Está en la página 1de 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang mudah dan sering
terpapar oleh kuman tanpa disadari. Hal ini mengakibatkan permukaan kulit
tidak steril sehingga perlu dilakukan penanganan yang serius demi kesehatan
tiap individu. Menurut Wiryadi (2002), pada permukaan kulit sering terjadi
akumulasi

sisa-sisa

metabolisme

tubuh

sehingga

memudahkan

mikroorganisme untuk tumbuh dan menetap baik mikroorganisme patogen


maupun non patogen.
Mikroorganisme tersebut secara alami berada pada permukaan kulit
dan apabila tubuh dalam kondisi normal maka mikroorganisme tersebut tidak
bersifat patogen dan dikenal sebagai flora normal tubuh manusia. Flora
normal yang paling sering dijumpai pada permukaan kulit yaitu bakteri dan
jamur. Namun terdapat beberapa faktor predisposisi seperti terpaparnya tubuh
manusia secara terus menerus dengan mikroorganisme diluar tubuh atau yang
berada dilingkungan, dan hygiene yang kurang, maka flora normal tersebut
dapat menimbulkan penyakit atau kerugian bagi tubuh (Nurtjahja, Suryanto,
dan Winda, 2006). Oleh karena itu agar terhindar dari beberapa penyakit
akibat mikroorganisme yang menetap pada permukaan kulit maka perlu
memelihara kebersihan kulit terutama pada bagian tangan karena mengingat
tangan mudah terkontaminasi dengan mikroorganisme.

Salah satu cara yang paling mudah dan tepat untuk menjaga kebersihan
tangan adalah dengan mencuci tangan. Hal ini dimaksudkan karena mencuci
tangan

merupakan

suatu kegiatan

sederhana yang

bertujuan untuk

menghilangkan kotoran dan meminimalisir kuman yang ada di tangan dengan


menggunakan air ataupun dapat dilakukan dengan menambah bahan tertentu
sehingga penyebaran kuman patogen dapat dicegah secara dini. Peran tangan
sebagai sarana transmisi kuman patogen telah disadari sejak tahun 1840an.
Sejak saat itu banyak penelitian yang memastikan bahwa dokter yang
membersihkan tangannya dari kuman sebelum dan sesudah memeriksa pasien
dapat mengurangi angka infeksi di rumah sakit (Teare, 1999 dalam
Rachmawati dan Triyana, 2008).
Secara umum proses mencuci tangan sering menggunakan sabun
sebagai agen pembersih tangan dikarenakan sabun merupakan suatu bahan
yang digunakan untuk membersihkan kulit baik dari kotoran maupun bakteri.
Jenis sabun sendiri terdapat berbagai macam dan salah satunya adalah sabun
antiseptik. Sabun jenis ini mengandung komposisi atau bahan khusus yang
berfungsi sebagai antibakteri sehingga selain dapat membersihkan tangan
maka sabun ini juga dapat menghambat pertumbuhan kuman yang tidak bisa
dihambat apabila mencuci tangan dengan air atau sabun non antiseptik. Salah
satu komposisinya adalah Triclosan yang merupakan zat antibakteri yang
ditambahkan pada sabun. Triclosan (2,4,4-trichloro-2-hydroxydiphenyl-ether)
merupakan bahan antiseptik yang dikembangkan pertama kali pada tahun
1960 dan telah digunakan dalam berbagai produk kesehatan. Triclosan aktif

melawan berbagai bakteri Gram positif maupun Gram negatif, namun


pengaruhnya terhadap bakteri Gram positif lebih besar (Loho dan Utami,
2007). Chamber,. et al, (2009) mengatakan bahwa Triclosan memiliki sifat
antibakteri yaitu membunuh atau memperlambat pertumbuhan bakteri.
Dikarenakan proses mencuci tangan merupakan suatu hal yang penting
untuk membersikan diri dari kuman, maka peneliti akan menguji efektivitas
Triclosan yang terkandung di dalam sabun.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penggunaan triclosan yang terkandung di dalam sabun
sebagai alat cuci tangan berpengaruh terhadap pertumbuhan kuman
di tangan ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan
sabun yang berbahan Triclosan sebagai antiseptik terhadap
pertumbuhan kuman di tangan.
2. Tujuan khusus
Mencari perbedaan pertumbuhan jumlah kuman yang tumbuh pada
media pertumbuhan kuman.
D. Manfaat Penelitian
1. Masyarakat dapat mengetahui pengaruh kandungan Triclosan yang
merupakan bahan antiseptik yang digunakan sebagai sarana
mencuci tangan.
2. Bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk dapat mengetahui
teknik mencuci tangan yang baik dan benar.
3. Sebagai masukan bagi instansi kesehatan yang terkait untuk
mengetahui metode cuci tangan yang lebih efektif agar terhindar

dari berbagai penyakit infeksi kuman yang dapat terjangkit melalui


tangan.
4. Sebagai masukan bagi instansi lainnya yaitu pentingnya menjaga
agar tangan selalu dalam keadaan bersih.
5. Bagi peneliti dapat lebih tahu dan mengerti mengenai Triclosan
yang terkandung di dalam sabun sebagai alat cuci tangan.

También podría gustarte