Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
1. Tujuan
1.1. Memiliki keterampilan dalam menentukan kadar asam urat dalam sampel
1.2. Memahami metode penentuan kadar asam urat
1.3. Memahami peranan pemeriksaan kadar asam urat dalam menegakan diagnosis
konsisi patologis.
2. Teori Dasar
Asam urat merupakan hasil akhir dari katabolisme purin, diman purin termasuk
komponen non esensial bagi tubuh. Apabila makanan yang di konsumsi mengandung
purin, maka purin tersebut akan langsung dikatabolisme oleh usus. Urat yang
hdihasilkan oleh jaringan tubuh yang mengandung xantine oksidase yaitu terutam
dalam hatio dan usus. Produksi urat bervariasi tergantung konsumsi makanan yang
mengandung purin, kecepatan pembentukan, biosintesis, dan penghancuran purin
dalam tubuh. Tingginya kadar asam urat serum atau hiperurisemia bisa bisa
menimbulkan penyakit gout (penyakit akibat pengendapan Kristal mono sodium
urat /MSU) di jaringan. Kata gout berasal dari kata gutta , berarti tetesan . dahulu kata
gout dianggap akibatnya adanya tetesan jahat yang masuk kedalam sendi. Endapan
keristal MSU dijaringan bisa menimbulkan berbagai macam masalah penyakit
diantaranya :
a. Peradangan akut sendi
b. Peradangan sendi kronik berulang(arthritis gout)
c. Timbulnya tofi, akibat akumulasi Kristal MSU dipersendian, tulang rawan, atau
jaringan lunak.
d. Terganggunya fungsi ginjal.
e. Terbentuknya batu urat di ginjal.
Kadar normal asam urat pada laki laki adalah 3.0 7.0 mg /dl dan kadar normal
asam urat pada perempuan 2,4- 6 mg/dl. Kadar asam urat juga bisa sering terjadi
pada pria 7-9 kali dari wanita, kejadian meningkat ini seiring waktu berjalan
biasanya umur 30-50 tahun, apabila gout terjadi pada usia dibawah 30 tahun
biasanya penyakit tersebut merupkan penyakit genetic atau turunan. (Johnstone
A.2005)
a. Klasifikasi gout
- Gout primer
Biasanya penyakit ini adalah penyakit genetic atau bawaan penyebab
-
Obesitas juga bisa menjadi penyebab terjadinya penyakit gout ini dan
kondisi yang dapat memecahkan urin yang banyak menyebabkan juga
asam urat.
b. Gejala- gejala penyakit gout
- Nyeri, demam dan bengkak pada tungkai bagian bawah (kaki) terutama di
daerah ibu jari akibat adanya penumpukan Kristal.
c. Terapi
- Terapi non farmakologi
Mengurangi maakanan yang tinggi akan purin
Menghindari konsumsi alcohol
Menurunkan berat badan apabila berat badan yang berlebih
Mengurangi stress
Olahraga yang dapat merelaksasi otot. (Johnstone A.2005)
- Terapi farmakologi
NSAID
NSAID merupakan terapi pertama yang efektif digunakan untuk
pasien yang menglami gout akut. Hal ini terpenting bukanlah pada
NSAID yang dipilih melainkan pada seberapa cepat terapi NSAID
mulai diberika. NSAID yang diberikan harus dosis full pada 24-48
jam pertama samapi rasa nyeri hilang.obat yang digunakan pada
golongan NSAID antara lain:
a. Indometasin
Banyak diresepkan untuk serangan gout akut dengan dosis awal
75-100mg/ hari. Efek samping pusing dan ganguan saluran
cerna. Mekanisme obat ini belum pasti dengan jelas.
b. Azapropazon
Merupakan obat lain yang digunakan untuk pengobatan gout,
(joseph.T.dipiro.2005)
d. Sifat- kimia asam urat
5. Hasil Pengamatan
Dari campuran tersebut larutan berubah warna yang awalnya bening menjadi
berwarna ungu jernih
Kelompok
1
2
3
4
5
6
mg
Asam urat ( dL ) =
C1
0,307
x 5 ml
0,282
= 5,443
mg
dL
Absorbansi
Rata-rata (x)
0,307
0,23
0,153
0,383
0,282
0,181
0
0
Absorbansiuji
x kadar standar
Absorbansii standar
C2
Larutan uji
Standar
Blangko
0,153
x 5 ml
0,282
= 2,712
mg
dL
Xc
C 1+C 2
2
5,443+2,712
2
= 4,0775
SD
mg
dL
[ 1,8645+1,8645 ]
3,729
n1
[ ( 4,07755,443 ) 2+ ( 4,07752,712 ) 2 ]
21
1
= 1,93
%SBR =
SD
x 100
Xc
1,93
x 100
4,0775
= 47,33%
6. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang pemeriksaan kadar asam urat,
dimana pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis serta pengobatan
yang tepat untuk penyakit asam urat ini.
Untuk menganalisis kadar asam urat, terdapat tiga metode yaitu enzimatik,
kalorimetri dan metode kimia dan masing masingnya memilik kelebihan serta
kekurangan. Metode kolorimetri bersifat tidak spesifik karena terganggung oleh zat
zat lain seperti bilirubin dan senyawa pereduksi seperti asam askorbat, metode kimia
dinilai memiliki presisi yang baik, lebih akurat dibandingkan dengan metode yang
lain, lebih sensitive, tetapi memiliki harga yang mahal. Kami menggunakan metode
enzimatik yang memiliki kelebihan dibanding pemeriksaan secara kalorimetri dan
metode kimia, kelebihannya yaitu lebih spesifik, sensitif, akurat serta bebas dari
gangguan senyawa lain. Pengukuran dilakukan menggunakan spektofotometer yang
prinsip kerjanya berdasarkan hukum Lambert-Beer, apabila cahaya monokromatik
melalui suatu media, maka sebagian cahaya tersebut akan diserap, sebagian
dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.
Pertama disiapkan larutan blanko yang berfungsi mencegah terukurnya
serapan selain analit, lauran standar yang mengandung DHBS, aminoantipirin serta
enzim urikase yang merupakan komponen analat dengan konsentrasi yang sudah
diketahui, serta larutan uji yang berisi serum. Pemeriksaan kadar asam urat ini
menggunakan bagian darah yang disebut serum agar pengukuran lebih teliti karena
dalam serum sudah tidak mengandung banyak senyawa dan tidak mengandung faktor
pembekuan darah yang akan mengganggu hasil percobaan.
Kelompok kami mendapatkan tugas untuk menyiapkan larutan standar, setelah
larutan standar sudah dicampurkan dan dimasukkan kedalam tabung, harus didiamkan
selama 10 menit agar enzim bereaksi sempurna terhadap substrat, jika didiamkan
kurang dari 10 menit enzim dan substrat akan kurang bereaksi sedangkan jika lebih
dari 10 menit maka enzim akan terdenaturasi. Warna yang didapat adalah warna ungu
muda, warna yang dihasilkan merupakan warna yang menunjukkan adanya reaksi
antara reagen dengan larutan standar. Dikarenakan larutan standar yang dimiliki
hanya satu maka dilakukan dengan cara one point.
Dari hasil pengukuran kadar asam urat rata rata yang didapat yaitu 4,0775
mg/dL, sedangkan nilai normal asam urat itu sendiri 2,5 7,7 mg/dL maka kadar
asam urat rata rata tersebut dapat dinyatakan masih terbilang normal. Nilai normal
asam urat untuk pria antara 2,1 sampai 8,5 mg/dL dan wanita 2,0 sampai 6,6 mg/dL.
Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi. Rata-rata kadar
normal asam urat adalah 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Bila lebih dari 7,0 mg/dL dapat
menyebabkan serangan gout dan dianggap berlebihan. Dan, bila lebih dari 12mg/dL
dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal (Lannysustrani, 2007). Kadar batas normal
pada wanita lebih rendah dibandingkan dengan kadar batas normal pada pria, ini
disebabkan perempuan memiliki hormon estrogen dan progesterone dalam jumlah
lebih banyak dari pria yang dapat berfungsi sebagai penghambat produksi asam urat
dalam tubuh.
Setelah didapat hasil dari nilai standar deviasi dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan persentase simpangan baku relatifnya (SBR), nilai yang dihasilkan
sebesari 47,33% sangat jauh dari yang seharusnya yaitu < 2%. Fungsi perhitungan
persen SBR adalah untuk melihat seberapa presisi metode yang digunakan untuk
menganalisis kadar asam urat seseorang. Presisi nilai SBR adalah tingkat kesesuaian
antara hasil pengujian individual dengan hasil rata rata pengujian berulang pada
sampel yang homogen dengan kondisi pengujian yang sama. Dikarenakan nilai SBR
jauh dari yang telah ditentukan sebelumnya, dimana nilai SBR tersebut adalah < 2%,
maka beberapa faktor kesalahan bisa saja terjadi, yaitu ketika pemipetan mungkin saja
takaran pemipetan berkurang atau berlebih, selain itu juga bisa saja faktor dari kondisi
seseorang yang dijadikan sebagai sampel, bisa saja sebelum sampel diambil,
seseorang tersebut mengkonsumsi obat obatan atau bisa saja pasien tersebut sedang
diet purin tinggi.
7. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum pemeriksaan kadar asam urat ini, yaitu:
1. Metode yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan kadar asam urat ini adalah
dengan menggunakan metode enzimatik, dimana dengan menggunakan metode ini
lebih spesifik, akurat dan terhindar dari gangguan senyawa lain.
2. Hasil pemeriksaan kadar asam urat ini adalah 47,33% dimana nilai yang didapat
tidak sesuai dengan nilai SBR yang telah ditentukan yaitu < 2%.
3. Menentukan kadar asam urat dapat ditentukan dengan metode enzimatik yang bisa
dilakukan dengan beberapa reaksi indiksai, yaitu : penurunan serapan, kolorimetri,
menghitung konsumsi oksigen, titrasi dengan iodin dan juga dengan menggunakan
HPLC.
8. Daftar Pustaka
- British medical association, royal pharmaceutical society of great Britain british
national formulary. London. 2005.
- Dipiro T.joseph.dkk. pharmacotherapy handbook. 2005.seventh edition
- Johnstone A.Gout the disease and non drug treatment. Hospital pharmacist
2005.
- Sustrani Lanny.2007. Asam Urat . Percetakan Buana Printing ; Jakarta
- Schlesinger N, management of acute and cronic gout artitis- present state of the
art. Drugs