Está en la página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, ketika ilmu
pengetahuan berkembang dengan otomatis teknologi juga ikut mengalami perkembangan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan lagi dari
perkembangan zaman saat ini. Semua hal kini selalu berkenaan dengan teknologi. Berbagai
produk teknologi diluncurkan guna mempermudah kegiatan manusia, semua hal kini dilakukan
dengan bantuan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memang sudah tidak diragukan lagi
manfaatnya , tetapi disisi lain ada beberapa hal yang nampaknya kini sudah diabaikan Karena
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal-hal tersebut diantaranya akibat dari
kemudahan yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi kini manusia menjadi mahluk yang
manja, hidup beketergantungan pada teknologi, ini menyebabkan manusia tidak mau lagi
bekerja keras dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupannya, sehingga ketika suatu
keadaan mengharuskannya untuk tidak menggunakan teknologi ia seperti orang yang kehilangan
arah dan tidak tahu harus berbuat apa. Hal inilah yang membuat manusia dapat terjebak pada
pola hidup yang hedonis, hidup hanya untuk mengejar kenikmatan indriawi semata.

Seyogianya Iptek itu sebagai alat manusia untuk mensukseskan tujuan hidupnya,tetapi
Hidup yang dimanjakan oleh hasil pengembangan Iptek dapat menimbulkan budaya
menerabas budaya yang menimbulkan sikap hidup yang ingin serba cepat dengan mengabaikan
herbagai norma hidup. Untuk mendapatkan kekayaan misalnya, orang yang memliki peluang
akan menggaruk kekayaan dengan mengabaikan norma hukum, etika, sopan santun maupun

norma agama. Misalnya, dalam mentaati suatu prosedur birokrasi, mereka akan menerabas saja
dengan kekuasaan, pengaruh maupun dengan
uang.

Budaya menerabas inilah akan menimbulkan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).
Budaya menerabas ini akan melemahkan hukum
maupun moral elit yang berlaku. Untuk suatu urusan di suatu instansi, mereka akan
menggunakan prosedur koneksi-koneksi atau juga sogok-sogokan. Kalau punya koneksi, apapun
menjadi lancar, tidak perlu melalui prosedur birokrasi yang ditetapkan berdasarkan hukum.
Demikian pula tidak perlu melalui etika moral. Yang penting untuk mendapatkan sesuatu, dapat
diperoleh dengan cepat.

Budaya menerabas tanpa diredam dengan moral agama dan akan dapat menimbulkan
sikap hidup yang keras dan kasar. Hal itu nampak dalam berbagai kegiatan hidup misalnya
berlalu lintas, ketidaksabaran mengikuti prosedur birokrasi yang wajib melalui suatu
prosedur/sistem. Masyarakat akan kehilangan kesabaran menunggu suatu proses. Padahal, untuk
mencapai apapun membutuhkan proses.
Jadi, budaya menerabas ini sesungguhnya salah satu penyebab munculnya korupsi yang telah
merambah dalam berbagai aspek kehidupan. Masyarakat banyak melihat orang yang tidak
memiliki kualifikasi mendapatkan posisi yang enak melalui budaya menerabas. Berbagai norma
ataupun kriteria hanyalah bersifa formalitas belaka. Hal itu hanyalah basa-basi saja. Akibatnya
manusia modern makin banyak yang tidak memiliki kesabaran, mentalnya tidak tangguh
menunggu suatu proses untuk mencapai sesuatu. Hal ini menimbulkan makin semerawutnya
herbagai aspek kehidupan. Segala sesuatunya dilakukan dengan tergesa-gesa agar cepat tercapai
apa yang dikehendaki. Karena, kalau ada koneksi dan uang, prosedur yang bertele-tele akan

menjadi mudah. Kalau tidak ada uang dan koneksi, prosedur yang semestinya mudah menjadi
sulit dan bertele-tele.

Budaya menerabas tersebut akan membuat mereka yang susah akan semakin susah. Tak
ada keindahan dalam kehidupan bersama ini. Hanya dengan mengaplikasikan spiritual agama,
dan ilmu secara terpadu, budaya menerabas yang negatif itu dapat diatasi. Untuk itu, umat
hendaknya memposisikan agama dan ilmu dalam kehidupannya secara seimbang.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan, yang harus
dipelajari untuk dapat mempermudah kehidupan manusia, sehingga ketika seseorang
memanfaatkan teknologi maka tetap harus memperhatikan aspek agama sehingga akan tercapai
suatu keseimbangan antara hal yang menyangkut keduniawian dan juga ketuhanan.
Iptek bertujuan untuk memberikan berbagai kemudahan hidup.Penerapan Iptek seperti itu
banyak menimbulkan kenikmatan hidup. Kenikmatan hidup yang dinikmati dengan batas-batas
tertentu dengan kesadaran rokhani tentunya memberi makna pada arti kehidupan.

Dalam Hindu ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang sangat diagungkan sebagai suatu
anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang didasari dharma, sehingga ketika sesorang
memanfaatkan pengetahuan itu diharapkan selalu mengingat Ida Sang Hyang Widhi Wasa
sebagai suatu bentuk pengamalan dari berkarma berdasarkan dharma, dan Kemudahan serta
kenikmatan yang dapat diberikan oleh hasil pengembangan Iptek itu tentunya patut disyukuri
sebagai sebagai anugerah Tuhan.

Dengan pengembangan Iptek yang tepat dan akurat, berbagai hal dapat dilakukan dengan
cepat praktis dan dapat memberi kemudahan dalam menjalankan kehidupan ini tetapi tetap
berdasarkan dharma sehingga keseimbangan antara hal-hal tersebut dapat tercapai sekaligus
tujuan hidup manusia untuk kebebasan didunia dan moksa dengan berdasarkan dharma.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1

Pengertian Teknologi dan Seni dalam Perspektif Hindu

1.3 Tujuan penulisan


Penulisan paper ini bertujuan untuk :
1.3.1 Tujuan Objektif
Memeberikan pandangan dan gambaran tentang Teknologi dan Seni dalam Perspektif
Hindu
1.3.2

Tujuan Subjektif
Memenuhi tugas Kelompok 5 program studi Hubungan Internasional, mata kuliah
Agama
Hindu tentang teknologi dan seni dalam pandangan hindu.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Tulisan ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai Teknologi dan Seni
1.4.2

dalam Perspektif Hindu


Tulisan ini diharapkan dapat memberi gambaran penerapan Teknologi dan Seni dalam
Perspektif Hindu

BAB II
PEMAHASAN
3.1 Pengertian Ilmu Penegetahuan, Teknologi dan Seni dalam Perspektif Hindu
Dalam ajaran agama Hindu ilmu pengetahuan disebut dengan Janana, sedangkan
teknologi dan seni termasuk kedalam Gandarva Weda. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia teknologi ialah : kemampuan teknik yang berdasarkan pengetahuan ilmu eksakta
yang berdasarkan proses teknik, sedangkan seni :1. Halus kecil dan halus, 2. Keaktifan
membuat karya-karya bermutu dilihat dari segi kehalusannya dsb, seperti tari, lukis, ukir.
(Suryani, Surpa, dkk, 2009: 81)
Dalam perspektif Hindu, bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, seni merupakan kesatuan
yang saling jalin menjalin untuk mewujudkan sesuatu kesatuan yang indah (seni), yang secara

vertikal diabdikan kepada Tuhan, dan secara horizontal diabadikan sesama hidup (manusia)
untuk mencapai kesejahteraan, kebahagian serta kesempurnaan.
Adapun dalam ajaran sraddha yang menyantumkan ilmu pengetahuan yaitu, panca
sraddha yang dalam ajaran Hindu yang berarti lima keyakinan yang diantaranya : Brahman
(Tuhan), Atma, Karma, Samsara (Punarbhawa), dan moksa. Jnana: ilmu pengetahuan, karma ,
perbuatan, laksana yadnya. (Suryani, Surpa, dkk, 2009: 82-83)
Tentunya kita sebagai umat Brahmacari hendaknya berusaha keras untuk memiliki ilmu
pengetahuan, terutama mengenai ketuhanan dan juga ilmu pengetahuan untuk kepentingan
kehidupan dalam Grehastha. Tentu memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu pengetahuan,
karena dalam tingkat Grehastha adanya prinsip untuk membentuk anak yang suputra yang
berguna bagi masyarakat dan taat kepada catur guru. Untuk itulah pentingnya sebuah ilmu
pengetahuan, karena dengan adanya ilmu pengetahuan seseorang dapat mengamalkan ilmu itu
sebagai yadnya maupun bhakti kehadapan Tuhan sehingga dapat melenyapkan awidya
(kebodohan) lahir batin. Selain itu tujuanilmu pengetahuan ialah kebijaksanaan hidup yang
memberikan kebebasan darikegiatan kerja dan kelepasan dari belenggu kerja. (Suryani, Surpa,
dkk, 2009: 83)
Ilmu dan pengetahuan bagaikan dua sisi mata uang, yang dimana jika salah satunya
kosong tentunya tidak dapat digunakan dalam transaksi. Begitu pula dengan agama jika tanpa
adanya ilmu akan menjadi egois, takabur, tidak berdasarkan kebenaran, dan akan bejalan tanpa
tentu arah. Jika agama tanpa ilmu maka sesuatu tidak akan berkembang, sebab ilmu mengajarkan
cara-cara dalam mempelajari sebuah agama, mengembangkan ajaran agama, dan membantu
penelitian agama.
Karena luasnya ilmu pengetahuan tersebut, manjadikannya jembatan bagi manusia untuk
mengejar atau membantu sraddha dalam mencapai kebenaran. Ungkapan tersebut termasuk
dalam sattwam, tetapi jika tidak digerakkan oleh karma untuk sesuatu hal maka tidak akan ada
apa-apanya. Adapun beberapa sumber yang manyatakan akan pentingnya ilmu pengetahuan
diantaranya : dalam kitab Bhagawad Gita (IV.36) yang menyatakan Belajarlah, bahwa dengan
sujud bersembah, dengan bertanya dan dengan pelayanan orang-orang bijaksana yang telah
melihat kebenaran, mengajarmu dalam ilmu pengetahuan. Selain itu dalam Kitab Canakya
Nitisastra menyatakan Ilmu pengetahuan ibaratnya bagaikan khamandhenu, yaitu setiap saat

dapat memenuhi segala keinginan. Pada saat orang berada di negara lain, ilmu pengetahuan
bagaikan seorang ibu yang memelihara kita. Selain itu orang bijaksana juga menyebutkan
bahwa ilmu pengetahuan adalah kekayaan yang rahasia harta yang tak kelihatan (IV.1), selain
itu, makan, tidur, kecemasan dan hubungan kelamin, semua itu adalah persamaan binatang
dengan manusia.Kelebihan sifat manusia adalah ilmu pengetahuan. Orang yang tidak memiliki
ilmu pengetahuan sama dengan binatang (XL.17)
Dalam pustaka suci Weda, dijelaskan bahwa mengenai teknologi serta seni, yang
merupakan salah satu dari produk budaya, terpancar dari budhi dan mendapat kekuatan hidup
dari jiwa-atma, yang ada dalam diri tiap manusia. Mengenai teknologi dan seni, dapat kita lihat
pada ungkapan dalam Weda sebagai berikut:
Semoga gas air mata diledakkan dan semoga bahan peledak diledakkan membuat bunyi
yang dahsyat (Athara Veda XI.10.7). Menari, menyanyi dan tertawa bersuka ria
diamanatkan dalam kitab suci Weda.
Menari bersama keluarga tidak lain adalah dalam rangka menempuh dan memperkuat tali
persaudaraan. Tarian menjadi indah bila diikuti gamelan (alat-alat bunyi-bunyian).
Dewi fajar seperti seorang gadis yang menari memamerkan kecantikannya
(Rgveda 1.124.7).
Kelompok orang yang bersembahyang, mempersembahkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan alat-alat musik (gamelan) yang menyertainya dimainkan oleh pengatur tinggi
nada kecapi dan seruling(Rgveda VIII.69.9).
Dalam perkembangan ajaran Hindu di Indonesia khususnya Bali, kesenian berkembang
memuncak dengan aneka ragam seperti: Seni tari, Gambar, Lukis,Pahat (patung), Ukir (wayang)
rupa, bangunan, suara, sastra dan sebagainya. Bentuk nyata dari kesenian yang berkembang di
Indonesia adalah berupa Candi, Pura (Kahyangan), Arca (patung) perwujudan, Lukisan yang
merupakan simbol agama, Tari-tarian sakral (rejang, sanghyang). (Suryani, Surpa, dkk, 2009: 8182)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari semua hal diatas adalah bahwa dalam Hindu iptek adalah suatu hal yang
memang merupakan suatu hal yang sangat penting, Karena Hindu mengagungkan ilmu
pengetahuan sebagai suatu anugerah Tuhan untuk dapat didaya gunakan dengan baik oleh
manusia sehingga dapat mempermudah manusia dalam kehidupannya, tetapi kembali lagi kepada
azas tunggal yang tidak dapat diabaikan, bahwa setiap hal harus dilakukan berdasarkan dharma,
sehingga keseimbangan hidup dapat dicapai yang menuju pada tercapainya tujuan hidup dalam
agama Hindu yaitu Mokshartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.

3.2 Saran
Dalam era modern sebuah ilmu pengetahuan selalu menyumbangkan sebuah alternative
berupa prosedur dalam sebuah teknlogi. Oleh karena itu ilmu pengetahuan, teknologi
serta seni harus didasari oleh agama karena tidak semua masalah dapat diselesaikan oleh
ilmu pengetahuan dan teknologi. Seni dalam konteks agama Hindu sudah lahir dan telah
menjangkit dalam perasaan umat karena setiap upacara dalam agama tentu ada pentas
seni sesuai dengan konteks umat Hindu

3.1 Daftar pustaka


https://puspadevianti.wordpress.com/2011/03/15/iptek-dalam-pandangan-hindu/
http://www.scribd.com/doc/87926257/Bab-Vi-Listu#scribd
diakses pada tanggal 29 September 2015

También podría gustarte