dalam keadaan kurang sempurna, karena bagaimanapun
kesehatan janin adalah dari pola makan dan tingkah laku dari sang ibu.
Gairah sexual menurun, Bagi yang sudah mempunyai istri hal ini sangat membahayakan
sekali karena bila terlalu sering mengkonsumsi minuman keras atau minuman beralkohol
dapat menyebabkan gairah sex menurun dan selanjutnya kan menimbulakn impoten.
Berikut ini adalah pengaruh lain dari akohol bagi kesehatan tubuh:
Mabuk: Konsumsi alkohol yang banyak dapat membuat mabuk dan menyebabkan korban
mengalami sakit kepala, mual, muntah serta nyeri pada bagian tubuh tertentu.
Berat badan naik: Karena pada umumnya minuman beralkohol memiliki kadar kalori dan
gula yang tinggi.
Tekanan darah tinggi: Alkohol merupakan pemicu tekanan darah.
Sistem kekebalan tubuh menurun: Dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, maka
tubuh anda akan mudah terserang infeksi.
Selain itu, mengkonsumsi minuman beralkohol sebanyak dua gelas atau lebih perhari
dapat meningkatkan faktor risiko aneurisma aorta abdominal pada pria. Aneurisma aorta
abdominal (AAA) terjadi ketika dinding aorta pembuluh darah arteri terbesar dalam tubuh
manusia yang mengalirkan darah ke jantung meregang atau melemah ketika melewati
abdomen (perut). Pompaan darah melalui arteri tersebut dapat menyebabkan dinding yang
telah lemah menjadi melembung dan dapat pecah sehingga menyebabkan kematian pada
sebagian besar pasien.
Setelah memperhitungkan berbagai faktor risikoyang lain, termasuk merokok dan
tekanan darah tinggi, mereka menemukan kaitan langsung antara konsumsi alkohol dan
diagnosa AAA. Hubungan tersebut bahkan lebih kuat ketika para peneliti memperoleh data
konsumsi alkohol terbaru.
Ketika dibandingkan dengan mereka yang tidak minum alkohol, orang yang
meminum alkohol sebanyak 2 gelas (30g) per hari mempunyai risiko AAA sebanyak 21
persen lebih tinggi. Para peneliti mencatat bahwa dibandingkan dengan anggur dan bir, cairan
alkohol (liquor) menunjukkan hubungan terkuat dengan AAA. Ilmuan tersebut
menyatakan,Konsumsi alkohol ringan tidak menunjukkan bahaya maupun manfaat terhadap
aneurisma.
Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus
alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan
jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi.
Dampak lain pengaruh alkohol terhadap saraf:
Turunnya tingkat kesadaran, Sudah banyak bukti bahwa orang yang mengkonsumsi
minuman beralkohol atau minuman keras tingakt sosialnya berkurang, jadi pendiam,
Emosinya meningkat dan menjadikan dia mudah tersinggung dan juga tingkat
konsenrasinya menurun.
Pengaruh pada otak dan saraf pada dasarnya setelah diminum, alkohol akan meresap
dari usus kecil trus masuk ke aliran darah. Alkohol terus dibawa ke jantung kemudian
dibawa ke seluruh tubuh. Dari sini ia terus meresap ke dalam otak dan seterusnya ke urat
saraf. Otak merupakan salah satu organ penting yang dimiliki oleh manusia karena otaklah
yang mengontrol segala kegiatan. Kerusakan saraf dapat menyebabkan berbagai jenis
penyakit seperti sindrom Wernicke-Korsakoff dan kerusakan sel-sel otak, yang seterusnya
membawa kepada komplikasi psikiatri. Peminum mengalami halunisasi pendengaran,
amnesia, paranoia, depresi, bahkan bisa punya kecenderungan bunuh diri.
Gangguan neuropati atau dapat disebut juga penyakit gangguan saraf yang biasanya
terjadi pada orang lanjut usia, dan dapat mengganggu mobilitas penderitanya. Gejalanya
adalah nyeri, rasa baal, kram, kesemutan, rasa terbakar, kelemahan tubuh dan anggota
gerak, serta atrofi otot atau pengecilan. Dimana, satu gelas minuman beralkohol saja sudah
mampu mengganggu susunan saraf tepi. Selain itu, mabuk akibat minuman beralkohol
merupakan manifestasi dari kerusakan saraf pusat yang akan mengganggu saraf sensorik
dan motorik seseorang. Meminum minuman yang mengandung alkohol secara berlebihan
juga mampu memicu penyakit neuropati pada seseorag, meskipun usianya masih tergolong
muda.
Dampak bagi pencernaan
Alkohol dapat menyebabkan adiksi atau ketagihan dan toleransi penggunaan makin
hari makin banyak. Walaupun seseorang sudah toleransi untuk volume tertentu tetapi efek
samping kronisnya tetap terjadi. Pasien dengan penggunaan alkohol jangka panjang akan
menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaannya khususnya pada lambung.
Pasien yang menggunakan alkohol kronis akan dengan mudah ditemukan kelainan pada
lambungnya. Alkohol akan menyebabakan peradangan kronis pada saluran pencernaan,
membentuk erosi sampai tukak usus dan selanjutnya akan menyebabkan perubahan struktur
dalam usus sampai berubah menjadi sel ganas (kanker).
Liver peminum alkohol juga akan mengalami peradangan kronis yang akan berlanjut
dengan penciutan hati (sirosis hati) tentu dengan komplikasi lanjutan yang bermacam-macam
antara lain pembengkakan pada perut dan terjadi perdarahan pada saluran cernanya. Alkohol
juga dihubungkan dengan dengan berbagai kanker antara lain kanker usus besar. Pasien
peminum alkohol kronis akan mengalami tulang kropos (osteoporosis), mengalami impotensi
dan infertilitas. Pada wanita alkohol juga menjadi salah faktor resiko terjadi kanker payudara.
Selain itu, alkohol juga menyebabkan penyakit gastritis yaitu suatu peradangan atau
perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan
ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat,
makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Peradangan dari gastritis dapat hanya
superficial atau dapat menembus secara dalam ke dalam mukosa lambung, dan pada kasuskasus yang berlangsung lama menyebabkan atropi mukosa lambung yang hampir lengkap.
Pada beberapa kasus, gastritis dapat menjadi sangat akut dan berat, dengan ekskoriasi
ulserativa mukosa lambung oleh sekresi peptik lambung sendiri. Secara garis besar, gastritis
dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis. Didasarkan pada
manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik.
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak dan
sembuh sempurna (Prince, 2005: 422). Gastritis akut terjadi akibat respons mukosa lambung
terhadap berbagai iritan lokal. Inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar kasus
merupakan penyakit yang ringan. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh
mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau
perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi yang mengakibatkan obstruksi pylorus.
Selain itu, juga terdapat gastritis kronik yaitu apabila infiltrasi sel-sel radang yang
terjadi pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel radang
kronik, yaitu limfosit dan sel plasma. Gastritis kronis didefenisikan secara histologis sebagai
peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung. Derajat paling ringan
gastritis kronis adalah gastritis superfisial kronis, yang mengenai bagian sub epitel di sekitar
cekungan lambung. Kasus yang lebih parah juga mengenai kelenjar-kelenjar pada mukosa
yang lebih dalam, hal ini biasanya berhubungan dengan atrofi kelenjar (gastritis atrofi kronis)
dan metaplasia intestinal. Faktor-faktor Penyebab Gastritis yaitu pola makan yang kurang
baik, frekuensi makan yang tidak teratur, jenis makanan yang dikonsumsi, dan porsi makan
yang tidak sesuai. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya penyakit gastritis, kita harus
memperhatikan makanan yang kita makan dan menjaga pola makan yang teratur.