Está en la página 1de 11

SATUAN PROSES I

PEMBUATAN KRISTAL CuSO4.5H2O


LAPORAN
Oleh
Kelompok 7
Rahmi Pujiyati Putri

111411025

Rizky Sukmariyansyah

111411026

Teguh Taufiqurohim

111411027

Kelas 1A
Dosen Pembimbing

: Riniati, Msi

Tanggal Praktikum

: 05 April 2012

Tanggal Penyerahan Laporan : 13 April 2012

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012
PEMBUATAN KRISTAL CuSO4.5H2O

A. TUJUAN
1.
2.
3.
4.

Menjelaskan proses pembuatan kristal CuSO4.5H2O


Membuat dan mengenal sifat kristal tembaga (II) sulfat
Menghitung rendemen kristal yang dihasilkan
Menganalisis produk kristal dengan menentukan titik leleh.

B. LANDASAN TEORI
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan diliat.
Tembaga melebur pada 10380C. Karena potensial elektroda standar positif, (+0,34 Volt
untuk pasangan Cu / Cu2+), ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer
meskipun dengan adanya oksigen ia larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pakatnya (8M)
dengan mudah melarutkan tembaga :
3Cu + 8HNO3

3Cu2+ + 6NO- + 2NO + 4H2O

Asam sulfat pekat panas juga melarutkan tembaga :


Cu + 2H2SO4

Cu2+ + SO42- + SO2 + 2H2O

Tembaga mudah pula larut dalam air raja :


3Cu + 6HCl + 2HNO3
3Cu2+ + 6Cl- + 2NO + 4H2O
Ada dua deret senyawa tembaga, senyawa senyawa tembaga (I) diturunkan dari
tembaga (I) oksida Cu2O yang merah, dan mengandung ion tembaga (I), Cu +, senyawa
senyawa ini tidak berwarna, kebanyakan garam tembaga (I) tak larut dalam air, mudah
dioksidasi menjadi senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida,
CuO, hitam. Garam garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk
hidrat, padat, maupun dalam larutan air, warna ini benar benar khas hanya untuk ion
kompleks tetrakuokuprat (II), yaitu warna ion tembaga (II) dalam larutan air. Garam
garam tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO 4, berwarna putih
atau sedikit kuning. Dalam larutan air selalu terdapat ion kompleks tetraakuo dalam
praktek hanya ion tembaga (II) yang penting.
Dalam suatu Sistem Periodik Unsur (SPU), tembaga (Cu) termasuk ke dalam
golongan 11. Tembaga, perak dan emas disebut logam koin karena dipakai sejak lama
sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak
reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam berdaya
hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam
yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO 3 sehingga tembaga larut
Pembuatan CuSO4.5H2O | 1

dalam HNO3. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya, yaitu kehilangan empat
molekul airnya pada 110 C dan kelima-lima molekul air pada 150 C. Pada 650 C,
tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2)
dan oksigen (O2) .
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif.
Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini
bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada
keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu +) cukup
banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya
harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+. Disproporsionasi akan menajdi
sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut
atau ion kompleks mantap), Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap.
Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri diantaranya
untuk mebuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya.
Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan
pengawet kayu. Bentuk anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah
kelumit. Tembaga sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru.
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O triklini.
Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke lima pada 1500C
membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan
tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H 2SO4 encer, larutannya
dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada
skala industri, senyawa ini dibuat dengan memompa udara melalui campuran tembaga
panas dengan H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi
oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari
oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima
terikat oleh ikatan hidrogen.
Salah satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang
bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO 3 sehingga tembaga larut dalam
HNO3.

Pembuatan CuSO4.5H2O | 2

3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3-(aq) 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4H2O

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :
Hot Plate
Kertas Saring
Batang pengaduk (1 buah)
Gelas kimia 250 ml (1 buah)
Gelas kimia 100 ml ( 1 buah )
Gelas ukur 50 ml (1 buah)
Corong (1 buah)
Gelas Arloji (1 buah)
Pipet ukur (1 buah)
Neraca analitik
Gunting

Bahan :
Larutan HNO3 pekat
Larutan H2SO4 pekat
Logam Cu
Aquadest

D. CARA KERJA
Memasukkan 50 mL akuades ke dalam gelas kimia panaskan di hotplate, 10 mL
H2SO4, 10 gr Cu. Tunggu sekitar 1 menit agar terbentuk Cu2+ terlebih dahulu.
Menambahkan 15 mL HNO3 pekat ke dalam larutan. Kemudian mengaduk larut
hingga tidak ada lagi uap coklat.
Menyaring larutan ketika masih panas. Kemudian menyimpan filtratnya Hhingga
terbentuk Kristal CuSO4.5H2O
Mencuci Kristal dg sedikit akuades. Kemudian menyaring Kristal CuSO4.5H2O
untuk dikeringkan di oven.
Setelah Kristal kering, melakukan penimbangan agar diketahui massa Kristal
CuSO4.5H2O yang terbentuk.
Melakukan analisis titik leleh terhadap Kristal CuSO4.5H2O.

DIAGRAM ALIR PEMBUATAN KRISTAL CuSO4.5H2O


Pembuatan CuSO4.5H2O | 3

Pelarutan dan Pengadukan

Larutan HNO3

Pelarutan Cu
Penyaringan

Residu

Filtrat

Pendinginan

Pembentukan kristal

penyaringann

Pengovenan

Penimbangan

Berat kristal/tawas

Analisis titik leleh

E. DATA PENGAMATAN
Massa Cu

= 10 gram

Massa Cu Kristal

= gram

BM CuSO4.5H2O

= 249,55 gram/mol

BA Cu

= 63,55 gram/mol

Mol CuSO4.5H2O = mol Cu

= 0,157 mol
Pembuatan CuSO4.5H2O | 4

Massa CuSO4.5H2O teoritis

= 39,179 gram

Reaksi :
Cu + SO42- + 5H2O

CuSO4.5H2O

Berat kertas saring

= 1,02 gram

Titik leleh

= 138,5oC

F. PENGOLAHAN DATA
Reaksi : Cu2+ + SO42- + 5H2O CuSO4.5H2O
Massa CuSO4.5H2O teori
mol CuSO4.5H2O = mol Cu

10 gr
63,5

= 0,157 mol
Massa CuSO4.5H2O

= mol CuSO4.5H2O x BMCuSO4.5H2O


= 0,157mol x 249,55 gram/mol
= 39,179 gram

Rendemen

massa praktikum
massateori

22,62
39,179

x 100 %

x 100 %

= 57,74%

G. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil
Prosedur Percobaan
Dimasukkan air ke dalam gelas

Hasil Pengamatan
V = 50 mL

beker
Ditambahkan 10 mL H2SO4 pekat

Larutan bening dan hangat


Pembuatan CuSO4.5H2O | 5

Larutan berwarna bening, dan tembaga tidak


Ditambahkan 10 gram tembaga

larut
Larutan mendidih, warna larutan biru keruh,

Ditambahkan 15 mL HNO3 pekat

dan
terdapat uap berwarna coklat

Dilakukan pengadukan terus


menerus 30 menit

Tembaga melarut
Larutan berwarna biru bening, dan terdapat

Dipanaskan
Disaring larutan
Didiamkan dan ditimbang kristal

uap putih
Filtrat berwarna biru

yang terbentuk

Kristal berwarna biru (m = gram)

2. PEMBAHASAN
Tembaga merupakan suatu logam yang memiliki warna kemerah-merahan.
Unsur ini sangat mudah dibentuk, lunak, dan merupakan konduktor yang bagus untuk
aliran elektron (kedua setelah perak dalam hal ini ). Dalam eksperimen modul ini,
akan dilakukan percobaan pembuatan tembaga (II) sulfat, yang kemudian pada
akhirnya akan terbentuk kristal tembaga (II) sulfat. Prosedur awal yang kita lakukan
adalah memasukkan 50 mL aquades ke dalam gelas kimia, yang selanjutnya
menambahkan 10 mL asam sulfat pekat. Setelah itu dilanjutkan dengan menambahkan
dengan 10 gram tembaga sehingga terbentuk campuran larutan dari ketiga zat
tersebut. Selanjutnya kita menambahkan campuran larutan tersebut dengan 15 mL
asam nitrat pekat. Adapaun tujuan dari Penambahan asam sulfat tersebut agar
terbentuknya garam CuSO4. Persamaan reaksinya yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Cu + H2SO4 CuSO4 + SO2 + 2 H2O
atau
Cu + 2H2SO4 Cu2+ + SO42- + SO2 + 2H2O
Dalam reaksi diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa asam sulfat bersifat
sebagai oksidator. Dimana zat yang dioksidasi adalah logam tembaga. Logam
tembaga mengalami oksidasi yang ditandai dengan naiknya bilangan oksidasi dari 0
menjadi +2. Dengan demikian, asam sulfat mengalami reduksi dimana belerang
mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +6 menjadi +4, baik pada gas SO 2
Pembuatan CuSO4.5H2O | 6

maupun pada ion SO42- atau tembaga (II) sulfat. Sedangkan tujuan dari penambahan
asam nitrat pekat adalah untuk mengaktifkan tembaga agar ia dapat bereaksi dengan
asam sulfat. Dari penambahan asam nitrat pekat ini menyebabkan tembaga melarut
dan larutan menjadi berwarna biru keruh serta terdapat uap berwarna coklat. Uap ini
terbentuk sebagai akibat tembaga yang direaksikan dengan asam nitrat pekat. Karena
pada percobaan ini diperlukan waktu yang tidak sedikit dari reaksi antara tembaga dan
asam nitrat pekat, maka dalam proses ini diperlukan pengadukan sampai seluruh
tembaga larut. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
3Cu + 8HNO3 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4 H2O
3Cu + 8HNO3 3Cu2+ + 6NO3- + 2NO + 4 H2O
Sama halnya dengan penambahan asam sulfat, asam nitrat juga merupakan
oksidator pada reaksi diatas dengan mengoksidasi logam tembaga sehingga tembaga
mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2 sebagaimana pada reaksi
dengan asam sulfat diatas. Karena bersifat oksidator, maka asam nitrat mengalami
penurunan bilangan oksidasi dari +5 menjadi +2 pada senyaawa NO.
Dalam proses penambahan asam nitrat pekat tersebut menyebabkan logam
tembaga melarut dan larutannya menjadi berwarna biru keruh serta terdapat uap
berwarna coklat tua. Uap ini terbentuk sebagai akibat dari tembaga yang direaksikan
dengan asam nitrat pekat. Dalam proses ini kita lakukan pengadukan sedikit lebih
lama, karena kita lakukan pengadukan sampai tembaga bener-benar larut.
Sehingganya pada percobaan ini, kepingan tembaga yang kita pakai harus dipotong
sekecil mungkin.
Prosedur selanjutnya setelah penambahan beberapa senyawa diatas, campuran
dipanaskan dengan tujuan untuk mempercepat proses reaksi. Selain itu, tujuan dari
pemanasan ini adalah untuk memperbesar hasil kali dari ion-ionnya dan memperkecil
harga hasil kali kelarutannya (Ksp), sehingga hal ini dapat membentuk endapan
kristal. Kristal yang terbentuk inilah yang dinamakan tembaga (II) sulfat. Proses
pemanasan ini sendiri kita hentikan ketika gas sudah berwarna coklat muda.
Persamaan reaksi yang secara lengkapnya adalah sebagai berikut:
Cu + 3H2O + H2SO4+2HNO3 CuSO4+5H2O+2NO2

Pembuatan CuSO4.5H2O | 7

Dari proses pemanasan yang dilakukan, terbentuk larutan berwarna biru tua.
Untuk memisahkan antara filtrat dengan endapan (zat pengotor) maka dilakukan
penyaringan. Proses penyaringan sendiri tidak dilakukan ketika larutan pada keadaan
dingin, tetapi pada saat larutan tersebut masih panas. Tujuannya agar pembentukan
kristal yang tidak diharapkan (kristal yang masih mengandung zat pengotor) dapat
terhindar. Dari hasil proses penyaringan, diperoleh larutan berwarna biru tua dengan
endapan (yang mengandung zat pengotor) berwarna biru muda. Setelah itu, filtrat
yang telah disaring didinginkan didalam eksikator untuk mendapatkan kristal dari
tembaga (II) sulfat.
Persamaan reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut:
Cu(NO3)2 + H2SO4 CuSO4 + 2HNO3
CuSO4 + 5H2O CuSO4.5H2O
Setelah didinginkan dan, diperoleh kristal berwarna biru serta bentuknya
sendiri menyerupai jarum. Untuk mendapatkan kristal yang murni, maka dilakukan
proses pencucian dan di larutkan kembali dengan air panas, sehingga kristal larut
kembali. Prosedur selanjutnya didinginkan kembali dalam eksikator selama 5 hari
sehingga nantinya diperoleh zat yang diinginkan yang bebas dari zat pengotor.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Cu2+ +3H2O+H2SO4+2HNO3 CuSO4.5H2O+ 2NO2
Prosedur akhir yaitu kita lakukan penimbangan. Dari hasil penimbangan didapatkan
massa kristal CuSO4.5H2O sebesar 22,62 gram dan dari hasil perhitungan diperoleh
rendemen kristal tersebut sebesar 57,74%. Serta hasil analisis titik leleh terjadi pada
suhu 138,4oC. Hasil anlisis titik leleh kristal CuSO 4.5H2O yang didapat berbeda
dengan literature yaitu 150oC dikarenakan kristal CuSO4.5H2O yang didapat belum di
rekristalisasi jadi masih belum begitu murni.

H. KESIMPULAN
1. CuSO4.5H2O dibuat dengan mereaksikan logam Cu dengan HNO 3 agar tebentuk Cu2+
dan selanjutnya ditambahkan larutan H2SO4.
2. CuSO4.5H2O berbentuk kristal, berwarna biru, dan mudah larut dalam air.
Pembuatan CuSO4.5H2O | 8

3. Dari percobaan yang dilakukan, rendemen pembuatan CuSO4.5H2O adalah 57,74%


4. Dari percobaan yang dilakukan, titik leleh CuSO4.5H2O sebesar 138,4oC.

I. DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Kleinfelter, Wood.1992.Kimia Untuk Universitas.Jilid 2 Edisi Keenam.Erlangga
: Jakarta.
Dickey, R. D.1972.Identification and Correction of Copper Deficiency of Rhododendron
SimsiGeorge Lindley Taber Cuttings.http://www.google.com [ diakses 8 Maret
2012 ]
Petrucci, Ralph H.1987,Alih Bahasa Suminar Ahmadi.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan
Modern, Jilid 3.Jakarta : Penerbit Erlangga
Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro. PT. Kalman Media
Pustaka.Jakarta.Jakarta.
Team teaching praktikum kimia Anorganik. 2010. Modul Praktikum Kimia Anorganik.
Pembuatan CuSO4.5H2O | 9

Gorontalo : UNG

Pembuatan CuSO4.5H2O | 10

También podría gustarte