Está en la página 1de 147

Journey to

the Bright Nation


Research and Business (RnB)
Diponegoro University

Dedicated for
Indonesia Young Technopreneur
to Built up The Bright Nation

Journey to the Bright Nation_ page 0

Journey to
the Bright Nation
Research and Business (RnB)
Diponegoro University

Dedicated for
Indonesia Young Technopreneur
to Built up The Bright Nation

RnB Media
Journey to the Bright Nation_ page 1

Journey to
the Bright Nation
Research and Business (RnB)
Diponegoro University
Tim Penulis:
Lutvan Handi Ariefin
Sidig Wardoyo
Titisari Dian Pertiwi
Yuda Achdiyani
Selvi Ermawati

Perwajahan Muka dan Isi:


RnB Desain and Printing

Penerbit:
RnB Media
Jl. Prof Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah
Kode Pos 50067, Telp. (024) 70732632
risetbisnisundip.wordpress.com
Maret, 2010

Journey to the Bright Nation_ page 2

Bagian I
1. Knowledge Based Economy
Ekonomi berbasis pengetahuan
Pembangunan IPTEK di Indonesia
Inovasi teknologi
Masyarakat berbasis pengetahuan
2. ekonomi kerakyatan
Penyerapan tenaga kerja dan nilai tambah
konteks Budaya dan Lekat Diri
globalisasi
dampak budaya
dampak teknologi
IPTEK canggih yang merakyat
High tech-high touch
Beriptek di daerah
Demokrasi melalui IPTEK
3. Pendidikan
Indikator keterpurukan pendidikan
Miss managemen perguruan tinggi
Sulitnya link and match
Semangat ilmiah dan politik teknologi
Entrepreneur mindset
Faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas dan
daya saing
4. Technopreneur
Technopreneurship
Technopreneurship di Asia
Arah technopreneurship di Indonesia
Peningkatan Kemampuan Technopreneurship Pemuda
Berbasis Pada Universitas

Bagian 2
1.
Bagian 3
1. RnB
Sejarah_visi
misi_tujuan_slogan_s
truktur
2. Kaderisasi
Konsep_alur_IKK
_Kurikulum

2.

3.

Sinergisity
Academic-BusinessGovernment
Konsep inkubator bisnis
Venture Capital and
venture management
The Role
Peran RnB dalam
membangun
technopreneur

Journey to the Bright Nation_ page 3

PROLOG
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Hanya
kepadaNya kita memohon petunjuk dan doa agar
ditunjukkan

jalan

yang

lurus.

Semoga

kita

selalu

dilimpahkan rahmat dan hidayahNya sepanjang hidup di


dunia. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
pemimpin besar kita Rasulullah Muhammad SAW, para
keluarga, sahabat dan kita sebagai pengikut setianya.
Buku

ini

berangkat

dari

pemikiran

untuk

mendokumentasikan seluruh ide dan gagasan kami tentang


pembangunan technopreneur melalui organisasi Research
and Business (RnB) Universitas Diponegoro. Dengan buku
ini kami berharap dapat mentransfer pemahaman tentang
RnB secara utuh kepada penerus perjuangan kami dari
generasi ke generasi.
Buku ini disusun dengan tujuan menyamakan
persepsi seluruh anggota dan pengurus RnB. Harapannya
bisa menjadi rujukan agar gerakan RnB tidak keluar dari rel
atau tujuan awal.
Semoga buku ini bisa menjadi pedoman bagi
generasi RnB di masa yang akan datang.

Journey to the Bright Nation_ page 4

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua


pihak yang telah memberikan warna dalam proses
pembuatan buku putih ini yang pada akhirnya kami beri
nama Journey to the Bright Nation. Sebuah perjalanan
menuju kejayaan bangsa.
Penghargaan sebesar-besarnya kami tujukan kepada
Bunda Meidiana Dwi Diyanti, S.Kp., M.Sc selaku Dewan
Pembina RnB, sosok pendidik, peneliti dan ibu yang penuh
motivasi dan selalu mengajarkan tentang sebuah niat ikhlas
dalam setiap langkah yang akan kami tempuh.
Dewan Pendamping RnB 2009, Zun Azizul hakim,
Lutvan Handi Ariefin, Dian Septiandani, Titisari Dian P, dan
Sri Irdayati. Ketua RnB 2008 Pariman dan para pejuang RnB
yang tak kenal lelah dari tahun 2007 hingga 2009.
Pengurus

Harian

RnB

2009,

Sidig

Wardoyo

(Direktur), Zulida (Menejer Admin), Anis Roehatin (Menejer


HRD), Asep Muhamad Samsudin (Menejer Riset), Bakti
Susilo Putro (Menejer Bisnis), Selvi Ermawati (Menejer
Media), dan Didik Listi Aby (Menejer Jaringan).
Kesalahan adalah media pembelajaran terbaik untuk
sebuah perubahan dan perbaikan. Oleh karenanya kami
mohon maaf jika dalam penulisan buku ini terdapat
kesalahan atau sesuatu yang kurang berkenan bagi

Journey to the Bright Nation_ page 5

pembaca. Kritik, saran dan masukan dari semua pihak


sangat kami harapkan demi terwujudnya perbaikan di masa
yang akan datang. Akhir kata, selamat berjuang, selamat
berkarya untuk perbaikan bangsa...

Tim Penulis

Journey to the Bright Nation_ page 6

Mencari akhir sebuah penelitian_


sebuah pengantar sederhana
Setiap tahunnya, ratusan penelitian dihasilkan oleh
ratusan perguruan tinggi di Indonesia. Mulai dari penelitian
yang bersifat tugas kuliah, tugas akhir, skripsi, tesis hingga
disertasi atau penelitian-penelitian yang diperlombakan.
Pertanyaannya adalah, kemana akhir dari sebuah penelitian
tadi?
Fenomena di perguruan tinggi yang sering muncul
adalah banyaknya hasil penelitian hanya berhenti pada
prototype atau berakhir di perlombaan saja. Hal ini
dikarenakan penelitian yang dilakukan hanya menekankan
sisi ilmiah namun kurang memperhatikan sisi marketisasi,
apakah bermanfaat untuk masyarakat atau tidak. Padahal
kunci utama dari implementasi hasil penelitian di
masyarakat adalah bisa diterapkan di masyarakat. Inilah
yang disebut sebagai IPTEK yang merakyat.
Untuk mengimplementasikan hasil-hasil penelitian di
masyarakat maka komersialisasi hasil penelitian harus
sesuai dengan keterbutuhan pasar. Dan tentunya tidak
semua hasil dapat diimplementasikan dengan utuh karena

Journey to the Bright Nation_ page 7

beberapa kendala yang tidak bisa dihindari. Misalnya, biaya


pembuatan dan pengolahan yang tinggi yang tidak bisa
terjangkau oleh masyarakat. Oleh karenanya perlu adanya
prototype, baru setelahnya dilakukan market charter atau
lobby pasar untuk mengetahui sebuah produk layak untuk
dipasarkan atau tidak. Disisi lain, pembiayaan juga perlu
mendapatkan perhatian yang khusus.
Penelitian sebagai wujud dari pengembangan ilmu
pengetahuan tentunya tidak bisa lepas dari teknologi.
Begitu pula dengan teknologi, keberadaannya tidak bisa
lepas dari pengembangan ilmu pengetahuan melalui
penelitian-penelitian. Teknologi tidak selalu menghasilkan
sesuatu yang baru. Teknologi memiliki dua sifat yaitu
invensi dan inovasi. Invensi yang bermakna menghasilkan
temuan-temuan baru, sedangkan inovasi adalah upaya
memperbaiki yang sudah ada atau mengembangkan agar
lebih bernilai guna karena nilai tambah yang dihasilkan, jika
dalam bahasa bisnis dikenal dengan sebutan ATM, Amati
Tiru dan Modifikasi.
Di beberapa kawasan Asia dan Jepang maupun
Taiwan, perkonomian rakyat berkembang sehat dan terkait

Journey to the Bright Nation_ page 8

erat dengan sistem perekonomian secara nasional. Secara


kelembagaan, perekonomian rakyat tersebut diwakili oleh
usaha-usaha kecil yang ditumbuhkan dengan kekuatan
ekonomi yang

berbasis

pengetahuan dan teknologi

(technology and knowledge based economy, TKBE) sehingga


memiliki daya saing yang kokoh. Usaha kecil seperti itulah
yang perlu ditumbuhkembangkan di setiap daerah di
seluruh Indonesia secara serentak. UMKM tidak harus
berkonotasi ekonomi kumuh, terisolasi dan terbelakang,
tetapi dapat berupa ekonomi yang modern dan menguasai
teknologi, meskipun

skalanya kecil dengan

berlatar

belakang budaya, kearifan dan pemanfaatan potensi lokal.


Sebagai contoh adalah pengembangan makanan
patilo yang dikembangkan oleh peneliti di BPPT LIPI
Jogjakarta di daerah Gunung Kidul. Bahan baku berupa
ketela pohon merupakan salah satu potensi lokal hasil
pertanian di daerah ini. Keberhasilan yang diperoleh oleh
para peneliti adalah dengan menghilangkan rasa asam dan
sensasi lengket ketika di makan, hal ini tentunya dilakukan
melalui proses penelitian. Hasil inovasi teknologi pangan ini
telah berhasil melahirkan UKM yang telah mampu

Journey to the Bright Nation_ page 9

memasarkan makanan berbahan dasar ketela tersebut.


Sekali lagi ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan.
Teknologi sering disalah-persepsikan seolah hanya
untuk kepentingan industri besar yang canggih saja.
Padahal untuk negeri kita juga diperlukan teknologi yang
dapat memberdayakan masyarakat ekonomi menengah ke
bawah.

Misalnya telekomunikasi murah untuk desa

terpencil, bibit unggul, teknologi air bersih, hidroenergi dan


rumah sederhana tahan gempa. Sebagai contoh adalah
upaya Saudari Tri Mumpuni yang telah berhasil merintis
pembangunan energi mikro-hidro di desa-desa, dan telah
mendapatkan pengakuan internasional.
Pengetahuan

merupakan

basis

baru

bagi

kesejahteraan suatu bangsa, yang terbentuknya akan


ditentukan oleh cara bangsa atau masyarakat itu mampu
mewujudkan

pengetahuan

sebagai

landasan

sistem

perekonomian dan perindustriannya. Suatu masyarakat


berbasis pengetahuan terbentuk paling sedikit oleh lima
elemen dasar (Lester C. Thurow, 1999), yaitu penataan
masyarakat, kewiraswastaan (entrepreneur), pembentukan
pengetahuan, keterampilan, pengelolaan sumber daya alam

Journey to the Bright Nation_ page 10

dan lingkungan hidup. Masyarakat kita perlu menyadari


bahwa peran IPTEK dalam pembangunan akan membawa
dampak yang signifikan pada peningkatan produktivitas
total suatu bangsa yang pada gilirannya akan mampu
menumbuhkan inovasi untuk meningkatkan daya saing
bangsa pada persaingan global.
Harapannya, sebuah penelitian tidak berhenti
sebagai tumpukan kertas terjilid di perpustakaan. Penelitian
yang

berhasil

adalah

yang

mampu

diaplikasikan,

bermanfaat dan menjawab kebutuhan di masyarakat serta


mampu diskala-bisniskan untuk menciptakan kesejahteraan
masyarakat. Sehingga mampu menambah nilai ekonomis
suatu produk serta meningkatkan kemandirian masyarakat
yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan.

Journey to the Bright Nation_ page 11

DAFTAR ISI
Book Mapping _3
Prolog _4
Mencari Akhir Sebuah Penelitian_sebuah pengantar
sederhana_7
Daftar Isi_12
BAGIAN SATU_17
1. Knowledge Based Economy_16
Ekonomi Berbasis Pengetahuan_17
Pembangunan IPTEK di Indonesia_19
Inovasi Teknologi_21
Masyarakat dan Ekonomi Berbasis Pengetahuan
_22
2. Ekonomi Kerakyatan_26
Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai Tambah_27
Konteks Budaya dan Lekat Diri_29
Globalisasi, Dampak Budaya dan Dampak
Teknologi_31
IPTEK canggih yang Merakyat_32
High Tech and Hight Touch_33
Ber-IPTEK di Daerah_35
Demokrasi melalui IPTEK_37
3. Pendidikan_39
Indikator Keterpurukan Pendidikan _40
Miss Management Perguruan Tinggi_42
Sulitnya Link and Match_43
Semangat Ilmiah dan Politik Teknologi_46

Journey to the Bright Nation_ page 12

Entrepreneur Mindset_47
Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan
Produktivitas dan Daya Saing_53
4. Technopreneur_55
Technopreneur_56
Technopreneurship_57
Technopreneurship di Asia_59
Arah Technopreneurship di Indonesia_62
Peningkatan Kemampuan Technopreneurship
Pemuda Berbasis pada Universitas_65
BAGIAN 2_69
1. Sinergisity_70
Academic-Business-Government_71
2. Venture Capital and Venture Management_74
3. The Role_Peran BIC-RnB dalam membangun
Technopreneur_79
Business Incubator Center (BIC)_80
Research and Business (RnB)_89
BAGIAN 3_93
1. RnB_Sejarah, Visi-Misi, Tujuan, Slogan, Struktur
Organisasi 95
Sejarah RnB_95
Visi dan Misi_96
Tujuan_98
Slogan_99
Struktur Organisasi _99
2. Kaderisasi_Konsep, Alur, Indeks Kompetensi
Kader, Kurikulum_112

Journey to the Bright Nation_ page 13

Konsep kaderisasi RnB_113


Alur Kaderisasi RnB_118
Indeks Kompetensi Kader (IKK)_119
Kurikulum Kaderisasi_121
Kurikulum Promotion Level (PL)_121
Kurikulum Intensive Class (I-Class)_124
Kurikulum Internal Project (IP)_128
Epilog Sebuah Episode_130
Daftar Pustaka_134
Tentang Penulis_136

Journey to the Bright Nation_ page 14

_Bagian
Satu_
Journey to the Bright Nation_ page 15

Knowledge Based
Economy
Tidak mungkin mengharap mencapai
tingkat pembangunan tertentu tanpa
menguasai ilmu pengetahuan.
(Daoed Joesoef, Mantan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Kompas 15
Agustus 2007)

Journey to the Bright Nation_ page 16

Ekonomi Berbasis Pengetahuan


Ekonomi berbasis pengetahuan (EBP) atau Knowledge
Based Economy (KBE) adalah sistem ekonomi baru dimana
penggunaan pengetahuan memegang peranan yang sangat
penting pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kekayaan sebuah bangsa. Jika pada sistem ekonomi klasik
faktor produksi yaitu modal, tenaga kerja, bahan mentah
dan enterpreneurship memegang peranan yang sangat
penting, maka era ekonomi berbasis pengetahuan ini,
pengetahuan adalah faktor kunci dalam meningkatkan
pertumbuhan, menciptakan nilai baru dan memberikan
dasar yang kuat untuk tetap dapat bersaing di dunia
internasional. Walaupun teknologi informasi

merupakan

alat utama pada era ini, namun inti dari sistem ekonomi
baru tersebut tetap tergantung pada sumber daya manusia
yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, membuat
dan mengeksploitasi ide

baru dan

mengaplikasikan

teknologi baru serta memiliki sifat entrepreneur yang sangat


tinggi.
Dalam hal ini Indonesia perlu mengembangkan suatu
sistem penerapan teknologi di bidang industri yang memiliki

Journey to the Bright Nation_ page 17

potensi padat pengetahuan. Di dalamnya terdapat peranan


yang mampu bersinergi untuk bersama membangun
perekonomian. Sektor swasta terus menjadi mesin utama
pertumbuhan

dalam

EBP

sementara

sektor

publik

memberikan dukungan terhadap perkembangan sektor


swasta pada tingkat

lanjut.

Kesetaraan sosial dan

persamaan tujuan menjadi elemen penting pada tahap


pertumbuhan ekonomi dengan tambahan tanggung jawab
untuk menjembatani perbedaan pengetahuan (knowledge
gap) sesama kelompok penduduk yang tinggal di daerah
pedalaman dengan daerah perkotaan serta seluruh
golongan mayarakat di seluruh negeri.
EBP memberikan platform dasar bagi Indonesia
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dan memperkuat daya saing internasional, agar dicapai
masyarakat Indonesia yang madani. EBP akan mempercepat
perubahan paradigma dari pertumbuhan yang hanya
berdasarkan

kepada

input

menjadi

pertumbuhan

produktifitas yang pada akhirnya berdampak pada kebijakan


yang akan diambil.

Journey to the Bright Nation_ page 18

Pembangunan IPTEK di Indonesia


Pemikiran untuk menggali IPTEK (Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi) dari negeri barat telah dirintis pada masa
pemerintahan Soekarno dengan mengirim ribuan pelajar
dan mahasiswa. Upaya tersebut memperlihatkan hasilnya
pada era 70-80an dengan munculnya industri strategis yang
dibidani oleh B.J. Habibie. Namun, langkah tersebut
akhirnya kandas akibat krisis moneter tahun 1997.
Sebagian besar pembangunan industri di negeri ini
belum sepenuhnya didukung oleh potensi yang unggul,
termasuk sumder daya manusianya.

Indeks pencapaian

teknologi dan indeks pembangunan manusia yang disusun


oleh

United

Nations

Development

Programme,

menempatkan Indonesia pada urutan ke 60 dari 72 negara


dalam

pencapaian

teknologinya.

Indonesia

termasuk

kategori dynamic adopter.


Kelemahan informasi dan IPTEK kita dalam menjaga
serta mengelola kekayaan alam yang demikian melimpah
telah mengakibatkan keadaan yang cukup memprihatinkan.
Pembangunan

industri

Indonesia,

termasuk

pula

pengembangan ilmu dan teknologi dalam waktu mendatang

Journey to the Bright Nation_ page 19

tidak saja ditentukan oleh faktor dominan di dalam negeri,


tetapi sangat bergantung pula kepada perkembangan di luar
negeri. Setiap penemuan baru tak akan bertahan sebagai
komoditas dalam waktu yang cukup lama. Imbas pengaruh
luar, terutama yang berkaitan dengan makin meningkatnya
persaingan global harus ditanggapi dengan kearifan
intelektual secara cermat dan hati-hati.

Pengembangan ilmu pengetahuan dalam masyarakat


global kini sangat dipengaruhi oleh imbalan yang dihasilkan
dari riset. Itulah sebabnya intellectual property rights,
memegang peranan penting dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Tetapi imbalan bagi pengembangan ilmu
yang dihasilkan di pasar tidak selalu sesuai dengan
pengembangan ilmu yang sungguh-sungguh dibutuhkan
bangsa. Karena itulah, sangat diperlukan intervensi aktif
pemerintah dalam pasar untuk mempengaruhi arah pola
imbalan menjurus ke ilmu, sains, dan teknologi yang
dibutuhkan bangsa.
(Emil Salim)

Journey to the Bright Nation_ page 20

Inovasi Teknologi
Munculnya

pengetahuan

tentang

teknologi

informasi saat ini memang dapat mengalahkan hasil


pencapaian peradaban terdahulu. IPTEK dan keahlian akan
menjadi salah satu sumber competitive advantage yang
sangat penting bagi suatu bangsa di masa datang. Bangsa
kita tidak boleh terlena dengan slogan negara kita kaya raya
dengan sumber daya alam yang mencukupi segala
kebutuhan bangsa.
Perekonomian berbasis pengetahuan merupakan
usaha untuk meningkatkan daya saing, produktivitas, dan
pertumbuhan dengan pendekatan baru, pola pendidikan,
inovasi, memanfaatkan teknologi informasi, meluaskan
jejaring kerjasama, dan memberikan peran yang berbeda
kepada pemerintah.
Ciri masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge
based society) yakni pengetahuan dan informasi menjadi
faktor penting dalam setiap proses menciptakan nilai dalam
masyarakatnya. Masyarakat dibangun dengan faktor utama
menciptakan,

menyebarkan

dan

menggunakan

pengetahuan untuk meningkatkan nilai tambah hingga

Journey to the Bright Nation_ page 21

menaikkan tingkat kesejahteraannya. Ciri lainnya adalah


terjadi perubahan cepat dalam pengembangan teknologi,
terutama teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang
menjadi andalan bangsa. Untuk mencapai kemajuan yang
pesat dalam teknologi tersebut, negara mengeluarkan
investasi besar bagi kegiatan riset dan pengembangan ICT,
seperti yang terjadi pada negara Finlandia. Pemanfaatan
produk ICT digunakan untuk meningkatkan hasil produksi,
dilakukan pula pengembangan ilmu pengetahuan yang
intensif di sektor bisnis, sembari meningkatkan jaringan
komunikasi dan kerja sama. Penggarapan sektor ICT dari
hulu hingga hilir membutuhkan banyak sumber daya
manusia berkemampuan spesialis.

Masyarakat dan Ekonomi Berbasis


Pengetahuan
Memasuki milenium ketiga, semua bangsa maju
sepakat

bahwa

penguasaan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi merupakan prasyarat untuk meraih kemakmuran


dalam kancah pergaulan internasional. Karenanya fokus
pembangunan yang kini dianut oleh banyak negara adalah

Journey to the Bright Nation_ page 22

mengutamakan

usaha

untuk

menempatkan kegiatan

penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai bahan


integral dari pembangunan ekonomi yang akan berujung
pada peningkatan produksi nasional. Kegiatan yang
dilakukan

pun

dijadikan

modal

untuk

membangun

masyarakat berbasis pengetahuan yang mampu memahami


dan mendukung kegiatan para ilmuwannya, sehingga
lambat laun terbentuklah peradaban berlandaskan budaya
IPTEK.
Pengetahuan merupakan basis
baru bagi kesejahteraan suatu bangsa,
yang terbentuknya akan ditentukan oleh
cara

bangsa

masyarakat

Kemampuan
organisasi

atau
itu

Modal

mampu mewujudkan

manusia

pengetahuan sebagai
landasan
perekonomian
perindustriannya.

Penguasaan

sistem
dan
Masyarakat

kita

kompetensi
perlu

menyadari bahwa peran IPTEK dalam pembangunan akan


membawa dampak yang signifikan pada peningkatan

Journey to the Bright Nation_ page 23

produktivitas total suatu bangsa yang pada gilirannya akan


mampu menumbuhkan inovasi untuk meningkatkan daya
saing bangsa pada persaingan global. Suatu masyarakat
berbasis pengetahuan terbentuk paling sedikit oleh lima
elemen dasar (Lester C. Thurow, 1999), yaitu:
1. Penataan masyarakat
2. Kewiraswastaan
3. Pembentukan pengetahuan
4. Keterampilan
5. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Modal manusia menjadi demikian penting pada era
ekonomi berbasis pengetahuan. Daya saing di era KBE
berpijak

pada

keunggulan

kompetitif

(competitive

advantage) yang terbentuk dari tiga unsur yang terkait satu


sama lainnya, antara lain:
1. Modal manusia
2. Kemampuan organisasi
3. Penguasaan kompetensi
Ketiganya berjalan serempak, dimana kemampuan
organisasi dan penguasaan kompetensi itu sendiri pada
dasarnya juga bergantung pada keunggulan modal manusia

Journey to the Bright Nation_ page 24

yang

menanganinya.

Kemampuan

SDM

berkualitas

merupakan fungsi eksponensial dari proses pendidikan yang


berkesinambungan. Artinya usaha terus menerus untuk
menambah pengetahuan (scientific spirit) yang ada pada
masyarakat akan membuahkan lonjakan kemampuan modal
manusia yang besar.

Journey to the Bright Nation_ page 25

Ekonomi Kerakyatan
Masyarakat berbasis IPTEK di Indonesia
diharapkan mampu mengambil dan menyerap
yang terbaik dan membiarkan lolos yang lainnya
dan di dadanya masih terpatri Merah Putih.

Journey to the Bright Nation_ page 26

Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai


Tambah
Di beberapa kawasan Asia dan Jepang maupun
Taiwan, perekonomian rakyat berkembang sehat dan
terkait erat dengan sistem perekonomian secara nasional.
Secara kelembagaan, perekonomian rakyat tersebut diwakili
oleh usaha-usaha kecil yang ditumbuhkan dengan kekuatan
ekonomi yang

berbasis

pengetahuan dan teknologi

(technology and knowledge based economy, TKBE) sehingga


memiliki daya saing yang kokoh. Usaha kecil seperti itulah
yang perlu ditumbuhkembangkan di setiap daerah di
seluruh Indonesia secara serentak. UMKM tidak harus
berkonotasi ekonomi kumuh, terisolasi dan terbelakang,
tetapi dapat berupa ekonomi yang modern, menguasai
teknologi, meskipun skalanya kecil dan berlatar belakang
budaya dan kearifan lokal.
Pada tahun 2007, usaha kecil menyerap 88,9%
tenaga kerja dan menghasilkan 42% nilai tambah dan usaha
menengah menyerap 10,5% tenaga kerja dan menghasilkan
nilai tambah 14%. Sedangkan usaha besar hanya menyerap
0,6% tenaga kerja, tetapi dapat menghasilkan nilai tambah

Journey to the Bright Nation_ page 27

yang lebih besar, yaitu 44%. Artinya, struktur tenaga kerja


kita masih berbentuk piramida dimana sebagian besar
tenaga kerja berada di lapisan bawah dengan produktivitas
dan penghasilan rendah.

Gambar 1. Diagram Struktur Tenaga Kerja Indonesia

Dalam lingkungan masyarakat yang berbasis ilmu


pengetahuan, UKM menyerap tenaga kerja 99,4% dengan
bantuan bimbingan teknologi yang disertai skim pendanaan
ventura dari institusi perbankan. Secara bertahap, struktur
tenaga kerja berbentuk belah ketupat dengan partisipasi
lapisan menengah tenaga terdidik berjiwa entrepreneurship
dapat dibangun.

Journey to the Bright Nation_ page 28

Dalam lingkungan masyarakat yang berbasis ilmu


pengetahuan, UKM menyerap tenaga kerja 99,4% dengan
bantuan bimbingan teknologi yang disertai skim pendanaan
ventura dari institusi perbankan. Secara bertahap, struktur
tenaga kerja dengan partisipasi lapisan menengah tenaga
terdidik berjiwa entrepreneurship dapat dibangun.

Konteks Budaya dan Lekat Diri


Setelah bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan
dan

kebebasannya,

sebuah

masyarakat

juga

perlu

dibebaskan dari dogma dan segala jenis hambatan budaya.


Hal ini akan memudahkan kaum entrepreneur serta mereka
yang bisa melahirkan temuan-temuan baru, berkreasi dalam
mencapai

pertumbuhan

ekonomi

berkelanjutan

berlandaskan sumber daya manusia yang diperbarui, ilmu


pengetahuan dan teknologi.
Sumber daya utama dalam perekonomian modern
adalah penguasaan IPTEK, dan proses terpenting dalam
pembangunan ekonomi adalah belajar secara interaktif,
sehingga mau tidak mau harus melibatkan konteks budaya
yang lekat diri.

Journey to the Bright Nation_ page 29

Masalah budaya dalam kaitan IPTEK ini tidak dapat


diabaikan. Pengalaman sehari-hari menunjukkan bahwa
keperluan akan suatu produk biasanya dapat memberikan
inspirasi bagi orang lain untuk merancang produk, yang
dikerjakan

dan

dibuat

menghasilkan produk

oleh
tersebut.

pekerja

industri

yang

Hanya bangsa yang

masyarakatnya cerdas dan berbasis pengetahuan dapat


menyerap dan menyaring informasi menjadi pengetahuan
dan kearifan untuk memperkaya kebudayaannya sendiri.
Masyarakat berbasis ilmu pengetahuan akan mampu
menentukan pada tingkat seperti apakah kebudayaan
nasional kita terbuka terhadap pengaruh dan pemikiran
asing. Thomas L. Friedman (The World is Flat) menyebutnya
sebagai kemampuan melokalisasikan proses globalisasi.
Kemampuan

melokalisasi

ini

hanya

mungkin

bila

masyarakatnya memiliki budaya toleransi menjadi norma, ia


akan melahirkan trust (kepercayaan) dan semua orang
dapat berkembang, berwirausaha serta berinovasi.

Journey to the Bright Nation_ page 30

Globalisasi, Dampak Budaya dan


Dampak Teknologi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki
hubungan

dengan

peningkatan

keterkaitan

dan

ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh


dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga
batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Dampak budaya:
1. Pertukaran kebudayaan internasional lebih lancar
2. Penyebaran multikulturalisme dan akses individual yang
lebih baik terhadap keragaman budaya
3. Kebudayaan

impor

dengan

mudah

menguasai

kebudayaan lokal, menurunkan keanekaragaman lewat


hibridisasi atau bahkan asimilasi
4. Membesarnya pariwisata dan perjalanan internasional
5. Membesarnya perpindahan penduduk, termasuk yang
ilegal
6. Penyebaran makanan lokal ke negara-negara lain (acap
disesuaikan dengan citarasa lokal)
Dampak teknologi:

Journey to the Bright Nation_ page 31

1. Aliran data lintas batas, menggunakan teknologi seperti


internet, satelit komunikasi dan telepon.
2. Pengurangan

biaya

transportasi,

khususnya

hasil

pengembangan peti kemas dalam transportasi laut.

IPTEK Canggih yang Merakyat


Kemajuan IPTEK melalui inovasinya sekarang telah
masuk dan mengakar dalam segala bentuk kegiatan seharihari manusia Indonesia. Kemajuan ini telah memaksa kita
untuk cepat mewujudkan mapannya masyarakat berbasis
pengetahuan di Indonesia, manusia Indonesia yang melek
IPTEK, dan siap menggunakan kemudahan yang tersedia
untuk keperluan perekonomiannya.
Dalam kaitannya, peran pemerintah lebih diarahkan
untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman serta
membentuk

iklim,

memperbesar

masukan,memberi

insentif, mengayomi perjalinan kemitraan, memodali


pencetusan pengetahuan baru serta memperlancar arus
informasi, menyediakan kemudahan dan bila diperlukan
menata rambu-rambu agar para pelaku IPTEK tadi dapat
berinteraksi dan bersinergi secara optimum.

Journey to the Bright Nation_ page 32

Kemitraan antara industri kecil menengah kecil dan


industri besar dalam bidan pertanian, akan digalakkan
melalui sistem Petani Inti Rakyat (PIR) plus. Pola PIR
dipandang merupakan solusi yang dapat mengatasi masalah
perbedaan di antara dua komunitas industri tersebut.
Dengan kata lain Pola PIR yang kemudian berlanjut dengan
istilah kemitraan antara perusahaan inti dan petani plasma
dipandang sebagai sebuah sistem yang dapat memadukan
dua komunitas berbeda budaya, yaitu pengusaha besar dan
petani kecil. Untuk itu, intensif kredit murah untuk
keperluan plasma perlu disediakan utuk menggalakkan
tumbuhnya

industri

berbasis

IPTEK

yang

lebih

mengandalkan usahanya pada modal otak atau kemampuan


menguasai pengembangan dan pemanfaatan IPTEK.

High Tech and High Touch


Sisi lain yang perlu dicermati dari penerapan IPTEK
yang merakyat ini adalah dimensi nilai-nilai kemanusiaan
sebagai akibat penerapan teknologi khususnya teknologi
tinggi (high-tech) pada masyarakat, mengingat teknologi itu

Journey to the Bright Nation_ page 33

sendiri dalam dirinya (embodied) melekat dua kemungkinan


baik dan buruk.
High-tech bukan semata-mata artefak kebendaan,
objek material dan fisik saja, tetapi juga merupakan sesuatu
yang

menyatu

dengan

kehidupan

masyarakat

dan

lingkungan. Dalam keadaan terbaiknya teknologi konsumen


(consumer-technologies) harus mampu memberi dukungan
terhadap perbaikan kehidupan manusia yang membawa
manfaat dan kemajuan. Konsekuensi yang ditimbulkan
genetic technologies sebagai contoh, harus dapat diimbangi
dengan melihat permasalahan secara lebih mendasar dari
sudut pandang dan semangat keagamaan, sejajar dengan
berkembangnya persepsi masyarakat kita terhadap nilainilai spritual yang dimilikinya.
Untuk mengatasi kecemasan yang ditimbulkan dari
dampak negatif yang akan muncul, J. Naisbitt (High TechHigh Touch, 1999) mengusulkan keseimbangan antara hightech dangan high-touch. High-touch berkaitan dengan nilainilai

intrinsik

kemanusiaan

yang

condong

kepada

sunnatullah yaitu kedekatan kepada Tuhan, kepada alam,


kepada manusia dan kepada keluarganya.

Journey to the Bright Nation_ page 34

Ber-IPTEK di Daerah High-touch juga berkaitan dengan


sikap yang secara sadar memilih teknologi yang akan
memberikan nilai tambah kepada kualitas kemanusiaan dan
mencegah manusia dari keadaan terisolasi, teralienasi,
terdistorsi serta tercerabut dari akar budayanya. High-tech
dan high-touch pada dasarnya merupakan kemampuan
manusia untuk menikmati hasil kemajuan teknologi
berlandaskan keseimbangan antara kualitas IPTEK dan
imtaq (iman dan taqwa) yang dimilikinya.

Ber-IPTEK di Daerah
Persebaran sumber daya alam yang ada umumnya
terjadi

secara

alamiah

dan

tidak

mengikuti

batas

administrasi wilayah. Selama ini pendayagunaan sumber


daya alam tertentu sudah banyak dilakukan secara
tradisional

berdasarkan

kebiasaan

yang

juga

tidak

mengetahui batas administrasi daerah. Mengingat besarnya


kebhinekaan dan variasi tanah air, kebijakan yang digariskan
harus bersifat umum sehingga terterapkan untuk seluruh
wilayah negara, dengan landasan utama agar segenap

Journey to the Bright Nation_ page 35

potensi kemajemukan tersebut akan bersinergi secara


optimal.
Dalam kaitan ini perlu disadari bahwa segala bentuk
teknologi itu dihasilkan oleh kegiatan penelitian dan
pengembangan serta rekayasa ilmu pengetahuan, baik
penelitian dasar maupun penelitian terapan yang batasbatasnya juga tidak selamanya tegas dan jelas. Untuk
keperluan jangka pendek, dan terutama untuk keperluan
pembangunan daerah, Indonesia sangat memerlukan
kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa yang
menghasilkan inovasi teknologi terterapkan yang sedapat
mungkin dilindungi oleh hak atas kekayaan intelektual
(HAKI).
Beberapa lembaga litbang tertentu sudah lama
menjadi sumber daya acuan nasional (national reference)
untuk bidang spesialisasi mereka. Agar lembaga nasional ini
dapat menunaikan tugas dan fungsinya dengan baik,
hendaklah dijaga agar mereka dapat terus menjalankan
kegiatannya secara terkoordinsi dengan pihak-pihak terkait
di daerah sejalan dengan jiwa UU.No22/1999.

Journey to the Bright Nation_ page 36

Dalam kaitannya dengan lembaga asing ini perlu


dicamkan adanya peraturan yang menentukan bahwa
semua peneliti asing yang ingin melakukan kegitan ilmiah di
Indonesia harus mendapat persetujuan tertulis dari LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang menangani
koordinasi perizinan ini bersama instansi terkait di
Indonesia. Peran ini akan terus diberlakukan mengingat
adanya aspek-aspek sekuriti, perlindungan kepentingan
nasional, pengamanan sumber daya hayati daerah, dan
masalah yang tersangkut dengan perdangangan dalam
kaitannya dengan HAKI (konversi TRIPs).

Demokrasi Melalui IPTEK


Disadari bahwa di tengah berbagai tantangan
globalisasi dan tuntunan membangun masyarakat berbasis
pengetahuan untuk mengejar ketertinggalan kita, dirasakan
perlu ada respons yang lebih seimbang dalam menjawab
tantangan itu. Masyarakat berbasis pengetahuan akan
tumbuh subur dalam lingkungan budaya demokratis yang
mendukung kemajuan. Satu sama lain terkait erat dalam
menumbuhkan sikap atau budaya yang menghargai waktu,

Journey to the Bright Nation_ page 37

berdasarkan prestasi, etika kerja keras,

memahami

pentingnya arti pendidikan serta pemahaman yang benar


terhadap agamanya sehingga terdapat keseimbangan
antara ber-IPTEK dan ber-IMTAQ.
Dalam
diusahakan

upaya

kita

terwujudnya

membangun
suatu

IPTEK

masyarakat

akan

berbasis

pengetahuan untuk menyuburkan petumbuhan industri


berbasis IPTEK. Karena coraknya tadi, akan terjadi
perkembangan berbagai aspirasi yang bersifat bottom up,
yang sesuai mekanisme pasar. Hal ini berlaku secara tidak
langsung dan akan menyuburkan pertumbuhan masyarakat
yang memahami makna dan bisa mengisi arti hidup
berdemokrasi. Dengan demikian, upaya menumbuhkan
inovasi teknologi untuk ekonomi kerakyatan itu secara tidak
langsung akan memapankan demokratisasi masyarakat.

Journey to the Bright Nation_ page 38

Pendidikan
ing ngarsa sung tulada, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani.
Di depan memberi teladan, di tengah
membangun karsa, di belakang mengarahkan.
(Ki Hajar Dewantoro)

Journey to the Bright Nation_ page 39

Investasi pendidikan dilihat dari berapa banyak


belanja untuk buku atau uang sekolah. Jadi, struktur
pengetahuan

keluarga

itu

menggambarkan

investasi

terhadap ilmu pengetauan. Dalam skala lebih besar dapat


terlihat dalam anggaran negara. Rasio belanja negara di
bidang pendidikan menjadi penting. Konstitusi telah lebih
maju dengan adanya ketentuan anggaran pendidikan
sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Namun, sayangnya, pelaksanaannya masih
tersendat. Tahun 2010, anggaran pendidikan di Indonesia
dipertahankan pada kisaran sebesar 20% dari APBN.

Indikator Keterpurukan Pendidikan


Indikator keterpurukan pendidikan di Indonesia
dapat terlihat dari Human Development Index. Data UNICEF
dalam Human Development Report 2009, menunjukkan
pendidikan Indonesia berada di tingkat 109 dari 174 negara.
Indikasi lain ketertinggalan Indonesia adalah pada
pencapaian teknologi atau Technology Achievement Index
yang membagi negara-negara di dunia menjadi 4 kelompok.
Pertama,

Technology

Inovator

Countries

yang

Journey to the Bright Nation_ page 40

beranggotakan 19 negara, diantaranya AS, Jepang dan


negara-negara Eropa Barat.
Kelompok kedua, Technology Implementor Countries
mencakup negara-negara yang telah bisa menerapkan
teknologi tinggi dalam segi-segi kegiatannya dan baru mulai
berinovasi. Malaysia yang tahun 1970-an mengirimkan
bayak mahasiswanya terutama ke ITB, saat ini telah masuk
ke kelompok ini.
Kelompok ketiga, Technology Adaptor Countries
merupakan negara yang hanya mampu sedikit mengadopsi
teknologi dan belum sampai pada tahap implementasi luas.
Indonesia termasuk pada kelompok ini dengan peringkat ke60 dari 63 negara yang termasuk dalam kelompok ini. Itu
berarti, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan masuk
ke kelompok ke-4, yaitu negara-negara terbelakang
peradabannya seperti di benua Afrika, kelompok negaranegara ini disebut Marginalized Countries.

Journey to the Bright Nation_ page 41

Miss Management Perguruan Tinggi


Adanya perubahan mendasar dalam menghadapi
kesiapan otonomi kampus membawa pengaruh terhadap
manajemen/pengelolan PTN (Perguruan Tinggi Negeri),
terutama dalam hal mencari pola-pola baru untuk
memperoleh sumber pendanaan selain tuition fee, misalnya
memperbesar kontrak-kontrak riset dengan pihak industri.
Saat ini tercatat sebanyak 77 PTN dengan mahasiswa
sekitar 850.000 dan jumlah staf/dosen pengajar sebanyak
lebih dari 45.000. Sebanyak 1200 PTS dengan 1.400.000
mahasiswa dan 110.000 tenaga dosen yang sebagian besar
berasal dari PTN berstatus sebagai tenaga tidak tetap (part
time lecturer). Dari sekian banyaknya jumlah PTN dan PTS
(Perguruan Tinggi Swasta), ironisnya hanya ada 1 institut
pertanian dan hanya 3 institut teknologi. Hal ini tentu akan
membuat Indonesia kesulitan untuk mengejar teknologi
maju dan kompetitif terhadap bangsa-bangsa lain. Itupun
jumlah mahsiswa di institut tersebut hanya sedikit.
Kenyataan lain, masih sedikitnya minat mahasiswa di
bidang eksakta atau IPTEK di Indonesia. Sebagian besar
mahasiswa yang terdaftar di PTN/PTS lebih memilih

Journey to the Bright Nation_ page 42

noneksakta/nonteknik. Hal ini tentunya kurang kondusif


bagi suatu negara yang sedang membangun untuk menuju
negara industri. Sedangkan di Australia misalnya, terdapat
sebuah institut teknologi di setiap kota dengan jumlah
penduduk di atas 400.000 jiwa.

Sulitnya Link and Match


Hasil kegiatan penelitian dan pengembangan telah
banyak dilakukan di Indonesia, baik yang dilakukan oleh
jajaran lembaga litbang mulai dari jajaran departemen
sektoral hingga lembaga non departemen serta perguruan
tinggi. Banyak hasil bertaraf internasional, sebagai contoh
adalah hasil penelitian DR. Warsito.
DR. Warsito, menciptakan pemindai empat dimensi
pertama di dunia. Laboratoriumnya hanya ruko sederhana.
Sangat diperlukan untuk industri perminyakan. Teknologi
tersebut adalah teknologi ECVT (electrical capacitance
volume tomography). ECVT adalah sistem pemindai berbasis
medan listrik statis yang mampu menghasilkan citra obyek
volumetrik dan real time (seketika). Pada dasarnya,
teknologi ECVT adalah teknologi scanning atau fotokopi

Journey to the Bright Nation_ page 43

yang bisa melihat secara real time dan 3 dimensi gerak


bahan di dalam boiler, reaktor industri, pipa, dsb, meskipun
bertekanan dan bersuhu tinggi. Teknologi tersebut kini
dipakai oleh Badan Antariksa Amerika Serikat atau National
Aeronautics and Space Administration (NASA). Guna
penerapan pada pemindaian obyek dielektrika pada saat
misi antariksanya, demikian tulis editorial jurnal Industrial
and Engineering Chemistry Research edisi Januari 2009,
yang diterbitkan oleh American Chemical Society. NASA,
dalam jurnalnya yang dipublikasikan di Measurement
Science and Technology yang terbit di Inggris, menyatakan
telah memanfaatkan teknologi ECVT untuk memindai
keberadaan air di permukaan luar pelapis sistem pelindung
panas pada dinding pesawat ulang-aliknya. Teknologi ECVT
mampu menghasilkan citra volumetrik dan real time dari
konsentrasi air yang terakumulasi pada dinding luar
pesawat ulang-alik.
Dampak

positif

terlihat

dengan

semakin

meningkatnaya kemampuan para dosen menguasai ilmu


pengetahuan secara mandiri yang selanjutnya ditularkan
kepada mahasiswa asuhannya. Hampir 65 % pemanfaat

Journey to the Bright Nation_ page 44

dana

program

yang

terkoordinasi

secara

terpusat

merupakan staf pengajar dari seluruh universitas.


Namun, prestasi tersebut belum mendapatkan
sambutan positif dari pihak industry. Industry Indonesia
lebih sering menyandarkan dirinya pada perolehan lisensi
impor yang menyebabkan unit litbang dalam industri tidak
berkembang.

Sampai

sekarang,

porsi

yang

dipikul

pemerintah dalam mendukung terjadinya alih teknologi,


adaptasi, integrasi, inovasi, perekayasaan (reinvention) dan
penemuan teknologi masih sangat besar dan tidak
proporsional. Anggaran riset sudah mulai ditingkatkan,
namun masih terkendala pada kewajiban negara untuk
melunasi hutang-hutang luar negeri.
Hubungan kemitraan yang kondusif antara industri
dan perguruan tinggi serta lembaga litbang memang belum
bisa dikatakan mapan. Ketiadaan demand pull dari industri
mengakibatkan belum membudayanya upaya di kalangan
para peneliti dan pengelola lembaga litbang untuk
menyebarluaskan penelitiannya. Hasil penelitian seharusnya
mampu dimanfaatkan oleh industri, karena hasil penelitian
yang akan menopang daya saing manufaktur dan industri

Journey to the Bright Nation_ page 45

Semangat Ilmiah dan Politik Teknologirekayasa. Sehingga


sebenarnya,

industri

memiliki

posisi

kunci

dalam

membangkitkan gairah penelitian dan pengembangan di


Indonesia. Hal tersebut di atas menunjukkan ketiadaan link
and match antara perguruan tinggi dan industri. Padahal
perguruan

tinggi

sendiri

memiliki

peran

dalam

pembangunan nasional sekaligus memiliki tanggung jawab


terbesar dalam penyediaan SDM yang berorientasi terhadap
hasil-hasil riset dan IPTEK.

Semangat Ilmiah dan Politik Teknologi


Bagaimana sebuah spirit ilmiah diwujudkan, telah
banyak dicontohkan oleh negara-negara di dunia. Mereka
adalah negara-negara yang saai ini kita kenal sebagai bagian
dari negara maju di dunia.
Jepang, bagi mereka, menguasi ilmu pengeahuan
dan teknologi menjadi urusan yang harus diperjuangkan
sampai mati. Itulah yang dilakukan pejuang ilmu dari
negeri matahari terbit ini di AS. Mereka tak gentar
melakukan hara-kiri setelah berhasil mencuri dokumendokumen penting lalu menelannya bulat-bulat. Dokumen

Journey to the Bright Nation_ page 46

tentang temuan IPTEK yang terkirim bersama jasad mereka


ke tanah airnya, menjadi wasiat dan warisan sangat
berharga bagi bangsanya.
India, kini juga telah mulai membuktikan kekuatan
IPTEK itu. Mendapat kesempatan menuntut ilmu lalu
bekerja di Silicon Valley, AS, merupakan salah satu cara
mempercepat nilai tambah. Ratusan hingga ribuan orang
India kini menjalani brain gain kembali ke negerinya untuk
membangun kerajaan bisnis teknologi informasi dan
telekomunikasi di beberapa negara bagian.

Entrepreneur Mindset
Profesor Didik J. Rachbini mengatakan,
bahwa salah satu cara untuk mematahkan belenggu
kemiskinan masyarakat kita adalah lewat bisnis dan
kewirausahaan

(entrepreneur).

Pembentukan

jiwa

kewirausahaan (entrepreneur mind set) perlu dilakukan


sejak dini, dan akan lebih baik apabila dilakukan sejak di
bangku sekolah ataupun di bangku kuliah.
Dalam pembentukan jiwa kewirausahaan Bob Sadino
mencetuskan satu konsep yang ia namakan Roda Bob

Journey to the Bright Nation_ page 47

Sadino (RBS). Pada prinsipnya, RBS adalah suatu diagram


yang menggambarkan perputaran kehidupan seseorang,
yang di dalamnya berlangsung proses pembelajaran berupa
dialektika atau sistesis antara ilmu/teori dan praktik, yang
pada

akhirnya

menggambarkan

tingkat

kemampuan,

kecakapan atau kompetensi seseorang.

Gambar 2. Proses Perputaran Empat Kuadran RBS

Kuadran Pertama disebut dengan kuadran TAHU


dimana menggambarkan proses belajar di sekolah pada
umumnya ataupun dunia kampus pada khususnya orang
belajar berbagai teori dan informasi yang seringkali kurang
sesuai dengan kondisi di lapangan terkini. Kelemahan dari

Journey to the Bright Nation_ page 48

orang-orang yang hidup di kuadran TAHU adalah pada


persoalan praktik di lapangan, seringkali teori dan ilmu yang
mereka kuasai tidak mampu diaplikasiakan di masyarakat.
Bob Sadino menggambarkan orang-orang di kuadran TAHU
ini banyak tahu berbagai hal tapi tidak bisa apa-apa di
lapangan, seperti orang yang belajar menembak. Orang ini
dibekali dengan berbagai macam teori, teknik atau cara
menembak
menyentuh

yang

jitu,

senapan

tetapi
asli

mereka

beserta

tidak

pernah

pelurunya

dan

menembakkannya ke sasaran tertentu. Oleh sebab itu


mereka yang dianggap kompeten di kuadran TAHU bisa saja
menjadi tidak kompeten lagi manakala harus terjun ke
tengah-tengah masyarakat.
Berikutnya, kuadran kedua yang menjadi antitesis
bagi kuadran pertama tadi dinamakan kuadran BISA, biasa
disebut dengan kuadran MASYARAKAT atau JALANAN.
Kuadran kedua ini menggambarkan bagaimana orang-orang
yang

tidak

sekolah

belajar

mengerjakan

sesuatu

pekerjaannya dengan menyandarkan diri pada praktik.


Melakukan tindakan, mengerjakan sesuatu, mengalami
kegagalan, menghadapi kesulitan dan tantangan hidup dan

Journey to the Bright Nation_ page 49

sepenuhnya belajar dari proses tersebut. Orang-orang di


kuadran ini belajar dalam bentuk praktik berulang-ulang
kadang berhasil kadang gagal, dari semula tidak bisa
menjadi bisa dan terus berproses sehingga bisa melakukan
dengan lebih baik. Dari sisi praktis, orang-orang di kuadran
ini adalah orang-orang yang kompeten, mereka bisa dan
tahu caranya. Ini bedanya dengan orang di kuadran TAHU
yang tahu banyak dan kaya dengan teori tapi belum tentu
bisa mengaplikasikannya. Walau begitu biasanya orang di
kuadran TAHU menganggap orang di kuadran BISA tidak
kompeten secara teori.
Selanjutnya, kuadran Ketiga atau kuadran TERAMPIL.
Merupakan tempat orang-orang yang sudah melewati
kuadran TAHU maupun BISA. Butuh waktu cukup panjang
untuk bisa naik dari kuadran BISA ke kuadran TERAMPIL. Hal
ini sejatinya merupakan akibat proses dialektika antara
kuadran TAHU dan kuadran BISA. Hasil dari proses dialektika
antara kedua kudaran tersebut akan mengarahkan orang
yang tahu teori untuk terus menguji efektifitas teorinya,
sedangkan orang yang bisa karena diasah oleh praktik dapat
semakin efektif karena dikuatkan oleh teori dan metode

Journey to the Bright Nation_ page 50

yang aplikabel. Apabila kecakapan terhadap suatu bidang


meningkat maka masyarakat menyebut orang ini sebagai
orang yang skillful atau terampil di bidangnya. Orang di
kuadran ini memiliki dua kapasitas yaitu respons-able dan
accountable. Respons-able berarti memiliki kemampuan
merespon setiap masalah dengan tepat, sementara
accountable

berarti

memiliki

kemampuan

mengatasi

persoalan secara cermat dan bertanggung jawab.


Pada perjalanan berikutnya, orang-orang yang
berada di kuadaran TERAMPIL akan memasuki kuadran
keempat yaitu kuadaran AHLI atau kuadran PROFESIONAL.
Dalam konteks entrepreneur orang berada di kuadran AHLI
ini adalah mereka yang telah berhasil meningkatkan
keterampilannya, responsive dan bertanggung jawab juga
mampu memberikan manfaat kepada orang banyak serta
diakui kompetensinya oleh masyarakat luas.
Tentunya orang di kuadran AHLI memiliki keterbatasan atas
keahlian di bidang-bidang tertentu saja dan akan kembali
berproses di kuadran TAHU untuk menyempurnakan bidang
keahliannya atau kembali berproses untuk menjadi ahli di
bidang yang lainnya.

Dr. Ahmad H. Lubis mengharapkan

Journey to the Bright Nation_ page 51

agar arah pendidikan kita hendaknya juga menunjang dan


relevan

dengan

pembangunan

ekonomi,

dimana

pembentukan entrepreneur mindset merupakan salah satu


kebutuhan dasar. Indonesia kini, mau tidak mau harus
melihat perkembangan yang ada di negara ASEAN lainnya
yang tengah membangun knowledge based economy,
termasuk juga membangun pemerintahan yang baik. Suatu
negara tidak mungkin berkembang kalau tidak dikelola
dengan prinsip entrepreneur yang baik, seperti efektivitas
kerja, sistem yang efisien, dan pengeloaan keuangan negara
yang dijalankan dengan baik (good governance).
Pemerintah perlu membuat kebijakan program
unggulan termasuk pendidikan baik di tingkat nasional atau
daerah, supaya arah pendidikan menunjang pembangunan,
yakni untuk menciptakan sumber daya manusia yang
mampu memecahkan permasalahan yang ada. Tidak
mungkin kita mengharapkan pendidikan berkembang
sendiri tanpa arah. Aspek yang berkaitan dengan program
penelitian unggulan di daerah harus dikembangkan oleh
perguruan tinggi setempat. Demikian pula pada tingkat

Journey to the Bright Nation_ page 52

nasional. Lembaga riset juga seyogyanya mendukung,


merekam, dan manajemannya yang tertata dengan baik.
Arah pendidikan kita harus menjawab persoalan
yang ada di Indonesia. Tidak perlu semua universitas
melakukan riset-riset yang sama, sehingga nantinya ada
pusat keunggulan di masing-masing perguruan tinggi.
Dengan entrepreneur mindset ini kita akan mampu
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membangun
KBE dan KBS. Kondisi dimana knowledge dapat berkembang
melalui kegiatan riset, kemudian hasilnya didifusikan
melalui inovasi produk-produk yang berdaya saing.

Faktor yang Mempengaruhi


Peningkatan Produktivitas dan Daya
Saing
Bangsa Indonesia akan bisa semakin mandiri bahkan
madani ketika daya saing yang dimiliki oleh manusiamanusianya sangat tinggi. Berikut ini adalah faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas dan
daya saing, antara lain:

Journey to the Bright Nation_ page 53

1.

Memiliki komitmen tinggi terhadap


pendidikan yang berkualitas

2.

Masyarakatnya memiliki semangat


IPTEK

3.

Memacu inovasi melalui interaksi


antarsistem pendidikan, litbang dan industri
manufaktur.

Semoga bangsa kita menjadi bangsa adidaya di masa


yang akan datang.

Journey to the Bright Nation_ page 54

Technopreneur
Pertumbuhan ekonomi dan daya saing sebuah
bangsa sangat disumbang oleh penguasaan
teknologi. Kunci dari keunggulan Indonesia di abad
ke-21 adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan
cara penting untuk membangun inovasi IPTEK adalah
melalui pengembangan enterpreneurship.
(Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dalam Pidato Presiden Republik Indonesia pada
acara silaturahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan
Indonesia (AIPI) dan Masyarakat Ilmiah,
Serpong, 20 Januari 2010)

Journey to the Bright Nation_ page 55

Technopreneur
Wirausaha

berbasis

teknologi

(technopreneur)

merupakan salah satu kunci untuk menghadapi tiga


tantangan besar yang harus dihadapi Indonesia dalam
menghadapi krisis global yaitu energi, pangan, dan
lingkungan. Bangsa ini sebenarnya mampu menjawab
problem tersebut dengan prasyarat bersedia menekuni dan
mengaplikasikan berbagai temuan teknologi.
Walaupun berdiri dari usaha kecil dan menengah,
technopreneur dinilai sebagai individu atau kelompok orang
yang memulai atau mendirikan usaha sendiri dengan ciri-ciri
seperti mampu menciptakan sesuatu yang baru, berbeda,
dan mampu mengubah nilai-nilai. Selain itu, mereka juga
berusaha

mencari

perubahan,

merespon,

dan

memanfaatkannya sebagai peluang. Ciri-ciri lain dari


technopreneur

adalah

mengandalkan

inovasi

selain

kemampuan menggabungkan kemampuan berwirausaha


dan manajemen wirausaha.
Seseorang
temuan

sebuah

tidak

hanya

produk

mampu

inovatif,

tapi

menghasilkan
juga

bisa

memasarkannya. Namun, para penemu yang biasanya dari

Journey to the Bright Nation_ page 56

kalangan akademisi (mahasiswa-dosen-peneliti), biasanya


tidak memiliki keterampilan pemasaran sehingga perlu
peran banyak pihak untuk mempertemukan semua elemen
agar budaya teknologi bisa terwujud di Indonesia.
Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi
(Menristek) Kusmayanto Kadiman, menyatakan bahwa
IPTEK nasional memang belum memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi. Tidak sebagaimana di
banyak negara tetangga seperti Korea Selatan, China, India,
Brasil, atau Malaysia yang telah memposisikan IPTEK
sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi. Salah satu
penyebab utamanya adalah karena tidak harmonisnya
hubungan antara industri, dunia akademis, dan pemerintah.
Ketiga komponen tersebut perlu mengalami transformasi
pola pikir agar saling bersinergi dengan lebih mulus
sebagaimana terjadi di negara-negara lain.

Technopreneurship
Ditilik

dari

asal

katanya,

Technopreneurship

merupakan istilah bentukan dari dua kata, yakni teknologi


dan entrepreneurship. Secara umum, kata Teknologi

Journey to the Bright Nation_ page 57

digunakan untuk merujuk pada penerapan praktis ilmu


pengetahuan ke dunia industri atau sebagai kerangka
pengetahuan yang digunakan untuk menciptakan alat-alat,
untuk mengembangkan keahlian dan mengekstraksi materi
guna memecahkan persoalan yang ada. Sedangkan kata
entrepreneurship berasal dari kata entrepreneur yang
merujuk pada seseorang atau agen yang menciptakan
bisnis/usaha dengan keberanian menanggung resiko dan
ketidakpastian

untuk

mencapai

keuntungan

dan

pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang


ada (Zimmerer & Scarborough, 2008).
Beberapa tokoh technopreneur di Indonesia adalah
Dr. Warsito, M.Eng dengan pemindai topografi 3 dimensi.
Arif Witarto, seorang peneliti Bioteknologi di BPPT. Amir
Sambodo, Dr. Emil Samil, dan banyak tokoh lainnya.
Jerome Lemelson merupakan seorang penemu dari
Amerika dengan lebih dari 600 paten. Beberapa produk
temuannya adalah sistem pembaca kode (barcode), boneka
bersuara, telepon tanpa kabel, mesin fax, jam digital, mesin
ATM, dan hard drive computer. Steven Wozniak dan Steve
Job mengembangkan hobi mereka hingga mereka mampu

Journey to the Bright Nation_ page 58

merakit dan menjual 50 komputer Apple yang pertama,


atau juga Larry Page dan Sergey Brin mengembangkan karya
mereka yang kemudian dikenal sebagai mesin pencari
Google.

Technopreneurship di Asia
Jika kita menengok ke 23 dekade yang lalu, maka sebut
saja

Taiwan,

Korea

Selatan

dan

Singapura

masih

digolongkan sebagai negara berkembang. Namun sekarang


negara-negara ini telah menjadi negara maju dengan
perekonomian yang didasarkan pada industri teknologi.
Perkembangan Korea diawali dengan industri tradisional
kemudian diikuti oleh industri semikonduktor. Sedangkan
Singapura memiliki kontrak di bidang elektronik dengan
perusahaan-perusahaan barat kemudian diikuti juga oleh
manufaktur

semikonduktor.

Taiwan

terkenal

dengan

industri aksesoris Komputer Pribadi (PC). Rahasia lain yang


membuat perkembangan negara-negara ini melejit adalah
adanya inovasi.
Inovasi di bidang Teknologi Informasi inilah yang
juga membuat India berkembang dan menjadi incaran

Journey to the Bright Nation_ page 59

industri dunia barat baik bagi outsourcing maupun


penanaman modal. Contoh teknologi yang dikembangkan
oleh India adalah sebuah Handheld PC yang disebut sebagai
Simputer. Simputer dikembangkan untuk pengguna pemula
dan dari sisi finansial adalah pengguna kelas menengah
bawah. Simputer dijalankan oleh prosesor berbasis ARM
yang murah dan menggunakan Sistem operasi berbasis
opensource. Harga di pasaran adalah sekitar $200.
Inovasi India yang luar biasa datang dari perusahaan
Shyam Telelink Ltd. Shyam Telelink memperlengkapi becak
dengan telepon CDMA yang berkekuatan 175 baterai. Becak
inipun diperlengkapi juga dengan mesin pembayaran
otomatis. Penumpang becak bisa menelpon dan tarif yang
dikenakan adalah sekitar 1.2 rupee per 20 menit. Lalu
perusahaan ini mempekerjakan orang yang tidak memiliki
keahlian

untuk

mengemudikan

becak.

Upah

para

pengemudi becak tidak didasarkan pada gaji yang tetap


namun merupakan komisi sebesar 20% dari tiap tarif
telepon yang diperoleh (Wireless week, 2003).
Di

Filipina,

mengembangkan

perusahaan
metode

untuk

telepon

SMART

melayani

transfer

Journey to the Bright Nation_ page 60

pengiriman uang dari para pekerja Filipina yang diluar


negeri melalui telepon seluler dengan SMS. Menurut
laporan Asian Development Bank (ADB), SMART dapat
meraup sekitar US $1421 trilyun per tahunnya dari biaya
transfer program ini.
China

mengikuti

jejak

yang

sama.

Perusahaan-

perusahaan China mulai menunjukkan kiprahnya di dunia


internasional. Akuisisi IBM oleh perusahaan China Lenovo di
tahun 2004 dan akuisisi perusahaan televisi Perancis
Thomson

oleh

Guangdong

membuktikan

bahwa

technoprenuership di China semakin kukuh.


Studi Posadas menunjukkan bahwa technopreneurship
di Asia berkembang disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama, faktor inovasi yang diinspirasikan oleh Silicon
Valley. Jika revolusi industri Amerika di abad 20 yang lalu
dipicu oleh inovasi yang tiada henti dari Silicon valley, maka
negara-negara Asia berlomba untuk membangun Silicon
Valley mereka sendiri dengan karakteristik dan lokalitas
yang mereka miliki.
Kedua, Inovasi yang dibuat tersebut diarahkan untuk
melepaskan diri dari ketergantungan dunia barat. Sebagian

Journey to the Bright Nation_ page 61

besar

teknologi

diperuntukkan

yang
bagi

diciptakan
kalangan

oleh

dunia
atas

barat
atau

orang/instansi/perusahaan yang kaya dan menciptakan


ketergantungan pemakaiannya. Sementara itu sebagian
besar masyarakat (baca: pasar) Asia belum mampu
memenuhi kriteria pasar teknologi barat tersebut. Masih
banyak masyarakat asia yang memiliki penghasilan dibawah
$1 per hari, sehingga mereka tidak memiliki akses ke
teknologi yang diciptakan oleh dunia barat. Ini merupakan
peluang yang besar bagi para technopreneur untuk
berinovasi dalam menciptakan sebuah produk teknologi
yang menjangkau masyarakat marginal.

Arah Technopreneurship di Indonesia


Sebagian besar wacana di negara kita mengarahkan
technopreneurship seperti dalam definisi kedua di atas. Baik
dalam seminar, lokakarya dan berita, maka bisa dijumpai
bahwa pemakaian teknologi informasi dapat menunjang
usaha bisnis. Terlebih dimasa krisis global seperti sekarang
ini, maka peluang berbisnis lewat internet semakin
digembar-gemborkan.

Journey to the Bright Nation_ page 62

Ada kepercayaan bahwa technopreneurship menjadi


solusi bisnis dimasa lesu seperti sekarang ini. Sebagai
contoh, penggunaan perangkat lunak tertentu akan
mengurangi biaya produksi bagi perusahaan meubel. Jika
sebelumnya, mereka harus membuat prototype dengan
membuat kursi sebagai sample dan mengirimkan sample
tersebut, maka dengan pemakaian perangkat lunak
tertentu, perusahaan tersebut tidak perlu mengirimkan
sample kursi ke pelanggan, namun hanya menunjukkan
desain kursi dalam bentuk soft-copy saja. Asumsi ini tidak
memperhitungkan harga lisensi software yang harus dibeli
oleh perusahaan meubel tersebut.
Jika technopreneurship dipahami seperti dalam contohcontoh ini, maka kondisi ini menyisakan beberapa
pertanyaan: Apakah benar technopreneurship mampu
menjadi solusi bisnis di masa kini? Akan dibawa kemanakah
arah technoprenership di negara kita? Menurut hemat
penulis, technopreneurship yang dipahami dalam makna
yang sesempit ini justru akan menjadi bumerang bagi
pelaku bisnis, karena ini akan menciptakan ketergantungan
terhadap teknologi buatan barat. Dan ini tidak sejalan

Journey to the Bright Nation_ page 63

dengan semangat technopreneurship yang dikembangkan


oleh negara-negara Asia lainnya.
Selain itu, inovasi yang berkembang belum mampu
melepas ketergantungan tersebut karena masih berskala
individu, seperti inovasi dan kreatifitas dalam pembangunan
website, penggunaan teknologi web 2.0 sebagai media
promosi. Inovasi yang diharapkan adalah inovasi dalam
pengembangan kapasitas lokal dengan basis teknologi dari
dunia barat, sehingga hasil inovasi tersebut mampu
melepaskan

kita

dari

kungkungan

ketergantungan

penggunaan lisensi dan ketergantungan teknologi barat.


Untuk dapat menuju ke arah yang sama seperti negaranegara tetangga kita lainnya, maka hal pertama yang perlu
dilakukan adalah melakukan dekonstruksi pemahaman
technopreneurship. Ini penting sekali karena kita semua
tahu bahwa persepsi menentukan aksi. Dengan pemahaman
technopreneurship seperti dalam definisi pertama maka
akan

memungkinkan

bermunculannya

para

technopreneurship sejati yang akan membawa negara kita


berjalan bersama-sama dengan India, Korea Selatan
maupun Taiwan.

Journey to the Bright Nation_ page 64

Peningkatan Kemampuan
Technopreneurship Pemuda Berbasis
pada Universitas
Peningkatan kemampuan inovasi dan kreativitas
mahasiswa sebagai seorang technopreneur akan berjalan
efektif jika dilakukan bersama seluruh stakeholder dengan
program

yang

berkelanjutan.

Kerjasama

dalam

pemberdayaan pemuda berbasis pada komunitas di


perguruan tinggi, disesuaikan dengan kompetensi yang
dimiliki. Program peningkatan jiwa technopreneurship
mahasiswa,

menempatkan

pihak

universitas

sebagai

fasilitator yang menciptakan lingkungan kondusif sehingga


memberikan

peluang,

menumbuhkan

inisiatif

dan

partisipasi pemuda untuk menjadi seorang technopreneur.


Lingkungan

kondusif

sebagai

mahasiswa

technopreneur

upaya

dapat

pembentukan

dilakukan

melalui

pembentukan komunitas technopreneur di perguruan tinggi.


Pendekatan yang dapat digunakan adalah strategi
partisipatif dan non partisipatif. Pendekatan partisipasif dan
non

partisipasif

lebih

menekankan

pada

proses

pembelajaran (learning process) kepada mahasiswa. Proses

Journey to the Bright Nation_ page 65

pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan inovasi


dan kreativitas pemuda yang dilakukan dalam jangka
pendek dan berkelanjutan.
Gaya hidup dan budaya technopreneur merupakan
hal yang tidak bisa diselesaikan hanya dalam satu hari,
tetapi memerlukan langkah-langkah jangka panjang. Perlu
dibangun kesadaran atau aplikasi, infrastruktur atau akses,
dan pendidikan.
Hal inilah yang berusaha dibangun oleh sekelompok
mahasiswa yang tergabung dalam komunitas bernama
Research and Business (RnB) Universitas Diponegoro.
Keanggotaannya yang terdiri dari lintas fakultas sengaja
dikumpulkan karena adanya sebuah pemahaman bahwa
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
penelitian perlu melibatkan lintas bidang keilmuan.
Sebagai

contohnya

adalah

hasil

penelitian

pemanfaatan sabut kelapa dengan campuran latex yang


berhasil dikembangkan dengan nama rubberized coir atau
cocolatex. Inovasi yang telah dilakukan oleh tim dari RnB ini
berhasil lolos hibah pendanaan pada Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) DIKTI tahun 2009.

Journey to the Bright Nation_ page 66

Inovasi selanjutnya yang terus dikembangkan adalah


pemanfaatan cocolatex sebagai bahan pembuatan kasur
anti dekubitus (dekubitus adalah luka pada area tubuh
tertentu, sering terjadi pada area tubuh yang terdapat
tonjolan tulang, yang disebabkan oleh proses perawatan
dan tirah baring yang lama tanpa mobilisasi sehingga
menimbulkan tekanan dan luka pada kulit, otot bahkan bisa
sampai tulang. Kondisi ini diperberat dengan alas tidur yang
kurang elastis dan sedikit sirkulasi udara). Inovasi ini
tentunya melibatkan berbagai bidang keilmuan, meliputi
Teknik Kimia, Fisika, Ilmu Keperawatan, hingga ekonomi
untuk mengetahui strategi penjualan dan cash flow
keuangan jika produk ini dipasarkan.
Upaya lain yang telah dilakukan oleh pengurus RnB
adalah dengan pemanfaatan sampah di wilayah Jomblang,
Semarang. Produk yang akan dihasilkan adalah garbage
shop, berupa toko penjualan barang-barang berbahan dasar
sampah yang telah dimodifikasi. Proses pembuatan hingga
penjualan melibatkan masyarakat setempat. Harapannya
selain sebagai upaya penyelamatan lingkungan sekaligus
mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Journey to the Bright Nation_ page 67

setempat

melalui

kemandirian

ekonomi

dengan

pemanfaatan apa yang ada disekitar tempat tinggal. Ide


social technopreneur ini berhasil lolos sebagai finalis dalam
Community Development Contest (CDC) dalam ITB Fair
bulan Februari 2010 lalu.
Tidak bisa dipungkiri jika penerapan inovasi tersebut
memerlukan support system baik dari segi pendanaan
maupun

manajemen.

Dengan

mengikuti

kompetisi-

kompetisi dibidang terkait, diharapkan mampu menjawab


permasalahan tersebut. Oleh karenanya perlu adanya
dukungan dari berbagai pihak, baik universitas, industri
maupun pemerintah.
Meskipun inovasi-inovasi tersebut belum optimal
dalam penerapannya, namun ide-ide inovatif itu adalah
sebuah maha karya yang nantinya akan menjadi cikal bakal
invensi dan inovasi lebih lanjut. Inilah yang disebut sebagai
technopreneur, mereka yang mampu mengembangkan dan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
dimanfaatkan bagi masyarakat dan lebih lanjut mampu
dikomersialisasikan

sebagai

upaya

mewujudkan

kemandirian masyarakat.

Journey to the Bright Nation_ page 68

_Bagian
Dua_
Journey to the Bright Nation_ page 69

Sinergisity
Hampir semua inovasi teknologi merupakan
hasil dari suatu kolaborasi, apakah itu
kolaborasi antar-pemerintah,
antar-universitas, antar-perusahaan,
antar-ilmuwan, atau kombinasi dari
semuanya.

Journey to the Bright Nation_ page 70

Academic-Business-Government
Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di
Indonesia sedang mengalami perkembangan yang pesat.
Namun, hal ini belum diimbangi dengan peningkatan daya
saing dari UMKM tersebut sehingga masih lemah dalam
menghadapi era perdagangan bebas. Beberapa hambatan
UMKM di Indonesia dalam mengembangkan usahanya
adalah lemahnya jalur pemasaran, dukungan teknologi dan
terbatasnya permodalan. Terlebih lagi, bagi pengusaha
pemula, masalah ini akan menjadi kendala yang cukup besar
dalam mengembangkan usahanya.
Untuk menghadapi persoalan ini maka perlu adanya
sinergisitas antara dunia industri, lembaga riset dan juga
pihak pemerintah. Sinergisitas ketiga elemen ini mutlak
dibutuhkan, apabila terjadi missing link diantaranya, maka
kondisi industri (UMKM) negara kita akan mengalami
stagnansi atau bahkan menurun sehingga tidak mampu
bersaing dengan industri negara lain yang kecendrungannya
mengalami peningkatan.

Journey to the Bright Nation_ page 71

Industri
BIC
Universitas

Pemerintah

Gambar 3. Sinergisitas universitas, industri & Pemerintah

Wacana sinergisitas ketiga elemen ini sudah lama


dicetuskan oleh berbagai pihak baik di luar maupun dalam
negeri. Namun sekali lagi penerapan di lapangan yang masih
sangat jauh dari yang diharapkan karena seringkali ketiga
elemen ini mempunyai program masing-masing tanpa
melihat kebutuhan dan keterpaduan dengan elemen yang
lainnya.
Dalam rangka membantu dan mendukung secara
langsung kegiatan UMKM khususnya kegiatan pengusaha
pemula, maka diperlukan suatu wadah yang memiliki
fasilitas yang dapat mendukung secara langsung kegiatan
operasional, promosi, pemasaran, konsultasi teknologi

Journey to the Bright Nation_ page 72

produksi, investasi dan permodalan. Dengan adanya


fasilitas-fasilitas tersebut, diharapkan UMKM khususnya
pengusaha pemula di Indonesia dapat mengembangkan
usahanya lebih cepat, terarah, dan berkelanjutan.
Untuk mengarah ke sana tidak hanya diperlukan
peran dari salah satu pihak, tetapi meliputi 3 sektor yaitu
industri, pemerintah dan universitas (Academic-BusinessGovernment). Oleh karena itulah, perlu adanya penghubung
ke tiga sektor tadi. Dari sinilah, Business Incubator Center
(BIC) dibentuk untuk menjawab permasalahan tersebut.
Pembentukan

BIC

diarahkan

untuk

mengkoordinasikan ketiga sektor tersebut agar terjadi


sinergisitas yang akan berdampak pada pertumbuhan
ekonomi khususnya sektor riil. Universitas sebagai basis
pengembangan IPTEK yang mampu diaplikasikan ke dalam
bentuk industri dengan pemerintah yang memiliki kekuatan
birokrasi, kebijakan dan permodalan, diharapkan mampu
menjadi sarana pendukung UMKM agar terus berkembang
dan mampu bersaing di pasar. Sehingga peran dari BIC
adalah melahirkan perusahaan-perusahaan yang berdaya
saing tinggi.

Journey to the Bright Nation_ page 73

Venture Capital and


Venture Management
Inovasi tidak datang dari langit, namun memerlukan
inkubator-inkubator di lingkungan pemerintah,
universitas, perusahaan, dan lain-lain. Mau tidak mau,
harus ada sumberdaya dan dana yang cukup, serta program
yang berkesinambungan.

Journey to the Bright Nation_ page 74

Pada pola inkubator bisnis dikenal istilah modal


ventura. Menurut Clinton Richardson, dalam bukunya The
Venture Magazine Complete Guide to Venture, modal
ventura didefinisikan sebagai uang yang diinvestasikan ke
dalam suatu perusahaan atau perorangan yang memiliki
tingkat resiko yang tinggi bagi investor namun memiliki
prospek usaha yang tinggi pula. Dalam modal ventura
penerima modal disebut sebagai perusahaan pasangan
usaha (PPU). Modal ventura pada dasarnya bukanlah
alternatif pembiayaan yang baru dalam aktivitas bisnis, baik
di Indonesia maupun di negara-negara maju lainnya.
Di Amerika, bisnis ini telah dikembangkan sejak
tahun 1960-an, sedangkan di Eropa sejak tahun 1970-an
dan untuk kawasan Asia seperti Jepang dan Korea, kegiatan
modal ventura mulai dikembangkan sejak tahun 1980-an.
Untuk Indonesia sendiri, modal ventura mulai diperkenalkan
pada tahun 1973 dengan berdirinya PT Bahana Pembinaan
Usaha Indonesia.
Kegiatan modal ventura berbeda dengan tipe
pembiayaan lainnya seperti pinjaman bank atau penerbitan
surat berharga (saham). Pada modal ventura memiliki

Journey to the Bright Nation_ page 75

keunikan atau karakteristik pembiayaan yang berbeda


dibandingkan dengan pembiayaan yang sudah banyak
dikenal, seperti leasing, kredit bank ataupun pembiayaan
konsumen.

Ada beberapa

karakteristik

utama yang

menentukan perbedaan tersebut, antara lain :


1. Modal ventura merupakan modal yang disediakan
sebagai risk capital kepada individu atau perusahaan
yang mempunyai gagasan, tetapi tanpa disertai
jaminan seperti halnya pinjaman di perbankan.
2. Dalam

penyertaan

keterlibatan

langsung

modal
dalam

disertai

dengan

operasional

dan

manajemen perusahaan pasangan usaha (PPU).


3. Usaha-usaha yang diberi pembiayaan oleh modal
ventura adalah yang bersifat terobosan-terobosan
baru dengan resiko yang tinggi (high risk-high
return).
4. Penyertaan

modal

hanya

sementara,namun

berjangka panjang, biasanya antara 5-10 tahun.


Dalam kurun waktu tertentu apabila PPU sudah
mencapai tingkat pertumbuhan yang diinginkan

Journey to the Bright Nation_ page 76

maka perusahaan modal ventura menarik diri


dengan menjual sahamnya (divestasi).
5. Keuntungan yang diperoleh dari modal ventura
bukanlah bunga atas modal yang ditanamkan, tetapi
didapat dari apresiasi (kenaikan) nilai saham dan
deviden dari modal yang diberikan selama jangka
waktu tertentu.
Walaupun modal ventura dianggap sebagai salah
satu alternatif terbaik dalam mendukung perkembangan
UMKM namun dalam penerapannya di Indonesia masih
mempunyai beberapa kendala diantaranya :
1. Budaya

bisnis

yang

masih

cenderung

konvensional (bisnis keluarga) sehingga sulit


bekerjasama dengan pihak luar.
2. Konsep dan mekanisme pembiayaan modal
ventura yang belum integral. Sejauh ini belum ada
kerja yang sinergis antara venture capital
company (VCC) sebagai perusahaan pemberi
modal dan venture management company (VMC)
sebagai perusahaan yang akan mendukung

Journey to the Bright Nation_ page 77

manajemen sistem inkubasi untuk perusahaan


pasangan usaha (PPU).
3. Tenaga ahli di bidang pembiayaan modal ventura
yang belum memadai baik dari aspek kualitas
maupun jumlahnya.

Journey to the Bright Nation_ page 78

_The Role_
Peran BIC-RnB dalam
membangun Teknopreneur
Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi suatu bangsa adalah hasil dari suatu kerja besar
yang terencana dan berkesinambungan. Sesungguhnya
pula merupakan bagian integral yang dinamis dari sebuah
peradaban (civilization).

Journey to the Bright Nation_ page 79

BUSINESS INCUBATOR CENTER (BIC)


Bisnis yang dikembangkan oleh technopreneur
dikenal

sebagai

dikembangkan

bisnis

teknologi.

dengan

terjadinya

Bisnis
sinergi

teknologi
antara

technopreneur sebagai penggagas bisnis, Perguruan Tinggi


dan Lembaga Penelitian sebagai pusat inovasi teknologi
baru, dan Lembaga Permodalan yang akan mendanai bisnis
tersebut. Berbeda dengan para kapitalis masa lalu yang
membangun

bisnisnya

dengan

kekuatan

modal,

technopreneur mengembangkan bisnisnya dengan kekuatan


inovasi teknologi.
Perguruan-perguruan tinggi memiliki potensi besar
untuk berperan dalam hal ini guna mendorong masyarakat
kampus, termasuk para peneliti dan mahasiswa-mahasiswa
lulusannya untuk menjadi wirausahawan. Hal ini antara lain
dilakukan dengan cara melakukan aktivitas komersialisasi
teknologi. Dengan cara ini penelitian tidak berakhir sebagai
cost center tetapi juga diharapkan sebagai profit center.
Hal ini memerlukan proses tranformasi dari budaya
akademisi yang memiliki fokus pekerjaan mengajar dan
meneliti, dengan target hasil lulusan sarjana, publikasi

Journey to the Bright Nation_ page 80

ilmiah dan prototype penelitian, menjadi ikut memiliki


budaya industri yang memiliki fokus pekerjaan produksi dan
pemasaran, dengan target produk dan keuntungan.
Keberhasilan seorang lulusan perguruan tinggi dalam
karirnya tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan dalam
bidang akademik selama masa studi di universitas, tetapi
juga sangat ditunjang oleh kemampuan non-akademiknya.
Dalam rangka meningkatkan mutu lulusan tersebut,
dilakukan program

Student

Enterpreneurship

dengan

maksud memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk


dapat membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan
praktek kewirausahaan.
Inkubator bisnis (dalam berbagai bentuk, seperti
industrial park, science park atau technology innovation
centre) adalah lembaga yang membantu wirausaha baru
dalam memulai bisnisnya untuk meningkatkan prospek
perkembangan dan daya tahan, sehingga kelak dapat
bertahan di dalam lingkungan bisnis nyata.
Ide sebuah inkubator telah ada sejak tahun 1960-an
ketika universitas-universitas mendirikan pusat penelitian
yang sekaligus diarahkan untuk menjawab kebutuhan

Journey to the Bright Nation_ page 81

masyarakat
bergerak

secara
di

nyata.

Inkubator-inkubator

institusi-institusi

pendidikan,

yang

termasuk

perguruan tinggi, memiliki peluang yang besar untuk


berperan

dalam

kegiatan

komersialisasi

hasil-hasil

penelitian. Tugas dari suatu inkubator bisnis adalah


melakukan pendampingan usaha selama beberapa tahun
(2-4 tahun) dengan memberikan layanan-layanan berupa
konsultasi teknologi dan kewirausahaan, membantu akses
pemasaran,

mencarikan

kredit

usaha,

penyusunan

perencanaan usaha, dan menyediakan sarana usaha dengan


biaya murah.
BIC memiliki 2 fungi yaitu eksternal dan internal.
Fungsi eksternal yaitu mensinergiskan ketiga elemen;
akademisi, industri, dan pemerintah. Fungsi internal yaitu
mengkoordinasikan kinerja Venture Capital Company (VCC)
yang akan mengatur mekanisme pemberian modal dan
Venture

Management

Company

(VMC)

yang

akan

memberikan jasa berupa bantuan manajemen usaha bagi


PPU agar lebih optimal dalam mengembangkan usahanya.

Journey to the Bright Nation_ page 82

VCC berperan dalam manajerial penyertaan modal


untuk perusahaan baru yang memiliki prospek besar untuk
mampu terus berkembang di masa yang akan datang.

Journey to the Bright Nation_ page 83

BIC
Modal ventura

SDM dan Sistem


Pendampingan
usaha baru oleh
konsultan

inkubator
VCC

VMC

Supervisi dan
konsultasi

modal
UMKM
Teknopreneur

RnB
Mesin Pencetak Teknopreneur
Berbasis kampus

teori

praktek

Teknopreneur Unggul
Tim Ventura

SDM Unggul

Gambar 4. Kesinambungan BIC dan RnB

Journey to the Bright Nation_ page 84

VMC berperan dalam penyediaan SDM dan bantuan


manajemen yang diwujudkan dalam bentuk pendampinganpendampingan usaha baru dalam bentuk konsultan dan
manajemen inkubasi yang meliputi manajemen pemasaran,
manajemen teknologi, manajemen keuangan.
Modal yang berasal dari VCC dan manajemen
inkubasi yang berasal dari VMC merupakan kunci pokok
untuk melahirkan dan mengembangkan UMKM yang
mampu berdaya saing.
Business Incubator Centre UNDIP (BIC UNDIP)
didirikan sebagai upaya memperlancar proses penciptaan
usaha-usaha baru tersebut, terutama usaha-usaha yang
berkait erat dengan kompetensi Universitas. BIC UNDIP
diharapkan dapat menjadi salah satu institusi yang akan
menumbuhkan

kemandirian

UNDIP.

Secara

internal,

penciptaan inovasi dari penemuan-penemuan di UNDIP


akan

terus

berkembang

karena

adanya

aktivitas

komersialisasi. BIC UNDIP juga tetap menjadi salah satu


bagian dalam proses pendidikan di UNDIP, terutama belajar
secara nyata tentang bagaimana mengupayakan penciptaan
nilai

tambah

(value

added

creation),

peningkatan

Journey to the Bright Nation_ page 85

profesionalisme (to be professional), bertanggung jawab (to


be committed), menciptakan wirausaha yang handal, dan
bagaimana membentuk sebuah komunitas bisnis (business
society) di UNDIP. Ke depan, BIC UNDIP diharapkan dapat
menjadi salah satu ujung tombak UNDIP dalam upaya
memelihara kemandiriannya. Lebih jauh lagi, BIC UNDIP
harus mampu menjadi mediator untuk mendorong tercipta
dan tumbuhnya kesejahteraan masyarakat (social wealth
creation) di sekitar kampus UNDIP pada khususnya, dan
Indonesia pada umumnya.
Misi dari BIC UNDIP adalah untuk menghasilkan
entrepreneur dan enterprise melalui pemberian pelayanan
dan fasilitas yang diperlukan oleh calon entrepreneur.
Hal ini dioperasionalkan dalam bentuk tujuan-tujuan
sebagai berikut:
1. Memperlancar proses penciptaan usaha dari
berbagai kompetensi UNDIP.
2. Mempromosikan budaya yang kondusif untuk
berkembangnya inovasi teknologi, ilmu-ilmu
baru, serta entrepreneurship bagi masyarakat
UNDIP.

Journey to the Bright Nation_ page 86

3. Menciptakan networking bagi industri, sektor


swasta dan entrepreneur dengan berbagai
kompetensi yang dimiliki oleh UNDIP secara
maksimal dan melembaga.
4. Mempromosikan hasil-hasil penemuan baru
yang

dapat

memberikan

kontribusi

bagi

perkembangan industri dan UNDIP.


Pusat

Inkubator

Bisnis

UNDIP

memberikan

pelayanan usaha sebagai berikut:


1. Menyediakan

infrastruktur

perkantoran

bersama.
2. Menyediakan

platform

pertemuan

antara

entrepreneur dengan service provider melalui


Forum Diskusi Bulanan Pengembangan Usaha.
3. Menyediakan akses bagi jaringan mitra aliansi,
sumber-sumber permodalan, dan networking.
4. Menyediakan asisten dan mentor-mentor bisnis
dari kalangan praktisi bisnis (dosen dan alumni)
menyangkut: konsultasi teknis dan manajemen
perusahaan,

teknologi,

proses

produksi,

pemasaran, dll.

Journey to the Bright Nation_ page 87

5. Layanan bisnis, seperti: masalah administrasi


perusahaan,

layanan

kesekretariatan

dan

akuntansi, masalah legal, dan masalah hak atas


kekayaan intelektual.
6. Menyediakan akses informasi bagi institusi
finansial, industri, pemilik modal, dan warga
masyarakat yang ingin mencari potensi-potensi
usaha baru yang dikelola oleh BIC.
BIC UNDIP Sebagai pusat inkubator, tentunya
memerlukan SDM yang handal untuk mengembangkan
perusahaan. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah,
belum terpenuhinya SDM yang kompeten tersebut.
Sehingga perlu dibentuk sebuah sistem yang berperan
sebagai sarana kaderisasi dalam rangka penyiapan SDM
yang kompeten. Oleh karena universitas memiliki potensi
yang besar dalam penyiapan SDM berkualitas maka
dibentuklah sebuah wadah kaderisasi yang berbasis
kampus.

Journey to the Bright Nation_ page 88

Research and Bussiness (RnB)


RnB sebagai sarana kaderisasi yang akan melahirkan
technopreneur-technopreneur handal. Proses kaderisasi
yang dilakukan menggunakan sistem 20-80, 20% teori dan
80% praktik. Kampus atau universitas identik dengan
teoritical, oleh karena itu diperbesar praktiknya, praktik
yang bukan sekedar menjalankan sesuatu yang hanya
menggugurkan saja, tetapi diarahkan pada pencetakan SDM
yang mampu memenuhi kebutuhan BIC. Luaran RnB adalah
technopreneur-technopreneur unggul yang nantinya akan
difungsikan sebagai tim ventura dengan karakter SDM yang
unggul / expert di bidangnya masing-masing berdasarkan
keilmuan yang dimiliki.

Upaya pencetakan tersebut

diperlukan orang yang memiliki potensi. Potensi yang akan


terus dikembangkan dengan pembangunan kompetensi,
skill, mental dan karakter.
Core kaderisasi di dalam RnB berada di tiga
aspek,yaitu Human Resource Development, Research and
Development, dan Networking.

Journey to the Bright Nation_ page 89

Gambar 5. Skema Dasar RnB

Journey to the Bright Nation_ page 90

Skema RnB di atas merupakan deskripsi kerja dan


fungsi yang dijalankan di dalam organisasi. Secara umum
RnB menjalankan tiga fungsi yaitu kaderisasi (HRD),
penelitian

dan

pengembangan

(R&D)

dan

jaringan

(Networking).
Pertama, RnB menjalankan fungsinya sebagai wadah
pembentukan

dan

pembinaan

technopreneur

muda

berbasis kampus dimana terdapat sistem penjenjangan


(basic, middle, expert) sesuai dengan kapasitas dan
kompetensi yang dimiliki oleh anggota. Setiap jenjang atau
level memiliki program dan kurikulum yang dirancang agar
setiap

anggota

mememenuhi

standar

kualitas

dan

kompetensi pada jenjangnya masing-masing. Kaderisasi


RnB merancang agar setiap anggota pada akhirnya memiliki
dua kapasitas kemampuan yaitu kapasitas umum (general)
berupa

softskill

meliputi

kemampuan

manajemen

(kepemimpinan, komunikasi, wirausaha, organisasi) dan


kapasitas khusus (special) berupa hardskill meliputi keahlian
khusus

sesuai

dengan

keilmuannya

masing-masing.

Sehingga setelah melewati tahapan jenjang dan lisensi

Journey to the Bright Nation_ page 91

(licence), output dari kaderisasi berupa SDM unggul sesuai


dengan kompetensi spesialis-generalis dapat tercapai.
Kedua, RnB menjalankan fungsi penelitian &
pengembangan (R&D) di bidang riset dan bisnis atau
technopreneur. RnB mengusahakan terciptanya sarana
sarana praktik kepada mahasiswa agar memiliki kompetensi
dan skil terapan dalam bidang keilmuannya masing-masing
dengan diimbangi dengan kemampuan entrepreneurship.
Sehingga ke depan RnB dapat produktif menghasilkan
produk-produk technopreneur yang bermanfaat bagi orang
banyak (Masterpiece).
Ketiga, RnB menjalankan fungsi membangun jaringan
dan kerjasama ke sektor-sektor yang dapat menunjang
tumbuh kembangnya skil technopreneur di kalangan
mahasiswa. RnB berkerjasama dengan pihak eksternal, baik
pemerintah, lembaga riset dan industri agar terciptanya
link and match antara apa yang dipelajari mahasiswa di
kampus dengan praktik di lapangan (masyarakat).

Journey to the Bright Nation_ page 92

_Bagian
Tiga_
Journey to the Bright Nation_ page 93

_RnB_
Sejarah
Visi-Misi
Tujuan
Slogan
Struktur Organisasi
Journey to the Bright Nation_ page 94

SEJARAH RnB
Pada tahun 2007 kepengurusan BEM KM UNDIP
mengusulkan adanya Business Incubator Center (BIC) di
Universuitas Diponegoro (UNDIP). Ide besar ini muncul dari
gerakan yang coba dibangun oleh Lutvan Handi Arifin
(Fakultas Teknik), Titisari Dian P. (Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan) dan Sri Irdayati (Fakultas Ekonomi).
Mahasiswa angkatan 2003 yang masing-masing aktif dalam
Departemen Ekonomi dan Bisnis serta Departemen Riset
BEM KM UNDIP

pada masa itu. Dengan cita-cita besar

untuk bisa menjadikan BIC sebagai pusat inkubasi bisnis


yang

memberikan

pelayanan

dan

fasilitas

ataupun

keperluan entrepreneur berbasis riset di UNDIP. Mereka


mulai membangun jaringan, mengadakan berbagai event
dan memperbesar lingkaran dukungannya.
Di tahun 2008, Rektor UNDIP, Prof. Dr. dr. Susilo
Wibowo, Ms.Med., Sp.And. meresmikan Business Incubator
Center (BIC) di tataran UNDIP. Di tahun yang sama, 6 orang
mahasiswa

membentuk

sebuah

komunitas

bernama

Research and Business (RnB) Universitas Diponegoro


sebagai

penyiapan

sumber

daya

manusia

berbasis

Journey to the Bright Nation_ page 95

technopreneur yang akan mengakses dan bersama-sama BIC


berkontribusi membangun bangsa ini di masa depan.
Keenam orang itu adalah Lutvan Handi Ariefin (Fak. Teknik),
Titisari Dian P. (Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan), Sri
Irdayati (Fak. Ekonomi), Pariman (Fak. Psikologi), Dian
Septiandani

(Fak.Hukum),

Yuda

Achdiyani

(Fakultas

Kesehatan Masyarakat) dan Sidig Wardoyo (Fak. Teknik).


RnB memposisikan dirinya sebagai komunitas mahasiswa
yang bergerak di bidang technopreneur mulai berbenah diri
untuk bisa mendukung terciptanya budaya penelitian dan
kewirausahaan di kalangan mahasiswa UNDIP.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang
ekonomi mulai dikerjakan RnB dengan dikomandani oleh
Pariman, mahasiswa Psikologi 2004. Mengambil lokasi
sampel Desa Krobogan, Semarang. Kegiatan pemberdayaan
masyarakat ini dilaksanakan bekerja sama dengan lembaga
pendidikan kewirausahaan Bizz4Kids. Meskipun belum
berhasil, kegiatan ini merupakan pilot project dan
memberikan pengalaman tersendiri bagi anggota RnB saat
itu.

Journey to the Bright Nation_ page 96

Peningkatan

skill

dan

kapasitas

kemampuan

penelitian dan wirausaha bagi anggota RnB terus dilakukan.


Kepemimpinan Pariman pun sempat berjalan 6 bulan.
Setelah itu digantikan oleh Zun Azizul Hakim, mahasiswa
Psikologi 2004. Di kepengurusan Zun, para anggota RnB
mulai mendirikan usaha mandiri masing-masing. Mulai dari
lembaga training, restoran, sampai jualan nasi uduk mereka
pilih. Bahkan organisasi RnB memiliki usaha bernama RnB
Cafe. Antusiasme dan kepercayaan mahasiswa UNDIP
terhadap RnB mulai terbangun. Salah satunya ditunjukkan
dengan dimintanya tim RnB untuk menjadi tim trainer pada
berbagai Entrepreneurship Training dan pendampingan
dalam pembuatan proposal PKM (Program Kreativitas
Mahasiswa) tahun 2008. Komunitas bisnis mahasiswa juga
berhasil dibentuk RnB saat itu.
Tepatnya pada tanggal 28 Januari 2009 mulai
membangun

perangkat

organisasi

secara

utuh

dan

profesional yang dipimpin oleh Sidig Wardoyo (Fak. Teknik).


Di zaman inilah RnB mulai dikenal oleh mahasiswa UNDIP
secara umum, bahkan sampai di tingkatan regional maupun
nasional.

Journey to the Bright Nation_ page 97

VISI DAN MISI


VISI
Melahirkan technopreneur yang profesional dan tangguh
yang mampu berperan dalam membangun daya saing
bangsa.
MISI
1. Menyebarkan semangat technopreneurship di kalangan
mahasiswa
2. Membangun, melatih dan membina jiwa wirausaha
berbasis riset dan kompetensi keilmuan
3. Membangun

jaringan

usaha

dan

penelitian

ke

pemerintah, industri dan lembaga riset


4. Mendirikan unit-unit bisnis skala koperasi dan UMKM/T

TUJUAN
1. Mendorong

peran

aktif

mahasiswa

dalam

mengembangkan kompetensi wirausaha, riset dan


keilmuannya masing-masing secara sinergis
2. Memperlancar proses penciptaan usaha dari berbagai
kompetensi yang ada di Universitas Diponegoro dengan

Journey to the Bright Nation_ page 98

melakukan pelayanan dan koordinasi dalam upaya


mempromosikan

ilmu

pengetahuan,

teknologi,

termasuk perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)


3. Mempromosikan hasil-hasil penemuan riset yang dapat
memberikan kontribusi bagi pekembangan industri dan
Universitas Diponegoro

SLOGAN
RnB memiliki slogan:

Right Solution to be The Bright Nation

STRUKTUR ORGANISASI
Dalam

menjalankan

roda

organisasinya,

RnB

memiliki perangkat organisasi standar minimal yang


merupakan turunan dari konsep dasar arahan organisasi
sebagai organisasi pengembangan sumber daya manusia
(SDM) di bidang technopreneurship. Bagan struktur
kepengurusan dapat dilihat pada Gambar 4.

Journey to the Bright Nation_ page 99

Dewan Pertimbangan

Dewan Pembina

Dewan Pakar

Presdir
Admin Div.
Vice Presdir

HRD Dept.

RnD Dept.

Networking Dept.

Education Div.

EP Div.

Media Div.

Acreditation Div.

IP Div.

PR Div.

Gambar 6. Struktur Organisasi RnB


Keterangan:
1. Dewan Pembina
Maksimal terdiri dari lima orang dosen Universitas
Diponegoro (UNDIP) yang telah dipilih dan ditetapkan
untuk menjadi dewan pembina RnB. Tanggung jawab
utamanya adalah membina pengurus RnB secara
keorganisasian. Tugas dan wewenangnya antara lain:
a. Memberikan
keorganisasian

pertimbangan
kepada

Pengurus

dan
RnB

saran
dalam

menentukan kebijakan organisasi.

Journey to the Bright Nation_ page 100

b. Membantu mengembangkan aktivitas dan organisasi


RnB.

2. Dewan Pakar
Terdiri dari dosen (baik dosen UNDIP maupun di luar
UNDIP), kalangan profesional, praktisi, pengusaha,
peneliti, dsb yang telah dipilih dan ditetapkan.
Tanggung jawab utamanya adalah menjadi nara sumber
utama sesuai kepakarannya.Tugas dan wewenangnya
adalah sebagai berikut:
a. Menjadi pembicara dan mentor dalam kegiatan
kaderisasi RnB.
b. Menjadi konsultan ahli dalam external project RnB.
c. Memberikan masukan-masukan kepada anggota
ataupun pengurus RnB sesuai keahlian atau
kepakarannya.

3. Dewan Pertimbangan
Terdiri dari pengurus RnB demisioner yang telah dipilih
dan ditetapkan. Secara umum tanggung jawab dewan
pertimbangan

adalah

mendorong

dan

menjaga

Journey to the Bright Nation_ page 101

terlaksananya arahan dan konsep organisasi RnB sesuai


dengan buku panduan RnB ini. Tugas dan wewenang
dewan pertimbangan antara lain:
a. Mengawasi kinerja Pengurus RnB dan memberikan
peringatan apabila terjadi pelanggaran terhadap
aturan-aturan organisasi.
b. Memberikan
keorganisasian

pertimbangan
kepada

dan

pengurus

RnB

saran
dalam

menentukan kebijakan organisasi RnB.


c. Membahas, menyetujui dan menentukan kenaikan
level keanggotaan anggota RnB.
d. Serta tugas dan wewenang lainnya yang akan diatur
dalam AD/ART organisasi.

4. President Director
Tugas dan tanggung jawab president director adalah
sebagai berikut:
a. Memimpin RnB sesuai ketentuan yang berlaku di
internal organisasi.
b. Bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi dan
mewakili RnB serta bertindak ke luar/ke dalam

Journey to the Bright Nation_ page 102

untuk dan atas nama RnB sesuai dengan garis


kebijakan organisasi.
c. Mengkoordinasikan pembagian tugas kepada para
director dan manager serta mengawasi para director
dan manager dalam menjalankan tugasnya.
d. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan program
kerja RnB sesuai dengan prosedur yang berlaku.
e. Bersama
hubungan

departemen
dan

networking

komunikasi

membangun

eksternal

dengan

institusi/pihak lain sesuai sikap dan kebijakan


organisasi.

5. Vice President Director


Tugas dan tanggung jawab vice president director
adalah sebagai berikut:
a. Membantu president director dalam menjalankan
tugasnya, terutama bertanggung jawab dalam
menjaga

stabilitas

internal

pengurus

dalam

menjalankan tugas kepengurusan.


b. Mengawal pelaksanaan program kerja organisasi.

Journey to the Bright Nation_ page 103

c. Menggantikan

president

director

apabila

berhalangan.

6. Administration Division
a. Bertangung

jawab

kesekretariatan

dan

atas

penyelenggaraan

kerumahtanggaan

guna

menunjang kelancaran organisasi, antara lain:


(1) Mengadakan, mencatat, dan mengarsip suratmenyurat.
(2) Mengadakan, mencatat dan mengarsip data dan
dokumen yang berkaitan dengan organisasi.
(3) Menyimpan dan memelihara arsip-arsip penting.
(4) Mengelola

sekretariat,

perencanaan

pengadaan,

baik

dari

segi

pemakaian

dan

pemeliharaan.
(5) Mendokumentasikan aset-aset vital RnB guna
pembentukan dokumentasi RnB terpusat.
b. Bertanggung jawab atas mekanisme dan kebijakan
pengelolaan keuangan organisasi, antara lain:

Journey to the Bright Nation_ page 104

(1) Bersama Pengurus Harian RnB menyusun


Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Organisasi (RAPBO) RnB.
(2) Bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan
keuangan sesuai RAPBO RnB.

7. HRD (Human Resourche Development) Departement


Kurikulum kaderisasi harus mengacu pada kaedah 80 %
praktik dan 20 % teori. Terdapat dua divisi di departemen
HRD, yaitu divisi Akreditasi dan divisi pengembangan.
a. Education Division
Divisi

ini

berperan

melaksanakan

program

pembinaan anggota sesuai kurikulum kaderisasi.


Jenis pembinaan terdiri atas RnB Corner, Promotion
Level, Intensive Class, dan Program Pembinaan lain.
1). RnB corner
Program pembinaan dengan sasaran anggota
dan peserta umum (bukan anggota), dengan
mengundang

pembicara

yang

kompeten

dibidangnya serta dilakukan secara rutin dan


kontinyu (satu atau dua pekan sekali). Tema

Journey to the Bright Nation_ page 105

yang

diangkat

sesuai

kebutuhan

pada

zamannya.
2). Promotion Level (PL)
Terdiri atas PL I, PL II dan PL III. Penyiapan
brainwash awal, gerbang masuk ke kelas, dan
pada akhirnya juga berperan sebagai sarana
penjaringan pengurus. Kegiatan dilaksanakan
dalam kurun waktu tertentu secara berturutturut (dua hari). PL I adalah sebagai sarana
rekrutmen anggota sekaligus sebagai pintu
gerbang masuk RnB. Bagi yang lulus PL I, maka
berhak untuk dilantik menjadi anggota RnB dan
mendapatkan fasilitas kaderisasi basic level.
PL II adalah sebagai pintu gerbang anggota dari
basic level ke middle level. Bagi yang lulus PL II,
maka berhak untuk mendapatkan fasilitas
kaderisasi middle level.
PL III adalah sebagai pintu gerbang anggota dari
middle level ke expert level. Bagi yang lulus PL III,
maka berhak untuk

mendapatkan fasilitas

kaderisasi expert level.

Journey to the Bright Nation_ page 106

3). Intensive Class (I-Class)


Program pembinaan yang diberikan khusus
untuk anggota. Terbagi atas Basic I-Class untuk
anggota basic level, Middle I-Class untuk
anggota middle level dan Expert I-Class untuk
anggota expert level. Dilakukan dalam kurun
waktu tertentu secara periodik guna memenuhi
indeks

kompetensi

kader.

Jenjang

waktu

disesuaikan dengan kurikulum yg akan dicapai,


dengan materi (kurikulum) yang berbeda di tiap
levelnya.
4). Program pembinaan lain terkait RnB
Program pembinaan ini ada hubungannya
dengan pemenuhan kapasitas pengurus RnB.
b. Acreditation Division
Divisi ini memiliki peran :
1). Menghimpun dan mengelola data kaderisasi.
2). Menilai dan mengakreditasi anggota dalam
setiap level kaderisasi (mengevaluasi indeks
kompetensi kader).

Journey to the Bright Nation_ page 107

3). Merekomendasikan

anggota

untuk

dapat

mengikuti promotion level.


4). Divisi akreditasi berhak atas data saja, penentuan
layak tidaknya anggota untuk naik level melalui
mekanisme Rapat Khusus Promotion Level (RKPL)
yang terdiri dari Badan Pengurus Harian

dan

Dewan Pertimbangan.
5). Melakukan monitoring and evaluation pengurus
dalam menjalankan tugas kelembagaan, bahkan
dapat merekomendasikan pengangkatan, rotasi,
ataupun pemberhentian pengurus.
6). Mempersiapkan dan mengoptimalkan peran
mentor atau dewan pakar.
7). Dalam menjalankan tugasnya menggunakan azas
just recommendation, yaitu hanya berwenang
untuk merekomendasikan anggota sesuai data
yang dimiliki guna keberlangsungan organisasi.

Journey to the Bright Nation_ page 108

8. R&D (Research and Development) Departement


Terdiri dari dua divisi, yaitu :
a. EP (External Project) Division
Memiliki

tanggung

jawab

untuk

menjaring,

mempersiapkan dan melaksanakan external project.


External project merupakan program kegiatan
bersifat profesional bersama elemen eksternal RnB.
Dalam pelaksanaannya dilakukan oleh tim yang
terdiri dari tim inti dan anggota magang. Bahkan
dapat

merekrut

profesional/ahli,

atau

melibatkan

pemerintah,

dosen,

tenaga
praktisi,

lembaga swadaya masyarakat atau pihak-pihak


eksternal terkait lainnya.
Tim inti adalah anggota RnB yang ditunjuk dan
diamanahi untuk menjalankan program/project.
Anggota

magang

adalah

anggota

RnB

yang

direkomendasikan oleh divisi akreditasi untuk


terlibat

dalam program tersebut.

Harapannya

melalui external project ini anggota RnB dapat


memberikan manfaat kepada masyarakat umum

Journey to the Bright Nation_ page 109

secara

nyata

ataupun

menghasilkan

profit

(pemasukan finansial) untuk organisasi.


b. IP (Internal Project) Division
Memiliki

tanggung

jawab

untuk

menjalankan

program organisasi yang berbentuk event, sekaligus


mengadakan kegiatan-kegiatan guna memenuhi
kaedah 80 % praktik dalam kurikulum kaderisasi,
sesuai pemenuhan indeks kompetensi kader (IKK).
Dalam

pelaksanaannya

dilakukan

koordinasi

bersama divisi pembinaan (education division).

9. Networking Departement
Pada dasarnya memiliki tugas menjalankan fungsi-fungsi
kehumasan organisasi. Memiliki dua divisi, yaitu:
a. Media Division
1) Menyiapkan, menggiatkan dan mengelola media
publikasi organisasi RnB, baik cetak maupun
elektronik. Tidak termasuk media yang bukan
milik RnB.

Journey to the Bright Nation_ page 110

2) Melakukan fungsi publikasi, pencitraan RnB,


ataupun pembentukan opini publik melalui
media yang dimiliki.
b. PR (Public Relation) Division
1) Bertanggung jawab untuk membangun dan
memelihara jaringan dengan pihak eksternal
RnB,

membangun

peluang-peluang
membantu

citra

RnB,

membuka

kerjasama,

tugas-tugas

divisi

sekaligus
EP

dalam

kaitannya jaringan eksternal bersama-sama


dengan presdir.
2) Selain itu juga bertanggung jawab untuk
membangun dan memelihara jaringan media
massa regional, nasional, maupun internasional.
Sekaligus melakukan fungsi publikasi, pencitraan
RnB,

ataupun

pembentukan

opini

publik

melalui media massa.


Catatan:
Struktur organisasi ini adalah struktur standar
minimal, boleh ditambah sesuai kebutuhan tetapi
tidak boleh dikurangi.
Departemen dipimpin oleh seorang director,
sedangkan divisi dipimpin oleh seorang manager.

Journey to the Bright Nation_ page 111

Kaderisasi
Konsep
Alur
Indeks Kompetensi Kader
Kurikulum

Journey to the Bright Nation_ page 112

KONSEP KADERISASI RnB


Keprihatinan terhadap kondisi Bangsa Indonesia saat
ini serta didorong oleh kesadaran moral, kepekaan sosial
dan tanggung jawab intelektual untuk membangkitkan
perubahan menuju negeri yang dicita-citakan menjadi
landasan terbentuknya RnB sebagai organisasi kaderisasi
technopreneur. Dalam konteks kaderisasi kita harus fokus
pada tiga sasaran, yaitu:
1.

Kuantitas
Besarnya

jumlah

pertumbuhan

kader

technopreneur

guna

ekspansi

yang

dan

dibutuhkan

Indonesia sangat besar. Dalam mengejar kuantitas hal


pokok yang harus diperhatikan adalah menjaga aturan
kaderisasi dan pengokohan struktur organisasi ataupun
kader.

Pengokohan

ditempuh

melalui

struktur

diantaranya

disiplin

dalam

dapat

manajemen

mekanisme organisasi dan memobilisasi potensi dengan


stok kebersamaan, diantaranya melalui kegiatankegiatan yang menghadirkan banyak kader.

Journey to the Bright Nation_ page 113

2.

Kualitas
Peningkatan kualitas kader meliputi pembentukan,
pemeliharaan,

pengembangan,

pengarahan

dan

pemberdayaan.
3.

Kompetensi
Harapannya output dari sebuah sistem kaderisasi RnB
adalah kompetensi yang

tersusun secara integral

sebagai sosok teknopreneur yang memiliki keahlian


khusus.

Keahlian

technopreneur,

khusus
social

tersebut

antara

entrepreneur,

lain

ataupun

pemegang/pembuat kebijakan.

Prinsip kaderisasi RnB adalah sebagai berikut:


1.

Kaderisasi sebagai kultur gerakan, maksudnya adalah:


a.

Kaderisasi adalah budaya bersama (seluruh kader)


yang bersumber dari sistem kaderisasi RnB yang
terframe dalam seluruh organisasi apapun, jadi
bukan semata-mata sistem atau program kerja
saja.

b. Kaderisasi adalah jiwa gerakan mengkader yang


merupakan karakter dan mentalitas dari kader,

Journey to the Bright Nation_ page 114

dengan feeling berbagi kepada sesama, feeling


untuk membina harus bisa dilahirkan di setiap
kader, jadi bukan hak, beban, atau kewajiban.
2.

Kaderisasi berorentasi pada hasil, yaitu Kaderisasi yang


berorientasi pada pencapaian kapasitas pribadi kader
yang unggul, tangguh dan profesional, dengan orientasi
minimal adalah pencapaian Indeks Kompetensi Kader
(IKK).

3.

Kaderisasi yang komprehensif (menyeluruh) dan


integral (sebagai kesatuan), adalah:
a.

Kaderisasi menyangkut beragam aspek dengan


mengembangkan beragam potensi dan kompetensi
kader

b. Kaderisasi adalah turunan langsung dari visi RnB


c.

Seluruh ragam aktivitas RnB yang dilakukan oleh


berbagai tingkat dan bagian organisasi RnB
merupakan pencapaian tujuan kaderisasi RnB

d. Sehingga segala aktualisasi kader baik di intra atau


pun ekstra organisasi adalah bagian dari proses
kaderisasi RnB

Journey to the Bright Nation_ page 115

Keanggotaan RnB sesuai jenjang kaderisasinya


dibedakan menjadi tiga level :
1.

Basic
Kurikulum dapat ditempuh dalam waktu standar satu
semester (6 bulan). Kompetensi yang dimiliki adalah
soft competence.

2.

Middle
Kurikulum dapat ditempuh dalam waktu standar 3
semester -- 1 semester teori, 2 semester praktek - (18
bulan). Kompetensi yang dimiliki adalah technopreneur
tingkat dasar.

3.

Expert
Kurikulum dapat ditempuh dalam waktu standar 2
semester (12 bulan). Sudah memiliki salah satu
kompetensi inti, yaitu technopreneur sejati, social
entrepreneur, peneliti, atau pemegang kebijakan.
Setiap anggota baru yang masuk di RnB wajib

melaui PL-I. Setelah dinyatakan lulus baru berhak


mendapatkan fasilitas kaderisasi RnB di basic level.
Kemudian mengikuti alur kaderisasi yang ada.

Journey to the Bright Nation_ page 116

Untuk kader tertentu yang dinilai oleh divisi


akreditasi telah memenuhi indeks kompetensi kader (IKK)
melalui

mekanisme

direkomendasikan

akreditasi
untuk

yang

benar,

melalui

dapat
tahap

percepatan/akselerasi promotion level (PL) sesuai jenjang


berikutnya. Sedangkan penentuan layak tidaknya anggota
untuk naik level dilakukan melalui mekanisme Rapat Khusus
Promotion Level (RKPL) yang terdiri dari Badan Pengurus
Harian dan Dewan Pertimbangan.
Setiap level wajib dilalui secara berurutan dan
dilakukan akreditasi dalam setiap levelnya.
Khusus untuk pengurus RnB yang akan dilantik
harus sudah terakreditasi minimal sebagai anggota basic
level. Sedangkan khusus untuk president director, vice
president director, director, dan manager minimal harus
sudah terakreditasi sebagai anggota basic level dan
dinyatakan lulus PL II.

Journey to the Bright Nation_ page 117

ALUR KADERISASI RnB


MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO
RnB Corner
Tidak Lulus

PL I

BASIC
IP/EP

I-Class

Soft Competence
Akreditasi

Tidak Lulus
RnB Corner
Tidak Lulus

PL II

MIDDLE
IP/EP

I-Class

Usaha Mandiri
Akreditasi

Tidak Lulus
RnB Corner
Tidak Lulus

PL III

EXPERT
IP/EP

LICENSE

I-Class

Final Project
Akreditasi

Tidak Lulus
Gambar 7. Alur Kaderisasi RnB

Journey to the Bright Nation_ page 118

INDEKS KOMPETENSI KADER (IKK)


NO

LEVEL

Basic Skill

SKILL SPECIFICATION
Technopreneurship
- Basic Research
- Basic Business
Character Building
- Basic Leadership
- Basic Management
- Communication
Innovation and Inventing

OUTPUT

Softcompet
ence
Building

Capability: Pembangkitan Ide


Kemampuan Analisa
Kebutuhan Pasar
Manajemen Produksi; meliputi
manajemen operasi dan
2

Middle Skill

teknologi, manajemen
operasional, invention
management dan ISO
knowledge.

Start up
and
Running
Technopre
neur

Manajemen Strategi Bisnis &


Negosiasi Bisnis
Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM) berbasis

Journey to the Bright Nation_ page 119

kompetensi
Manajemen Keuangan;
meliputi manajemen modal
ventura dan manajemen
keuangan UMKM/T
Manajemen pemasaran
(barang dan jasa)
Community Development
Science and Competence
Management
Politic and Policy Competence
International Business
Management
3

Expert Skill

Business Growth Management


Change Management:
Manajemen Perubahan Inovasi
Corporate Finance: Pasar

Running
and
Developme
nt
Technopre
neur

Modal
ISO Management

Journey to the Bright Nation_ page 120

KURIKULUM KADERISASI
Untuk

selanjutnya,

skill

spesification

tersebut

eksekusinya diterjemahkan dalam kaderisasi yang terbagi


dalam kurikulum PL, I-Class, dan IP.

KURIKULUM PROMOTION LEVEL


1. Promotion Level I (PL I)
a. Sasaran :
Untuk semua anggota baru yang sebelumnya belum
pernah masuk RnB.
b. Materi :
1) Visi membangun daya saing bangsa: pengantar mimpi
tentang daya saing, menuju masyarakat berbasis
pengetahuan.
2) Knowledge Based Economy: penataan masyarakat,
kewiraswastaan,

pembentukan

pengetahuan

dan

keterampilan
3) Research and Business: konsep gerakan RnB
4) Basic organization: Competence Based Leadership
5) Simulasi praktik / terjun langsung ke lapangan,
melakukan sebuah program Ber-IPTEK di Daerah
yang sebelumnya sudah ditentukan oleh RnB.

Journey to the Bright Nation_ page 121

peserta tinggal menjalankan tools yang sudah dibuat


sebelumnya, titik tekannya lebih ke proses aplikasi.
c. Evaluasi :
Kelulusan ditentukan oleh tim akreditator dengan
indikator mengikuti minimal 80 % rangkaian kurikulum PL
I dengan lengkap dan lulus post test, yaitu test akhir
materi yang bertujuan untuk melihat pemahaman
peserta.
d. Bentuk kegiatan :
Workshop dan Simulasi
e. Waktu :
2 X 24 jam (2 hari)

2. Promotion Level II (PL II)


a. Sasaran :
Anggota basic level yang telah lulus akreditasi.
b. Materi :
1) Menghadapi gelombang industri baru
2) Pembangkitan ide berbasis kompetensi
3) Technopreneurship

dan

peranannya

dalam

menciptakan dampak ke masyarakat


4) Manajemen technopreneurship

Journey to the Bright Nation_ page 122

5) Simulasi : Technopreneur Plan pembuatan


Business Plan
Keterangan :
a) Business plan yang dibuat sebatas busines plan
sederhana
b) Arahan sudah dibuatkan sebelumnya
c) Metode pembelajaran Student Centered Learning
c. Evaluasi :
Kelulusan ditentukan oleh tim akreditator dengan
indikator mengikuti minimal 80 % rangkaian kurikulum PL
II dengan lengkap dan lulus post test, yaitu test akhir
materi yang bertujuan untuk melihat pemahaman
peserta.
d. Bentuk kegiatan :
Workshop dan Simulasi
e. Waktu :
2X 24 jam (2 hari)

3. Promotion Level III (PL III)


a. Sasaran :
Anggota middle level yang telah lulus akreditasi
b. Materi :
1. Kebijakan dan politik berbasis kompetensi

Journey to the Bright Nation_ page 123

2. Persaingan bisnis global


3. Manajemen perubahan inovasi
4. International Organitation for Standardization (ISO)
management
5. Simulasi : kunjungan lapangan ISO
c. Evaluasi :
Kelulusan ditentukan oleh tim akreditator dengan
indikator mengikuti minimal 80 % rangkaian kurikulum PL
III dengan lengkap dan lulus post test, yaitu test akhir
materi yang bertujuan untuk melihat pemahaman
peserta.
d. Bentuk kegiatan :
Workshop, fieldtrip
e. Waktu :
2 X 24 jam (2 hari)

Journey to the Bright Nation_ page 124

KURIKULUM INTENSIVE CLASS (I-CLASS)


Basic Level
1. Basic Research
Materi
a. Pengantar Riset (research by sheet and research by
need)
b. Metodologi riset
c. Proposal penelitian
d. Program Kreatifitas Mahasiswa
2. Basic Business
Materi
1. Kewirausahaan
2. Pengantar bisnis dan manajemen
3. Basic Organization
Materi :
1. Kepemimpinan organisasi
2. Manajemen organisasi
3. Teknik komunikasi

Journey to the Bright Nation_ page 125

Middle Level
1. Innovation and Inventing Capability
Materi
a. Big thinking start from small thing
b. Blue ocean strategy
2. Kemampuan Analisis Kebutuhan Pasar
Materi
Analisis kebutuhan pasar
3. Manajemen Produksi
Materi :
a. Manajemen operasi dan teknologi I
b. Manajemen inovasi : pengembangan prototipe
4. Manajemen Strategi Bisnis
Materi
Negosiasi bisnis (+ simulasi)
5. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Materi
Manajemen SDM berbasis kompetensi (+ simulasi)
6. Manajemen Keuangan
Materi :
a. Manajemen modal ventura

Journey to the Bright Nation_ page 126

b. Manajemen keuangan UMKM/T


7. Manajemen Pemasaran
Materi
Manajemen pemasaran produk dan jasa
8. Community Development (Comdev)
Materi : Community development
9. Teknologi Informasi
Materi :
a. e-commerce
b. Sistem informasi

Minimal,
mengikuti perkembangan IT

Expert Level
1. Technology and Operation Management
Materi :
a. Manajemen operasi dan teknologi lanjutan
b. Supply chain management
2. Politik dan Kebijakan
Materi : Politik dan kebijakan
3. International Business Management
Materi : International Business Management
4. Business Growth Management

Journey to the Bright Nation_ page 127

Materi : Business growth management


5. Rekayasa Sosial Kemasyarakatan
Materi : Rekayasa sosial kemasyarakatan
6. Research Application / TTG
Materi : Research and applied by need

KURIKULUM INTERNAL PROJECT (IP)


Lengkapnya 80 % dari kurikulum kaderisasi yang merupakan
praktik harapannya dapat terpenuhi melalui IP, selain
simulasi-simulasi saat materi di I-Class maupun PL dan RnB
Corner.
1. Basic Level
Internal project minimal yang harus terpenuhi, antara
lain:
a. Simulasi desain produk
b. Simulasi selling produk
c. Magang
d. Kepanitiaan
e. PR team

2. Middle Level
Internal project minimal yang harus terpenuhi, antara
lain:

Journey to the Bright Nation_ page 128

a. Survei lapangan tentang kebutuhan pasar


b. Technopreneur challenge
c. Kuliah Kerja Usaha RnB
d. Mendirikan usaha mandiri (perorangan atau kelompok)

3. Expert Level
Internal project minimal yang harus terpenuhi, antara
lain:
a. Kunjungan lapangan: pasar modal
b. Final Project
c. Kunjungan lapangan: Operation management

Journey to the Bright Nation_ page 129

Epilog sebuah Episode


Oleh: Sidig Wardoyo
(President Director RnB Tahun 2009/2010)

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka


mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya,
maka arus itu membawa buih yang mengambang, dan apa
(logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat
perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih
arus itu.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang
benar dan yang bathil, adapun buih itu akan hilang sebagai
sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi
manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan- perumpamaan.
(QS. Ar Radu : 17)

Istighfar

dan

hamdalah

senantiasa

menghiasi

berakhirnya kebersamaan kita dalam perjuangan di RnB


tahun 2009/2010. Semoga kita tidak seperti buih yang

Journey to the Bright Nation_ page 130

menjadi sirna dari peta barisan para pejuang seiring


berakhirnya amanah ini.
Hidup ini seperti sebuah diary, tak lebih dari lembar
demi lembar catatan sejarah. Sebuah catatan yang tak bisa
dihapus jika isinya tak seperti harapan. Perbaikan hanya
bisa dengan goresan di lembar berikutnya. Begitupun
dengan kiprah kita di RnB ini, episode indah tentu akan
menjadi kenangan indah untuk kita kenang. Tapi ketika
kenangan itu tak seperti harapan, kita pun tak punya alat
penghapus

untuk

menghilangkannya.

Hanya goresan

catatan baru di lembaran baru tuk bisa menghiasnya


menjadi lebih indah. Dan itu hanya dapat dilakukan oleh
generasi yang pada lembaran hari ini kita siapkan, yaitu
generasi mendatang. Kerja peradaban adalah sebuah kerja
generasi, dari generasi ke generasi. Karena perjalanan
sejarah ini amat lama dan panjang, belum terlihat jelas
ujung perjalanan itu.
Satu episode sejarah baru saja kita akhiri dengan
sebuah epilog perjuangan. Tentunya kita berharap episode
yang baru kelak bisa dilanjutkan oleh generasi mendatang.

Journey to the Bright Nation_ page 131

Generasi penuh aspirasi dan aplikasi. Generasi beraksi yang


berani bermimpi. Merekalah yang akan berekspresi
mewujudkan skenario. Skenario perjuangan yang selalu ada
awal, tapi takkan pernah ada akhir. Bergulir seiring waktu
melakukan adegan-adegan perubahan,

menuju tatanan

bangsa yang berdaya saing.


Saudaraku...!!!
Susunan puzzle yang kita buat belum selesai.
Berakhirnya periode di RnB, bukan berarti berakhir pula
tanggung jawab kita. Mozaik-mozaik peradaban harus terus
kita wujudkan. Lakukanlah apa yang bisa kita sumbangkan
untuk mengisi ruang besar mozaik perjuangan ini. Jangan
pernah menganggap kecil, sekecil apapun sumbangsih kita
dalam kiprah kemajuan bangsa tercinta. Terpenting adalah
keikhlasan dan sempurnanya kita menyelesaikan puzzle itu.
Kenangan indah di saat menjadi aktor dan aktris
pada episode kali ini semoga dapat terus memberikan
energi besar pada peran kita mendatang. Kekecewaan
ataupun ketidakpuasan itu hanyalah sebuah bumbu untuk
menambah lezatnya kenangan itu.

Journey to the Bright Nation_ page 132

Saudaraku...!!!
Teruslah bangkit dan berjuang menapaki jalan yang
panjang ini. Istiqomahlah !! Terus isi hidup ini dengan
catatan-catatan indah tuk kau sampaikan di saat kita
berkumpul kembali. Terus ingat wajah-wajah teduh penuh
cita saudara-saudara perjuangan kita pada setiap doa yang
senantiasa kita rajut mesra bersama-Nya. Hingga suatu saat
kita akan berkumpul kembali pada reuni akbar sebagai
PAHLAWAN SEJATI.

Right Solution to be The Bright Nation!!

Konflik antarperadaban akan menjadi fase


terakhir dari evolusi konflik dalam dunia modern.
(Samuel P. Huntington)

Journey to the Bright Nation_ page 133

Daftar Pustaka
Dana, L.P. (2007). Asian Models of Entrepreneurship from
Indian Union and the Kingdom of Nepal to the
Japanese Archipelago: Context, Policy, and Practice.
New Jersey: World Scientific Publishing Co.
Deden Hendrawan, PTS Indonesia Kian Kedodoran, diunduh
dari http://www.suarakaryaonline.com/news.html?category_name=Opini
Huntington, Samuel. 2003. Konflik Peradaban: terjemahan
dari Clash of Civilization. Yogyakarta: IRCiSeD.
Ibrahim, Marwah Daud. 2003. Mengelola Hidup dan
Merencanakan Masa Depan. Jakarta: MHMMD.
KAMMI. 2003. Manhaj Kaderisasi 1427 H KAMMI. KAMMI
Ninik Sri Rejeki , Perbedaan Budaya Dan Adaptasi Antar
Budaya Dalam Relasi Kemitraan Inti-Plasma (Studi
Tentang Komunikasi Antar Budaya: Kasus Kemitraan
Antara Perusahaan Inti Dan Petani Plasma Di
Perusahaan Teh Pt Pagilaran), Diunduh Dari
Http://www.damandiri.or.id/Detail.Php?Id=605

Journey to the Bright Nation_ page 134

Pidato Presiden Republik Indonesia pada acara Silaturahim


dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)
dan Masyarakat Ilmiah Serpong 20 Januari 2010.
Rachmat, Budi. 2005. Modal Ventura: Cara Mudah
Meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah. Ghalia
Indonesia.
www.mitimahasiswa.com
Zaques, Edy. 2009. Bob Sadiono: Mereka Bilang Saya Gila.
Kintamani Publishing.
Zuhal. 2008. Kekuatan Daya Saing Bangsa; Mempersiapkan
Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Jakarta: PT.
Kompas Media Nusantara.

Journey to the Bright Nation_ page 135

Tentang Penulis

Journey to the Bright Nation_ page 136

LUTVAN HANDI ARIEFIN, S.T.


Terlahir di Jakarta, 21 Oktober
1985. Kini sedang berkonsentrasi
dalam pengembangan bisnis di
bidang IT bernama Kartu Merah
Webmatic, sebagai General Manager.
Bisnis lain yang dijalankannya
adalah Ayam Bakar Kraton (owner),
Student
Business
Centre/SBC
(owner), dan CV. Izza Nusa Persada (owner). Gelar Sarjana
Tekniknya didapatkan di Teknik Mesin UNDIP Semarang pada
tahun 2008. Dengan pendidikan sebelumnya di TK Tomang
Jakarta (1990-1991), SD Tunas Jaka Sampurna Bekasi (19911997), SMP Tunas Jaka Sampurna Bekasi (1997-2000) dan SMUI
PB Soedirman Bekasi (2000-2003).
Selain bisnis, ia juga aktif di berbagai organisasi dan
lembaga, seperti Fund Rising Rumah Prestasi Ar-Ridho, Tim
Community Development UNDIP (Divisi Masjid Kampus), Tim
Perintis KURMA (Koperasi Usaha Rakyat Madani) dan Manager
Biro Perdagangan JPMI Jateng (Jaringan Pengusaha Muslim
Indonesia).
Semasa kuliah ia juga aktif diberbagai organisasi dan
aktivitas kemahasiswaan. Diantaranya Rohis Jurusan KSIM 2003,
Ketua Departemen Dana Usaha KAMMI Fakultas Teknik (20032004), Ketua Komite Pemilihan Raya (KPR) Fakultas Teknik tahun
2004, Menteri Dalam Negeri BEM Fakultas Teknik (2004-2005),
Presiden BEM Fakultas Teknik 2005, Menteri Ekonomi & Bisnis
BEM KM UNDIP 2006-2007 dan sebagai Dewan Penasehat RnB
UNDIP 2008-2009.

Journey to the Bright Nation_ page 137

Salah satu founder RnB ini memiliki hobi main bola,


membaca buku, nasyid haroki dan travelling. Terus Tingkatkan
Kapasitas Diri menjadi motto hidupnya yang tidak bisa ditawar
lagi.
Di
CONTACT PERSON:
tahun 2005, ia
Telp/HP
: 0856 401 86400 /
0857 276 11371
pernah
Email
:
lutvangenq@yahoo.com
tercatat
Website
:
sebagai Finalis
1. www.kartumerah.com
3 Besar dalam
2. www.buletin-online.com
Lomba Bisnis
3. www.inspirasidunia.com
Plan
yang
4. www.inp.co.id
diselenggarak
an
oleh
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Selanjutnya ia
juga pernah menjadi Juara I dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah
(Bidang Kewirausahaan) tingkat Jawa Tengah pada tahun 2009.

Journey to the Bright Nation_ page 138

SIDIG WARDOYO.
Lahir
di
Wonogiri,
28
November 1986. Sidig memulai
pendidikan di SD N Manyaran IV dan
melanjutkan di SLTP N 1 Manyaran. Ia
menempuh sekolah menengah di SMA
N 1 Wonogiri dan sekarang sedang
menyelesaikan studi S1 Teknik
Perkapalan UNDIP.
Selain travelling, berorganisasi
menjadi hobinya sejak kecil. Terbukti
dengan banyaknya organisasi yang ia ikuti sejak di bangku SD
hingga kuliah. Dimulai dari Ketua Barung Orange SD N Manyaran
IV, Ketua Palang Merah Remaja (PMR) SLTP N 1 Manyaran,
Pemimpin Regu Utama (Pratama) Pramuka SLTP N 1 Manyaran,
Ketua Umum OSIS SLTP N 1 Manyaran, Ketua Purna Caraka Muda
(PCM) SMA N 1 Wonogiri, Ketua Umum OSIS SMA N 1 Wonogiri,
Ketua Dept. Kaderisasi Forum Aktivis Kerohanian Islam (FAROHIS)
Kab. Wonogiri, Ketua Forum Ketua OSIS SMA-SMK Kab. Wonogiri,
Ketua Karang Taruna Benowo, dan Ketua Ikatan Remaja Masjid
(IRM) Al Huda.
Sedangkan pengalaman organisasi saat kuliah
diantaranya Ketua Biro Ekonomi KAMMI Teknik, HRD Forum
Silaturahim Mahasiswa Muslim Teknik, Ketua Research Club
Forum Studi Teknik (FST) UNDIP, Senator Senat Mahasiswa
Universitas KM UNDIP, Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik
Perkapalan UNDIP, Manager Dept. R&D Research and Business
(RnB) UNDIP tahun 2008, Sekretaris Umum KAMMI Teknik,
Direktur Research and Business (RnB) UNDIP tahun 2009, Biro
Pengembangan Organisasi KAMMI Daerah Semarang,
Koordinator Forum Alumni FAROHIS Kab. Wonogiri.
Ternyata jiwa kepemimpinadan kemandirian yang
diberikan oleh ayahnya sejak kecil bergitu melekat.
Bisnis dan pekerjaan yang telah ditekuni sejak awal kuliah
diantaranya UD. Manyar Sari, General Manager Yoyo Selluler,

Journey to the Bright Nation_ page 139

Executive Manager & Trainer OASE Leadership, dan Owner


Cocolatex Gallery. Usaha-usaha itulah yang membiayai kuliahnya
di Undip.
Hidup adalah perjuangan!! Optimalkan potensi diri
dalam setiap perjuangan!!! menjadi motto hidupnya yang
sekaligus pembakar semangatnya untuk terus berprestasi dan
berkarya. Karakternya yang friendly namun keras dalam
keinginan inilah yang membuatnya tetap bisa bertahan dalam
lingkungan atau keadaan apapun untuk konsisten dalam prinsipprinsip yang diyakininya.
Prestasi-prestasi pun telah diraihnya sejak di bangku
sekolah dasar hingga masa-masa kuliah. Seorang alumni Jambore
Nasional dan Raimuna Nasional Pramuka ini pernah dinobatkan
sebagai Orator Terbaik KAMMI Daerah Semarang. Ia pun menjadi
salah satu penerima Hibah Program
Mahasiswa Wirausaha DIKTI 2009
CONTACT PERSON:
dan sebagai Finalis Community
Telp/HP: 085225780580
Development Competition (CDC) ITB
(024)70732632
Fair 2010 di Bandung.
Email:
Sebagai trainer, ia telah
akhdiq_naval@yahoo.co.id
banyak memberikan training mulai
dari siswa dan guru SMA, mahasiswa
hingga karyawan, manager dan direktur perusahaan seperti PT.
Telkomsel Wilayah JATENG-DIY, PT. Indo Jaya Semarang, Kantor
Pelayanan Pajak se-Kota Semarang dan masih banyak lainnya.

Journey to the Bright Nation_ page 140

TITISARI DIAN PERTIWI, S.Pi


Dikenal dengan panggilan akrab
Tisa. Terlahir di Yogyakarta, 8
Agustus 1984. Pemilik usaha Kuntul
Baris design graphic, clothing &
interior ini beralamat di Jl. Kasipah
No. 25 A Semarang.
Hampir semua masa studinya
dihabiskan di Semarang. Dimulai dari
SD Jangli 1 A/B/C (1991-1997),
SLTPN 5 Semarang (1997-2001),
SMUN 3 Semarang (2001-2003), dan Jurusan Teknologi Hasil
Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP (20032008). Sejak tahun 2009 hingga sekarang, ia sedang
menyelesaikan program Double Degree Bioteknologi Perikanan
dan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya.
Penelitian dan karya tulis yang pernah dibuatnya adalah:
1. Pemanfaatan Limbah Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Sebagai Bahan Asap Cair (Liquid Smoke) Antioksidan dan
Aplikasinya dalam Pengasapan Ikan Bandeng (Chanos chanos
F.) tahun 2006.
2. Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Menjadi Gelatin Tipe-A (Menggunakan Konsentasi HCl Yang
Berbeda) tahun 2006.
3. Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Menjadi Gelatin Tipe-A Sebagai Penunjang Ketersediaan
Gelatin Halal. Tahun 2007.
4. Kombinasi Tepung Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) dan
Tepung Ikan Bandeng (Chanos chanos F.) dalam Pembuatan
Crackers sebagai Alternatif Produk Pangan Kaya Gizi (tahun
2007).
5. Pengembangan Industri Perikanan Budidaya dan Sektor
Industri Pengolah Ikan Dalam Negeri (Melalui Penyuluhan
dan Program Manajemen Mutu Terpadu) tahun 2007.

Journey to the Bright Nation_ page 141

6. Pengembangan Produk Pangan Berbahan Baku Keong Mas


(Pomacea canaliculata lamarck) (tahun 2008).
7. Analisa Karakteristik Fisika dan Kimia Gelatin dari Limbah
Tulang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Penambahan
Gliserol (tahun 2008).
Salah satu founder RnB yang memiliki moto hidup Be
productive,contributing ini telah mencetak berbagai prestasi.
Diantaranya Finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional XIX tahun
2006, Runner up-1 Mahasiswa Berprestasi Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan UNDIP Tahun 2006, Peserta I-Step 2007,
Wisudawan Terbaik FPIK 2008, dan Penerima Beasiswa Unggulan
DIKNAS.
Karir organisasi kemahasiswaannya dimulai pada tahun
2004-2005 sebagai Ketua Biro Intelektual dan Profesi Forum
Mahasiswa Islam Perikanan, dan Sekretaris Departemen PSDM
BEM FPIK. Tahun 2004-2006 sebagai Manajer Produksi Unit
Usaha Hasil Perikanan. Dilanjutkan tahun 2005-2006 ia menjabat
sebagai Ketua Umum Kelompok Studi Teknologi Hasil Perikanan
(KARAGENAN), tahun 2007 sebagai Menteri Dept. Riset BEM KM
UNDIP, tahun 2008-2010 sebagai Dewan Pertimbangan RnB
UNDIP.
Organisasi tingkat nasional yang diamanahkan padanya
diantaranya, Staff Bidang Penelitian Masyarakat Ilmuan dan
Teknolog Indonesia (MITI)-Mahasiswa tahun 2008. Ketua Bidang
Penelitian dan Kompetisi Masyarakat Ilmuan dan Teknolog
Indonesia (MITI)-Mahasiswa tahun 2009-sekarang.

CONTACT PERSON:
Telp/HP
: (024) 8414844/081 7955 3382
Email
: tizhoo_0808@yahoo.co.id

Journey to the Bright Nation_ page 142

YUDA ACHDIYANI T, S.KM


Lahir di Kudus, 23 Agustus
1986. Menyelesaikan pendidikan S1nya
di
Fakultas
Kesehatan
masyarakat UNDIP pada tahun 2009.
Di universitas yang sama, saat ini
Yuda tengah menyelesaikan Program
Magister Kesehatan Lingkungan.
Pendidikan formal sebelumnya yang
pernah ditempuh adalah SDN 2
Kramat Cirebon (1992-1998). SLTPN
2 Langsa NAD (1998-2001), dan
SMUN I Purwakarta (2001-2004).
Yuda banyak berkecimpung di organisasi intra maupun
ekstra kampus. Diantaranya, Sekretaris Departemen Litbang
Keluarga Mahasiswa Islam (GAMAIS) FKM UNDIP 2005, staf Dept.
Humas KAMMI Komisariat Bersama UNDIP tahun 2005-2006,
BEM FKM UNDIP Semarang tahun 2005-2007 berturut-turut
sebagai staf Dept. PSDM, Kadept PSDM, dan Kadept Pendidikan
dan Penelitian. Di tahun 2006-sekarang menjadi staf Bidang Syiar
dan mediasi JAMAAT Semarang.
Karir organisasinya terus menanjak dan pada tahun 2008
ia dipercaya menjabat sebagai Menteri Dept. Riset BEM KM
UNDIP, Research and Business (Rn B) di Dept. RnD pada tahun
2008 dan Dewan Penasehat tahun 2009-sekarang. Ia juga
tergabung dalam sebuah organisasi tingkat nasional bernama
Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia- Mahasiswa (MITIM) sebagai staf Dept. Riset dan Kompetisi di tahun 2009 dan
Kabid Comdev di tahun 2010. Di tahun 2009-sekarang menjadi
bagian dalam kepengurusan Rumah Prestasi Ar Ridho bidang
program.
Motto hidup Do Everything Coz Allah only! menjadi
motivasi baginya untuk terus berkarya melalui environmental
health assessment in industrial area dan community development
in health sector.

Journey to the Bright Nation_ page 143

Penelitiannya yang berjudul Pengaruh Lindi (leachate)


dan Ganggang Hijau (Chlorella pyrenoidosa) Terhadap Penurunan
Kadar BOD dan COD Pada Industri Tahu berhasil lolos dalam
program hibah PKMP DIKTI tahun 2007. Keberhasilan yang sama
di raihnya di tahun 2008 dengan judul Rancang Bangun Sistem
Pemantauan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Melalui Basis Data
Penyakit Menular Berbasis Teknologi Wi-Fi Di Kota Semarang.
Penelitian lain berjudul Rancang Bangun Sistem Peringatan Dini
Pencemaran Air Sungai Oleh Limbah Industri Menggunakan
Telepon Seluler berhasil membawanya sebagai finalis dalam
LPRMI 1 MITI-M tahun 2007. Prestasi nasional lain yang dicapai
adalah Finalis 10 Besar LKTM Nasional Dalam Rangka Lustrum II
Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya April 2009.
Untuk komunikasi lebih lanjut dapat melalui contact person
di bawah ini:

CONTACT PERSON:
Telp/ HP : 081380109227 / 085641202997
E-mail
: ach_diyani@yahoo.com
Fb
: achdiyani@gmail.com

Journey to the Bright Nation_ page 144

SELVI ERMAWATI, S.Kep


Terlahir di Kediri, 6 Pebruari
1988. Merupakan anak pertama dari
3 bersaudara.
Selvi memulai pendidikan di
TK Dharma Wanita Klampitan Kediri
Jawa
Timur
(19981999).
Ia
menempuh Sekolah Dasar di MI
Darul Ulum Tambak Rejo Sidoarjo
Jawa
Timur
(1993-1999),
melanjutkan di SLTP N 2 Purwoasri
Kediri (1999-2002), dan SMA N 1
Tayu Pati Jawa Tengah (2002-2005). Gelar S1-nya di peroleh
dalam kurun waktu 3 tahun 10 bulan di Program Studi Ilmu
Keperawatan UNDIP Semarang pada tahun 2009.
Pengalaman organisasi selama di kampus dimulai dari
tahun pertama ia masuk UNDIP. Diawali sebagai Staf Kaderisasi
Forum Silaturahmi Alumnus Pelajar Pati (Fosiar Pati) region
UNDIP Tembalang Semarang. Di semester ke dua ia mulai
bergabung di lembaga intra kampus sebagai Staf Departemen
Informasi dan Jurnalistik Dewan Eksekutif Mahasiswa Ilmu
Keperawatan (DEMAIKA) UNDIP dan Kestari Forum Silaturahmi
Mahasiswa Muslim Ilmu Keperawatan (FOSIMMIK) PSIK UNDIP.
Di tingkat dua ia aktif sebagai Bendahara Forum Silaturahmi
Alumni Pelajar SMA N 1 Tayu (FOSIL-SMANTA), Sekretaris
Departemen Riset dan POSDM Dewan Eksekutif Mahasiswa Ilmu
Keperawatan (DEMAIKA) UNDIP, dan Sekretaris Umum Kelompok
Studi Islam Ilmu Keperawatan (KSIK) PSIK FK UNDIP.
Aktivitas sosialnya dimulai sejak ia bergabung sebagai
relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) cabang Semarang,
sebuah LSM di bidang sosial kesehatan, ia tergabung sejak tahun
2006 hingga sekarang. Aktivitas lain ekstra kampus yang pernah
dijalaninya adalah sebagai staf Kajian Strategis (Kastrat) KAMMI
Komisariat Bersama UNDIP di tahun 2008.

Journey to the Bright Nation_ page 145

Di tahun ketiga masa kuliahnya (2008) ia diamanahi


sebagai Ketua Kelompok Studi Islam Ilmu Keperawatan (KSIK)
Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNDIP. Di tahun 2009, ia
sempat menjabat sebagai Sekertaris Departemen Riset dan
Teknologi (Ristek) Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga
Mahasiswa (BEM KM) UNDIP dan sebagai Menejer Departemen
Media Research and Business (RnB) UNDIP.
Menulis, travelling dan bereksperimen dalam masakan
menjadi hobinya. Ia mengakui bahwa pengalaman organisasi
menjadi salah satu bagian yang memberi banyak perubahan
positif dalam dirinya yang membuatnya meyakini bahwa Ada
untuk Bermakna sebagai motto hidupnya.
Kecintaannya pada dunia keperawatan menjadi
motivasinya untuk terus melanjutkan studinya. Sambil bekerja di
sebuah Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Swasta, saat ini ia
sedang menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners di PSIK
FK UNDIP semester ke dua. Selain itu ia dipercaya sebagai Dewan
Pendamping di Kelompok Studi Islam Ilmu Keperawaan PSIK FK
UNDIP tahun 2010.
Beberapa prestasi selama kuliah yang pernah diraihnya
adalah 10 Besar Grand Finalis Lomba Karya Tulis Mahasiswa
Nasional Temu Ilmiah Nasional oleh Ikatan Lembaga Mahasiswa
Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI) tahun 2008, Finalis
Kompetisi Karya Tulis Al Quran (KKTA) dalam rangka PIMNAS XXII
di Malang tahun 2009 dan sebagai Excellent Team pada Program
Pendidikan
Profesi
Ners
CONTACT PERSON:
PSIK FK UNDIP
Telp/ HP : 08985498114
tahun ajaran
E-mail
: amah_cuphy@yahoo.com
2009/2010.

Journey to the Bright Nation_ page 146

También podría gustarte