Está en la página 1de 10

ALKOHOL

Alkohol merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut etanol,


yang juga disebut grain alkohol. Hal ini karena etanol merupakan
bahan dasar pada minuman tersebut. Minuman beralkohol dibuat dengan
cara fermentasi khamir (yeast) tinggi biasanya dari spesies
Saccharomyces, pada kondisi anaerob dengan bahan baku yang
mengandung pati atau gula. Bahan baku yang umum dipakai adalah bijibijian (seperti jagung, beras, gandum, dan barley), umbi-umbian (seperti,
kentang dan ubi kayu), buah-buahan (seperti anggur, apel, pear, cherry),
tanaman palem (seperti aren, kelapa, siwalan, nipah), gula tebu dan gula
beet, serta moless. Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan
dan jenis produk yang ingin dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasi tidak
sempurna), sekitar 1-2 minggu, dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol 3%8%. Sementara pada proses fermentasi sempurna, mencapai waktu bulanan bahkan tahunan,
dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol sekitar 7%-18%.
Khamir umumnya tidak dapat hidup pada lingkungan dengan kandungan etanol di
atas 18%. Untuk menghasilkan minuman beralkohol dengan kadar etanol lebih tinggi, dapat
dilakukan dengan dua cara. Pertama, melalui proses distilasi (penyulingan) terhadap produk
yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Produk ini selanjutnya dinamakan distilled
beverages. Kedua, dengan mencampur produk hasil fermentasi dengan produk hasil distilasi.

Macam- macam alkohol


Alkohol terdapat dalam berbagai minuman seperti: whisky, brandy, rum, vodka, gin
(mengandung 40% alkohol); wines (10-20%); beer dan ale (48%). Alkohol (etanol) sintetik
seperti air tape, tuak dan brem, dihasilkan dari peragian secara kimia dan fisiologik. Bau
alkohol murni tercium di udara bila mencapai 4,5-10 ppm.1
Alkohol sebenarnya mempunyai banyak macamnya. Ada metanol, etanol, propanol
(propanol juga punya beberapa isomeri), dan lain sebagainya. Namun yang paling luas
digunakan adalah metanol dan etanol. Metanol (yang juga banyak disebut sebagai alkohol
kayu karena substansi ini dahulu didapat dari distilasi kayu) adalah substansi yang sangat
beracun karena di dalam tubuh akan diubah menjadi formaldehyde, bahan utama formalin
(bahan pengawet yang sempat dihebohkan di Indonesia beberapa waktu lalu) oleh hati.
Substansi alkohol yang biasa diminum adalah golongan etanol atau etil alkohol. Etil
alkohol murni adalah senyawa atau substansi yang tidak berwarna berbentuk cairan dengan
rasa yang sangat membakar yang membuat tidak ada orang yang mau meminumnya. Alkohol
yang diminum biasanya dalam bentuk larutan dan tidak murni alkohol lagi. Bir biasanya
mempunyai kadar alkohol 3 hingga 6%, sedangkan anggur 12-14%.
Alkohol ini dibuat oleh fermentasi oleh sel-sel ragi yang mengubah karbohidrat
terutama glukosa menjadi alkohol. Jikalau kadar alkohol telah melebihi 15%, maka enzim
dalam sel-sel ragi menjadi tidak aktif dan akan gagal dalam menghasilkan alkohol malah
setelah melebihi kadar 20%, sel-sel ragi dapat menjadi mati. Anggur-anggur yang lebih keras
biasanya dibuat dengan menambahkan konsentrasi alkohol dengan campur tangan manusia,
bahkan minuman-minuman yang lebih keras seperti brandy dan whiskey yang mempunyai
kadar alkohol sekitar 40-55% dibuat secara distilasi.
Proof dalam minuman alkohol adalah tanda menunjukkan berapa kadar alkohol
dalam minuman tersebut. Proof yang tertulis di label kemasan minuman adalah sama
dengan dua kali kadar minuman tersebut. Jadi kalau tertulis 100 proof, maka minuman
tersebut mempunyai kadar alkohol 50%. Alkohol murni mempunyai proof sebesar 200.

Beberapa produk minuman beralkohol beserta bahan dasarnya, di antaranya:


1. Bir
Bir merupakan minuman beralkohol dengan cita rasa berasal
dari suatu bahan berasa pahit, yaitu hop, serta diperoleh dari
fermentasi khamir pada maltosa yang didapat dari degradasi
enzimatikpati.

2. "Wine"dan"brandy"
Wine diperoleh dari fermentasi buah
anggur warna merah atau jingga bersama
kulitnya yang mengandung pigmen merah.
Sementara anggur putih (white wines) dibuat
dari buah anggur warna putih dan difermentasi
tanpa kulit.Pada pembuatan wine, buah anggur
hasil panen akan mengalami proses
penghancuran untuk mengeluarkan sari buah
yang mengandung gula.
Kalium atau natrium metabisulfit selanjutnya
ditambahkan pada hancuran yang disebut lumut
(must) tersebut, guna menghambat pertumbuhan
bakteri pembusuk dan khamir liar. Ke dalam lumut selanjutnya diinokulasikan S. cerevisiae
atau S. ellipsoideus, dan dibiarkan berbulan-bulan hingga fermentasi betul-betul sempurna.
Setelah proses tersebut, anggur dikeluarkan dan dimatangkan dalam tong-tong kayu di mana
cita rasa selanjutnya akan terbentuk. Sementara brandy, walau bahan dasarnya sama, biasanya
grape
wine,
dibuat
melalui
proses
distilasi.
3. Cider
Cider merupakan minuman yang terbuat dari jus apel. Di
Amerika dan Kanada, cider atau sweet cider merupakan
istilah untuk jus apel yang tidak difermentasi, sedangkan jus
apel
yang
difermentasi
disebut
hard
cider.
Di Inggris, istilah cider selalu digunakan untuk minuman
beralkohol. Akan tetapi di Australia, istilah cider dapat
digunakan baik untuk produk beralkohol ataupun tidak. Hasil
distilasi cider dengan proses pembekuan menghasilkan
produk yang dinamakan applejack.
4. "Whisky" dan "bourbon"
Minuman beralkohol yang dibuat dari campuran beberapa jenis biji-bijian dikenal dengan
nama whisky. Jenis-jenis whisky seperti Scotch dan Rye menunjukkan jenis biji-bijian utama
yang digunakan dengan tambahan biji-bijian lain (yang paling sering adalah gandum, kadangkadang oat). Sementara bourbon umumnya menggunakan campuran biji jagung.

5.

"Rum"
Rum adalah hasil penyulingan
air tebu, sirup, atau tetes
(molasse)- merupakan produk
samping dalam pembuatan
gula yang difermentasi S.
cerevisiae. Khamir ini akan
menghasilkan enzim zimase
dan invertase. Enzim zimase
berfungsi sebagai pemecah
sukrosa
menjadi
monosakarida (glukosa dan fruktosa), sedangkan enzim invertase akan mengubah glukosa
menjadi etanol.
6. "Vodka dan gin"

Jenis distilled beverages yang paling umum adalah vodka dan gin. Karakteristik
vodka yang utama adalah dilakukannya proses distilasi terhadap hasil fermentasi berbagai
jenis bahan, di mana biji-bijian dan kentang merupakan sumber yang paling umum, secara
tuntas hingga aroma bahan asal tidak tersisa sama sekali. Sementara gin merupakan hasil
distilasi seperti vodka yang diberi flavor dengan cara menambahkan herba ataupun jenis-jenis
tumbuhan lain khususnya juniper berries.

Dampak bagi tubuh


Mengulas sedikit mengenai minuman beralkohol yang ada ditengah masyarakat
mengandung kadar alkohol yang bervariasi. Bir umumnya mengandung alkohol 3,5% sampai
5 %, wine mengandung alkohol 10%-14%, fortified wine mengandung alkohol 14-20 %
sedang whisky, vodka mengandung 40 % alkohol. Dampak buruk dari penggunaan alkohol
akan mengenai berbagai organ didalam tubuh. Mulai dari otak, saluran pencernaan mulai dari
mulut sampai ke usus besar, organ-organ dalam tubuh khususnya liver, pankreas, otot, tulang
dan sistim genetalia baik laki-laki maupun perempuan.
Alkohol dikelompokan sebagai bahan yang menyebabkan sedasi dan hypnosis yaitu
alkohol membuat seseorang menjadi tenang dan tertidur. Akibat penggunaan alkohol dalam
waktu singkat akan menyebabkan seseorang menjadi mabuk. Penggunaan alkohol dalam

waktu singkat dan berlebihan akan menyebabkan terjadinya keracunan alkohol (Intoksikasi
alkohol) dan dapat menyebabkan kematian. Intoksikasi terjadi jika jumlah alkohol yang
dikonsumsi diatas ambang toleransi orang tersebut sehingga menyebabkan terjadinya
gangguan baik fisik maupun mental, sesorang yang dalam keadaan mabuk tidak sadar akan
apa yang sedang dilakukan, disorientasi, bingung dan lupa.

Mekanisme alkohol dalam tubuh


Alkohol merupakan cairan bening yang mudah menguap, tidak berwarna, baunya
khas dan terasa dingin jika mengenai kulit manusia (karena alkohol menyerap air yang ada di
sekitarnya). Selain melalui proses fermentasi, alkohol juga diproduksi melalui reaksi kimia
acid-catalyzed hydration dari ethylene (gas tidak berwarna yang dihasilkan dari proses
pemecahan panas senyawa hidrokarbon atau dari proses pengeringan etanol). Nama lain dari
alkohol adalah Etanol atau Aethyl Alcohol atau EtOH. Etanol mempunyai rumus kimia CH 3CH2-OH atau C2H5OH, yang mendidih pada suhu 78,3 oC (172,9oF) dan membeku pada suhu
117,3oC (-243,1oF)
Siklus alkohol
Penggunaan alkohol sebagai minuman saat ini sangat meningkat di masyarakat.
Pengunaan alkohol terutama secara kronis dapat menimbulkan kerusakan jaringan hati
melalui beberapa mekanisme seperti melalui induksi enzim dan radikal bebas. Efek terhadap
hati akibat penggunaan alkohol secara akut tampaknya lebih ringan bila dibandingkan dengan
pengunaan alkohol secara kronis.
Alkohol/etanol merupakan zat kimia yang akan menimbulkan berbagai dampak
terhadap tubuh oleh karena akan mengalami proses detoksifikasi didalam organ tubuh. Hati
(liver/hepar) merupakan organ tubuh yang penting untuk mendetoksifikasi zat kimia yang
tidak berguna/merugikan tubuh, termasuk alkohol/etanol
Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami serangkaian proses biokimia. Menurut
Zakhari (2006), metabolisme alkohol melibatkan 3 jalur, yaitu:
a. Jalur Sitosol/Lintasan Alkohol Dehidrogenase : Jalur ini adalah proses oksidasi dengan
melibatkan enzim alkohol dehidrogenase (ADH). Proses oksidasi dengan menggunakan ADH
terutama terjadi di dalam hepar. Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkan
asetaldehid. Asetaldehid merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga
menyebabkan kerusakan beberapa jaringan atau sel.
b. Jalur Peroksisom/Sistem Katalase : Sistem ini berlangsung di dalam peroksisom dengan
menggunakan katalase. Pada jalur ini diperlukan H2O2. Sistem ini diperlukan ketika kadar
alkohol di dalam tubuh meningkat.
c. Jalur Mikrosom : Jalur ini juga sering disebut dengan sistem SOEM (Sistem Oksidasi
Etanol Mikrosom). Sistem ini melibatkan enzim sitokrom P450 yang berada dalam
mikrosom. Oleh ketiga jalur tersebut alkohol akan diubah menjadi asetaldehid, kemudian
akan diubah menjadi asetat oleh aldehid dehidrogenase di dalam mitokondria. Alkohol yang
masuk ke saluran pencernaan akan diabsorbsi melalui dinding gastrointestinal, tetapi lokasi
yang efisien untuk terjadi absorbsi adalah di dalam usus kecil. Setelah diabsorbsi, alkohol
akan didistribusikan ke semua jaringan dan cairan tubuh serta cairan jaringan. Sekitar 9098% alkohol yang diabsorbsi dalam tubuh akan mengalami oksidasi dengan enzim,
sedangkan 2-10%nya diekskresikan tanpa mengalami perubahan, baik melalui paru-paru

maupun ginjal. Sebagian kecil akan dikeluarkan melalui keringat, air mata, empedu, cairan
lambung, dan air ludah.
Metabolisme Alkohol Dalam Tubuh
Metabolisme alkohol terutama terjadi di dalam hati. Bila diminum dalam dosis
rendah, alkohol dipecah oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi asetaldehida (hampir
95% etanol dalam tubuh akan teroksidasi menjadi asetaldehid dan asetat, sedangkan 5%
sisanya akan dieksresi bersama urin). Enzim ini membutuhkan seng (Zn) sebagai katalisator.
Asetaldehida kemudian diubah menjadi asetil KoA, lagi-lagi oleh enzim dehidrogenase.
Kedua reaksi ini membutuhkan koenzim NAD.
Ion H yang terbentuk diikat oleh NAD dan membentuk NADH. Asetil
KoA kemudian memasuki siklus asam trikarboksilik (TCA), yang kemudian
menghasilkan NADH, FADH2, dan GTP yang digunakan untuk membentuk
adenosin trifosfat (ATP), yaitu senyawa energi tinggi yang berperan
sebagai cadangan energi yang mobile di dalam sel. Namun bila alkohol yang
diminum banyak, enzim dehidrogenase tidak cukup untuk memetabolisme seluruh alkohol
menjadi asetaldehida. Sebagai penggantinya hati menggunakan sistem enzim lain yang
dinamakan Microsomal Ethanol Oxidizng System (MEOS).

Asetaldehida yang dihasilkan dari pemecahan alkohol oleh enzim dehidrogenase,


manakala berinteraksi kembali dengan alkohol akan menghasilkan senyawa yang susunannya
mendekati morfin, hingga bisa menyebabkan orang jadi kecanduan alkohol atau alkoholik.
Selain lebih mendekatkan diri pada situasi mati konyol, jika ternyata memiliki umur panjang,
alkoholik cenderung terancam rupa-rupa penderitaan.
Ancaman pertama yang akan menimpa yaitu menurunnya konsumsi zat makanan lain
yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan, menyebabkan berbagai bentuk malnutrisi. Ini
terjadi karena alkoholik umumnya kurang sensitif terhadap rasa lapar, gara-gara kebutuhan
energinya telah dipasok alkohol. Bentuk malnutrisi yang paling umum ialah defisiensi folat,
tiamin, dan piridoksin, akibat metabolisme etanol menjadi asetaldehid, yang merangsang
hidrolisis gugus fosfat koenzim tersebut dan rendahnya kadar Mn, Co, dan Zn dalam darah.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme dan penyerapan alkohol
oleh tubuh manusia, antara lain :
1. Jenis dan besar kadar alkohol yang diminum.
Makin tinggi kadar alkohol yang diminum maka makin cepat dan banyak alkohol
yang dapat diserap oleh tubuh manusia. Jenis minuman alkohol juga menentukan besar
kadarnya.

2. Jumlah alkohol yang diminum.


Makin banyak alkohol yang diminum maka makin tinggi kadar alkohol yang dapat
ditemukan dalam tubuh.
3. Keadaan mukosa lambung dan usus.
Adanya makanan dan jenis makanan tertentu dalam lambung saat mengkonsumsi
alkohol dapat penyerapan. Jumlah alkohol yang dapat diserap tergantung pada seberapa cepat
lambung mengkosongkan isinya. Jika seseorang minum alkohol setelah makan (makanan
yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak), maka kecepatan alkohol yang dapat
diserap tubuh menjadi tiga kali lebih lambat daripada saat lambung dan usus kosong.
4. Jumlah kandungan air dalam tubuh.
Semakin besar tubuh manusia semakin banyak kandungan air di dalamnya karena
hampir 2/3 dari berat badan manusia terdiri dari air. Alkohol dapat bercampur dengan air
sehingga kepekatan alkohol dalam darah berkurang.
5. Berat badan manusia.
tubuh terhadap alkohol antara orang kurus dan gemuk adalah berbeda. Hal ini
disebabkan orang yang lebih kurus dan kecil mempunyai volume atau jumlah darah yang
lebih sedikit dan organ hatinya juga lebih kecil. Oleh karena itu, level alkohol dalam darah
yang mengalir ke organ hati akan lebih besar dan mungkin akan lebih besar lagi saat darah
mengalir meninggalkan organ tersebut.
6. Jenis kelamin.
Metabolisme dan penyerapan alkohol pada wanita berbeda dengan
pria. Wanita mempunyai konsentrasi alkohol darah (BAC) lebih tinggi
setelah mengkonsumsi minuman beralkohol yang sama banyaknya
dengan yang dikonsumsi oleh seorang pria. Kemampuan alkohol dalam
tubuh wanita untuk memetabolisme enzim ADH dalam perut lebih lemah
daripada pria. Selain itu, wanita memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk terjadinya penyakit hati, kerusakan otot jantung dan kerusakan
otak. Wanita juga memiliki kandungan air dalam tubuh lebih sedikit dari
pria, sehingga konsentrasi alkohol dalam darah lebih besar jika minum
dengan jumlah yang sama dan berat badan juga sama dengan seorang
pria.
7. Kebiasaan minum.
Minuman beralkohol adalah sumber utama energi-misalnya, enam pint bir berisi
sekitar 500 kkal dan setengah liter wiski berisi 1650 kkal. Kebutuhan energi sehari-hari bagi
seorang pria sedang aktif adalah 3.000 kkal dan untuk wanita 2200 kkal, setengah botol wiski
adalah setara dalam hal molar sampai 500 g aspirin atau 1,2 kg tetrasiklin. Bila seseorang
terbiasa minum alkohol maka makin cepat pula penyerapan oleh tubuhnya.Ketika kadar
alkohol di dalam darah mencapai 0,050%, efek depresan dari alkohol
mulai bekerja, sementara pada kadar alkohol 0,1%, syaraf-syaraf motorik
mulai terpengaruh seperti berjalan, penggerakan tangan dan berbicara
mulai sedikit ada nampak perbedaan. Pada kadar alkohol 0,2% dalam
darah, syaraf motorik seseorang benar-benar terlumpuhkan dan keadaan
emosi orang tersebut mulai terganggu. Marah-marah, merasa jagoan, dan
bicara layaknya seorang yang sok berani, biasanya mulai terlihat apalagi
jika ada orang yang tidak mabuk yang mengatakan bahwa ia mabuk.
Sedangkan dalam kadar 0,3%, si pemabuk benar-benar dalam keadaan
kacau dan bisa kolaps atau jikalau ia mendapatkan stimulus dari luar ia
akan sangat sulit bereaksi dengan baik. Lantas dengan kadar alkohol 0,4
hingga 0,5% dalam darah, orang akan berada dalam keadaan koma, dan

beberapa bagian di otak yang mengatur detakan jantung dan pernafasan


akan sangat terganggu sehingga dapat menimbulkan kematian.
Beberapa organ tubuh yang dapat rusak kerena alkohol diantaranya yaitu:

Pengaruh pada hati pengaruh alkohol yang paling bahaya adalah pengaruh pada hati
(hepar). Setiap kali seorang peminum mengambil alkohol, hatinya mendapat luka. Sel hati
akan mati dan menjadi mengecil. Hal ini akan mengurangi kemampuan hati untuk
berfungsi dengan sempurna. Pengecilan yang serius akan menyebabkan hati tidak dapat
berfungsi langsung. Keadaan ini disebut sirosis hati dan boleh membawa maut.
Pembengkakan hati (hepatitis) juga bisa disebabkan oleh kelebihan toksik alkohol. Pada
mulanya menyebabkan hati mengembang dan lama kelamaan saluran darah akan
mengecil. Ini menyebabkan darah tidak dapat mengalir ke hati dengan sempurna dan
akhirnya saluran darah akan membengkak lalu pecah. Pada peringkat kritikal pengidap
hepatitis akan mengalami muntah darah dan kotoran mereka akan bercampur dengan
darah.
Penyakit jantung akibat dalam jangka dekatnya dapat dirasakan dengan meningkatnya
detak jantung, dan juga keadaan jantung juga akan melemah sehingga dada akan terasa
sesak, nafas juga seperti tersumbat sehngga tidak dapat bekerja dengan optimal.
Sebenarnya ini terjadi karena minuman keras atau minuman beralkohol dapat merusak selsel tubuh dan juga termasuk sel-sel jantung, akibatnya kinerja jantung akan tidak optimal.
Pengaruh pada janin peminum alkohol kronik bagi wanita hamil menyebabkan
kandungannya mempunyai ciri-ciri kecacatan seperti kekurangan berat badan, ukuran
kepala yang terlalu kecil berbanding tubuh, keadaan muka yang rata, dan kelemahan sendisendi. Selain daripada pengaruh-pengaruh di atas, alkohol juga bertindak dengan berbagai
sistem dan organ tubuh. Contohnya, pengaruh terhadap sistem peredaran tubuh
menyebabkan darah lebih banyak dialirkan ke kulit. Ini menyebabkan kulit peminum
menjadi kemerah-merahan. Peminum alkohol juga didapati lebih cenderung sering
membuang air kecil karena etanol dapat meningkatkan hormon penahan kencing. Bagi ibu
yang sedang hamil jika mengkonsumsi minuman keras atau minuman beralkohol
akibatnya sangat fatal sekali, karen anutrisi untuk janin bayinya kan terganngu, sehingga
bayinya kelak dilahirkan dalam keadaan kurang sempurna, karena bagaimanapun
kesehatan janin adalah dari pola makan dan tingkah laku dari sang ibu.
Gairah sexual menurun, Bagi yang sudah mempunyai istri hal ini sangat membahayakan
sekali karena bila terlalu sering mengkonsumsi minuman keras atau minuman beralkohol
dapat menyebabkan gairah sex menurun dan selanjutnya kan menimbulakn impoten.

Berikut ini adalah pengaruh lain dari akohol bagi kesehatan tubuh:
Mabuk: Konsumsi alkohol yang banyak dapat membuat mabuk dan menyebabkan korban
mengalami sakit kepala, mual, muntah serta nyeri pada bagian tubuh tertentu.
Berat badan naik: Karena pada umumnya minuman beralkohol memiliki kadar kalori dan
gula yang tinggi.
Tekanan darah tinggi: Alkohol merupakan pemicu tekanan darah.
Sistem kekebalan tubuh menurun: Dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, maka
tubuh anda akan mudah terserang infeksi.

Selain itu, mengkonsumsi minuman beralkohol sebanyak dua gelas atau lebih perhari
dapat meningkatkan faktor risiko aneurisma aorta abdominal pada pria. Aneurisma aorta
abdominal (AAA) terjadi ketika dinding aorta pembuluh darah arteri terbesar dalam tubuh
manusia yang mengalirkan darah ke jantung meregang atau melemah ketika melewati
abdomen (perut). Pompaan darah melalui arteri tersebut dapat menyebabkan dinding yang
telah lemah menjadi melembung dan dapat pecah sehingga menyebabkan kematian pada
sebagian besar pasien.
Setelah memperhitungkan berbagai faktor risikoyang lain, termasuk merokok dan
tekanan darah tinggi, mereka menemukan kaitan langsung antara konsumsi alkohol dan
diagnosa AAA. Hubungan tersebut bahkan lebih kuat ketika para peneliti memperoleh data
konsumsi alkohol terbaru.
Ketika dibandingkan dengan mereka yang tidak minum alkohol, orang yang
meminum alkohol sebanyak 2 gelas (30g) per hari mempunyai risiko AAA sebanyak 21
persen lebih tinggi. Para peneliti mencatat bahwa dibandingkan dengan anggur dan bir, cairan
alkohol (liquor) menunjukkan hubungan terkuat dengan AAA. Ilmuan tersebut
menyatakan,Konsumsi alkohol ringan tidak menunjukkan bahaya maupun manfaat terhadap
aneurisma.

Dampak bagi saraf


Minuman beralkohol bila dikonsumsi akan menurunkan tingkat kesadaran seseorang.
Minuman ini akan menyerang saraf manusia dan merusaknya secara perlahan. Selain itu, juga
terdapat zat aditif yang menyebabkan kecanduan. Akibatnya, seseorang yang telah
meminumnya selalu merasa ingin meminumnya kembali dengan kadar yang lebih tinggi
hingga dapat menimbulkan adiksi fisiologis. Selain itu, zat ini biasa digunakan dalam
sterilisasi alat-alat laboratorium sebagai pembunuh mikroba (desinfektan). Namun, tidak
sedikit yang meminumnya sebagai upaya untuk menghilangkan perasaan-perasaan tertekan,
takut, dan sejenisnya. Perasaan-perasaan tersebut sebenarnya tidak hilang. Suatu saat persaan
itu akan muncul kembali.
Didalam tubuh, alkohol akan menimbulkan keracunan. Alkohol dapat menyebabkan
hilangnya koordinasi gerak, lemahnya cara berpikir, ataupun kaburnya pandangan.
Konsentrasi alkohol dalam darah mencapai lebih dari 0,5% akan menyebabkan kematian.
Akibatnya lebih lanjut, denyut jantung dan frekuensi pernapasan melambat yang pada ahirnya
dapat berakaibat fatal.
Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan efek samping
ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan
berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat.
Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan
menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk.
Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya
ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas,
terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi,
seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis
yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan
konsentrasi.
Efek samping terlalu banyak minuman beralkohol juga menumpulkan sistem
kekebalan tubuh. Alkoholik kronis membuat jauh lebih rentan terhadap virus termasuk HIV.

Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus
alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan
jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi.
Dampak lain pengaruh alkohol terhadap saraf:
Turunnya tingkat kesadaran, Sudah banyak bukti bahwa orang yang mengkonsumsi
minuman beralkohol atau minuman keras tingakt sosialnya berkurang, jadi pendiam,
Emosinya meningkat dan menjadikan dia mudah tersinggung dan juga tingkat
konsenrasinya menurun.
Pengaruh pada otak dan saraf pada dasarnya setelah diminum, alkohol akan meresap
dari usus kecil trus masuk ke aliran darah. Alkohol terus dibawa ke jantung kemudian
dibawa ke seluruh tubuh. Dari sini ia terus meresap ke dalam otak dan seterusnya ke urat
saraf. Otak merupakan salah satu organ penting yang dimiliki oleh manusia karena otaklah
yang mengontrol segala kegiatan. Kerusakan saraf dapat menyebabkan berbagai jenis
penyakit seperti sindrom Wernicke-Korsakoff dan kerusakan sel-sel otak, yang seterusnya
membawa kepada komplikasi psikiatri. Peminum mengalami halunisasi pendengaran,
amnesia, paranoia, depresi, bahkan bisa punya kecenderungan bunuh diri.
Gangguan neuropati atau dapat disebut juga penyakit gangguan saraf yang biasanya
terjadi pada orang lanjut usia, dan dapat mengganggu mobilitas penderitanya. Gejalanya
adalah nyeri, rasa baal, kram, kesemutan, rasa terbakar, kelemahan tubuh dan anggota
gerak, serta atrofi otot atau pengecilan. Dimana, satu gelas minuman beralkohol saja sudah
mampu mengganggu susunan saraf tepi. Selain itu, mabuk akibat minuman beralkohol
merupakan manifestasi dari kerusakan saraf pusat yang akan mengganggu saraf sensorik
dan motorik seseorang. Meminum minuman yang mengandung alkohol secara berlebihan
juga mampu memicu penyakit neuropati pada seseorag, meskipun usianya masih tergolong
muda.
Dampak bagi pencernaan
Alkohol dapat menyebabkan adiksi atau ketagihan dan toleransi penggunaan makin
hari makin banyak. Walaupun seseorang sudah toleransi untuk volume tertentu tetapi efek
samping kronisnya tetap terjadi. Pasien dengan penggunaan alkohol jangka panjang akan
menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaannya khususnya pada lambung.
Pasien yang menggunakan alkohol kronis akan dengan mudah ditemukan kelainan pada
lambungnya. Alkohol akan menyebabakan peradangan kronis pada saluran pencernaan,
membentuk erosi sampai tukak usus dan selanjutnya akan menyebabkan perubahan struktur
dalam usus sampai berubah menjadi sel ganas (kanker).
Liver peminum alkohol juga akan mengalami peradangan kronis yang akan berlanjut
dengan penciutan hati (sirosis hati) tentu dengan komplikasi lanjutan yang bermacam-macam
antara lain pembengkakan pada perut dan terjadi perdarahan pada saluran cernanya. Alkohol
juga dihubungkan dengan dengan berbagai kanker antara lain kanker usus besar. Pasien

peminum alkohol kronis akan mengalami tulang kropos (osteoporosis), mengalami impotensi
dan infertilitas. Pada wanita alkohol juga menjadi salah faktor resiko terjadi kanker payudara.
Selain itu, alkohol juga menyebabkan penyakit gastritis yaitu suatu peradangan atau
perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan
ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat,
makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Peradangan dari gastritis dapat hanya
superficial atau dapat menembus secara dalam ke dalam mukosa lambung, dan pada kasuskasus yang berlangsung lama menyebabkan atropi mukosa lambung yang hampir lengkap.
Pada beberapa kasus, gastritis dapat menjadi sangat akut dan berat, dengan ekskoriasi
ulserativa mukosa lambung oleh sekresi peptik lambung sendiri. Secara garis besar, gastritis
dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis. Didasarkan pada
manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik.
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak dan
sembuh sempurna (Prince, 2005: 422). Gastritis akut terjadi akibat respons mukosa lambung
terhadap berbagai iritan lokal. Inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar kasus
merupakan penyakit yang ringan. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh
mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau
perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi yang mengakibatkan obstruksi pylorus.
Selain itu, juga terdapat gastritis kronik yaitu apabila infiltrasi sel-sel radang yang
terjadi pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel radang
kronik, yaitu limfosit dan sel plasma. Gastritis kronis didefenisikan secara histologis sebagai
peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung. Derajat paling ringan
gastritis kronis adalah gastritis superfisial kronis, yang mengenai bagian sub epitel di sekitar
cekungan lambung. Kasus yang lebih parah juga mengenai kelenjar-kelenjar pada mukosa
yang lebih dalam, hal ini biasanya berhubungan dengan atrofi kelenjar (gastritis atrofi kronis)
dan metaplasia intestinal. Faktor-faktor Penyebab Gastritis yaitu pola makan yang kurang
baik, frekuensi makan yang tidak teratur, jenis makanan yang dikonsumsi, dan porsi makan
yang tidak sesuai. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya penyakit gastritis, kita harus
memperhatikan makanan yang kita makan dan menjaga pola makan yang teratur.

También podría gustarte