Está en la página 1de 3

Allah Berbicara Melalui Situasi

Pembacaan Alkitab :
Kejadian 35:1-8; 34:30
I. Mendapatkan Perkataan Melalui Situasi
Meskipun sudah mencapai tingkat rohani tertentu di depan Allah, manusia sering masih
memerlukan situasi untuk berbicara kepadanya. Dalam Perjanjian Lama ada contoh yang
demikian; dalam Perjanjian Baru juga ada contoh yang demikian. Kalau kita membaca
sejarah gereja, membaca pengalaman orang-orang yang mengikuti Tuhan, kita tidak akan
mendapatkan satu orang pun yang sama sekali tidak memerlukan perkataan Allah yang
disampaikan melalui situasi kepadanya. Boleh dikatakan tidak ada seorangpun yang tidak
memerlukan peringatan dari situasi, tidak ada seorangpun yang tidak memerlukan perkataan
dari situasi. Banyak contoh, memperlihatkan kepada kita, semakin rohani seseorang di depan
Tuhan, dia semakin membiarkan situasi berbicara kepadanya. Seorang yang semakin dalam
mengikuti Tuhan, akan semakin membiarkan situasi berbicara kepadanya, semakin
membiarkan situasi mengingatkannya. Orang-orang yang bermasalah dengan Tuhan, di satu.
pihak mudah sekali dipengaruhi oleh situasi, di pihak lain tidak mendengar suara Tuhan
dalam situasi. Saudara-saudari, ada satu perkara yang sangat berharga, yaitu kalau.
persekutuan seseorang dengan Allah normal, ia bisa tidak terpengaruh oleh situasi; dan dia
bisa membiarkan situasi berbicara kepadanya. Jika seseorang bermasalah dengan Tuhan,
putus persekutuan dengan Tuhan, satu situasi yang kecil pun bisa mempengaruhinya; dan
dalam situasi yang besar dia tidak mendengar apa-apa, tidak mendengarkan perkataan, tidak
mendengar suara. Bila ditaruh di depan kita, prinsip ini dapat kita pakai untuk menguji diri
kita sendiri. Kalau kita bisa dipengaruhi oleh situasi dan tidak mendengar suara yang
ditimbulkanNya, itu membuktikan persekutuan kita dengan Tuhan sudah putus, itu
membuktikan kita telah jatuh. Situasi apapun tidak seharusnya mempengaruhi kita, tetapi
seharusnya berbicara kepada kita.
Kita tidak percaya, bahwa dalam situasi yang ditaruh di hadapan kita, sama sekali tidak ada
perkataan; sebaliknya kita benar-benar percaya, bahwa satu situasi menimpa kita karena Allah
akan melaluinya berbicara kepada kita. Dalam situasi sekeliling tersembunyi perkataan yang
akan Allah sampaikan kepada kita. "Kita" yang disebut di sini ditujukan kepada setiap orang
dari kita. Kita mutlak percaya, bahwa dalam situasi setiap hari pasti ada perkataan untuk

masing-masing orang Kristen. Saudara-saudari, kalau Anda hidup dalam terang Allah, Anda
akan nampak, untuk jalanNya di bumi, Allah mengatur satu situasi menimpa kita; untuk
mendapatkan sesuatu di atas diri anak-anak Allah, Ia mengatur satu situasi menimpa anakanakNya. Kita jangan hanya bisa melihat satu perkara dari permukaannya saja, kita harus
melibat pengaturan Allah di balik tabir. Kalau kita mengenal pengaturan Tuhan dalam situasi,
dalam batin kita akan timbul perasaan yang manis. Kita tidak bisa mengatakan bahwa setiap
situasi timbul karena takhta Tuhan dengan aktif mengatur, tetapi kita bisa mengatakan
semuanya telah disetujui oleh takhta. Kita percaya ada takhta di sorga. Setelah bangkit dari
kematian, Tuhan kita duduk di atas taklita itu, dan segala sesuatu tunduk di bawah kakiNya.
Melalui situasi yang diaturNya, Allah berbicara kepada anak-anakNya. Karena itu, kita
seharusnya mendapatkan perkataan melalui situasi yang menimpa kita. Kalau kita
dipengaruhi oleh situasi, dan tidak menerima pengajaran dari situasi, ini berarti di hadapan
Tuhan kita ada kesulitan, ada masalah.
II. Keadaan Yakub Mewakili Keadaan Kita
Mari kita lihat kisah Yakub. Kita semua tahu, dalam seumur hidup Yakub, ia memiliki satu
pengalaman yang sangat dalam, yaitu di Pniel bergulat dengan Allah. Akibat pergulatan itu
namanya diubah. Meskipun di Pniel dia sudah mempunyai pengalaman yang dalam, tetapi
ketika Allah hendak berbicara kepadanya, Allah masih perlu membangkitkan situasi tertentu.
Dalam Kejadian 34, anak perempuannya mengalami musibah, dan anak-anak lelakinya
membuat onar. Ketika situasi itu terjadi, selanjutnya dalam Kejadian 35 Allah baru berbicara
kepadanya. Mungkin ada orang akan berkata, "Dalam Kejadian 35 Allah langsung berbicara
kepada Yakub. Mana mungkin Allah berbicara kepada Yakub melalui situasi." Anda harus
lebih dulu membaca Kejadian 34. Allah terlebih dulu menaruh Yakub dalam situasi dalam
pasal 34, baru kemudian Allah berbicara kepada Yakub dalam pasal 35. Kali ini Allah
mengatakan apa kepada Yakub? Allah berkata, "Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di
situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika
engkau lari dari Esau kakakmu" (ayat 1).
Saudara-saudari, kisah apa yang Allah singgung terhadap Yakub? Satu kisah lama, yang
terjadi beberapa tahun yang lalu. Karena kakaknya akan membunuh dia, Yakub lalu
melarikan diri ke rumah pamannya. Sampai di Betel, karena matahari telah terbenam, Yakub
lalu beristirahat di sana. Dengan batu sebagai alas kepalanya ia tidur. Dalam mimpi, Allah
menyatakan diri kepadanya. Setelah bangun Yakub bernazar, "Jika Allah akan menyertai dan
akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan
1

dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN
akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah.
Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan
sepersepuluh kepadaMu" (Kejadian 28:20-22). Di depan Allah ia telah bernazar.
Saudara-saudari, ketika Anda baru beroleh selamat, tidakkah Anda pernah bernazar di depan
Allah? Mungkin Anda juga seperti Yakub, bernazar kepada Allah sambil mengajukan syarat.
Tetapi minat Anda itu tetap benar. Ketika Anda baru menempuh jalan ini, minat Anda kepada
Allah masih benar. Pada saat bernazar kepada Allah, keadaan Yakub juga adalah keadaan kita.
Pagi itu, Yakub bernazar, tetapi kemudian ia melupakannya. Ketika ia pergi ke Timur,
sepanjang jalan dia berusaha dengan segala daya upayanya untuk melindungi diri sendiri.
Meskipun dia pernah memohon Allah menjaga dia dalam pedalanannya, memberi dia
pakaian, memberi dia makanan, tapi dia tetap bersandar did sendiri. Dia benar-benar
mewakili keadaan kita. Dia menengadah kepada Allah, tetapi juga memakai caranya sendiri.
Meskipun demikian, setelah situasi berubah ia tetap harus menundukkan kepala dan berkata,
"Semuanya adalah belaskasihan Allah. Kalau aku bersandar diri sendiri, aku tidak bisa
mengalalikan Laban." Yakub licik, namun Allah menyiapkan Laban yang lebih licik
untuknya. Yakub dibereskan selama 20 tahun. Akhirnya Allah menarik dia keluar dari tangan
Laban. Yakub mengakui ini adalah pemeliharaan Allah. Tetapi Yakub telah melupakan
nazarnya kepada Allah. Ketika Yakub pulang dari Padan Aram, dia malah tinggal di Sikhem.
Saudara-saudari, mungkin Anda mengira Yakub sudah menerima sekian banyak pemberesan,
sudah mempunyai begitu banyak pengalaman, sudah begitu banyak merasakan sengsara, juga
sudah mendapatkan begitu banyak harta benda, maka sekarang ia boleh tinggal dengan damai
sejahtera di Sikhem. Tetapi tidak. Allah yang dilayaninya tidak membiarkan dia dengan
damai sejahtera tinggal di sana. Hati Yakub sudah puas, tetapi Allah belum puas. Apa yang
dimintanya telah Allah berikan kepadanya; apa yang harus Allah dapatkan, belum Yakub
berikan kepada Allah. Allah perlu berbicara kepadanya dan Allah harus melalui situasi
berbicara kepadanya. Allah tahu, kalau Ia tidak lebih dulu melalui situasi memberi pukulan
kepada Yakub, Yakub belum bisa mendengar perkataan Allah. Saudara- saudari, jangan
mengira pengalaman rohani Anda sudah cukup dalam. Asal Anda mendengar suara yang di
dalam sudahlah cukup. Tidak. Seringkali Allah perlu melalui situasi berbicara kepada Anda.
Perkara-perkara yang Anda alami, baik besar maupun kecil, baik yang berat maupun yang
ringan, pasti Allah timbulkan untuk berbicara kepada Anda. Kita tidak percaya ada orang
yang begitu rohani sampai tidak perlu situasi berbicara kepadanya. Atas diri setiap orang
imani, Allah masih perlu menimbulkan satu situasi, dan Allah akan berbicara melalui situasi

itu. Lihatlah, setelah lewat Pniel, Yakub cukup rohani. Ia bukan lagi Yakub melainkan Israel.
Ia sudah banyak mengalami pengolahan dan pemberesan; kali itu ia dibereskan Allah sampai
tuntas. Ia sudah cukup rohani. Sampai tingkat yang demikian, Allah masih harus
menimbulkan situasi, dan melalui situasi berbicara kepadanya. Yakub ingin tinggal dengan
damai di Sikhem, tetapi Allah tidak mengizinkan. Entah dia mengerti atau tidak, Alkitab tidak
mencatatnya. Mungkin adakalanya dia nampak sedikit, tetapi sebentar saja lupa lagi, ia tidak
memperhatikannya; hal ini tidak kita ketahui. Kita hanya tahu Allah membangkitkan satu
situasi untuk berbicara kepada Yakub. Situasi apa? Yaitu anak perempuannya tertimpa
musibah, anak-anak laki-lakinya membuat onar, sehingga Yakub tidak bisa damai lagi.
Meskipun telah mengalami keadaan demikian, Yakub masih belum menyadari apa yang akan
Allah sampaikan kepadanya melalui situasi. Ia malah menyalahkan anak-anaknya, dan
kemudian menjadi takut. Pada saat itulah Allah berbicara kepada Yakub. Allah berkata,
"Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang
telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu." (Kejadian 35:1).
Saudara-saudari, situasi yang Yakub alami telah dipersiapkan oleh Allah supaya Ia bisa
mengucapkan beberapa kata-kata ini. Yakub mengira, karena ia telah mendapatkan semuanya,
ia boleh tinggal di Sikhem dengan damai sejahtera. Tetapi Allah menimbulkan situasi, tidak
membiarkan dia dengan damai sejahtera tinggal di sana. Maksud Allah, "Apa yang dulu kau
minta dariKu, telah Kupenuhi semua. Karena itu, kau pun harus memenuhi nazar yang dulu
kauucapkan itu." Allah menimbulkan situasi itu, dan melalui situasi itu berbicara kepada
Yakub. Yakub mendengar suara ini, maka sekali lagi ia membawa dirinya dan keluarganya ke
hadapan Allah, mohon TUHAN membersihkan dia dan keluarganya.
III. Harus Kembali Ke Betel
Saudara-saudari, lihatlah, kali ini Allah menggarap Yakub mendapatkan hasil apa? Allah
menggarap Yakub sehingga berhala yang ada di dalam rumah Yakub tersingkap. Oh, orang
yang begitu mengenal Allah, orang yang begitu rohani tidak hanya telah melupakan nazarnya
bahkan di rumahnya masih ada berhala! Seringkali kita masih menyembunyikan berhala.
Suara yang di dalam belum bisa menyingkapkan berhala kita. Masih perlu situasi yang di luar
untuk menyingkapkan berhala kita. Saudara-saudari, bila ingin kembali ke Betel, barangbarang itu harus dikeluarkan! Kalau Anda tidak mempedulikan minat Anda yang semula,
membiarkan barangbarang itu tetap tinggal di rumah Anda dan Anda mengatakan, "Saya telah
mendapatkan bimbingan yang di dalam, mendengar suara yang di dalam," maka Allah akan
menimbulkan satu situasi untuk membentur Anda, hingga berhala yang di rumah Anda
tersingkap. Tidak hanya demikian, dari rumah Anda akan terlempar keluar anting-anting
2

emas, hal-hal yang tidak sepatutnya ada. Seringkali, dalam persekutuan kita dengan Allah,
kita tidak merasa tertegor, tidak merasa adanya beberapa kesalahan. Tetapi ketika Allah
menimbulkan suatu situasi, membentur kita, maka ternyatalah pada kita masih ada berhala
yang tersembunyi, yang tidak rela kita lepaskan. Kita masih belum bisa percaya kalau diri
kita sudah mencapai tahap tertentu, dan di dalam kita terasa damai, itu berarti benar-benar
tidak ada masalah lagi. Tidak salah, kita harus kembali ke dalam, mendengarkan suara yang
di dalam. Tetapi saudara- saudari ketahuilah, kita sudah jatuh begitu dalam. Sulit sekali bagi
kita untuk berdiri teguh, sebaliknya mudah sekali bagi kita untuk merosot jatuh. Sebab itu,
seringkali perasaan batin kita tidak begitu peka, dan tegoran yang di dalam tidak begitu
dalam; masih perlu Allah menimbulkan situasi untuk berbicara kepada kita.
Saudara-saudari, mungkin Anda sudah bertahun-tahun menjadi orang Kristen. Menurut
pengalaman hari ini, Anda sudah maju banyak dibanding pertama kah ke Betel. Tetapi
menurut minat Anda hari ini, mu.ngkin Anda sudah kehilangan minat persembahan di Betel
yang semula. Allah senang kita mempunyai pengalaman; Allah senang melalui pengalaman
menyusunkan diriNya ke dalam kita; Allah lebih senang lagi kalau kita tetap
mempertahankan kesegaran minat kita yang semula. Saudara-saudari, tidak peduli Anda
sudah seberapa senior, Anda masih perlu kembali ke Betel. Lihatlah Yakub. Dalam
pengalamannya, entah sudah berapa banyak kadar Allah yang tersusun, tetapi di atas dirinya
nialah kehilangan minat mempersembahkan diri di Betel yang semula. Pada saat demikianlah,
Allah perlu melalui situasi berbicara kepada Yakub. Lihatlah, Yakub yang begitu rohani masih
memerlukan situasi berbicara kepadanya.
Saudara-saudari, Anda harus nampak, hanya memiliki suara di dalam masih kurang,
adakalanya masih perlu situasi di luar berbicara. Anda ingin dengan nyaman tinggal di
Sikhem, tetapi Allah akan menimbulkan situasi yang membuat Anda tidak bisa dengan
nyaman tinggal di sana. Allah menghendaki Anda memenuhi minat persembahan Anda yang
semula itu. Allah menghendaki Anda kembali ke Betel. Anda lupa akan minat Anda, tetapi
Allah tidak lupa. Anda tidak mempertahankan persembahan diri Anda, tetapi Allah
mempertahankannya. Saudara-saudari, konsekrasi paling bisa membuat kita nampak
kesalahan kita. Setiap kali Anda kembali kepada minat yang semula, Anda akan nampak ada
barang-barang yang lebih, di beberapa tempat Anda sudah jatuh. Setiap kali Anda kembali
kepada minat konsekrasi di Betel yang sebermula, Anda akan nampak sampai hari ini Anda
masih mempunyai barangbarang yang tidak seharusnya Anda miliki, Anda masih mempunyai
barang yang kelebihan, Anda masih mempunyai banyak aspek kejatuhan.

Saudara-saudari, jangan mengira Anda sudah begitu rohani, jangan mengira Anda sudah tidak
ada masalah lagi. Berdoalah kepada Tuhan, "Tuhan, tujuh tahun yang lalu ketika saya baru
mendapatkan kebangunan rohani, suatu malam saya berdoa, saya mempersembahkan
semuanya. Semuanya saya letakkan di atas mezbah, semuanya saya serahkan kepadaMu. Hari
ini, saya masih tetap mempersembahkan semuanya kepadaMu." Begitu Anda kembali kepada
minat Anda yang semula itu, Anda segera tahu masih banyak barang yang berlebihan, Anda
segera tahu bahwa Anda sudah merosot dari minat Anda yang semula. Pengalaman Anda hari
ini memang lebih banyak daripada yang dulu. Anda bisa bermegah, "Sekarang aku lebih
mengenal Allah, aku lebih kawakan." Tetapi ketika Anda kembali kepada minat yang semula,
Anda akan tahu, meskipun Anda lebih kawakan, Anda sudah jatuh. Meskipun Anda lebih
kawakan, Anda masih mempunyai berhala, masih mempunyai anting-anting emas, masih
memiliki banyak hal yang perlu dikubur. Berhala dan anting-anting emas perlu dikubur di
bawah pohon Tarbantin di Sikhem. Demikianlah Anda baru bisa kembali ke Betel melayani
Allah. Saudara-saudari, Yakub memang begitu kawakan, tetapi ia baru bisa kembali ke Betel
setelah Allah melalui situasi berbicara kepadanya.
Sebab itu kita harus merenungkan, apakah dalam situasi kita ada suara Allah yang memanggil
kita kembali ke Betel? Kalau Anda berjalan sampai di sini, apa yang Anda perlukan sudah
ada; Anda ingin tinggal dengan tenteram di sini. Bisakah Allah membiarkan Anda tinggal
tenang di sini? Anda telah mempunyai perhentian, sudahkah Allah mempunyai perhentian?
Apakah Anda membiarkan Allah mendapatkan minat Anda di Betel? Terhadap banyak
saudara-saudari Allah perlu melalui situasi menyuruh dia kembali ke Betel, yaitu kembali
kepada minatnya yang semula. Kalau Anda telah kehilangan minat yang semula, Allah akan
mengatur satu situasi, Allah akan sekali lagi menggoyang Anda sehingga Anda merasa tidak
tentram, dan di dalam Anda ada perkataan. Kita tidak percaya situasi yang diatur oleh Allah
hanya membuat kita terpengaruh, tetapi tidak ada perkataan. Saudara-saudari, sampaisampai
terhadap Yakub, orang yang rohani ini, Allah masih perlu melalui situasi untuk mengutarakan
perkataanNya. Sebab itu, jangan sekali-kali mengira asal hati Anda merasa damai sejahtera
itu sudah cukup. Ada kalanya perasaan damai sejahtera Anda itu mungkin berasal dari menipu
diri sendiri. Anda berkata, "hati saya damai", tetapi dalam beberapa hari ini pernahkah Anda
dikoreksi oleh Tuhan? Apakah Tuhan lebih banyak mengingatkan Anda? Anda membiarkan
Allah mendapat berapa? Anda membiarkan Allah mengikis Anda berapa?
Saudara-saudari ingatlah, dalam situasi sekitar seharusnya ada perkataan yang Tuhan ucapkan
kepada kita. Kita harus dari situasi sekitar mendengar suara Allah, kembali ke Betel, kembali
kepada minat konsekrasi yang semula, supaya Allah mendapatkan kepuasan.
3

También podría gustarte