Está en la página 1de 4

Big Data: The Management Revolution

Pertumbuhan data digital yang sangat massif sekarang ini memunculkan


cara baru pada suatu perusahaan dalam melakukan pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan yang sebelumnya dilakukan dengan menggunakan intuisi
berdasarkan dari pengalaman para eksekutif perusahaan berubah menjadi
pengambilan keputusan yang didasari oleh data-data atau sering disebut dengan
data driven decision making. Data driven decision making adalah pengambilan
keputusan yang berlandaskan oleh data-data yang ada atau atas dasar bukti.
Sehingga manajer mempunyai alasan yang kuat apabila ada potensi untuk
merevolusi manajemennya.
Tidak semua perusahaan menganut pengambilan keputusan berbasis data
(data driven decision making). Bahkan banyak sikap dan pendekatan yang
berbeda yang dilakukan industri atau perusahaan dalam mengambil keputusan.
Tapi dari analisis yang pernah dilakukan, salah satu hubungan yang paling
menonjol adalah semakin perusahaan dikarakterisasi diri sebagai berbasis data,
maka semakin baik mereka dalam mengukur secara objektif dari sisi keuangan
maupun hasil operasional. Data-data yang ada biasanya melebihi kapasitas
maupun kemampuan basis data yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu
untuk mengatasi masalah tersebut, berbagai perusahaan menggunakan big data
untuk memproses dan menganalisis data yang tersedia.
Big data merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
pertumbuhan data secara eksponensial baik itu data yang terstruktur atau yang
tidak terstruktur. Data-data yang telah terkumpul akan dianalisis dan
diterjemahkan agar dapat digunakan perusahaan sebagai keuntungan/keunggulan
bisnis. Meskipun sebagian besar para eksekutif perusahaan beranggapan bahwa
big data adalah bentuk lain dari analisis, tapi hasil dari big data ini jauh lebih kuat
daripada analisis yang digunakan dengan melihat kejadian di masa lalu. Dengan
big data kita dapat mengukur, mengelola, dan membuat prediksi yang lebih baik
serta lebih cerdas dalam hal pengambilan keputusan. Big data memiliki tiga
karakteristik yang khas yaitu volume, velocity, dan variety.

Jumlah data yang diproses oleh big data adalah data yang memiliki
volume yang sangat besar. Semakin besar volume data yang digunakan maka
semakin tepat prediksi yang akan dihasilkan. Peningkatan volume data yang
masuk ke suatu perusahaan mengakibatkan perusahaan tidak dapat memproses
data tersebut dengan cepat. Implementasi teknologi big data diharapkan dapat
memproses

data

tersebut

secara

real-time

sehingga

perusahaan

dapat

memanfaatkan data tersebut secara langsung, tanpa harus menunggu dalam waktu
yang lama karena sistem harus menganalisis data dalam volume yang sangat
besar.
Perkembangan teknologi seperti Smart Phone dan Global Positioning
System mengharuskan perusahaan harus bisa memproses data dalam berbagai
macam struktur. Jika sebelumnya perusahaan hanya memproses data dalam
bentuk dokumen, dengan adanya perkembangan teknologi tersebut input data
yang harus diproses menjadi sangat beragam, misalnya koordinat lokasi dan
gambar. Teknologi big data digunakan untuk melakukan standarisasi data-data
yang sebelumnya tidak terstruktur menjadi data yang bisa dianalisis oleh sistem.
Menurut Michael J. Mauboussin, kebanyakan orang menyatakan
pendapatnya tentang masa depan, kemungkinan yang akan terjadi, seberapa baik
sesuatu akan berjalan, dan kemudian mereka menyusun rencana sesuai perkiraan
mereka. Sebuah keputusan penting biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki
jabatan tinggi dalam organisasi atau menyewa pihak luar yang profesional dan
memiliki track record yang memuaskan. Namun, pengambilan keputusan yang
baik adalah keputusan yang diambil dari menggabungkan pengalaman, data, dan
intuisi.
Ada dua teknik untuk mendapatkan data besar yang optimal. Pertama,
para eksekutif selaku pengambil keputusan melakukan sebuah kebiasaan yakni
mempertanyakan kevalidan data tersebut. Kedua, mengikuti intuisi.
5 tantangan manajemen:
1. Leadership
Perusahaan tidak akan menuai keuntungan penuh dari transisi penggunaan
data besar kecuali mereka mampu mengelola dan mengubah manajemen

secara efektif. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan leader yang baik.
Perusahaan yang berhasil dalam data besar tidak hanya karena memiliki
lebih banyak data tapi kepemimpinan yang mampu menetapkan tujuan
yang jelas untuk perusahaannya. Leader yang berhasil adalah yang mampu
melihat kesempatan besar, memahami perkembangan pasar, berfikir
kreatif, mengartikulasikan visi perusahaan kemudian membujuk orangorang menerimanya dan bekerja keras mewujudkan itu, dan meng-handle
karyawan, pelanggan, pemegang saham, dan pemangku kepentingan
lainnya.
2. Management Talent
Sebuah data tidak berharga tanpa seorang profesional yang terampil
mengolah data tersebut menjadi sistem informasi. Yang terpenting dari
seorang talent adalah keterampilan dalam membersihkan dan mengatur set
data yang besar sehingga segala macam data baru yang datang dapat
terformat secara terstruktur. Keahlian yang dimiliki para talent ini dapat
membantu menyeberangi kesenjangan antara korelasi dan sebab-akibat.
Talent yang terbaik mampu berbicara bisnis dan membantu pemimpin
merumuskan tantangan dengan asumsi bahwa data dapat membantu.
Menurut Thomas H. Davenport, orang-orang dengan keterampilan seperti
di atas sulit diperoleh sedang permintaan sangat besar.
3. Teknologi
Merupakan alat yang tersedia untuk menangani volume, kecepatan, dan
berbagai data besar lainnya. Sebenarnya, teknologi tidak mahal, hanya
menggabungkan komoditas hardware dan software. Dibutuhkan aliran
memasukkan data lalu didistribusikan kedalam disk murah, juga
disediakan alat untuk menganalisa data. Namun, yang tersulit adalah
dibutuhkannya keterampilan set yang baru untuk mengintegrasikan semua
internal yang relevan dan sumber eksternal data.
4. Pengambilan keputusan
Dalam era big data, semua informasi dibuat dan ditransfer. Pemimpin yang
cerdas akan menciptakan sebuah organisasi yang fleksibel untuk
meminimalisir

sindrom

ketidakcocokan

dan

memaksimalkan

crossfunctional kerjasama. Orang yang memahami masalah harus

bersama-sama diikutsertakan atas hak mengakses data, juga orang yang


memiliki problem solving teknik dapat secara efektif mengeksploitasi
kemampuan mereka.
5. Budaya perusahaan
Tradisi yang ada adalah terlalu seringnya para eksekutif mendapatkan
laporan dengan banyak data yang dapat digunakan untuk mendukung
keputusan namun keputusan tersebut sudah dibuat dengan pendekatan
Hippo tradisional. Kemudian bawahan diminta untuk mencari informasi
lebih banyak untuk mengkaji keputusan yang telah diambil tersebut. Hal
ini, menjauhkan eksekutif mengambil keputusan hanya berdasarkan firasat
dan naluri.
Keputusan data drive cenderung menjadi keputusan yang lebih baik.
Pemimpin yang baik harus menerima fakta ini atau posisi nya akan digantikan
oleh orang lain. Disetiap sektor, perusahaan yang menggabungkan keahlian
domain dan ilmu data akan memisahkan diri dari saingan mereka. Kita tidak bisa
mengatakan bahwa semua pemenang memanfaatkan data yang besar untuk
mengubah keputusan. Tapi data yang merupakan jawaban yang paling pasti.

También podría gustarte