Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
MASYARAKAT
Disusun oleh :
Nama
NIM
: 11.11.5107
Kelompok : D
Dosen
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ini
dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pancasila dari STMIK AMIKOM.
Adapun isisnya adalah tentang peran Pancasila dalam masyarakat yang selama ini
Pancasila telah diabaikan oleh rakyat Indonesia dan hanya dianggap tak lebih dari sebuah
lambang negara saja. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, menyadari
betapa pentingnya peran Pancasila.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu saya mohon maaf dan menharap kritik dan saran yang membangun.
Makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan
dorongannya.
Penulis
ABSTRAK
Pancasila merupakan dasar negara yang didalamnya berisi sila-sila. Dalam pembuatannya
Pancasila lahir melewati beberapa proses perundingan yang akhirnya Pancasila menjadi
dasar negara dengan lima sila. Sila-sila tersebut terkandung makna yang perlu dipahami.
Dengan memahami makna tersebut akan mudah mengamalkan sila-sila tersebut. Namun
saat ini Pancasila belum terpenuhi secara penuh sila-silanya. Pengamalan Pancasila
dilakukan secara sistematis. Jika terpenuhi setiap pengamalan sila-silanya akan tercipta
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kokoh.
sila-sila Pancasila selalu dikumandangkan setiap hari Senin atau pada acara
RUMUSAN MASALAH
Dari pernyataan latar belakang masalah tersebut timbul pertanyaan-pertanyaan
yang akan dibahas, diantaranya adalah :
1. Apa makna dari sila-sila Pancasila ?
2. Bagaimana
wujud
pengamalan
sila-sila
tersebut
dalam
kehidupan
PENDEKATAN HISTORIS
Pancasila berarti lima dasar, merupakan dasar negara Indonesia dan Ideologi
bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila mengandung hukum-hukum tersirat di
dalamnya maka Pancasila juga disebut segagai sumber dari segala sumber hukum. Dalam
perumusannya, Pancaasila tidak terbentuk begitu saja namun melewati berbagai macam
proses.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Moehammad Yamin adalah orang yang pertama
yang megajukan usul tentang lima dasar negara. Dan dilanjut pada tanggal 31 Mei 1945
Prof. Mr. Soepomo mengemukakan lima dasar negara yang berbeda dengan rumusan Mr.
Moh. Yamin. Pada tanggal 1 Juni 1945 pada hari keempat sidang BPUPKI Ir. Soekarno
mengemukakan pendapatnya tentang calon rumusan lima dasar Negara Indonesia dan
dalam pidatonya berisi usul nama Dasar Negara, yakni Pancasila.
Dengan selesainya rapat sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 untuk menampung
rumusan-rumusan
Panitia Semilan disebut Piagam Jakarta (22 Juni 1945) didalamnya terdapat perumusan
Pancasila. Dari perumusan-perumusan Pancasila yang sebelumnya terbentuk Pancasila
yang sila-silanya seperti sekarang. Sila-sila tersebut adalah :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan.
Sila-sila tersebut juga tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dan pada tanggal
18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai Dasar Negara Indonesia.
PEMBAHASAN
bagaimana hak dan kewajiban manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial (warga negara).
3. Persatuan Indonesia
Sila Persatuan Indonesia didalamnya terdapat nilai bahwa negara merupakan
kesatuan dari unsur-unsur negara termasuk manusia-manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial (masayarakat). Karena merupakan kesatuan,
kekokohan suatu negara itu bergantung pada unsur pembentuknya. Bila suatu unsur
negara tidak mendukung maka perkembangan negara akan terhambat. Pecahnya
suatu negara bisa terjadi oleh karena pecahnya persatuan antar masyarakat, seperti
yang terjadi di Korea yang akhirnya pecah menjadi dua negara karena beda paham.
Untuk mengatasi perbedaan tersebut diperlukan adanya persatuan. Satu dalam rasa,
jiwa, tekad, tujuan dalam kehidupan bernegara.
4. Kerakyatan
yang
Dipimpin
Oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Sila ini menitik beratkan pada hakekat rakyat dan permusyawaratan. Rakyat
merupakan sekelompok manusia yang berdiam di suatu wilayah dan besatu dalam
mewujudkan tujuan bersama. Dalam mewujudkan tujuan tersebut perluadanya
pemimpin yang bijak sebagai wakil rakyat dan ditentukan dengan musyawarah.
Dalam permusyawaratan pasti terdapat perbedaan namun perbedaan tersebut bisa
menjadi suatu kelebihan bila dimanfaatkan/diambil dengan kepemimpinan yang
bijak dengan mengutamakan kepentingan rakyat. Dengan demilkian negara
terbentuk dari, oleh, dan untuk rakyat.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan wujud akibat dari
pengamalan keempat sila sebelumnya. Bila semua masyarakat mengamalkan sila
ketuhanan terciptalah manusia yang reigius, dengan sila kemanusiaan terciptalah
manusia yang beradab, dengan sila persatuan terciptalah masyarakat yang bersatu,
dengan sila kerakyatan terciptalah kepemimpinan yang bijak. Semua ini bila
diamalkan dengan baik maka terciptalah keadilan bagi seluruh rakyat. Oleh karena
itu, sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa disebut juga tujuan
bangsa Indonesia.
B. Pengamalan Pancasila
Saat ini masyarakat di negara kita masih belum menyadari betapa pentingnya
Pancasila itu. Ada beberapa yang tidak mengerti sila-sila Pancasila bahkan tidak sedikit
juga yang tidak hafal padahal hanya lima kalimat saja. Ada juga yang mengerti sila-sila
Pancasila tetapi kurang begitu peduli. Padahal itu sangat berpengaruh dala kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, butir-butir Pancasila ditanamkan sejak dini, secara formal
dimulai sejak Sekolah Dasar dengan mengumandangkan Pancasila setiap hari Senin pada
upacara bendera. Itupun belum cukup, tambahannya dalam kegiatan belajar di sekolah
maupun di perkuliahan tetap mempelajari Pancasila atau di sekolah terdapat pada pelajaran
PKn (Pendidikan Kewarganegaraan). Namun apa gunanya bila mempelajari teorinya saja.
Perlu diamalkan setiap butir-butir Pancasila.
Untuk mengamalkan sila-silanya harus dilakukan secara sistematis juga. Dimulai
dari sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Hal yang paling dasar dan wajib yaitu
memeluk agama sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Seperti yang
tercantum pada Pasal 29 ayat 2 UUD 1945. Karena pada dasarnya semua agama itu baik
sama-sama menuju Tuhan yang Esa. Semua agama mengajarkan untuk hidup bersama dan
saling membantu dalam kebaikan. Bila tidak menjalankannya dengan baik akan terjadi
konflik SARA (Suku, Agama, Ras, dan Adat Istiadat) dalam hal ini konflik agama. Seperti
yang terjadi di forum internet yang pernah saya kunjungi, terjadi percekcokan dan saling
ejek yang melibatkan dua agama dengan saling membalas komentar. Hal ini sangat
berbahaya karena internet merupakan hal yang sangat terbuka dapat diakses oleh semua
orang, yang mula-mula konflik dua orang lalu terus betambah. Jika menyebar luas maka
akan terjadi perpecahan dan konflik yang semakin besar. Untuk mencegahnya dipelukan
pengamalan Pancasila yaitu toleransi dalam beragama, beribadah menurut agamanya
masing-masing. Semua orang berhak memeluk agama negara juga memberi kebebasan
memeluk agama seperti pada Pasal 29 ayat 2 UUD 1945.
Dilanjutkan dengan pengamalan sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
dengan saling mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan martabat manusia
sebagai mahkluk Tuhan yang Maha Esa, mengakui persamaan derajat tanpa menbedabedakan, menjunjung tunggi nilai kemanusiaan, mengembangkan
sikap saling
menghormati dan kerjasama. Sebagai contoh bila tidak mengamalkan sila ini dengan baik
yaitu terjadi perselisihan antar kelompok. Perselisihan yang sekarang marak terjadi yaitu
perselisihan antar wilayah yang terjadi di beberapa daerah seperti di Papua karena
perbedaan suku dan adat istiadat.
Pengamalan sila ketiga Persatuan Indonesia pada dasarnya bertumpu pada
kerukunan antar masyarakat. Wujudnya yaitu menempatkan kepentingan persatuan dan
kesatuan diatas kepentingan pribadi, menyatukan rasa, tekad dan tujuan demi kepentingan
bersama, memelihara perdamaian. Namun dalam prakteknya pengamalan sila ini dalam
masyarakat masih kurang. Salah satu contohnya yaitu seperti yang terjadi dalam
pertandingan sepak bola. Rasa persatuan dan sportifitas sangat kurang. Jika tim yang
didukungnya kalah maka mereka tidak terima akhirnya berselisih dengan pendukung tim
lawan hingga merusak fasilitas umum milik warga setempat. Hal yang seperti ini perlu
ditinggalkan. Dengan rasa persatuan yang tinggi akan tercipta masyarakat yang cinta
perdamaian, saling bahu-membahu dalam kepentingan bersama.
Dalam pengamalan sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan isinya tentang bagaimana cara
menentukan keputusan dengan musyawarah. Suatu keputusan jika tidak dilakukan dengan
musyawarah nantinya masyarakat akan menyangka bahwa keputusan tersebut dibuat untuk
kepentingan pribadi atau kelompoknya saja. Namun yang sekarang ini pengamalan sila ini
jelas sekali kurang. Sebagai contohnya dalam sidang DPR kaitanya dengan musyawarah,
DPR sebagai para wakil rakyat malah jelas sekali tidak mengamalkan sila ini sehingga
sidang berakhir ricuh. Hal yang diapat dari sidang tersebut hanyalah nol. Akhirnya terjadi
demo yang dilakkukan masyarakat, bahkan sampai anarkis. Oleh karena itu perlu adanya
pengamalan sila keempat untuk semua masyarakat, yang dapat berupa tidak memaksakan
kehendak, mengutamakan musyawarah untuk kepentingan bersama daripada pribadi atau
golongan, memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dapat dipercaya untuk
melaksanakan
permusyawaratan
keputusan
yang
diambil
harus
dapat
dipertanggungjawabkan.
Pengamalan sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia ini dapat
diwujudkan dengan mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap
kekeluargaan, mengembangkan sikap adil tehadap sesama, menjaga keseimbangan antara
hak dan kewajiban, menghormati hak orang lain, suka memberi pertolongan kepada orang
lain, menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama, melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial. Dalam prakteknya saat ini pengamalan sila ini masih kurang. Masih
terjadi kesenjangan sosial yang sangat jauh antara orang mampu dengan orang yang
kurang mampu. Sehingga banyak terjadi kasus kriminal yang berlatar belakang ekonomi
dan masih banyak hal lain yang terjadi.
Dengan mengamalkan sila-sila tersebut bukan tidak mungkin bangsa Indonesia
yang terdiri dari bermacam-macam agama, suku, dan kebudayaan akan menjadi bangsa
yang kuat. Sebagai contoh di suatu kompleks di desa Sitiadi warganya terdiri dari
bermacam-macam agama ada yang Isam, Kristen, Budha dan Hindu. Di tempat tersebut
juga dibangun tempat peribadatan masing-masing agama. Mereka juga merayakan hari
raya mereka masing-masing tanpa mengusik satu sama lain. Saat bulan puasa mereka yang
beragama non-muslim menghormati dengan tidak memakan atau minum di tempat
umum/terbuka. Walaupun berbeda mereka tetap menjalin persatuan dan saling gotong
royong, seperti kerja bakti, suka menolong. Bahkan dari dulu belum pernah terdengar
adanya perselisihan diantara mereka. Hal yang seperti ini yang mungkin terjadi juga pada
bangsa Indonesia bila mengamalkan kelima sila tersebut.
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara dan juga jiwa bangsa Indonesia yang perlu
ditumbuhkembangkan sejak dini. Pancasila terkandung sila-sila yang mulia didalamnya.
Namun kesadaran untuk mengamalkannya masih kurang. Masyarakat saat ini mudah
diprovokasi. Sehingga bangsa Indonesia mudah terpecah-belah. Dengan adanya Pancasila
sebagai lem perekatnya hal-hal tersebut dapat dihindarkan.
B. Saran
Dari persoalan diatas kita seharusnya dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan
dasar negara dan jiwa bangsa Indonesia. Seharusnya kita menjunjung tinggi Pancasila dan
mengamalkannya. Mengamalkan Pancasila dilakukan oleh semua warga, tidak hanya
masyarakat saja namun pemerintah juga.
REFRENSI
Thaib, Dahlan.1994.Pancsila: Yuridis Ketatanegaraan.Yogyakarta: AMP YKPN
Moedjanto, G. 1989. Pancasila: Buku Panduan Mahasiswa.Jakarta: Gramedia.
http://id.wikipedia.org.com