Está en la página 1de 18

ASUHAN KEPERAWATAN

EPILEPSI PADA ANAK

Kelompok 3 :
1.
2.
3.
4.

Desman F Halawa

Ohuduan R Titirloloby
Restiyana Widiyanti
Phobe Kezia

A. PENGERTIAN
Epilepsi

adalah penyakit serebral kronik


dengan karekteristik kejang berulang akibat
lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan
dan bersifat reversibel (Tarwoto, 2007)

Epilepsi

adalah gangguan kronik otak dengan


ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam
serangan-serangan, berulang-ulang yang
disebabkan lepas muatan listrik abnormal selsel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan
berbagai etiologi (Arif, 2000)

Epilepsi

adalah sindroma otak kronis


dengan berbagai macam etiologi dengan
ciri-ciri timbulnya serangan
paroksismal dan berkala akibat lepas
muatan listrik neuron-neuron otak
secara berlebihan dengan berbagai
manifestasi klinik dan laboratorik
(anonim, 2008)

B. ETIOLOGI

Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum


diketahui (Idiopatik) Sering terjadi pada :
Trauma lahir, Asphyxia neonatorum

Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf

Keracunan CO, intoksikasi obat/alkohol

Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia,


hipokalsemia, hiponatremia)

Tumor otak & kelainan pembuluh darah

C.
PATOFISIOLOGI
Keseimbangan potensial membran

Perubahan konsentrasi ion diruang extra selular


yang distimulasi oleh bahan Mekanis, kimiawi atau
aliran listrik di sekitarnya

Keseimbangan dari membran sel neuron dengan


singkat terjadi Difusi di ion K+ maupun ion NA+
melalui membran neuron

Lepasnya muatan listrik besar dan meluas keseluruh


sel maupun membran sel sekitarnya

Kejang

D. MANIFESTASI
KLINIK

Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang,


gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan

Kelainan gambaran EGG

Tergantung lokasi dan sifat Fokus Epileptogen

Dapat mengalami Aura yaitu suatu sensasi tanda


sebelum kejang epileptik (Aura dapat berupa
perasaan tidak enak, melihat sesuatu, mencium
bau-bauan tidak enak, mendengar suara gemuruh,
mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya)

E.KLASIFIKASI KEJANG
KEJANG PARSIAL
Parsial Sederhana
Gejala dasar, umumnya tanpa gangguan kesadaran Misal:
hanya satu jari /tangan yang bergetar, mulut tersentak
Dengan gejala sensorik khusus atau somatosensorik
seperti: mengalami sinar, bunyi, bau atau rasa yang tidak
umum/tdk nyaman.

Parsial Kompleks
umumnya dengan ganguan kesadaran. Dengan gejala
kognitif, afektif, psiko sensori, psikomotor. Misalnya:
individu terdiam tidak bergerak atau bergerak secara
automatik, tetapi individu tidak ingat kejadian tersebut
setelah episode epileptikus tersebut lewat.

LANJUTAN

Kejang Umum (grandmal)


Melibatkan kedua hemisfer otak yang
menyebabkan kedua sisi tubuh bereaksi
Terjadi kekauan intens pada seluruh tubuh
(tonik) yang diikuti dengan kejang yang
bergantian dengan relaksasi dan kontraksi
otot (Klonik) Disertai dengan penurunan
kesadaran,

F.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC

a. CT scan
Untuk mendeteksi lesi pada otak,
fokal abnormal, serebrovaskuler
abnormal, gangguan degeneratif
serebral

b. Elektroensefalogram(EEG)
Untuk mengklasifikasi tipe kejang,
waktu serangan

G. PENATALAKSANAAN

Tujuan dari terapi epilepsi adalah tercapainya


kualitas hidup penderita yang optimal. Ada
beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut
antara lain mengurangi frekuensi bangkitan
tanpa efek samping ataupun dengan efek
samping seminimal mungkin serta menurunkan
angka kesakitan dan kematian (Arif,Mansjoer)

1. non farmakologi
a. Amati faktor pemicu
b. Menghindari faktor pemicu (jika
ada), misalnya : stress, konsumsi
kopi, alkohol, perubahan jadwal
tidur, dll

2. Farmakologi
a. Obat anti epilepsi (OAE) mulai diberikan apabila
diagnosis epilepsi sudah dipastikan, terdapat
minimum 2 kali bangkitan dalam satu tahun. Selain
itu, pasien dan keluarganya harus terlebih dahulu
diberi penjelasan mengenai tujuan pengobatan dan
efek samping dari obat tersebut .
b.

Terapi dimulai dengan monoterapi

c.

Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan


dinaikkan secara bertahap samapi dosis efektif
tercapai atau timbul efek samping obat

G. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.

Resiko tinggi trauma atau cidera B/D kelemahan,


perubahan kesadaran, kehilangan koordinasi otot.

.Tujuan

: cidera trauma tidak terjadi

.Kriteria

hasil :
.Faktor penyebab diketahui
.Mempertahankan aturan pengobatan
.Meningkatkan keamanan lingkungan

Intervensi
Kaji

Rasionalisasi

dengan

keluargaMengidentifikasi pencetus kejang

berbagai stimulus pencetus


kejang
Observasi

keadaan

umum,Menetapkan data dasar pasien

sebelum, selama, dan sesudahuntuk


penyimpangan

kejang.
Catat
kejang
terjadi.

tipe
dan

dari

normalnya.
aktivitasMengidentifikasi

beberapa

kalikejang

mengetahui
dari

keadaan
penyebab

Lakukan

penilaian

neurology,Merupakan

tanda-tanda vital setelah kejang mengetahui

acuan

untuk

keadaan

umum

pasien setelah kejang

Lindungi klien dari trauma atauMenghindari cidera


kejang.

Berikan kenyamanan bagi klien Membantu memberikan rasa aman

Kolaborasi dengan dokter dalamPenting untuk mencegah kejang


pemberian
convulsan

therapi

anti

2. Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan


jalan nafas b.d kerusakan neoromuskular

Tujuan : inefektifnya bersihan jalan napas tidak


terjadi

Kriteria hasil :
Jalan napas bersih dari sumbatan
Suara napas vesikuler
Sekresi mukosa tidak ada dan RR dalam batas
normal

Intervensi

Observasi tanda-tanda vital

Rasionalisasi

Merupakan

acuan

untuk

mengetahui

keadaan umum pasien

Atur posisi tidur klien fowler atauMemperluas ekspansi paru


semi fowler
Lakukan penghisapan lendir

Kolaborasi

dengan

pemberian therapi

dokter

Membantu membuka jalan nafas

dalamPemberian terapi penting bagi penderita

TERIMAKASIH

También podría gustarte