Está en la página 1de 6

KONTRIBUSI PEMUDA DALAM KEPEMIMPINAN

BANGSA MASA DEPAN


oleh akhmadfarhan pada 14 Januari 2009

Pendahuluan
Peran pemuda dalam setiap episode sejarah kehidupan suatu bangsa telah terbukti nyata.
Sejarah telah mencatat dengan tinta emas peran pemuda dalam proses perubahan suatu bangsa.
Bukan hanya sejarah bangsa modern namun bangsa-bangsa atau kaum terdahulu pun tidak
terlepas dari kontribusi pemuda di dalamnya.
Kitab suci Al Quran telah mengabadikan kisah pemuda Ibrahim yang berani
memberontak dan bertindak revolusioner untuk memperbaiki tatanan sistem masyarakat yang
sudah rusak. Kisah Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua) adalah bukti nyata bahwa
pemuda selalu punya peran dalam merubah kondisi suatu bangsa yang tertindas oleh
kesewenang-wenangan penguasa. Selain itu, para nabi dan rasul adalah contoh teladan peran
pemuda dalam merubah suatu bangsa. Nabi Muhammad SAW berhasil merubah kondisi bukan
hanya suatu bangsa tapi hampir separuh dunia.
Pemuda memang identik dengan perubahan. Karakteristik pemuda digambarkan dalam Al
Quran sebagai seseorang yang berani, pantang mundur dan memiliki standar moral yang tinggi.
Selain itu, pemuda memiliki semangat tinggi, berfikir kritis dan terbebas dari beban sejarah pada
masanya.
Oleh karena itu, pemuda adalah pelopor perubahan dimanapun berada. Peran pemuda
adalah penentu sejarah perjalanan suatu bangsa. Sejarah Indonesia telah membuktikan peran
pemuda tersebut. Namun kita tidak bisa selalu melihat ke belakang karena jalan yang akan
dilalui ada di depan mata. Pertanyaannya sekarang adalah apa dan bagaimana kontribusi pemuda
untuk masa depan Indonesia.
Peran pemuda dalam sejarah Indonesia
Periodisasi sejarah Indonesia modern memiliki keunikan tersendiri. Pembagian periode
sejarah berdasarkan waktu itu diwarnai oleh gerakan pemuda di dalamnya. Sejarah Indonesia
modern sering disebut berdasarkan periode kebangkitan nasional 1908, sumpah pemuda 1928,
proklamasi kemerdekaan 1945, bangkitnya orde baru 1966 dan dimulainya orde reformasi 1998.
Peran pemuda dalam sejarah Indonesia sering disebut diawali oleh peristiwa kebangkitan
nasional tahun 1908. Walaupun demikian sebenarnya peran pemuda telah diawali jauh sebelum
itu. Hanya bentuk perannya yang berbeda. Sebelum 1908, para pemuda lebih banyak berperan
dalam perjuangan secara fisik melawan penjajah namun lebih bersifat sektoral dan tidak
terorganisir dalam satu wadah kesatuan.
Berdasarkan sejarah, tonggak awal kebangkitan nasional disebutkan diawali dengan
berdirinya organisasi Budi Oetomo tahun 1908. Organisasi yang dimotori oleh para mahasiswa
Stovia sekolah kedokteran yang didirikan Belanda untuk anak priyayi Indonesia. Namun, hal ini
masih menjadi perdebatan karena organisasi Budi Oetomo tidak bersifat nasional. Organisasi ini
hanya ada di Jawa dan memang khusus diperuntukkan untuk orang Jawa.
Kontroversi sejarah tersebut tidak bisa menafikan bahwa sejak saat itu perjuangan
pemuda telah memasuki babak baru. Perjuangan melalui sarana organisasi telah dimulai.
Walaupun dimulai oleh organisasi yang bersifat kedaerahan, kesadaran untuk menyatu dalam

suatu bangsa sudah ada. Dipelopori oleh para mahasiswa yang disekolahkan oleh Belanda
dengan kebijakan politic etis.
Faham nasionalisme mulai menyebar dan terwujud dalam peristiwa sumpah pemuda
tahun 1928. Peristiwa ini menandai adanya semangat untuk bersatu dan berjuang bersama dari
para pemuda yang berasal dari seluruh Indonesia. Semangat persatuan dan perjuangan ini terus
digelorakan oleh para pemuda hingga mencapai puncaknya ketika proklamasi kemerdekaan
dibacakan oleh Soekarno-Hatta.
Peristiwa ini juga diawali dengan kenekatan para pemuda yang menculik Soekarno dan
Hatta ke Rengas-Dengklok. Tindakan ini diambil oleh para pemuda agar mereka mau secepatnya
mendeklarasikan kemerdekaan. Hal ini bertujuan agar kekalahan Jepang tidak dimanfaatkan oleh
Belanda untuk masuk kembali ke Indonesia.
Penculikan ini membawa hasil dengan dibacakannya proklamasi kemerdekaan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Momen bersejarah ini menjadi tonggak penting dalam kehidupan
bangsa Indonesia selanjutnya. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa tapi tanpa perjuangan para
pemuda bisa jadi kemerdekaan itu hanyalah angan-angan semata.
Perjalanan sejarah bangsa ini mengalami hambatan untuk mencapai tujuan. Setelah
proklamasi kemerdekaan, banyak kebijakan Soekarno yang tidak sejalan dengan idealisme ketika
masih berjuang. Perpecahan dwitunggal Soekarno-Hatta akhirnya terjadi dan menandai
kekacauan pemerintahan orde lama selanjutnya. Kekacauan ini dimanfaatkan dengan baik oleh
Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mengambil alih kekuasaan.
Pemberontakan PKI akhirnya berhasil digagalkan oleh angkatan bersenjata. Namun tanpa
peran pemuda dan organisasi masyarakat lainnya, tidak mungkin bagi Soeharto merebut
kekuasaan dari Soekarno. Pemuda yang dipelopori oleh mahasiswa saat itu terus memaksa agar
pemerintahan orde lama turun dari kursi kekuasaan. Peristiwa tahun 1966 ini menjadi titik awal
pemerintahan orde baru dibawah kendali Soeharto untuk berkuasa.
Peran pemuda dalam mengawali berdirinya orde baru diibaratkan sebagai pendorong
mobil mogok. Ketika mobil itu sudah berjalan kembali maka para pendorong mobil itu
ditinggalkan. Kebijakan Soeharto justru melakukan represi ketat terhadap gerakan mahasiswa.
Aktifitas mereka dibatasi pada awal 1970-an hanya sebatas ruang kuliah dengan NKK/BKK.
Sementara itu, peran tentara semakin menggurita dalam kehidupan bangsa melalui dwifungsi
ABRI.
Pemerintahan orde baru dibangun dengan fondasi ekonomi yang rapuh. Secara politik
dan kasat mata memang terlihat adanya kemajuan dalam kehidupan masyarakat. Perbaikan
kesejahteraan mulai tampak ke permukaan. Kemakmuran sudah dalam pelupuk mata tapi sayang
yang lebih dahulu merasakannya hanya kalangan tertentu dalam lingkaran kekuasaan Soeharto.
Power tends to corrupt and absolute power, corrupt absolutely. Itulah ungkapan yang
tepat untuk sepak terjang Soeharto ketika berkuasa. Kekuasaan absolut yang digenggamnya
membuat ia lupa diri. Asas kekeluargaan dalam ekonomi diartikan sebagai mendahulukan
kalangan keluarga sendiri untuk menikmati nikmatnya kue kesejahteraan.
Pemerintahan yang rapuh dan kropos suatu saat akan jatuh juga. Krisis moneter
mengawali kejatuhan pemerintahan orde baru. Selain itu, gelombang aksi mahasiswa yang terus
menggelora menjadi bagai deburan ombak yang tak pernah berhenti. Akhirnya orde baru pun
menyerah dan perpindahan kekuasaan pun terjadi. Mereka memang menyerah tapi tidak kalah.
Orde reformasi yang diawali pada tahun 1998 seperti mengulang sejarah tahun 1966.
Para pemuda yang berjuang untuk menggulingkan kekuasaan Soeharto kembali ditinggalkan
ketika pemerintahan orde reformasi mulai berjalan. Para pendukung orde baru kembali masuk

dalam lingkaran kekuasaan. Mereka memang tidak kalah karena kelihaian dan kematangan
politiknya mereka tetap berada dalam singgasana. Bahkan hingga saat ini sebagian diantara
mereka masih berada di sana.
Peran pemuda dalam menentukan masa depan bangsa
Saat ini sebagian pemuda Indonesia terjebak dalam romantisme historis kegemilangan
peran pemuda dalam sejarah bangsa. Peristiwa atau momen bersejarah yang melibatkan pemuda
di dalamnya diperingati dan dijadikan bahan pembicaraan tanpa tahu harus melakukan apa.
Sementara itu, sebagian pemuda lainnya terjebak dalam kenikmatan surga dunia. Kemewahan,
kesenangan, pesta dan hura-hura menjadi keseharian mereka. Tanpa pernah peduli dengan
kondisi bangsa.
Pada saat ini ketika alam demokrasi dan ruang kebebasan telah terbuka maka peran
pemuda akan berbeda dari sebelumnya. Peran untuk mengkritisi penguasa dan memperhatikan
rakyat jelata tetap harus dijalankan. Di sisi lain, peran untuk masuk dalam kekuasaan dan
menjadi penentu kebijakan jangan ditinggalkan. Sudah saatnya pemuda berperan dalam proses
pengambilan kebijakan yang akan menentukan hitam putihnya sejarah bangsa ini.
Pemuda harus menjadi aktor dalam proses pengambilan kebijakan. Menurut Birkland
(2001) aktor dalam proses pengambilan kebijakan terbagi dua kategori yaitu official dan
unofficial actors. Official actors adalah mereka yang terlibat dalam proses pengambilan
kebijakan publik melalui status atau kewajiban konstitusionalnya. Mereka memiliki kekuasaan
untuk membuat dan menjalankan kebijakan. Pihak yang termasuk dalam official actors adalah
lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Oleh karena itu, pemuda saat ini harus masuk ke dalam lingkaran kekuasaan dengan cara
menjadi bagian dari ketiga lembaga tersebut. Sebagian aktifis pemuda telah masuk dalam
legislatif dengan cara membentuk partai politik sendiri atau masuk melalui partai politik yang
sudah ada sebelumnya. Contoh partai politik yang didirikan oleh aktifis pemuda 1998 adalah
Partai Keadilan Sejahtera. Mereka meneruskan estafet perjuangan dengan cara masuk ke dalam
kekuasaan melalui lembaga legislatif.
Bukan hal yang tak mungkin juga jika pemuda memasuki lembaga eksekutif. Bahkan jika
perlu menjadi presiden. Pemilihan presiden secara langsung menjadikan kesempatan pemuda
untuk memimpin bangsa ini adalah sebuah hal mungkin. Jika belum memungkinkan untuk tahun
2009 ini, minimal anggota kabinet atau para menteri yang nanti akan dipilih sebagian harus diisi
oleh para aktifis pemuda.
Semantara itu, unofficial actors adalah mereka yang berperan dalam proses pengambilan
kebijakan tanpa kewenangan atau tugas secara hukum sebagai hak berpartisipasi dalam
demokrasi. Mereka yang termasuk dalam unofficial actors adalah partai politik, kelompok
kepentingan (interest group), media massa, organisasi riset dan warga negara sebagai individu.
Peran mereka dalam pengambilan kebijakan lebih bersifat tidak langsung.
Partai politik selain sebagai sarana untuk mengantarkan anggotanya menjadi anggota
parlemen juga bisa memiliki peran lain. Peran lain yang dimiliki partai politik adalah melalui
gerakan non-parlemen. Gerakan ini bisa berupa pendidikan politik kepada masyarakat,
penggalangan opini massa hingga pengerahan massa melalui demonstrasi. Gerakan nonparlemen ini dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi proses pengambilan kebijakan.
Peran media massa dalam perencanaan agenda dan mobilisasi opini diungkapkan oleh
Dye (2005). Media massa memiliki kekuatan besar dalam mengarahkan agenda pengambilan
kebijakan yang harus diambil oleh pemerintah. Kekuatan media ini terletak dalam

kemampuannya untuk melakukan mobilisasi opini dengan cara mempengaruhi masyarakat


melalui jaringan media yang dimiliki. Mereka bisa menentukan apa yang layak untuk
dibicarakan oleh masyarakat atau menjadi opini umum serta isu apa yang masuk dalam
keranjang sampah.
Oleh karena itu, pemuda harus memiliki peran yang besar dalam media massa. Peran
pemuda di bidang ini sangat penting agar mereka bisa mempengaruhi opini masyarakat. Sudah
saatnya pemuda menjadi penulis, reporter, jurnalis, redaksi dan profesi lain di bidang media.
Media massa harus dikuasai karena seperti yang dikatakan Alvin Toffler siapa yang menguasai
informasi maka dia akan menguasai dunia.
Organisasi riset atau lembaga penelitian juga menjadi bagian penting dalam proses
pengambilan kebijakan. Dye (2005) menyatakan bahwa mereka berperan sebagai lembaga yang
memformulasikan kebijakan yang akan diambil pemerintah. Semua pemerintahan di dunia pasti
memiliki lembaga penelitian sebagai think tank. Hal ini juga dilakukan pemerintahan orde baru
dengan CSIS sebagai dapur pengolah kebijakannya.
Pemuda bisa berperan di sini dengan mendirikan lembaga penelitian yang bertugas untuk
menyiapkan konsep Indonesia baru. Konsep di bidang ekonomi, politik, pendidikan dan bidang
lainnya. Lembaga ini bisa menawarkan konsepnya kepada siapapun yang akan menjadi
pemimpin bangsa ini.
Kelompok kepentingan atau interest groups juga memiliki peranan penting. Dye (2005)
menyebutkan bahwa mereka bisa terlibat dalam memformulasikan kebijakan dan legitimasi
kebijakan itu sendiri. Kelompok ini bisa mempengaruhi proses pengambilan kebijakan
pemerintah melalui berbagai cara. Diantaranya yaitu direct lobbying kepada lembaga legislatif
maupun eksekutif, kampanye, proses litigasi melalui jalur hukum dengan cara class action
terhadap kebijakan pemerintah dan mobilisasi masyarakat dengan cara demonstrasi atau yang
lainnya untuk mempengaruhi pemerintah dan parlemen.
Bentuk kelompok kepentingan ini biasanya berupa non government organization (NGO)
atau lembaga swadaya masyarakat (LSM). Para pemuda juga bisa memberikan kontribusi
terhadap proses pengambilan kebijakan dengan cara mendirikan LSM. Lembaga yang didirikan
harus fokus dalam bidang tertentu agar wilayah garapannya tidak terlalu luas. Kekuatan lembaga
ini adalah mereka bisa bebas bergerak tanpa sekat wilayah, budaya, agama dan sebagainya.
Kontribusi pemuda masa kini untuk kemajuan bangsa tidak hanya bisa dilakukan melalui
satu jalur saja. Banyak jalan menuju Roma, pepatah mengatakan seperti itu. Banyak jalan untuk
memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa. Kita tidak harus semuanya bersaing untuk masuk
dalam lingkaran kekuasaan melalui pemilihan umum. Ada jalan lain yang bisa kita tempuh,
walaupun jalan tersebut mungkin sepi dari popularitas dan fasilitas.
Penutup
Pemuda kapanpun dan dimanapun ia berada adalah harapan bagi bangsanya. Harapan
untuk perbaikan dan kemajuan ada di tangan mereka. Oleh karena itu, pemuda harus memiliki
idealisme yang tinggi untuk bisa menanggung beban yang diberikan di pundaknya.
Peran pemuda dalam setiap episode sejarah tentu berbeda. Skenario yang akan dimainkan
pasti tidak sama karena kebutuhannya pun sudah berbeda dari waktu sebelumnya. Saat ini
pemuda bisa menjadi bagian dari official actors dalam proses pengambilan kebijakan dengan
cara masuk dalam lingkaran kekuasaan melalui lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Kontribusi pemuda juga bisa melalui unofficial actors dengan mempengaruhi kebijakan

pemerintah dari luar. Caranya dengan masuk dan berperan dalam partai politik, media massa,
kelompok kepentingan atau interest group, organisasi riset atau lembaga penelitian.
Apapun dan bagaimanapun kontribusi pemuda dibutuhkan oleh bangsa ini. Kita tidak
bisa menilai bahwa yang duduk dalam kekuasaan memiliki kontribusi yang lebih besar daripada
mereka yang aktif untuk memberdayakan masyarakat. Jabatan atau kedudukan bukanlah tujuan.
Ia hanyalah sarana untuk mencapai tujuan. Orang baik adalah orang yang paling banyak
memberikan manfaat kepada orang lain. Semoga kita menjadi salah satunya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kajian Indonesia Constitutional (Icon) Watch


kehadiran kaum muda yang visioner, cerdas serta tangguh sangat diperlukan untuk melanjutkan
kepemimpinan bangsa dan memenangkan persaingan global saat ini.
"Indonesia membutuhkan pemuda yang cerdas, tangguh, peduli pada masyarakat, dan mampu
memimpin bangsa dan negara dengan niat dan jia yang bersih alias antikorupsi," ujar Direktur
Icon Watch, Razman Arif Nasution, di Jakarta, ahad (28/10), terkait peringatan Hari Sumpah
Pemuda 28 Oktober 2012.
Menurut dia, para pemuda diharapkan lebih berperan dalam memajukan bangsa di tengah
persaingan global yang menuntut penguasaan berbagai ilmu dan keterampilan, demi
memenangkan persaingan. "Inilah pemuda visioner yang dibutuhkan sebagai impelementasi dari
pesan perjuangan pemuda 1928," ujarnya.
Razman Arif mengemukakan, persoalan yang melilit bangsa ini sangat kompleks. Mulai budaya
korupsi yang terus menggerogoti keuangan negara sehinga bangsa ini kehilangan kesempatan
membangun, konflik yang terus terjadi di berbagai daerah serta di kalangan elite yang
menggambarkan lunturnya nilai persatuan yang pernah dicetuskan Pemuda tahun 1928, hingga
masalah mendasar yang belum menemukan rumus jitu untuk memajukannya seperti
kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, dan perumahan.
"Belum lagi jika bicara masalah perbatasan, wilayah paling depan dalam kaitan batas negara
yang sangat menyedihkan. Juga persoalan kekayaan alam kita yang kini hampir semuanya
dikuasai koroprasi asing. Harus ada terobosan dari pemimpin pemuda yang visioner untuk
memecahkannya," papar Razman Arif.
Karena itu pemuda dan elite bangsa ini, termasuk para calon pemimpin, baik capres maupun
calon legislatif, sudah seharusnya sejak awal menyadari berbagai persoalan pokok yang dihadapi
sebagai bangsa.
"Pemuda yang mempunyai kepemimpinan visioner dan nantinya diberi kesempatan memimpin,
harus memanfaatkan momentum itu dan jangan terjebak kepentingan sesaat memperkaya diri
dan kelompok," kata Razman.

Berbicara soal kepemimpinan pemuda, Razman juga menyinggung para pemuda yang dikenal
sebagai aktivis dalam berbagai bidang, baik aktivis demokrasi dan HAM, antikorupsi,
antipenindasan dan penistaan agama, maupun aktivis sosial lainnya.
Menurut dia, otokritik yang harus dilakukan adalah bagaimana mereka memperjuangkan sesuatu
dengan cara yang santun dan beradab.
"Soal bahasa itu penting. Tujuan perjuangan yang murni demi kepentingan masyarakat banyak
harus dilakukan dengan cara yang baik pula, termasuk menggunakan bahasa yang santun dan
tidak menimbulkan dampak negatif," katanya.
Terkait hal itu, Razman mengajak aktivis pemuda sebagai pilar penting dalam pembangunan
karakter bangsa ini untuk lebih memperhatikan soal bahasa. "Janganlah mengumbar kata,
kalimat, apalagi makian kasar pada pihak lain, termasuk pada mereka yang kita benci. Tunjukkan
data dan fakta kalau pihak lain bersalah karena itu lebih elegan," katanya.
Redaktur : Djibril Muhammad
Sumber : Antara

También podría gustarte