Está en la página 1de 16

ASKEP PADA ANAK

DENGAN MALNUTRISI
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Nita Dewi Wahyuni (121032)
Nur Syamsul Arief
(121033)
Nurma Rosita
(121034)
Rani Widiyastuti
(121035)
Restu Sarifudin
(121036)
Retno Puspasari
(121037)

PENGERTIAN
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak
mendapat asupan gizi yang cukup, malnutrisi
dapat juga disebut keadaaan yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara
pengambilan makanan dengan kebutuhan
gizi untuk mempertahankan kesehatan.
Malnutrisi umumnya didefinisikan sebagai
kurangnya zat makanan yang penting atau
yang benar tetapi dalam praktiknya,
malnutrisi meliputi kekurangan nutrisi dan
kelebihan nutrisi (obesitas).

PATOFISIOLOGI
Terjadinya kwashiorkor dapat diawali oleh faktor
makanan yang kadar proteinnya kurang dari
kebutuhan tubuh sehingga akan kekurangan asam
amino esensial dalam serum yang diperlukan dalam
pertumbuhan dan perbaikan sel. Kemudian produksi
albumin dalam hati pun berkurang, sehingga berbagai
kemungkinan terjadi hipoproteinemia yang dapat
menyebabkan edema dan akhirnya menyebabkan
asites, gangguan mata, kulit, dan lain-lain.
Penyakit kwashiorkor umumnya terjadi pada anak dari
keluarga dengan sosial-ekonomi yang rendah karena
tidak mampu membeli bahan makanan yang
mengandung protein hewani (seperti daging, telur,
hati, susu, dsb.)

ETIOLOGI
Menurut UNICEF penyebab terjadinya gizi buruk :
Kurangnya asupan gizi dari makanan..
Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi.
Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk
seperti :
- Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau
oleh masyarakat.
- Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan
pengasuhan asuh anak.
- Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang
tidak memadai.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia


(IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi
buruk pada balita, yaitu :
a. Keluarga miskin.
b. Ketidaktahuan orang tua atas
pemberian gizi yang baik bagi anak.
c. Faktor penyakit bawaan pada anak,
seperti : jantung, TBC, HIV/AIDS,
saluran pernapasan dan diare.

MANIFESTASI KLINIS
menurut Depkes RI, 2000, gejala pada marasmus
di antaranya :
Anak tampak sangat kurus karena hilangnya
sebagian besar lemak dan otot- ototnya,
tinggal tulang terbungkus kulit.
Wajah seperti orang tua.
Iga gambang dan perut cekung.
Otot paha mengendor (baggy pant).
Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan
anak masih terasa lapar.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan labolatorium, meliputi :
a.Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan urin
c. Pemeriksaan Chest X-

PENATALAKSANAAN MEDIS/TERAPI
1. Penatalaksanaan Medis
Prinsip pengobatan adalah makanan yang
mengandung banyak protein bernilai tinggi,
banyak cairan, cukup vitamin dan mineral,
masing-masing dalam bentuk yang sudah
dicerna dan diserap.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Masalah pasien yang perlu diperhatikan ialah
memenuhi kebutuhan gizi, bahaya terjadi
komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman/
psikososial, dan kurangnya pengetahuan orang
tua pasien mengenai makanan anak.
3. Terapi Obat

FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Keluhan
2. Riwayat
3. Riwayat
4. Riwayat

utama
penyakit sekarang
penyakit masa lalu
kesehatan keluarga

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Ketidakseimbangan nurtrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2. Kekurangan volume cairan
3. Kerusakan integritas kulit
4. Defisit pengetahuan

RENCANA KEPERAWATAN
1.

Ketidakseimbangan nurtrisi kurang dari kebutuhan tubuh

. Lakukan pengaturan makanan dengan berbagai tahap, salah


satunya adalah tahap penyesuaian yang dimulai dari
pemberian kalori sebanyak 50 kal/ kg bb/ hari dalam cairan
200 ml/ kg bb/ hari pada kwashiorkor dan 250 ml/ kg bb/ hari
pada marasmus.
. Berikan makanan tinggi kalori (3-4 gram/ kg bb/ hari) dan
tinggi protein (160-175 gram/ kg bb/ hari) pada kekurangan
energi dan protein berat, serta berikan mineral dan vitamin.
. Pada bayi berat badan kurang dari 7 kg berikan susu rendah
laktosa (low lactose milk-LLM) dengan cara 1/3 LLM ditambah
glukosa 10% tiap 100 ml susu ditambah 5 gram glukolin untuk
mencegah hipoglikemia selama 1-3 hari kemudian, pada hari
berikutnya 2/3.
. Apabila berat badan lebih dari 7 kg maka pemberian makanan
dimulai dengan makanan bentuk cair selama 1-2 hari,
lanjutkan bentuk lunak, tim, dan seterusnya, dan lakukan
pemberian kalori mulai dari 50 kal/ kg bb/ hari.

2.

Kekurangan volume cairan

Berikan cairan tubuh yang cukup melalui


rehidrasi jika terjadi dehidrasi.
Monitor keseimbangan cairan tubuh dengan
mengukur asupan dan keluaran, dengan cara
mengukur berat jenis urin.
Pantau terjadinya kelebihan cairan serta
perubahan status dehidrasi.
Berikan penjelasan terhadap makanan yang
dianjurkan untuk membantu proses penyerapan,
seperti tinggi kalori, tinggi protein, mengandung
vitamin, dan mineral.
Lihat pengelolaan diare.

3.

Kerusakan integritas kulit


Pertahankan agar kulit tetap bersih dan kering
dengan cara memandikan dua kali sehari dengan
air hangat dan apabila kotor atau basah segera
ganti pakaian. Keringkan daerah basah dengan
memberikan bedak (krim kulit).
Lakukan pergantian posisi tidur setiap 2-3 jam
dengan dan lakukan pembersihan pada daerah
yang tertekan dengan air hangat, jika perlu
gunakan alat matras yang lembut.
Berikan suplemen vitamin.
Berikan penjelasan untuk menghindari
penggunaan sabun yang dapat mengiritasi kulit.
Monitor keutuhan kulit setia 6-8 jam.

4.

Defisit pengetahuan

Ajarkan pada keluarga tentang cara


pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan gizi
yang seimbang dengan mendemonstrasikan
atau memberikan contoh bahan makanan,
cara memilih dan memasak, serta tunjukkan
makanan pengganti protein hewani apabila
dirasakan mahal, seperti tempe, tahu, atau
makanan yang dibuat dari kacang-kacangan.
Anjurkan untuk aktif dalam kegiatan
posyandu agar pemantauan status gizi dan
pemberian makanan tambahan dapat diatasi.

EVALUASI
Dx 1 : Masalah kurang nutrisi (kurang dari kebutuhan)
teratasi ditandai dengan proses metabolisme dalam
tubuh kembali normal.
Dx 2 : Peningkatan hidrasi ditunjukkan dengan tidak
cekungnya daerah ubun-ubun, turgor kulit normal,
membrane mukosa lembap, dan jumlah serta berat
jenis urin kembali normal.
Dx 3 : Integritas kulit meningkat ditunjukkan oleh
kulit yang tidak bersisik, tidak kering, dan
elastisitasnya normal.
Dx 4 : Meningkatnya pengetahuan keluarga tentang
malnutrisi, cara pencegahan, dan cara mengatasinya.

SEKIAN
TERIMA KAS
IH

También podría gustarte