Está en la página 1de 11

ASKEP PASIEN DENGAN KOLOSTOMI

KONSEP DASAR
2.1 PENGERTIAN
Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan
antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat
bersifat sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD,
1983).
Colostomy adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah
pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991).
2.2 JENIS KOLOSTOMY BERDASARKAN LOKASI
Jenis kolostomi berdasarkan lokasinya;

transversokolostomi merupakan kolostomi di kolon transversum,

sigmoidostomi yaitu kolostomi di sigmoid,

kolostomi desenden yaitu kolostomi di kolon desenden

kolostomi asenden, adalah kolostomi di asenden (Suriadi, 2006)


2.3 JENIS-JENIS KOLOSTOMI LAMA PENGGUNAAN
Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada
beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara
permanen maupun sementara.
Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak
memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan,
perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak
memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi
single barrel ( dengan satu ujung lubang).
Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk
mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti
semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung
lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa
kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya
masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar. Pasien dengan
pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan
dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena
letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak
mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus
selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika
balutan terkontaminasi feses.

Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah
terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen.
Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal
ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan
pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau
konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi.
Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi
kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.
2.4 BERDASARKAN LUBANG KOLOSTOMY DIBAGI MENJADI 3:
1. Single barreled stoma,
Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau ditutup.
2. Double barreled,
Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung kolon yang direksesi dikeluarkan
melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma.Stoma distal hanya
mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.
3. Kolostomi lop-lop,
Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat ditempat
dengan glass rod.Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding
abdomen, lubang dibuat dipermukaan terpajan dari usus dengan menggunakan
pemotong.
2.5 INDIKASI KOLOSTOMI
Indikasi colostomy yang permanent. Pada penyakit usus yang ganas seperti
carsinoma pada usus. Kondisi infeksi tertentu pada colon:

Trauma kolon dan sigmoid

Diversi pada anus malformasi

Diversi pada penyakit Hirschsprung

Diversi untuk kelainan lain pada rekto sigmoid anal kanal


2.6 KOMPLIKASI
a. Prolaps, merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan
kulit.
Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan:

Penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang sampat


loop ilium.

Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan.

Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor peristaltik usus meningkat, fixasi
usus tidak sempurna, mesocolon yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi,
dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum yang
pendek dan tipis.
b. lritasi Kulit
Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar
mengandung enzim pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.
k.
l.
m.
n.
o.

membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan
plaster.
Diare
Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid
biasanya normal.
Stenosis Stoma
Kontraktur lumen terjadi penyempitan dari celahnya yang akan mengganggu pasase
normal feses.
Eviserasi
Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar
melalui celah.
Obstruksi/ penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan,
pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan
kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat
melakukannya sendiri di kamar mandi.
Infeksi
Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab
terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus
menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan
mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
Retraksi stoma/ mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit
dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang
mengalami pengkerutan.
Prolaps pada stoma
Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan
kulit.Stenosis
Penyempitan dari lumen stoma.
Perdarahan stoma
Hernia Paracolostomy
Pendarahan Stoma
lnfeksi luka operasi
Retraksi : karena fixasi yang kurang sempurna
Sepsis dan kematian
Untuk mencegah komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar serta
perawatan pasca bedah yang baik, selain itu pre-operatif yang memadai.

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto polos abdomen 3 posisi

Colon inloop

Colonoscopy

USG abdomen

2.8 PERAWATAN KOLOSTOMY


Pengertian
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong
kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
Tujuan

Menjaga kebersihan pasien

Mencegah terjadinya infeksi

Mencegah iritasi kulit sekitar stoma

Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya


Persiapan pasien

Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll

Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)

Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela,
pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk
menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien
PERSIAPAN ALAT
1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi
empat
2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3. Kapas kering atau tissue
4. pasang sarung tangan bersih
5. Kantong untuk balutan kotor
6. Baju ruangan / celemek
7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
8. Zink salep
9. Perlak dan alasnya
10. Plester dan gunting\
11. Bila perlu obat desinfektan
12. Bengkok
13. Set ganti balut
PROSEDUR KERJA
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
5.
Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan
tangan kiri menekan kulit pasien
7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat /
kapas hangat (air hangat)/ NaCl
10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa
steril
11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai
kebutuhan pasien

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi


Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
Merapikan klien dan lingkungannya
Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
Melepas sarung tangan
Mencuci tangan
Membuat laporan

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN


Sistem Pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang
terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.
1)
2)
3)
4)
5)

6)
a.
b.
c.
d.
e.
7)
8)

SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN


Oris (rongga mulut)
Faring (tekak/tenggorokan)
Esofagus (kerongkongan)
Gaster (lambung)
Intestinum minor
a.
Duodenum (usus 12 jari)
b.
Yeyenum
c.
Ileum
Intestinum Mayor
Seikum
Kolon asendens
Kolon transversum
Kolon desendens
Kolon sigmoid
Rektum
Anus.
Alat-alat Penghasil Getah Cerna

1.Kelenjar Ludah:
a) Kelenjar (glandula) parotis
b) Kelenjar submaksilaris
c) Kelenjar sublingualis
2.Hati
3.Pankreas
4.Kandung empedu
Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang
sekitar 1,5 m yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani. Diameter usus besar
sudah pasti lebih besar dari dari pada usus kecil, yaitu sekitar 6,5 cm, tetapi makin
dekat anus diameternya semakin kecil.
Kolon memiliki berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan dengan proses
akhir isi usus. Fungsi kolon yang penting adalah absorbsi air dan elektrolit , yang
sudah hampir selesai dalam kolon dextra . kolon sigmoid berfungsi sebagai

reservoir yang menampung masa feses yang sudah terdehidrasi hingga


berlangsungnya defekasi.
Usus besar terdiri dari caecum, appendix, kolon ascendens, kolon transversum,
kolon descendens, kolon sigmoideum dan rektum serta anus
Colon transversum panjangnya sekitar 38 cm, berjalan dari flexura coli dextra
sampai flexura coli sinistra. Bagian kanan mempunyai hubungan dengan duodenum
dan pankreas di sebelah dorsal, sedangkan bagian kiri lebih bebas. Flexura coli
sinistra letaknya lebih tinggi daripada yang kanan yaitu pada polus cranialis ren
sinistra, juga lebih tajam sudutnya dan kurang mobile. Flexura coli dextra erat
hubunganya dengan facies visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal) yang
terletak di sebelah ventralnya. Arterialisasi didapat dari cabang cabang arteri
colica media. Arterialisasi colon transversum didapat dari arteri colica media yang
berasal dari arteri mesenterica superior pada 2/3 proksimal ,sedangkan 1/3 distal
dari colon transversum mendapat arterialisasi dari arteri colica sinistra yang
berasal dari arteri mesenterica inferior
Mesokolon transversum adalah duplikatur peritoneum yang memfiksasi colon
transversum sehingga letak alat ini intraperitoneal. Pangkal mesokolon transversa
disebut radix mesokolon transversa, yang berjalan dari flexura coli sinistra sampai
flexura coli dextra. Lapisan cranial mesokolon transversa ini melekat pada
omentum majus dan disebut ligamentum gastro (meso) colica, sedangkan lapisan
caudal melekat pada pankreas dan duodenum, didalamnya berisi pembuluh darah,
limfa dan syaraf. Karena panjang dari mesokolon transversum inilah yang
menyebabkan letak dari colon transversum sangat bervariasi, dan kadangkala
mencapai pelvis.
Colon descendens panjangnya sekitar 25 cm, dimulai dari flexura coli sinistra
sampai fossa iliaca sinistra dimana dimulai colon sigmoideum. Terletak
retroperitoneal karena hanya dinding ventral saja yang diliputi peritoneum,
terletak pada muskulus quadratus lumborum dan erat hubungannya dengan ren
sinistra. Arterialisasi didapat dari cabang-cabang arteri colica sinistra dan cabang
arteri sigmoid yang merupakan cabang dari arteri mesenterica inferior.
Colon
sigmoideum mempunyai
mesosigmoideum
sehingga
letaknya
intraperitoneal, dan terletak didalam fossa iliaca sinistra. Radix mesosigmoid
mempunyai perlekatan yang variabel pada fossa iliaca sinistra. Colon sigmoid
membentuk lipatan-lipatan yang tergantung isinya didalam lumen, bila terisi penuh
dapat memanjang dan masuk ke dalam cavum pelvis melalui aditus pelvis, bila
kosong lebih pendek dan lipatannya ke arah ventral dan ke kanan dan akhirnya ke
dorsal lagi. Colon sigmoid melanjutkan diri kedalam rectum pada dinding
mediodorsal pada aditus pelvis di sebelah depan os sacrum. Arterialisasi didapat
dari cabang- cabang arteri sigmoidae dan arteri haemorrhoidalis superior cabang
arteri mesenterica inferior. Aliran vena yang terpenting adalah adanya anastomosis
antara vena haemorrhoidalis superior dengan vena haemorrhoidalis medius dan
inferior, dari ketiga vena ini yang bermuara kedalam vena porta melalui vena
mesenterica inferior hanya vena haemorrhoidalis superior, sedangkan yang lain
menuju vena iliaca interna. Jadi terdapat hubungan antara vena parietal (vena
iliaca interna) dan vena visceral (vena porta) yang penting bila terjadi

pembendungan pada aliran vena porta misalnya pada penyakit hepar sehingga
mengganggu aliran darah portal. Mesosigmoideum mempunyai radix yang
berbentuk huruf V dan ujungnya letaknya terbalik pada ureter kiri dan
percabangan arteri iliaca communis sinistra menjadi cabang-cabangnya, dan
diantara kaki-kaki huruf V ini terdapat reccessus intersigmoideus.
Vaskularisasi kolon dipelihara oleh cabang-cabang arteri mesenterica superior
dan arteri mesenterica inferior, membentuk marginal arteri seperti periarcaden,
yang memberi cabang-cabang vasa recta pada dinding usus. Yang membentuk
marginal arteri adalah arteri ileocolica, arteri colica dextra, arteri colica media,
arteri colica sinistra dan arteri sigmoidae. Hanya arteri ciloca sinistra dan arteri
sigmoideum yang merupakan cabang dari arteri mesenterica inferior, sedangkan
yang lain dari arteri mesenterica superior. Pada umumnya pembuluh darah berjalan
retroperitoneal kecuali arteri colica media dan arteri sigmoidae yang terdapat
didalam mesocolon transversum dan mesosigmoid. Seringkali arteri colica dextra
membentuk pangkal yang sama dengan arteri colica media atau dengan arteri
ileocolica. Pembuluh darah vena mengikuti pembuluh darah arteri untuk menuju
ke vena mesenterica superior dan arteri mesenterica inferior yang bermuara ke
dalam vena porta. Aliran limfe mengalir menuju ke Lnn. ileocolica, Lnn. colica
dextra, Lnn. colica media, Lnn. colica sinistra dan Lnn. mesenterica inferior.
Kemudian mengikuti pembuluh darah menuju truncus intestinalis.
PATOFISIOLOGI
Klien yang mengalami kelainan pada usus seperti: obstruksi usus, kanker
kolon,kolitis ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan pembedahan yang disebut
dengan kolostomi yaitu lubang dibuat dari segmen kolon ( asecenden, tranversum
dan sigmoid ).Lubang tersebut ada yang bersifat sementara dan
permanen.Kolostomi asenden dan transversum bersifat sementara,sedangkan
kolostomi sigmoid bersifat permanen. Kolostomi yang bersifat sementara akan
dilakukan penutupan.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KOLOSTOMI
1. Pengkajian
a. Keadaan stoma :
Warna stoma (normal warna kemerahan).
Tanda-tanda perdarahan (perdarahan luka operasi).
Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese).
Posisi stoma.
b. Apakah ada perubahan eliminasi tinja :
Konsistensi, bau, warna feces.
Apakah ada konstipasi / diare ?
Apakah feces tertampung dengan baik ?
Apakah pasien/ keluarga dapat mengurus feces sendiri ?
c. Apakah ada gangguan rasa nyeri :
Keluhan nyeri ada/ tidak.

Hal-hal yang menyebabkan nyeri.


Kualitas nyeri.
Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang).
Apakah pasien gelisah atau tidak.
d. Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
Tidur nyenyak/ tidak.
Apakah stoma mengganggu tidur/tidak.
Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur.
Adakah faktor psikologis mempersulit tidur ?
e. Bagaimana konsep diri pasien ?
f. Bagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri, harga diri, ideal diri, gambaran
diri, & peran.
g. Apakah ada gangguan nutrisi :
Bagaimana nafsu makan klien.
BB normal atau tidak.
Bagaimana kebiasaan makan pasien.
Makanan yang menyebabkan diare.
Makanan yang menyebabkan konstipasi.
h. Apakah pasien seorang yang terbuka ?
Maukah pasien mengungkapkan masalahnya.
Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan setelah tahu bagian tubuhnya
diangkat.
Prioritas Perawatan Ditujukan Kepada:

2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

3.

Pengkajian mengenai penyesuaian psikologis.


Pencegahan terhadap komplikasi.
Pemberian dukungan untuk rnerawat anak.
Menyediakan informasi bagi keluarga.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan
Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan pemasangan kolostomi
Gangguan konsep diri/citra diri berhubungan dengan perubahan anatomis
Gangguan istirahat tidur berhubungna dengan luka insisi akibat tindakan
colostomy
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya luka pasca bedah di abdomen
Nutrisi kuarang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak
adekuat

Intervensi keperawatan
DIAGNOSA
TUJUAN/KH
INTERVENSI
1.
Gangguan rasa nyaman TUJUAN:
1.
Kaji keluhan dan derajad
nyeri
berhubungan Diharapkan rasa nyeri
dengan trauma jaringan nyeri
2.
Motivasi
untuk
berkurang/hilang melakukan
tekhnik
2.

RASIONAL
Untuk mengetahui sifat
dan tingkat nyeri sehingga
memudahkan
dalam
memberikan tindakan
Relaksasi dan retraksi

pengaturan
nafas
dan
KH:
mengalihkan perhatian
3.
Skala nyeri
3.
Hindari
sentuhan
0-10
seminimal mungkin untuk
Wajah
mengurangi
rangsangan
4.
tampak rilek
nyeri
4.
Pertahankan puasa
5.
5.
Berikan analgetik sesuai
dengan program medis
Kerusakan
intregitas Tujuan :
1.
kulit
berhubungan dapat
dengan
pemasangan mempertahanka
kolostomi
n integritas kulit
2.
Kriteria hasil :
Iritasi
3.
berkurang
Luka kering .
4.

Jelaskan
pentingnya
1.
merawat luka pada pasien
kolostomi
Observasi luka, catat
karakteristik drainase
Kosongkan irigasi dan
2.
bersihkan
kantong
kolostomi secara ritun
Kolaborasi
pemberian
antibiotik
3.

4.
Gangguan
konsep
diri/citra
diri
berhubungan
dengan
perubahan anatomis

Tujuan :
1.
Catat perilaku menarik
1.
Menyatakan
diri,
peningkatan
penerimaan diri ketergantungan,
sesuai situasi
manipulasi/tidak
terlibat
dalam perawatan
Kriteria hasil : 2.
Berikan kesempatan pada
2.
Menerima
pasien atau orang terdekat
perubahan
untuk memandang atau
kedalam konsep menyentuh stoma, gunakan
diri tanpa harga kesempatan
untuk
diri
yang memberikan tanda positif
negative
tentang
penyembuhan
Menunjukkan penampilan normal dsb.
3.
penerimaan
Tingkatkan pasien bahwa
dengan melihat / penerimaan
memerlukan
menyentuh
waktu, baik secara fisik dan
stoma
dan emosi
berpartisipasi 3.
Berikan
kesempatan
4.
dalam perawatan pasien menerima kolostomi
diri
melalui
partisipasi
Menyatakan
perawatan diri

dapat
mengurangi
rangsangan nyeri
Sentuhan
dapat
meningkatkan rangsangan
nyeri
Unttuk mengistirahatkan
usus
Analgesik
membantu
memblok jaras nyeri
Meningkatkan
pengetahuan
pasien
tentang kondisinya dan
tindakan
yang
akan
dilakukan
Perdarahan
pasca
operasi terjadi selama 48
jam pertama, dimana
infeksi dapat terjadi
Menghilangkan bakteri
dan mengurangi resiko
infeksi
Mengurangi
resiko
infeksi
Dengan masalah pada
penilaian yang dapat
memrlukan evaluasi lebih
lanjut dan terapi lebih
dekat
Menyentuh
stoma
menyakinkan
pasien/keluarga bahwa hal
itu tidak mudah rusak dan
gerakan
pada
stoma
merupakan
peristaltic
yang normal
Ketergantungan
pada
perawatan diri membantu
untuk
memperbaiki
kepercayan
diri
dan
penerimaan situasi
Meningkatkan
rasa
control dan memberikan
pesan pada pasien bahwa
ia
dapat
menangani

perasaan tentang
4.
Jadwalkan
aktivitas masalah
tersebut,
stoma / penyakit perawatan dengan pasien
meningkatkan harga diri
Mulai menerima
situasi
secara
konstruktif
Gangguan istirahat tidur
berhubungna
dengan
luka
insisi
akibat
tindakan colostomy

Tujuan :
1.
Kebutuhan
istirahat
dan
tidur terpenuhi. 2.
Kriteria
Evaluasi :
KIien dapat
tidur tenang (6-8
jam sehari).
3.
Tidak
ada
faktor
lingkungan dan
4.
psikologis yang
mempersulit
tidur.
5.
Klien
kelihatan segar
(tidak
mengantuk).

Jelaskan
perlunya
1.
pengawasan fungsi usus
dalam operasi awal
Berikan system kantong
adekuat,
kosongkan
kantong sebelum tidur, bila
2.
perlu pada jadwal yang
teratur
Biarka pasien mengetahui
bahwa stoma tidak akan
cedera bila tidur
3.
Dukung
kelanjutan
kebiasaan ritual sebelum
tidur
Kolaborasi
berikan
4.
analgesic, sedative saat
tidur

Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
adanya luka pasca bedah
di abdomen

Tujuan :
1.
Diharapkan
pasien
dapat
melaukan
2.
aktivitas sesuai
kondisinya
KH:
3.
Px mampu
mika-miki tanpa
bantuan
4.
Px
dapat
duduk sendiri

Jelaskan
pentingnya
1.
gerakan/aktivitas
bagi
pasien
2.
Bantu dan latih pasien
untuk
melakukan
aktivitas/gerakan
Ubah
posisi
secara
3.
periodic sesuai kondisi
pasien
Motivasi pasien untuk
4.
tetap melakukan latihan

Pasien
lebih
dapat
mentoleransi
gangguan
dari staf bila ia memahami
alas
an/pentingnya
perawatan
Flatus/feses berlebihan
terjadi meski diintervensi,
pengosongan pada jadwal
teratur
meminimalkan
kebocoran
Pasien akan mampu
beristirahat lebih baik bila
merasa aman tentang
kolostomi stomanya
Nyeri
mempengaruhi
kemampuan pasien untuk
jatuh/tetap tidur. Obat
yang tepat waktu dapat
meningkatkan
istirahat/tidur
selama
periode
awal
pasca
operasi. Catat jaras nyeri
pada otak ada dipusat
tidur
dan
dapat
memmpengaruhi pasien
menjadi terbangun
Gerakan
mengurangi
spasme otot akibat bedrest
Meningkatkan
rasa
kepercayaan
dan
meminimal
resiko
dekubitus
Perubahan
posisi
menurunkan
insiden
komplikasi kulit
Meningkatkan
rasa
percaya diri dan untuk
semangat sembuh

Nutrisi kurang dari


kebutuhan berhubungan
dengan asupan nutrisi
tidak adekuat

Tujuan :
1.
Diharapkan
nafsu
makan
2.
pasien
meningkat
KH:
3.
Bebas tanda
malnutrisi
4.
Pola makan
3 kali sehari 5.

Jelaskan
pentingnya
1.
nutrisi pada pasien
Jelaskan makanan yang
dianjurka
dan
yang
2.
dipantangkan
Monitor makanan dalam
3.
porsi sedikit tapi sering
Monitor
makanan4.
makanan yang dikonsumsi
Kolaborasi dengan ahli
gizi
5.

Nutrisi
dapat
mempercepat
penyembuhan luka
Mencegah kondisi yang
buruk pada pasien
Menurunkan
resiko
mual, muntah
Mencegah
timbulnya
keracunan makanan atau
kondisi pasien yang buruk
Membantu
mengkaji
kebutuhan nutrisi pasien
dalam
perubahan
pencernaan dan funngsi
usus

También podría gustarte

  • Rakait PC 1
    Rakait PC 1
    Documento4 páginas
    Rakait PC 1
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Nama Kelompok Trauma
    Nama Kelompok Trauma
    Documento1 página
    Nama Kelompok Trauma
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Bab V
    Bab V
    Documento10 páginas
    Bab V
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento14 páginas
    Bab Iii
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Proker Media
    Proker Media
    Documento1 página
    Proker Media
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Lampiran 1-6
    Lampiran 1-6
    Documento9 páginas
    Lampiran 1-6
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Undangan RAKER
    Undangan RAKER
    Documento1 página
    Undangan RAKER
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Trauma Kepala Dan Spinal
    Trauma Kepala Dan Spinal
    Documento50 páginas
    Trauma Kepala Dan Spinal
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Trauma Assessment
    Trauma Assessment
    Documento26 páginas
    Trauma Assessment
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento32 páginas
    Bab Ii
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Documento2 páginas
    Bab Vi
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento32 páginas
    Bab Ii
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento2 páginas
    Daftar Pustaka
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento14 páginas
    Bab Iii
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • LP Dan LK Infark Miokard (Muhammad Arif H)
    LP Dan LK Infark Miokard (Muhammad Arif H)
    Documento34 páginas
    LP Dan LK Infark Miokard (Muhammad Arif H)
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • LP & LK FRAKTUR FEMUR (M Arif Hidayatullah)
    LP & LK FRAKTUR FEMUR (M Arif Hidayatullah)
    Documento32 páginas
    LP & LK FRAKTUR FEMUR (M Arif Hidayatullah)
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Askep Kep. Anak Kejang Demam
    Askep Kep. Anak Kejang Demam
    Documento16 páginas
    Askep Kep. Anak Kejang Demam
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • BAB I Prilaku Perawat
    BAB I Prilaku Perawat
    Documento7 páginas
    BAB I Prilaku Perawat
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Kejang Demam Pada Anak
    Kejang Demam Pada Anak
    Documento12 páginas
    Kejang Demam Pada Anak
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Bab Ii PKL Buat Rida
    Bab Ii PKL Buat Rida
    Documento84 páginas
    Bab Ii PKL Buat Rida
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Bab I PKL
    Bab I PKL
    Documento4 páginas
    Bab I PKL
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Bab Ii PKL
    Bab Ii PKL
    Documento88 páginas
    Bab Ii PKL
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Mambalan
    Mambalan
    Documento1 página
    Mambalan
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Bab Ii Rida 2
    Bab Ii Rida 2
    Documento28 páginas
    Bab Ii Rida 2
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 2 Hasil Wawancara
    Bab 2 Hasil Wawancara
    Documento23 páginas
    Bab 2 Hasil Wawancara
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Mekar Sari
    Mekar Sari
    Documento1 página
    Mekar Sari
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Surat Undangan MMD 1
    Surat Undangan MMD 1
    Documento3 páginas
    Surat Undangan MMD 1
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Lampiran 1-6
    Lampiran 1-6
    Documento9 páginas
    Lampiran 1-6
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • HB 1
    HB 1
    Documento6 páginas
    HB 1
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones
  • Penimbung
    Penimbung
    Documento1 página
    Penimbung
    Arif Hidayatullah
    Aún no hay calificaciones