Está en la página 1de 12

APEC Youth Scientist Journal Vol.

5
- 30 BERAS DRIER INSTRUMEN UNTUK penderita diabetes
* Safira Candra Asih 1
1
SMAN 1 KUDUS, Jalan Pramuka No 41 Kudus 59319, Indonesia
ABSTRAK
Jumlah penderita diabetes di dunia yang semakin meningkat. Menurut data WHO,
itu adalah
Diperkirakan ada 366.210.100 orang yang menderita diabetes. Sedangkan di
Indonesia,
penderita diabetes akan mencapai 171.230.000 pada tahun 2030. Selain itu,
Indonesia menempati urutan jumlah tertinggi keempat
penderita diabetes di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Penderita
diabetes disarankan untuk
mengkonsumsi makanan karbohidrat rendah dan serat tinggi. Di Indonesia, beras
diambil sebagai makanan pokok
bagi orang-orang, meskipun, beras memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan
rendah serat. Di sisi lain
tangan, sebuah penelitian pati resisten (RS) ternyata berpengaruh baik untuk
kesehatan pencernaan sehingga
bermanfaat bagi penderita diabetes. Memasak nasi aking atau nasi diolah dilakukan
dua kali adalah
bentuk pati resisten. Memasak dua kali berarti nasi telah dikeringkan dan
dimasak lagi. Sayangnya proses pengeringan memakan waktu yang lama, tidak
efisien, dan bahkan
higienis.
Penulis berinisiatif untuk membuat sebuah alat yang membantu untuk
mengeringkan lebih cepat dan lebih beras. Ini
Instrumen mengambil 45 cukup untuk mengeringkannya menit. Prinsip kerjanya
adalah beras ditempatkan dalam
tube rotary sementara pemanasan dengan hasil merata kering.
Akibatnya beras dapat diambil sebagai diet untuk penderita diabetes. Orang-orang
masih bisa makan nasi dengan sama
Jumlah tetapi dengan indeks glikemik rendah.
* Korespondensi ke: Safira Candra Asih (andra_peinDav@yahoo.co.id)
APEC Youth Scientist Journal Vol. 5
- 31 1. PERKENALAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes merupakan penyakit yang paling sering mempengaruhi dunia saat ini.
Diabetes tidak lagi
menyerang kalangan orang tua saja, tetapi juga menembus bahkan di kalangan
pemuda. Meningkatkan

jumlah penderita diabetes di dunia ini memburuk. Menurut data WHO, pada tahun
2000 ada
yang 171230000 penderita diabetes di dunia dan diperkirakan pada tahun 2030
akan ada 366.210.100
orang yang menderita diabetes, meningkat 114% dalam 30 tahun! Sementara itu,
di Indonesia, di
2000 adalah sebesar 8.400.000 orang dengan diabetes, dan jumlah ini diperkirakan
akan meningkat
mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030. Selain itu, Indonesia menempati urutan
jumlah tertinggi keempat
penderita diabetes di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Diabetes Mellitus adalah gangguan kronis yang melibatkan metabolisme glukosa,
lemak, dan
protein karena kurangnya hormon insulin yang berfungsi untuk memanfaatkan
glukosa sebagai energi
sumber dan mensintesis lemak. Hal ini menyebabkan pengendapan glukosa dalam
darah dan akhirnya
dibuang melalui urine tanpa digunakan, oleh karena itu pasien mengalami
peningkatan kadar darah
gula dan frekuensi kencing. Perhatian dapat dilakukan dengan mengkonsumsi
makanan hipoglikemik. Satu
Faktor yang menentukan aktivitas hipoglikemik adalah cerna pati. Karbohidrat
adalah
perlahan dicerna dan diserap dalam tubuh, oleh karena itu menghasilkan respon
utama lebih rendah
glikemik. . Widowati et al, menambahkan respon glikemik dipengaruhi oleh berbagai
faktor: konten
amilosa, lemak, serat makanan dan pati resisten (RS).
Untuk penderita diabetes disarankan untuk mengkonsumsi karbohidrat dengan
indeks glikemik rendah.
Masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, tetapi beras
merupakan bentuk karbohidrat sederhana
ketika dicerna itu mudah diubah menjadi energi. Karbohidrat sederhana ini tidak
dapat membentuk
glikogen sehingga dapat dengan mudah meningkatkan kadar glukosa darah. Indeks
glikemik pada beras putih adalah
sangat tinggi, mulai 70-87. Solusinya adalah mengurangi porsi konsumsi beras atau
mengganti
dengan alternatif makanan pokok lain. Opsi pertama akan sulit, karena orang akan
masih merasa lapar karena beras (karbohidrat sederhana) putih memiliki sedikit
waktu pencernaan sehingga
mudah menyebabkan kelaparan lagi. Sedangkan pilihan kedua, orang dapat
menggantinya dengan
beras merah, singkong, atau jagung dengan indeks glikemik rendah (GI). Tidak

semua orang, bagaimanapun, dapat


mengubah kebiasaan makan mereka maka sebagian besar dari mereka masih
memutuskan mengkonsumsi nasi putih.
Di sisi lain, pati mengandung pati resisten (RS) yang merupakan pati tercerna
dalam sistem pencernaan. RS didefinisikan sebagai fraksi pati tidak tercerna dalam
usus kecil, karena yang
resistensi terhadap enzim mamalia, RS didefinisikan sebagai serat makanan.
Meskipun tidak
termasuk untuk komponen sel tumbuhan namun gizi dalam waktu yang lebih mirip
dengan non-pati
APEC Youth Scientist Journal Vol. 5
- 32 polisakarida dari dicerna pati. Sifatnya sebagai fiberlike, membuat RS dapat
meningkatkan
status kesehatan Pencernaan (GIT), encer racun, dan meningkatkan produksi
SCEA. RS perlahan-lahan karena itu dicerna dapat digunakan sebagai sarana untuk
menghambat pelepasan
glukosa, sehingga sangat membantu untuk penderita diabetes. Kebanyakan pati
memiliki kandungan pati resisten rendah. Berdasarkan
data dari Eni, 2008, RS yang terkandung dalam beras mentah adalah 0,6%, beras
dimasak dengan rice cooker adalah 2,4%,
beras Rice Cooker sesudahnya disimpan dalam lemari es selama 24 jam adalah
5,6%, yang Rice Cooker
beras disimpan dalam lemari es selama 7 hari adalah 3,9%, nasi yang dimasak
dengan microwave oven adalah 2%, beras
dimasak dengan microwave oven dan kemudian disimpan dalam lemari es selama
24 jam adalah 3,8%, dan
microwave beras disimpan dalam freezer adalah 3,8%. Jumlah tahan pati (RS) yang
terkandung dalam
pati dapat ditingkatkan dengan pengobatan tertentu. Di Indonesia, yang disebutada "Nasi Aking"
(nasi aking). Nasi aking dapat dianggap sebagai beras yang telah dilakukan dua kali
memasak
proses. Proses manufaktur adalah dengan mengeringkan nasi dari rice cooker di
bawah matahari.
Setelah itu kering, beras dimasak lagi, setelah itu hanya siap untuk digunakan.
Tahan
Tingkat pati meningkat pada beras diproses, karena beras mengalami retrogradasi
proses karena proses pemanasan (Syafwan).
Untuk memproses padi menjadi kering off akan memakan waktu yang lama dan
tidak efisien. Matang
beras, harus didiamkan selama 1 hari, dan kemudian mengeringkannya di bawah
sinar matahari selama sekitar 2 hari,
tetapi dalam cuaca mendung atau hujan maka akan mengambil lebih lama. Berkala,

beras kering harus


terbalik dengan sabar sehingga pengeringan pada beras dapat menyebar secara
merata. Selain itu, adalah mungkin
untuk beras akan berjamur selama proses pengeringan karena sering hujan
sehingga jamur itu dan
Bakteri akan thriven. Sementara itu, dengan menggunakan oven, pengeringan tidak
akan merata.
Pengeringan hanya terjadi pada dua sisi (atas dan bawah), dan itu adalah miskin
dalam kualitas karena terbakar.
Setelah nasi kering, beras kemudian dikeringkan dimasak lagi. Setelah itu, beras
hanya
siap untuk dikonsumsi. Sehubungan dengan proses itu benar-benar membutuhkan
waktu yang lama, dan boros
energi, serta tidak efisien.
Sejak saat itu, penulis mendapat ide untuk membuat sebuah alat yang dapat
membantu proses pengeringan
lebih cepat dan pengeringan terjadi secara merata. Kemudian, penulis membuat
alat "Beras Drier
Instrumen untuk penderita diabetes "untuk membantu proses pengeringan lebih
cepat dan efisien. Orang-orang
juga dapat memiliki manfaat dari beras kualitas baik untuk kesehatan dan
membantu bagi penderita diabetes.
1.2.Problem Formulasi
1. Apakah proses beras pengeringan akan membuat nasi menjadi pati resisten
sehingga akan membantu untuk
penderita diabetes?
2. Bagaimana prinsip kerja Beras Drier Instrumen?
1.3. Tujuan
1. Dalam rangka untuk menentukan apakah
pati dalam sedemikian rupa sehingga
2. Dalam rangka untuk mengenali prinsip kerja
2.1 Proses Instrumen Manufacturing
2.1.1 Bahan
1. 2 Pemanas
Beralih 2. Timer
3. Suhu Beralih
4. Stainless Plat
5. Zinc Plat
6. Stainless Pan
7. Baja
8. Kabel 2 m
9. Isolator 2 m
2.1.2 Desain
Beras Drier Instrumen dibagi menjadi 2 bagian, bagian atas dan bagian bawah.

Bagian atas
adalah berbentuk tabung. Dalam tabung ada satu tabung kecil. Tabung berukuran
lebih kecil berfungsi sebagai
kontainer pengeringan padi. Di dinding bagian dalam tabung luar dipasang 2
batang h
untuk memanaskan beras terkandung dalam ban dalam. Dinding tabung kecil yang
satu berlubang, itu berfungsi untuk
memungkinkan panas dari pemanas menembus. Panjang tabung kecil dari yang
lebih besar. Di
APEC Youth Scientist
- 33 Proses pengeringan padi bisa membuat
membantu untuk penderita diabetes
Beras Drier Instrumen
2. METODE RESEASRCH
cess Journal Vol. 5
beras ke tahan
pemanas yang berfungsi
APEC Youth Scientist Journal Vol. 5
- 34 bawah tabung kecil ada konektor yang terhubung ke basis di mana motor
terletak. Fungsi motorik untuk memutar tabung sehingga panas dapat menyebar
merata.
Kedua tabung besar dan kecil memiliki tutup. Kecil tabung tutup berfungsi untuk
menjaga padi di tabung
melompati. Tutup tabung kecil dan besar yang terhubung. Ini mencegah guncangan
yang mungkin
disebabkan oleh tabung tutup kecil sambil berputar. Di sisi kanan dan kiri dari
tabung tutup besar ada
mengunci, juga untuk mencegah shock.
Bagian kedua adalah dasar. Ini adalah bar berbentuk. Di bagian dalam ada adalah
bermotor, dinamo, dan sirkuit listrik. Di bagian luar ada tombol dari
kontrol suhu, self-timer (pengatur waktu), lampu indikator, dan beralih berputar.
2.1.3 Circuit
2.2 Percobaan Glukosa Uji dengan Menggunakan Fehling A dan B
2.2.1 Alat
1. pipet ukur
2. Pyrex Kaca
3. Cocok
4. Tripod
5. Mortar dan alu
2.2.2 Bahan
1. Fehling A dan B
2. H2SO4

3. Plain Beras
4. Beras Diproses
APEC Youth Scientist Journal Vol. 5
- 35 2.2.3 Langkah
1. Mash beras dengan menggunakan mortar dan alu
2. Tuang keluar cukup air
3. Masukan 5 tetes H2SO4
4. Bagilah hasil alu beras menjadi 5 bagian
5. Setiap bagian dimasukkan ke dalam tabung uji
6. Drip Fehling A dan B ke dalam tabung reaksi, masing-masing sebesar 5 tetes
sampai
solusi berubah menjadi homogen
7. Masukkan tabung kaca pyrex ke. Kemudian panas itu sampai warna larutan
Perubahan
2.3 Percobaan Glukosa Uji oleh Laboratorium Pengujian
Dalam tes glukosa ini, penulis bekerja dengan PT. Sucofindo, sebuah perusahaan
milik negara
terlibat dalam uji coba uji laboratorium. Dengan uji glukosa, hasil perbandingan
diperoleh lebih akurat. Hasil uji laboratorium ditempatkan dalam bab
Hasil dan Lampiran.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Presentasi Data
3.1.1. Percobaan dengan menggunakan instrumen untuk menentukan waktu yang
tepat dari proses pengeringan
NO Suhu ( C) Waktu (menit) Penjelasan
1 50 30 Masih Basah
2 50 60 Masih Basah
3 100 30 Masih Basah
4 100 60 Sebagian kecil kering
5 150 30 Sebagian besar dari itu adalah kering
6 150 60 Kering benar
7 200 30 beras matang Ditemukan
8 200 60 beras matang Ditemukan
9 250 30 beras matang Ditemukan
10 250 60 Benar-benar matang
Gambar 1: Tabel Percobaan 1
APEC Youth Scientist Journal Vol. 5
- 36 3.1.1 Percobaan uji glukosa dengan menggunakan larutan Fehling A dan B
? Kelompok kontrol: Glukosa diuji dengan Fehling A dan B
Waktu: 30 menit
Tidak ada Contoh Warna
1 Glukosa Merah dan ada residu dari bata merah

Gambar 2: Gambar Percobaan Glukosa


? Pengobatan Grup 1: Plain Beras
Waktu: 30 menit
Tidak ada Contoh Warna
1 Contoh 1 Kuning
2 Contoh 2 Kuning
3 Contoh 3 Kuning
4 Contoh 4 Kuning
5 Contoh 5 Kuning
Gambar 3: Tabel Percobaan Awal
? Kelompok Pengobatan 2: Olahan Beras
Tidak ada Contoh Warna
1 Contoh 1 Original Warna
2 Contoh 2 Asli Warna
3 Contoh 3 Asli Warna
4 Contoh 4 Asli Warna
5 Contoh 5 Asli Warna
Gambar 4: Tabel Percobaan Pendahuluan
3.1.2 Percobaan uji glukosa dengan menggunakan tes laboratorium
? Kelompok Perlakuan 1: Plain Beras
Tidak Satuan Parameter Hasil Uji Metode
Level 1% Air 65,48 Oven
2 Gula tingkat% 1,22 Lane Eynon
Gambar 5: Tabel Percobaan Lanjutan 1
APEC Youth Scientist Journal Vol. 5
- 37 Analisis 3.2 Data
Berdasarkan data pada Gambar 1, ditemukan bahwa waktu yang tepat dan suhu
untuk
pengeringan padi adalah 1 jam dan 150 C. Hasil ini dapat digunakan sebagai
acuan untuk menerapkan ini
alat kemudian.
Proses memasak nasi yang melakukan dua kali bermanfaat bagi penderita diabetes
karena
mengandung pati resisten. Pati resisten (RS) dapat ditingkatkan jumlahnya dengan
berbagai
pengolahan makanan melalui proses tertentu seperti memanggang, mendidih pada
suhu tinggi,
pendinginan dan pemanasan kembali sehingga proses retrogradasi terjadi lagi
(Sajilata et al, 2006)
sehingga dengan proses dua kali memasak ini beras memiliki kadar pati lebih tahan
daripada undried
satu. Arti dari dua kali dimasak di sini adalah nasi yang dikeringkan sampai benarbenar kering

dan kemudian memasaknya sekali lagi sehingga siap digunakan.


Beras adalah pati yang mengandung amilosa. Pati dengan amilosa tinggi cenderung
untuk melakukan
gelatinisasi (Nasuridhlo, 2008). Proses memasak nasi mentah menjadi nasi adalah
gelatinisasi. Dengan mengeringkan kembali kemudian beras mengalami
retrogradasi. Retrogradasi adalah
Proses pati rekristalisasi yang telah mengalami gelatinisasi (Nasuridhlo, 2008).
Proses retrogradasi meningkatkan kadar pati resisten di beras. Tingkat tinggi tahan
pati dalam beras yang baik untuk kesehatan organ pencernaan. Potensi efek
fisiologis
pati resisten adalah menjaga kesehatan usus besar; sebagai prebiotik yang
membantu menjaga usus besar yang sehat;
mengendalikan respon glisemik dan insulin; memberikan rasa perut penuh dan
mengurangi energi
asupan; serta meningkatkan profil lipid darah (Elvira, 2013). Pati resisten adalah
prebiotik
yang selektif akan meningkatkan populasi bakteri kolon bermanfaat seperti
bifidobacteria dan lactobacilli. Peningkatan jumlah bifidobacteria dan lactobacilli
dalam
saluran pencernaan dapat mengurangi kanker kolorektal dengan meningkatkan
kecepatan produksi SCFA
(terutama asetat, propionat dan butirat), menurunkan pH lingkungan usus, adalah
proapotoptive dan menekan pertumbuhan patogen dengan meningkatkan
kemampuan kompetitif untuk
ketersediaan nutrisi, reseptor dan faktor pertumbuhan lainnya.
Prihatin dengan terapi diet untuk penderita diabetes, di 80-an Jenkins mengusulkan
bahwa makanan
seleksi untuk penderita diabetes tidak hanya didasarkan pada jumlah dan tingkat
karbohidrat, tetapi
juga menyadari indeks glikemik yang (Jenkins et al., 1981). Pati resisten juga
memiliki kemampuan untuk
mengurangi respon glikemik dan respon insulin sehingga dapat memberikan
perlindungan terhadap
diabetes. Selain pati resisten di produk akan memperlambat proses pencernaan.
Tidak seperti
pati biasa yang dicerna setelah konsumsi, pati resisten
metabolisme berlangsung selama 5-7 jam setelah konsumsi sedemikian rupa
sehingga mengurangi postprandial
APEC Youth Scientist Journal Vol. 5
- 38 glikemia dan respon insulin serta potensi untuk memperpanjang masa 'penuh atas'.
Karena
pati resisten memiliki indeks glikemik rendah, sehingga selain di produk
konvensional menggantikan

pati akan membantu menurunkan nilai indeks glikemik dari produk sehingga sangat
membantu bagi penderita diabetes.
Selain peningkatan kadar pati resisten di nasi dua kali dimasak juga terjadi
penurunan tingkat glukosa dalam nasi dua kali dimasak. Dalam percobaan
pendahuluan
Glukosa Uji dengan menggunakan Fehling A dan B yang dilakukan oleh penulis
dapat disimpulkan bahwa diproses
beras memiliki kandungan glukosa lebih rendah dari nasi. Tes glukosa berlaku
indikator warna untuk
menentukan kadar glukosa dalam. Jika warna tidak berubah berarti materi tidak
mengandung glukosa atau mungkin berisi jumlah glukosa tapi sangat sedikit.
Urutan perubahan warna
dari tingkat terkecil glukosa ke satu terbesar adalah: Tidak berubah-Light GreenGreen-Gelap
Kekuningan Hijau-Kuning-Oranye Kuning-Orange-Merah-Dark Red. Lima sampel A
(Original
Beras) menunjukkan perubahan warna kuning yang berarti nasi memiliki kadar
glukosa. Sementara
lima sampel B (diolah Beras) menunjukkan tidak ada perubahan warna, itu berarti
hampir tidak ada glukosa
konten dalam. Kita tidak bisa mengatakan bahwa itu tidak mengandung glukosa
sama sekali, karena ada sisa-sisa
Kemungkinan meskipun beras diproses mengandung glukosa dalam jumlah yang
sangat kecil karena ada
sedikit perubahan dalam warna, tetapi sulit untuk diamati oleh mata manusia.
Sebagai kontrol, itu adalah sampel glukosa digunakan, dan hasilnya adalah warna
merah dengan bata merah
residu di bagian bawah. Dengan percobaan awal ini, dapat dibuktikan bahwa ada
Penurunan kadar glukosa dari nasi menjadi beras diproses.
Percobaan lanjutan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang akurat oleh nomor.
Didalam
eksperimen canggih parameter yang diuji adalah glukosa dan kadar air yang
terkandung dalam nasi
dan diproses beras. Hasilnya adalah peningkatan tingkat air dan penurunan kadar
glukosa.
Kadar glukosa yang terkandung dalam nasi sebanyak 1,22% dan kadar glukosa
yang terkandung dalam
beras diolah adalah 0,03%. Ini menunjukkan bahwa ada penurunan kadar glukosa
dari aslinya
negara.
Sebaliknya, kadar air meningkat dari 65,48% menjadi 66,04%. Kadar air yang lebih
tinggi di
beras diolah daripada nasi karena sifat pati retrogradasi membuat nya
tekstur lebih berpori sehingga lebih mudah untuk menyerap air.

3.3 Kerja Prinsip dan Mekanisme Instrument


3.3.1 Prinsip Kerja
1. Jadi, untuk mengeringkan beras, kemudian ditempatkan 2 pemanas yang terletak
di dalam tabung luar
APEC Youth Scientist Journal Vol. 5
- 39 2. Agar pengeringan berlangsung secara merata sehingga ban dalam akan berputar
sehingga
panas tersebar merata di seluruh permukaan beras
3. Beras yang ada di dalam tabung akan berputar
4. Secara singkat prinsip kerja dari perangkat ini adalah seperti mesin cuci dengan
pemanas tambahan.
3.3.2 Mekanisme
1. Konektivitas
Ada 2 tombol; pertama adalah suhu dan yang kedua adalah waktu. Mereka
terhubung satu sama lain. Itu berarti pemanas akan menyala jika kita mengatur
timer dan
sebaliknya.
Kisaran suhu 0-250 C sedangkan rentang waktu adalah dari 060 menit.
Indikator lampu terhubung ke 2 tombol. Lampu indikator akan menyala
pada jika kita mengatur tombol dan sebaliknya.
Ada satu switch. Saklar dan tombol-tombol tidak terhubung.
Ketika kita menyalakan saklar, ban dalam akan berputar.
2. Pemanas
2 Pemanas ditempatkan di dalam tabung luar.
Mereka ditutupi oleh stainless steel.
Pemanas akan memanaskan beras. Agar penyebaran panasnya atas seluruh yang
permukaan beras, ban dalam di mana beras mengenakan diputar.
Panas menyebar melalui konduksi dan konveksi.
3. Timer
Timer akan terdengar "Ding" ketika waktu yang ditetapkan telah selesai.
Setelah itu, timer dan pemanas otomatis akan berhenti bekerja.
4. Dynamo
Dynamo ditempatkan di kanan bawah dari instrumen. Dynamo akan memutar
inner
tabung dengan kecepatan sedang sehingga panas yang akan tersebar merata di
seluruh
beras.
APEC Youth Scientist Journal Vol. 5
- 40 Ketika kita menyalakan saklar, dinamo akan berputar ban dalam dan beras akan
menempel di seluruh dinding ban dalam.
suara Its akan dihasilkan dari berputar dari inner tube.

4. KESIMPULAN
Prinsip kerja dari Beras Instrumen Drier mengering beras untuk benar-benar
kering. Agar pengeringan dapat merata, itu akan ditambahkan dengan motor untuk
instrumen untuk memutar
inner tube karena itu panasnya akan menyebar dan beras dapat dikeringkan di atas
seluruh permukaan.
Sementara waktu dan suhu yang diperlukan untuk memperoleh merata mengering.
Dalam memasak nya, beras mengalami mengulangi proses retrogradasi untuk nasi
memiliki
telah mengering dan kemudian dimasak lagi. Proses retrogradasi beras telah
membuat
peningkatan kandungan pati resisten (RS). Pati resisten sangat baik untuk penderita
diabetes seperti
serat makanan sehingga dalam proses pencernaannya beras akan dicerna dengan
lambat. Pati resisten juga
memiliki indeks glikemik rendah yang membuatnya sangat bermanfaat bagi
penderita diabetes. Selain peningkatan
tingkat beras pati resisten di diproses dua kali kadar glukosa juga menyanggupi
menurun dan
peningkatan kadar air. Tingkat penurunan juga menunjukkan tingkat penurunan
karbohidrat.
Dapat disimpulkan baik untuk penderita diabetes. Dengan menggunakan Beras
Drier Instrumen itu dapat membantu beras
proses pengeringan yang lebih efektif dan efisien.
5. ACKNOWLEDMENTS
Saya ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian penelitian ini.
Berkat mentor saya dari Cyber Mentoring Penelitian, Dr Jimmy Wong yang selalu
memberikan masukan pada setiap tahap demi tahap dari penelitian ini. Terima kasih
juga kepada atasan saya, Dra.
Susminingsih yang membantu saya dengan memberikan referensi dalam penelitian
ini. Juga untuk Pak Ridwan yang
menjadi mentor saya dalam memproduksi alat ini dan selalu memberikan masukan.
Terima kasih juga kepada PT.
Sucofindo untuk kerjasama mereka untuk melakukan Tes Laboratorium. Dan
unforgetfully saya ingin
terima kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan bagi saya untuk
terus mencoba dan tidak pernah menyerah.
APEC Youth Scientist Journal Vol. 5
- 41 6. PUSTAKA
1. Alsaffar, A.A. 2011. Pengaruh pengolahan makanan pada kadar pati resisten
sereal dan produk sereal - tinjauan. International Journal of Food Science dan
Teknologi 46: 455-462

2. Ariyadi, T. Penetapan Kadar Karbohidrat PADA Nasi Aking Yang Dikonsumsi.


Universitas Muhammadiyah Semarang Journal.
3. Bird, A.R., Brown, I.L., dan Topping, D.L. 2000. Pati, Pati Tahan, yang
Usus Mikroflora dan Kesehatan Manusia. Curr. Isu Intesty. Microbiol. 2000 1 (1): 2537
4. Brouns, F., Kettlitz, B. dan Arrigoni, E. 2002. Resistant starch dan "butirat yang
revolusi ". Tren Makanan Science & Technology 13: 251-261.
5. Englyst, H.N., Trowell, H., Southgate, D.A.T. dan Cumming, J.H. 1987. Serat
makanan
dan pati resisten. Am. J. Clin. Nutr. 46: 873-876.
6. Haralampu. S G. 2000. pati-a Resistant review dari sifat fisik dan
dampak biologis RS. Karbohidrat Polimer 41 (2000): 285-292
7. Marsono, Y. dan Topping, D.L.1993. Karbohidrat kompleks beras Australia
produk-pengaruh memasak microwave dan pengolahan makanan. Makanan Sci dan
Technol.,
LWT. 26: 364-370.
8. Nasuridhlo, Ahmad. 2008. Manfaat Pati Hasil Modifikasi SEBAGAI Sumber Pangan
Fungsional. Universitas Hasanudin.
9. Nurhadi, dkk. Karakterisasi Beras / Nasi Aking Dan Usaha untuk review
Memperbaikinya.
Indonesia Sains dan Teknologi Journal.
10. Tanaman, Malcom. 2009. Elektronika. Bandung: Pakar Raya.
11. Sajilata, MG, Rekha SS dan Kulkarni, PR 2006. Resistant Starch - Sebuah Ulasan.
Komprehensif Ulasan di Ilmu Pangan dan Keamanan Pangan. Vol. 5
12. Syafwan. (2011) Nasi Aking Instan. Universitas Padjadharan.
13. Syamsir, Elvira. (2011) Roti staling. Institut Pertanian Bogor.
14. Syamsir, Elvira. (2010) Nasi Instan. Institut Pertanian Bogor.
15. Syamsir, Elvira. (2013) Pati resisten SEBAGAI Sumber Serat Fungsional. Makanan
Tinjau Indonesia Journal.
16. Widowati, Sri dkk. (2010) Proses Pembuatan Dan Karakterisasi Nasi Sorgum
Instan.
Institut Pertanian Bogor.
APEC Youth Scientist Journal Vol. 5
- 42 17. Wulan, Siti Narsito dkk. (2007) asli dan Debranched Pati Modifikasi
Menggunakan
Fisika-kimia untuk Meningkatkan Tahan Pati Konten di Rice. Universitas
Journal Brawijaya.
Safira Candra Asih

También podría gustarte