Está en la página 1de 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul Program Audit.
Makalah ini berisikan tentang informasi-informasi yang berisikan tentang Kapan sebaiknya
menyiapkan Program Audit, Apa saja tanggung jawab audit, Ruang lingkup audit, mendefinisikan
ekonomis, tujuan dan prosedur, menyiapkan program audit, dan pedoman penyiapan program
audit.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi pengetahuan kepada teman-teman semua
dan masyarakat lainnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita.

Daftar isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Prosedur Audit
II.1.1 PROSEDUR AUDIT ATAS PIUTANG
II.1.3 PROSEDUR AUDIT YANG BISA DILAKUKAN OLEH AUDITOR
II. 2 PROGRAM AUDIT
II.2.1 DETAIL ADMINISTRATIF SEPERTI PERENCANAAN DAN PELAPORAN
II.2.2 MENYIAPKAN PROGRAM AUDIT
II.2.3 HUBUNGAN PROGRAM DENGAN LAPORAN AUDIT AKHIR
II.2.4 MEKANISME PROGRAM
II.2.5 KRITERIA-KRITERIA PROGRAM AUDIT
BAB III PENUTUP

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independen dapat
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu kesatuan
ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari
keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan suatu
audit atau pemeriksaan, selalu diperlukan keterangan dalam bentuk yang dapat dibuktikan dan
standar-standar atau kriteria yang dapat dipakai oleh auditor sebagai pegangan untuk
mengevaluasi keterangan tersebut.
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, proses, atau
produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut
auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan
atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

BAB II
PROSEDUR DAN PROGRAM AUDIT PIUTANG
Pembahasa

II.1 PROSEDUR AUDIT


Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan
dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pembahasan berikut ini akan
berfokus pada review beberapa jenis prosedur yang digunakan oleh para auditor, prosedur ini
dapat digunakan untuk mendukung pendekatan audit top-down maupun pendekatan auditor
bottom-up. Auditor akan mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini akan digunakan
ketika merencanakan audit dan mengembangkan program audit. Diberikan contoh-contoh yang
sangat luas tetang bagaimana setiap prosedur audit ini digunakan oleh para auditor dalam konteks
mengaudit siklus transaksi spesifik san saldo akun terkait.
II.1.1 Jenis Jenis Prosedur Audit
Prosedur Analitis
Terdiri dari kegiatan yang mempelajari dan membandingkan data yang memiliki
hubungan.Prosedur analitis mengahsilkan bukti analitis.
Menginspeksi
Meliputi kegiatan pemeriksaan secara teliti atau pemeriksaan secara mendalam atas dokumen
catatan atau pemeriksaan fisik atas sumber-sumber berwujud. Dengan cara ini auditor dapat
membuktikan keaslian suatu dokumen.
Mengkonfirmasi
Adalah suatu bentuk pengajuan pertanyaan yang memungkinkan auditor untuk mendapatkan
informasi langsung dari sumber independent dari luar perusahaan.
Mengajukan pertanyaan
Hal ini bisa dilakukan secar lesan ataupun tertulis.Pertanyaan bisa dilakukan kepada sumber intern
pada perusahaan klien atau pada pihak luar.
Menghitung
Penerapan prosedur menghitung yang paling umum dilakukan adalah
1.melakukan perrekomendasi
sik atas barang-barang berwujud
2.menghitung dokumen bernomor tercetak
Tindaka yang pertama dimaksudkan untuk mengevaluasi bukti fisik dari jumlah yang ada di
tangan sedangkan yang kedua merupakan cara untuk mengevaluasi bukti dokumen khususnya
yang berkaitan dengan kelengkapan catatan akuntansi.
Menelusur
Yang biasa dilakukan adalah :
1. memilih dokumen yang di buat pada saat transaksi terjadi
2. menentukan bahwa dokumen pada transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat dalam catatan
akuntansi.
Mencocokkan ke dokumen

Kegiatannya meliputi :
1. memilih ayat jurnal tertentu dalam catatan akuntansi
2. mendapatkan dan menginspeksi dokumen tanyg menjadi dasar pembuatan ayat jurnal tersebut
untuk menentukan validasi dan ketelitian transaksi yang dicatat.
Mengamati
Aktivitas ini merupakan kegiatan rutin dari suatu tipe transaksi.
Melakukan ulang
Auditor juga bisa melakukan ulang beberapa aspek dalam proses transaksi tertentu untuk
memastikan bahwa proses yang telah dilakukan klien sesuai dengan prosedur dan kebijakan
pengendalian yang telah di tetapkan.
Teknik audit berbantu computer
Penggolongan prosedur audit
Prosedur untuk mendapatkan pemahaman
Pengajuan pengendalian
Pengujian subtantif
Terdiri dari
1. prosedur analitis.2. pengujian detil transaksi
3. pengujian detil saldo-saldo
II.1.2 Prosedur Audit Atas Piutang
Menurut Sukrisno Agoes (2004:176), prosedur audit piutang usaha antara lain :
Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan
penerimaan.
Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca.Minta aging shedule dari
piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo
piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collections-nya.
Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke
general ledger.
Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.
Kirimkan konfirmasi piutang:
(1) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat konfirmasi.
(2) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif.
(3) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat konfirmasi.
(4) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari
perbedaannya.
(5) Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi
Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk
periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan
(audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent collectionshanyalah yang
berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa.
Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui
kemungkinan adanya contingent liability.
Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh

klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang 2
(dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barang-barang yang dijual
melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau belum cari tahu
alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam
periode berikutnya.
Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan correspondence file
untuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan.
Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia/SAK
Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
II.1.3 Prosedur Audit Yang Bisa Dilakukan Oleh Auditor
1. Inspeksi Merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen dan kondisi fisik sesuatu.
2. Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu
kegiatan.
3. Permintaan Keterangan (enquiry)
Merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan.
4. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bentukpenyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi
secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.
5. Penelusuran (tracing) Penelusuran terutama dilakukan pada bahan bukti dokumenter. Dimana
dilakukan mulai dari data awal direkamnya dokumen, yang dilanjutkan dengan pelacakan
pengolahan data-data tersebut dalam proses akuntansi.
6. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) merupakan
prosedur audit yang meliputi;
Inspeksi terhadapdokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk
menetukan kewajaran dan kebenarannya.
Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan.
7. Perhitungan (counting) Prosedur audit ini meliputi perhitungan fisik terhadap sumberdaya
berwujud seperti kas atau sediaan tangan, pertangungjawaban semua formulir bernomor urut
tercetak.
8.Scanning Scanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen, cacatan, dan daftar
untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih
mendalam.
9.Pelaksanaan ulang (reperforming) Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang
dilaksanakan oleh klien.
10.Computer-assisted audit techniques Apabila catatan akuntansi dilaksanakan dalam media
elektronik maka auditor perlu menggunaka Conmputer-assisted audit techniques dalam
menggunakan berbagai prosedur audit di atas.

II. 2 PROGRAM AUDIT


Tak ada standar program audit untuk IT ataupun prosedur audit umum yang diterapklan pada
hardware dan software klien, arsitek dan tipologi jaringan, dan juga host lingkungan dan industry
dengan tujuan spesifik.
Program Audit yang kita sajikan di bab ini adalah program audit yang umum, dan untuk detailnya
disesuaikan dengan kebutuhan auditor.
Program Audit yang umum termasuk dalam komponen di bawah ini:
Lingkup Audit
Tujuan Audit
Prosedur Audit
II.2.1 Detail Administratif seperti perencanaan dan pelaporan
Program Audit, yang mana harus didokumentasikan dalam kertas kerja, menyajikan suatu
template for the work to be performed. Setelah audit lengkap, program audit menyajikan
dokumentasi as to who performed individual audit procedures and references pada kertas kerja
dimana hasil masing-masing test dan langkah audit dapat dilihat.
Program Kerja Audit , atau cukup disebut program audit, merupakan rencana dan langkah
kerja yang harus dilakukan/ diikuti oleh auditor dalam melaksanakan tugas audit, yang didasarkan
atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang program/ aktivitas yang
di audit. Ada beberapa manfaat dari penyusunan program kerja audit, antara lain:
Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan yang bisa
dikomunikasikan kepada semua tim audit.
Merupakan landasan yang sistematis dalam memberikan tugas kepada para auditor dan
supervisornya.
Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah
disetujui dan dengan standar serta persyaratan yang telah ditetapkan.Dapat membantu auditor
yang belum berpengalaman dan membiasakan mereka dengan ruang lingkup, tujuan, serta
langkah-langkah kegiatan audit.
Dapat membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah dikerjakan sebelumnya.
Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor.
Program kerja audit disusun untuk setiap tahap audit yang dilakukan. Program kerja audit
pendahuluan mencakup pengumpulan informasi umum tentang objek yang diaudit, cara
pelaksanaan prosedur, serta system operasional yang diterapkan dalam perusahaan tersebut.
Dalam tahap audit ini, auditor harus melakukan pengujian pendahuluan (preliminary test)
atas informasi yang diperoleh untuk mengidentifikasi aktivitas yang masih memerlukan perbaikan.
Identifikasi ini disebut possible audit objective . Hasil identifikasi ini kemudian di analisis untuk
menentukan informasi yang dapat berkembang menjadi tujuan audit sementara (tentative audit
objective). Dari bukti-bukti sasaran sementara ini auditor kemudian menetapkan langkah-langkah
kerja spesifik yang diperlukan untuk tahap audit berikutnya.
Menyiapkan program audit pendahuluan merupakan wilayah yang penting dalam proses

perencanaan dalam rangka menyusun program audit. Program ini merupakan daftar detail dari
langkah analitis yang dilaksanakan selama proses audit. Persiapan dalam hal ini merupakan hal
penting dalam memanajemen waktu untuk audit secara keseluruhan. Produktifitas auditor akan
sangat tergantung pada kemampuan dan pengetahuan auditor individual atas area yang di review.
Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan dalam menyiapkan program audit pendahuluan
adalah daftar pertanyaan yang akan ditanyakan. Contoh program audit yang jelek adalah langkah
dalam menentukan apakah semua order pembelian sudah jelas di tandatangani?. Langkah yang
lebih baik adalah: membuat statistic yang signifikan atas contoh dari order pembelian dan
membandingkan tandatangan dengan daftar tandatangan pemilik otoritas dalam rangka untuk
menentukan apakah semua order pembelian telah pasti ditandatangani oleh yang berhak.
Pada tahap audit pengujian dan review atas pengendalian manajemen, program kerja audit
biasanya memuat langkah-langkah audit yang bertujuan untuk menemukan bagian-bagian yang
mengandung kelemahan pada System Pengendalian Manajemen yang diterapkan objek audit.
Langkah-langkah kerja pada tahap audit ini harus mengarahkan auditor tidak hanya memperoleh
informasi tentang keandalan system pengendalian manajemen tetapi juga memperoleh bukti-bukti
yang diperlukan untuk merumuskan secara tepat tujuan audit sementara menjadi tujuan audit yang
sesungguhnya(definitive audit objective).
Sedangkan program kerja audit untuk tahap audit lanjutan, memuat langkah-langkah rinci
untuk mendapatkan bukti yang cukup, material dan relevan dalam mendukung temuan-temuan
yang menjadi dasar rekomendasi (perbaikan). Program kerja audit pada tahap audit ini, harus
memberikan panduan kepada auditor dalam pengembangan temuan yang dilakukannya.
Setiap program kerja audit biasanya mengandung 4 hal pokok , yaitu:
1. Informasi pendahuluan
Informasi latar belakang mengenai program/ aktivitas yang diaudit yang berguna bagi para auditor
dalam memahami dan melaksanakan program kerja auditnya. Bagian ini harus disajikan seringkas
mungkin.
Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengan tujuan audit , termasuk komentar
auditor sendiri.
2. Pernyataan tujuan audit, menyajikan tentang:
Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan perbaikan yang
diharapkan dapat tercapai.
Cara pendekatan audit yang dipilih
Pola pelaporan yang dikehendaki
3. Instruksi-instruksi khusus
4. Langkah-langkah kerja
Langkah-langkah kerja memuat tentang pengarahan-pengarahan khusus pelaksanaan tugas audit,
sesuai dengan tahap auditnya, yaitu:
1. Audit pendahuluan meliputi:
Pembicaraan pendahuluan dengan objek yang diaudit
Pengumpulan informasi umum, penelaahan peraturan, evaluasi prosedur kerja, dan system
operasional.
Test pendahuluan atas informasi yang diperoleh guna identifikasi tujuan audit sementara.

Pembuatan ikhtisar hasil audit pendahuluan


2. Review dan pengujian pengendalian manajemen.
Pengujian pengendalian manajemen
Pembuatan ikhtisar hasil temuan pengujian pengendalian manajemen.
3. Audit Lanjutan
Pengembangan temuan hasil pengujian pengendalian manajemen.
Penyajian hasil audit lanjutan (daftar temuan)
Pembahasan temuan dengan penanggung jawab audit
Pembahasan hasil audit lanjutan dengan objek audit
Penyusunan rekomendasi
II.2.2 Menyiapkan Program Audit
Latar Belakang informasi
Latar belakang informasi yang diperoleh selama survey pendahuluan akan membantu
mengarahkan cakupan audit yang direncanakan. Setiap operasi yang luas dengan banyak
keterkaitan dan proses dapat menghabiskan waktu audit jika auditor memutuskan untuk
memeriksa setiap aktivitas yang dilakukan. Tetapi program yang efektif dan ekonomis
memfokuskan pada hal-hal yang menarik perhatian.
Disaat yang sama, auditor internal harus menaati tanggung jawab profesional mereka dalam
memutuskan apa yang akan diaudit dan yang tidak. Auditor internal tidak bisa dibebankan
tanggung jawab untuk mencegah kekurangan, pelanggaran, atau kesalahan. Hal ini merupakan
tanggung jawab manajemen. Auditor internal bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalahmasalah yang memungkinkan atau mendorong terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Jika
terjadi kecurangan atau pelanggaran, auditor internal hanya memiliki satu alasan: metode dan
prosedur mereka sudah dilakukan dengan profesional dan telah dipertimbangkan untuk
mengidentifikasi dan mengetahui risiko-risiko perusahaan. Dan inilah salah satu fungsi program
audit internal yang profesional: untuk menunjukkan bahwa program tersebut efektif hanya
menekannkan pada hal-hal yang signifikan; dan untuk memberikan bukti bahwa risiko dan kontrol
yang signifikan telah diidentifikasi dan di evaluasi.
Beberapa contoh akan membantu menjelaskan pendekatan ini dangan lebih jelas disertai uraian
tertulis. Mari kita lihat bagaimana pendekatan analitis untuk tujuan, risiko, kontrol diterapkan ke
fungsi-fungsi pembelian dan pemasaran.
II.2.3 Hubungan Program dengan Laporan Audit Akhir
Langkah-langkah audit bisa jadi sia-sia jika menghasilkan informasi yang tidak akan
dilaporkan.Laporan audit akhir bahkan mulai bisa dipikirkan sejak tahap penyusunan program
audit.beberapa organisasi malah membuat kerangka laporan standar dalam bentuk ringkas untuk
menunjukkan hal-hal yang akan dicakup dalam laporan akhir. Hal ini memberikan disiplin yang
bermanfaat dan semacam arahan saat melakukan penelaahan dan menghilangkan pekerjaan audit
yang tidak perlu.Walaupun tidak ada kerangka yang disiapkan, auditor tetap harus memikirkan
struktur umum laporan dan lingkup audit yang direncanakan. Keekonomisan dan efisiensi juga
hal-hal yang diharapkan dalam audit internal.
Beberapa auditor intenal merasa efisien dan akan sangat membantu bila bagian-bagian dari
laporan audit mereka ditulis sesuai kemajuan audit. Dalam penugasan audit berskala besar, laporan

kemajuan memberikan informasi awal bagi klien dan membuat penyusunan laporan audit akhir
lebih mudah. Dan jika laporan audit tetap dipikirkan saat program ditulis, format program itus
endiri akan membuat kerangka laporan resmi lebih mudah disiapkan.
II.2.4 Mekanisme Program
Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap segmen
audit. Estimasi ini memang merupakan estimasi awal, tetapi membantu penanggung jawab audit
dan supervisor audit mengontrol dan menelaah kemajuan kerja. Estimasi juga membantu
menentukan berapa staf yang harus ditugaskan untuk audit guna menyelesaikan pekerjaan dalam
waktu yang wajar.
Penyesuaian-penyesuaian terhadap stimasi mungkin diperlukan, sesuai kemajuan audit, jika
keadaan berbeda dari yang diantisipasi.
Supervisor atau manajer audit harus menyetujui semua program audit.mereka juga harus
menyetujui semua perubahan signifikan.program audit cenderung mengalami evolusi. Jarang
sekali terjadi pembuat program audit bisa mengantisipasi setiap keadaan atau kondisi yang akan
dihadapi selama audit.
Dalam praktiknya, audit terus berkembang sejak program awal. Program audit seharusnya
diperbarui secara periodik sesuai kemajuan audit. Program audit harus mendokumentasikan
kemajuan pekerjaan audit.
II.2.5 Kriteria-Kriteria Program audit
Program audit sebaiknya mengikuti kriteria tertentu untuk mencapai tujuan tertentu untuk
mencapai tujuan departemen audit internal. Misalnya :
Tujuan operasi yang diperiksa harus dinyatakan dengan jelas dan setujui klien
Program harus sesuai dengan penugasan audit kecuali bila ada alasan yang mengharuskan
sebaliknya
Setiap langkah kerja yang diprogramkan harus memiliki alasan, yaitu tujuan operasi dan
kontrol yang akan diuji.
Langkah-langkah kerja harus mencukupi instruksi-instruksi positif, tidak dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan.
Jika memungkinkan, program audit harus menunjukkan prioritas relatif dari langkah-langkah
kerja. Jadi, bagian yang lebih penting dalam program audit akan diselesaikan dalam waktu dan
batas lain yang ditentukan.
Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif dan
pertimbangan yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang sudah ditentukan
Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif dan
pertimbangan yang wajar untuk menyimpang dari prosedur yang sudah ditetapkan atau untuk
memperluas cakupan kerja. Tetapi supervisor audit harus diinformasikan segera.
Program audit jangan dipisahkan dengan bahan-bahan dari sumber yang tersedia bagi staf.
informasi yang tidak perlu harus dihindari.
Program audit harus memuat bukti persetujuan supervisor sebelum dilakukan.

También podría gustarte