Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun Oleh :
WILLI AZHARI
10.12.11.0292
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIDINANTI
PALEMBANG
2015
UNIVERSITAS TRIDINANTI
FAKULTAS EKONOMI
PALEMBANG
Nama
: WILLI AZHARI
Nomor Pokok
: 10.12.11.0292
Program Studi
: AKUNTANSI
Mata kuliah
Judul Skripsi
Pembimbing Skripsi
Tanggal...............................Pembimbing I
Tanggal..............................Pembimbing II
: Kusminaini Armin,SE,MM
NIDN: 0222086301
Mengetahui:
Ketua Jurusan
: WILLI AZHARI
Nomor Pokok
: 10.12.11.0292
Fakultas
: Ekonomi
Jurusan
: Akuntansi
Menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak ada
bagian yang merupakan penjiplakan karya orang lain.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, maka saya
sanggup
menerima
sanksi
berupa
pembatalan
skripsi
dengan
segala
konsekuensinya.
WILLI AZHARI
MOTTO
Kupersembahkan Kepada:
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa karena rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis
Struktur Pengendalian Intern Proses Pembelian Pada PT. WAHIDA INDONESIA
Palembang dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-Nya
yang selalu setia.
Selama masa perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini, penulis
mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Teristimewa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Msy. Mikial, SE.M.Si.,Ak.CA selaku
Pembimbing I dan Ibu Kusminaini Armin,SE,MM selaku Pembimbing II
atas bimbingan, saran, motivasi dan semangat yang sangat membantu bagi penulis
dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kedua Orang Tuaku
Tercinta yang telah mendidik, mengarahkan, memberikan kasih sayang dan
selalu mengiringi setiap langkah dengan doa. Selain itu penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Edizal AE, MS selaku Rektor Universitas Tridinanti
Palembang.
2. Bapak Syaiful Sahri, SE.MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Tridinanti Palembang.
3. Ibu Dra. Sonang PP, MM, Ak. CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang.
4. Ibu Msy. Mikial, SE. M. Si., Ak. CA selaku Pembimbing Akademik.
5. Bapak Yasmid, Ibu Ani Firda, ST, MT, Ibu Zuul Fitriana Umari, Bapak
Hariman Al Faritzie, S.ST, MT dan Bapak Bazar Asmawi, ST selaku
dosen-dosen penguji skripsi yang telah banyak memberikan masukan dan
saran demi perbaikan penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Akuntansi Universitas Tridinanti
Palembang atas dukungannya kepada penulis.
7. Keluarga besar penulis atas doa dan bantuan moral sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh rekan - rekan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Tridinanti
Palembang.
Akhir kata penulis mohon maaf seandainya dalam menuliskan skripsi ini
terdapat kekhilafan dan kesalahan dalam pengeditan, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat kelak dikemudian hari, amin.
Penulis
Willi azhari
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN BEBAS PLAGIAT .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
ABSTRAK ........................................................................................................... xii
ABSTRAK ............................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah. ...................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian. ........................................................................................ 4
1.4.1. Manfaat Praktis.................................................................................... 4
1.4.2. Manfaat Akademis............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritas ............................................................................................... 5
2.1.1. Sistem Informasi Akuntansi ................................................................... 5
2.1.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ......................................... 5
2.1.1.2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ............................................... 7
2.1.2. Pengendalian Intern ............................................................................... 8
2.1.2.1. Pengertian Pengendalian Intern ...................................................... 8
2.1.2.2. Tujuan Pengendalian Intern ............................................................ 9
2.1.2.3. Unsur-unsur Pengendaian ............................................................... 10
2.1.2.4. Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern ..................................... 11
2.1.2.5. Struktur pengendalian Intern .......................................................... 13
2.1.2.6. Keterbatasan pengendalian Intern................................................... 15
2.1.3. Prosedur Pembelian ................................................................................ 17
2.1.3.1. Transaksi Pembelian ....................................................................... 18
2.1.3.2. Dokumen-Dokumen Dalam Prosedur Pembelian ........................... 19
vii
viii
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Unsur Pokok Sistem Pengendalian Intern ........................................ 15
Gambar 2.2. Bagan Prosedur Pembelian............................................................... 23
Gambar 2.3. Proses Keputusan Pembelian Konsumen Model Lima Tahap ........ 27
Gambar 2.4. Kerangka Berfikir............................................................................. 32
Gambar 4.5. Struktur Organisasi ........................................................................... 47
xi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritas
2.1.1. Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Krismiaji (2010:4) sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang
memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat
untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Untuk dapat
menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat keputusan.
other data into information. Kutipan dapat diartikan bahwa sistem informasi
akuntansi adalah kumpulan sumber-sumber daya, seperti manusia, dan peralatan
yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi
informasi.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu dari kegunaan sistem informasi
akuntansi, adalah sebagai berikut :
c. Mendorong efisiensi
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu :
1. Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control)
Merupakan bagian dari sistem pengendalian akuntansi, meliputi strukstur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama
untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi. Pengendalian akuntansi yang baik akan
menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang dipercaya.
2. Pengendalian intern admisnistratif (internal administrative control)
Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen.
2. Sistem
wewenang
dan
prosedur
pencatatan
yang
memberikan
Lingkungan pengendalian
Penaksiran resiko
Aktifitas pengendalian
Informasi dan komunikasi
Pemantauan
11
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu dari unsur (komponen)
pengendalian, adalah sebagai berikut :
12
13
1. Lingkungan pengendalian.
2. Sistem akuntansi.
3. Prosedur pengendalian
Ad. 1. Lingkungan Pengendalian
Ialah menggambarkan efek kolektif dari berbagai faktor pada penetapan,
peningkatan atau penurunan efektifitas prosedur dan kebijakan khusus.
Ad. 2. Sistem Akuntansi
Ialah
terdiri
atas
metode
dan
catatan
yang
ditetapkan
untuk
14
Gambar 2.1
Unsur Pokok Sistem Pengendalian Intern
Organisasi yang
memisahkan
tanggung jawab dan
wewenang secara
tegas
Unsur pokok sistem
pengendalian intern
15
16
Ad. 5. Biaya
Diperlukan mengoperasikan pengendalian intern tidak boleh melebihi
manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Namun
pengukuran biaya dan manfaat sulit dilakukan dengan tepat. Manajemen
harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan
kualitatif dalam mengecaluasi hubungan biaya dan manfaat suatu
pengendalian intern.
2.1.3. Prosedur Pembelian
Prosedur pembelian dalam perusahaan digunakan untuk pengadaan barang
yang diperlukan perusaahaan. Untuk mengatur cara-cara dalam melakukan semua
pembelian barang atau jasa yang dibutuhkan perusahaan diperlukan suatu
prosedur yang dinamakan prosedur pembelian.
Menurut Baridwan, Zaki (2001:67) bagian-bagian yang terkait dalam
prosedur pembelian adalah:
1. Bagian pembelian.
2. Bagian penerimaan barang.
3. Bagian gudang.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu dari prosedur pembelian,
adalah sebagai berikut :
Ad.1. Bagian pembelian
Bagian pembelian berfunsi untuk melaksanakan pembelian barang-barang
dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan, antara lain mesin, alat-alat dan
sukuk cadang, bahan baku dan bahan pembantu. Suplies kantor dan barang
lainnya. Bagian pemelian ini berfungsi untuk memperoleh informasi
17
gudang berfungsi
untuk
perusahaan. Barang yang diterima dari pabrik perusahaan dan barang yang
diterima dari pembelian juga diserahkan kepada bagian gudang untuk
disimpan, disusun dan dicatat dalam kartu gudang atau kartu barang. Bagian
gudang ini juga bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan
pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang.
18
19
20
formulir
yang dibuat
oleh
bagian
penerimaan
untuk
21
22
Gambar 2.2
Bagan Alur Prosedur Pembelian
Dari pemasok
2
faktur
7
Surat permintaan
pembelian
Membuat
surat order
pembeli
Memeriksa
faktur
Membuat
surat
penawaran
harga
Surat permintaan
penawaran harga
Surat penawaran
harga
Laporan 1
penerimaan
barang
Mencatat tgl
penerimaan
pd SOS pd
lembar 6
dan 7
PH
SPH
SPP
7
Dikirim
kepemasok
6
8
Diterima
dari
pemasok
faktur
4
3
2
Membuat
perbanding
an harga
Surat order 1
pembelian
dikirim
kepemasok
Perbandingan
harga
T
T
23
24
dalam surat order pembelian. Pemisahan kedua fungsi ini akan mengurangi risiko
diterimanya barang yang:
1. Tidak dipesan oleh perusahaan.
2. Jenis, Spesifikasi, Kuantitas, dan mutu barangnya tidak sesuai dengan
yang dipesan oleh perusahaan.
3. Tidak sesuai saatnya dengan waktu yang ditentukan dalam surat order
pembelian.
Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi. Salah satu unsur
pokok sistem pengendalian intern mengharuskan pemisahan fungsi operasi, fungsi
pemyimpanan, dan fungsi akuntansi. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi
akuntansi yang melaksanakan pencatatan utang dan persediaan barang harus
dipisahkan dari fungsi operasi yang melaksanakan transaksi pembelian. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan
keandalan data akuntansi.
Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang. Fungsi
penerimaan merupakan fungsi operasi yang bertanggung jawab atas penerimaan
atau penolakan barang yang diterima dari pemasok. Fungsi penyimpanan
merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas penyimpanan barang yang telah
dinyatakan diterima oleh fungsi penerimaan. Dalam perusahaan yang besar kedua
fungsi tersebut perlu dipisahkan, karena kegiatan penerimaan barang memerlukan
keahlian mengenai barang dan pengetahuan mengenai syarat-syarat pembelian,
dan kegiatan penyimpanan barang memerlukan keahian dalam pengelolaan
penyimpanan barang dan pelayanan pengambilan barang bagi pemakai.
25
26
Gambar 2.3
Proses Keputusan Pembelian Konsumen Model Lima Tahap
Pengenalan masalah
Pencarin informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca
pembelian
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
27
28
29
Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan penulis yaitu:
1. Aldy Ravana 2003 Analisis Sistem Pengendalian Intern Persediaan
Bahan Baku pada PT. Kerang Indah Palembang. Kesimpulan yang dapat
ditarik dari penelitian tersebut adalah belum menggambarkan unsurunsur pengendalian intern yang memadai , masih adanya perangkapan
tugas antara bagian penerimaan dan penyimpanan.
2. Yans Dwi Putri 2011 Evaluasi Sistem Pengendalian Persediaan Obat
untuk pasien Dinas pada RS. Tk. II Dr. Soedjono Magelang. Kesimulan
yang dapat ditarik dari penelitian tersebut adalah aktifitas terhadap
pengawasan pengendalian intern persediaan obat untuk pasien telah
dilaksanakan dengan baik melalui Stockopname yang dilakukan secara
tiap bulannya.
Tabel 2.1.
Penelitian yang Relevan
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Analisis Sistem
Belum
Sama-sama
Peneliti
Pengendalian
menggambarkan
melakukan
sebelumnya
intern
unsur-unsur
penelitian tentang
membahas
Persediaan
pengendalian
pengendalian
tentang sistem
Bahan Baku
intern yang
intern
pengendalian
pada PT.
memadai masih
intern
Kerang Indah
adanya
persediaan
Palembang
perangkapan tugas
bahan baku.
30
(Aldy Ravana
antara bagian
Sedangkan
2003)
penerimaan dan
penelitian ini
penyimpanan.
struktur
pengendalian
intern atas
prosedur
pembelian
Evaluasi Sistem
Aktivitas terhadap
Sama-sama
Peneliti
Pengendalian
pengawasan
melakukan
sebelumnya
penelitian tentang
membahas
Untuk Pasien
intern persediaan
pengendalian
tentang sistem
Dinas pada RS
intern
pengendalian
Tk. II Dr.
telah dilaksanakan
persediaan obat.
Soedjono
dengan baik
Sedangkan
Magelang
melalui
penelitian ini
(Yans Dwi
Stockopname yang
struktur
Purti 2011)
secara periodi
pengendalian
setiap bulannya
intern atas
prosedur
pembelian
31
Gambar 2.4
Kerangka Berfikir
PT. WAHIDA INDONESIA
Lingkungan
Pengendalian
Penaksiran
Resiko
Aktifitas
Pengendalian
Informasi
dan
Komunikasi
Pemantauan
PROSEDUR PEMBELAN
Prosedur
permintaan
pembelian
Prosedur
permintaan
penawaran harga
dan pemilihan
pemasok
Prosedur
order
pembelian
Efisien/Efektif
32
Prosedur
penerimaan
barang
Prosedur
pencatata
n utang
33
BAB III
METODE PENELITIAN
dapat
dikelompokkan
1. Kuesioner
34
3.3.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2014:81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut."
Sampel dalam penelitian ini adalah Struktur pengendalian atas prosedur
pembelian PT. WAHIDA INDONESIA CABANG PALEMBANG.
3.3.3. Sampling
Menurut
John W.
Creswell
(2010:23),
Sampling
adalah
teknik
Definisi Operasional
Struktur
merupakan
pengendalian
suatu
fungsi
Indikator
intern -Lingkungan
dari
pengendalian
-Penaksiran
menjalankan aktifitasnya.
-Aktivitas
resiko
pengendalian
-Informasi
dan
komunikasi
-Pemantauan
Prosedur
Pembelian
pembelian.
-Prosedur
permintaan
penawaran harga dan
36
pemilihan pemasok.
-Prosedur
order
pembelian.
-Prosedur
penerimaan barang.
-Prosedur pencatatan
utang.
-Prosedur distribusi
pembelian.
oleh
peneliti
untuk
mengumpulkan,
memperoleh
dan
38
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. WAHIDA INDONESIA sebagai mitra utama HPA, masuk ke Indonesia
pada tanggal 20 Mei 2000. Selain mendapatkan sertifikasi GMP (Good
Manufacturing Practise), Depering, Dirjen POM dan DEPKES RI yang tercantum
sebagai obat tradisional impor bukan sebagai Food Suplement (makanan
tambahan), Halal Gel Pakistan (sebagai gelatin pembungkus), Sirim ISO juga
mendapat pengesahan dari Pusat Konsultasi Syariah sebagai perusahaan Multi
Level Marketing Syariah (MLMS).
Sejak produk unggulan HPA, yakin Kopi Radix diluncurkan bulan Maret
2008 di Yogyakarta, semangat berwirasuasta di kalangan distributor HPA makin
meninggi. Lonjakan omset sangat terasa terdorong oleh penjual produk minuman
berkhasiat obat ini.
Saat ini jaringan HPA Internasional sudah mendunia. Selain Malaysia dan
Indonesia, HPA membuka jaringan globalnya di Arab Saudi, Uni Emirat Arab
Kuawit, Kanada, Japan, Thailan, Singapura, Brunai Darusalam, Irian, Cina dan
Mesir.
Adapun Visi dan Misi PT. Wahida Indonesia cabang Palembang sebagai
berikut:
Visi:
Menjadi perusahaan yang bermanfaat dan terdepan bagi seluruh masyarakat
Indonesia.
Misi:
Sebagai penggerak terciptanya perekonomian dan potensi umat serta memberikan
kesejahteraan bersama.
Ekspansi bisnis Herba Wahida terus dilakukan ke seluruh penjuru nusantara
dengan tujuan agar produk Herba Wahida tersebut merata di seluruh penjuru
nusantara.
40
lainnya. Secara umum bentuk struktur organisasi, dari segi wewenang, tanggung
jawab, serta hubungan kerja dalam bentuk organisasi yang bersangkutan.
maka tipe-tipe organisasi yang dikenal ada empat tipe yaitu:
Bagan organisasi merupakan diagram fungsi-fungsi dan departemen , atau
jabatan dalam organisasi dan menunjukkan hubungan mereka satu sama lainnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dari organisasi
adalah sebagai berikut:
1. Adanya dua orang atau lebih.
2. Adanya maksud untuk bekerjasama.
3. Adanya pengaturan hubungan.
4. Adanya hubungan yang hendak dicapai.
Secara umum bentuk struktur organisasi, berdasarkan atas tinjauan dari segi
wewenang, tanggung jawab, serta hubungan kerja dalam bentuk organisasi
yang bersangkutan, maka tipe-tipe organisasi yang di kenal ada empat
bentuk, yaitu:
1. Organisasi garis (Line organization)
2. Organisasi garis dan staf (Line and staff organization)
3. Organisasi panitia (Commite organization)
4. Organisasi fungsional (Funcitonal organization)
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu dari tipe-tipe organisasi, adalah
sebagai berikut :
41
dikalangan
praktek.
Organisasi
ini
terpopuler
karena
dalam
hal
ini
pemimpin
langsung
42
43
dan
staf
terdapat
perintah
masing-masing
padahal
wewenangnya berbeda.
3. Organisasi Panitia (Commite Organization)
Organisasi ini hanya berbentuk sementara waktu saja dalam waktu
terbatas, dalam melaksanakan tugas yang sementara waktu saja. Setelah
itu tugas tersebut selesai maka organisasi itupun di bubarkan.
Kebaikan dari organisasi panitia adalah sebagai berikut:
44
45
46
Gambar 4.5
STRUKTUR ORGANISASI
PT. WAHIDA INDONESIA
PUSAT
KEPALA CABANG
Departemen
administrasi dan
keuangan
Departemen
oprasional dan
stok barang
Departemen
marketing dan
even organizer
Humas resources
and development
(HRD) dan umum
47
b. Departemen Administrasi
1. Melakukan kegiatan administrasi untuk proses pelayanan barang
pesanan.
2. Menginput pesanan barang.
3. Melakukan kegiatan administrasi untuk proses pelayanan pendaftaran
kemitraan.
4. Menginput pendaftaran.
5. Mendistribusikan kartu.
6. Berkoordinasi dengan again gudang untuk pesanan yang telah selesai
proses administrasi.
7. Mencatat, membukukan pesanan.
8. Membuat laporan bulanan pesanan.
9. Melakukan koordinasi dengan kantor pusat.
10. Melakukan komunikasi dengan leader apabila ada kesulitan dalam teknis
pekerjaan.
11. Menerima dan membukukan setoran dari mitrasalur.
12. Memberikan persetujuan terhadap pesanan barang yang akan diproses
dalam hal keuangan.
13. Melakukan kegiatan pengeluaran uang setelah disetujuin pemimpin
14. Memberikan usulan untuk pengembangan sumber keuangan perusahaan.
15. Membuat laporan keuangan.
48
barang
masuk
dan
membukukan
serta
membuat
pencatatannya.
2. Memberikan informasi mengenai barang yang habis tejual, barang yang
belum terjual, barang yang kosong dan hal-hal berkaitan dengan barang
yang menjadi catatan.
3. Menyiapkan pesanan barang dan bertanggung jawab terhadap keakuratan
jumlah barang sesuai pesanan.
4. Mengepak barang.
5. Melakukan koordinasi dengan bagian ekspedisi untuk barang-barang
yang sudah siap kirim.
6. Mencatat rangkaian kegiatan peyiapan sampai dengan pengiriman barang
untuk kepentingan data sebagai fungsi kontrol.
7. Menciptakan sistem kerja yang sesuai untuk bagian gudang.
8. Melakukan komunikasi dengan leader apabila kesulitan dalam teknis
pekerjaan
9. Melakukan seluruh pekerjaan dengan bertanggung jawab dan sistematis.
d. Departemen Marketing
1. Dokumentasi data mitrasalur.
2. Membuat dan mengusulkan perencanaan dan pengembangan mitrasalur
3. Sistem informasi: syarat-syarat yang harus di lengkapi, alamat mitrasalur,
produk baru.
49
50
51
52
1. Pengadaan barang
Dalam siklus pembelian bahan, bagian ini berfungsi menentukan
pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang lalu mengeluarkan surat
pesanan dan melakukan pemeriksaan terhadap jenis, kualitas, kuantitas
barang yang diterima dari pemasok untuk menentukan dapat atau
tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.
2. Pengorderan barang
Dalam bagian ini, bagian pembelian akan membuat surat pesanan kepada
pemasok yang telah ditunjuk atau dipilih untuk mamasok barang yang
diperlukan oleh bagian yang memerlukan barang.
3. Penerimaan barang
Bagian penerimaan barang harus menerima barang yang dikirim oleh
pemasok sesuai dengan surat pemasok yang telah dibuat oleh bagian
pembelian.
4. Penyimpanan barang
Bagian gudang harus menerima barang yang telah dipesan dan menyusun
kedalam gudang serta membuat kartu stok barang untuk keperluan
administrasi.
53
54
PALEMBANG,
dalam
prosedur
penerimaan
karyawan
sehingga
karyawan
kurang
memahami
bidangnya
dan
55
pengendalian
dokumen-dokumen
juga
teah
memadai
dengan
56
57
58
pembelian dapat terjamin dan terlaksana denga baik. Dalam prosedur pembelian
ini tugas-tugas karyawan harus dibagi sedemikian rupa sehingga tidak boleh
seorangpun petugas pun mengerjakan sendiri semua tahap transaksi secara
lengkap dari awal sampai akhir. Untuk menghasilkan suatu prosedur yang baik,
maka pada fungsi pemblian harus melibatkan beberapa bagian, yaitu bagian yang
meminta barang, bagian gudang, bagian penerimaan barang, bagian pembelian
dan bagian pembukuan.
Didalam prosedur pembelian harus terdapat struktur pengendalian yang baik
dan dapat mengendalikan pelaksanaannya, mengukur dan menilaai lalu
memberikan saran-saran perbaikan dan komentar yang diperlukan manajemen,
khususnya untuk menilai sejauh mana sistem pengendalian terhadap objek yang
diperiksa, penulis mencoba mengadakan penelitian terhadap prosedur pembelian
pada PT. WAHIDA INDONESIA CABANG PALEMBANG. Untuk mengetahui
apakah pelaksanaan prosedur pembelian barang tersebut sudah efektif atau belum.
Apabila terdapat kekeliruan dapat terdeteksi dengan cepat dan meminimalkan
kekeliruan tersebut.
Dari prosedur pembelian diatas pada PT. WAHIDA INDONESIA
CABANG PALEMBANG diketahui sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Hal
ini dibuktikan dengan adanya dokumen-dokumen pendukung seperti:
1. surat permintaan barang.
2. surat pemesanan barang.
3. laporan penerimaan barang.
59
setiap
karyawan
yang
menjalankan
tugasnya
dengan
60
61
oleh
perusahaan,
mengkomunikasikan
bagian
jenis-jenis
struktur
masing-masing
organisasi
unit
dapat
ini
juga
menalankan
62
kepala unit dan terus ke karyawan yang ada di bawahnya. Model struktur
organisasi ini yaitu pemimpin atau kepala bagian yang masing-masing
berdiri sendiri dan melakukan pengawasan terhadap unit-unit yang berada
dibawahnya.
Hal ini menunjukan bahwa pada PT. WAHIDA INDOSESIA telah
menerapkan struktur organisasi yang memisahkan tugas dan fungsinya
masing-masing, akan tetapi dalam struktur organisasi pada PT. WAHIDA
INDOSESIA terjadi perangkapan fungsi yang dilakukan oleh fungsi
keuangan yang merangkap sebagai fungsi pembelian. Hal ini dapat
menyebabkan terlalu beratnya tugas yang dijalankan fungsi keuangan.
Untuk itu penulis berpendapat bahwa struktur organisasi yang diterapkan
oleh PT. WAHIDA INDOSESIA belum memadai.
e. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
Pemberian wewenang dan tanggung jawab pada suatu perusahaan secara
tertlis dilakukan oleh manajemen dengan cara memberikan struktur
organisasi dan pembagian tugas, manajemen memberikan informasi
mengenai pelimpahan tugas dan wewenang melalui cara yang formal atau
dengan membuat surat pernyataan atau surat keputusan mengenai
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.
Pada PT. WAHIDA INDOSESIA melakukan pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab tang tidak semestinya karena fungsi keuangan juga dibebani
tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pembelian,
pelimpahan wewenang secara tidak tegas ini dapat menyulitkan manajemen
63
bahan
bukti
dibandingkan
jika
manajemen
tidak
dapat
64
4.2.2.3.aktifitas pengendalian
Aktifitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa tindakan yang perlu telah diambil untuk mengatasi
resiko dalam entitas itu. Ada banyak potensi aktifitas pengendalian
demikian entitas apapun, termasuk pengendalian manual dan otomatis.
a. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas kepada orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi
transaksi, pencatatan transaksi dan menyelenggarakan penyimpangan
aktiva. Hal ini digunakan untuk mengurangi kesempatan bagi sesorang
untuk melakukan kecurangan dan sekaligus menyembunyikan kekeliruan
dan ketidak beresan dalam manjalankan tugasnya secara normal.
b. Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas
1. Pada tiap bulannya, bagian marketing mengotorisasi bukti alokasi
permintaan pembelian obat-obatan, bahwa obat-obatan yang diajukan
merupakan unit yang benar-benar dibutuhkan oleh perusahaan.
2. Setelah alokasi permintaan pembelian obat-obatan telah disetujui oleh
manager marketing dan direktur utama, maka giro pembayaran dibuka
yang ditunjukkan kepada PT. WAHIDA INDOSESIA.
3. Proses pembayaran faktur yang diterbitkan oleh pihak pembelian
diotorisasikan oleh bagian accounting and finance.
c. Dokumen dan catatan yang memadai
1. Bukti from alokasi permintaan obat yang dibuat oleh bagian
marketing.
65
66
4.2.2.5. Pemantauan
Pada PT. WAHIDA INDOSESIA belum ada bagian khusus sebagai
penganti dewan komisaris atau komite audit yang bertygas untuk
mengawasi setiap kinerja manajemen dan proses pelaporan keuangan.
Dengan tidak adanya pemantauan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pihak yang berwewenng akan membuka peluang terjadinya penyimpangan
baik berupa kekeliruan dan ketidak beresan, sehingga efektifitas rencangan
dan operasi perusahaan masih diragukan untuk dapat menjamin bahw
pengendalian intern sudah cukup memadai untuk menjamin keakuratan
data-data berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Berdasarkan hasil
tersebut, penulis berpendapat bahwa permintaan yang dilakukan perusahaan
untuk mewujudkan pengendalian intern belum memadai, seharusnya PT.
WAHIDA INDOSESIA memiliki bagian khusus sebagai pengganti dewan
komisaris atau komite audit untuk mengawasi kinerja manajemen dan
laporan keuangan yang dilakukan secara rutin dan kontinyu atau terus
menerus.
67
68
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
unsur-unsur
pengendalian
intern
berdasarkan
pelaksanaan
dan
tetapi
dapat
diusulkan
kemudian
hari.
hal
ini
dapat
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran
kepada perusahaan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah:
1. Sebaiknya dokumen-dokumen yang di gunakan di dalam sistem pembelian
diotorisasi oleh orang yang memiliki wewenang terhadap suatu prosedur
transaksi pembelian dan untuk dokumen order pembelian sebaiknya
diotorisasi oleh kepala seksi pembelian, dokumen surat penyediaan
pembiayaan harus diotorisasi oleh kepala bagian perancangan dan
pengawasan dan dokumen laporan penerimaan barang seharusnya
diotorisasi oleh kepala seksi penerimaan.
2. Sebaiknya perusahaan membentuk seksi-seksi penerimaan barang yang
independen dimana seksi penerimaan barang ini harus terpisah dari fungsi
pembelian , fungsi gudang dan fungsi akuntansi. Hal ini di maksudkan
untuk menekan semaksimal mugkin penyelewengan yang akan terjadi di
dalam operasional perusahaan.
3. Sebaiknya diadakan review kinerja pada perusahaan agar bisa mengetahui
jika terjadi penyimpangan-penyimpangan atas pembelian, serta setiap
fungsi harus bekerja sesuai tanggung jawab masing-masing. Dan
sebaiknya perusahaan juga membuat surat permintaan penawaran harga
agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan perusahaan, seperti
kesalahan-kesalahan dalam penyampaian pembelian.
69
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, 2008, Pemeriksaan Manajemen Internal Audit, Indeks: Jakarta
Baridwan, Zaki 2001, Sistem Akuntansi (Penyusunan Prosedur dan Metode)
Penerbit YKPN, Yogyakarta
Bodnar, George H. & Hopwood, 2010, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba
Empat : Jakarta
Creswell, JohnW. 2010, Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan Mixed, Pustaka
Pelajar : Jakarta
Gelinass, Ulric & Dull, Richard, 2010,
Gramedia : Jakarta
Hall, James A, 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kelima, Salemba Empat
: Jakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat
Kotler, Keller, 2007, Manajemen Pemsaran, edisi keduabelas. Repository
Krismiaji, 2010, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi, 2001, Auditing, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat, Dan Rekayasa, Edisi
Pertama. Jakarta: PT. Salemba Empat.
Mulyadi, 2002, Auditing, Salemba empat. Jakarta
Mulyadi, 2010. Sistem Akuntansi, Salamba Empat. Jakarta
Mulyadi, 2014, Sistem Akuntansi, Cetakan Kelima, Salemba Empat : Jakarta
Rama, Dasaratha V & Jones, Frederick L, 2011, Sistem Informasi Akuntansi,
Jilid Kedua, Salemba Empat : Jakarta
Romney, Marshall B & Steinbert, Paul John, 2006, Sistem Informasi Akuntansi,
Edisi Sembilan, Salemba Empat : Jakarta
Siregar, Sofyan, 2010, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Husada
70
71