Está en la página 1de 28

1.

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Keperawatan medikal bedah merupakan pelayanan profesional yang didasarkan


Ilmu dan teknik Keperawatan Medikal Bedah berbentuk pelayanan bio-psikososio-spiritual yg komprehensif ditujukan pada orang dewasa dgn atau yg
cenderung mengalami gangguan fisiologi dgn atau tanpa gangguan struktur
akibat

trauma.

Keperawatan

medical

bedah

merupakan

bagian

dari

keperawatan, dimana keperawatan itu sendiri adalah : Bentuk pelayanan


profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprihensif ditujukan
pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan
berupa bantuan yang diberikan dengan alasan : kelemahan fisik, mental,
masalah psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan ketidakmampuan dalam
melakukan

kegiatan

sehari-hari

secara

mandiri

akibat

gangguan

patofisiologis, (CHS,1992).
Pengertian keperawatan medikal bedah mengandung empat hal seperti di
bawah ini:

Pelayanan Profesional

Seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, selalu


memandang

pasien

secara

holistic/menyeluruh

baik

Bio-Psiko-sosial-kultural-

Spiritual. Dalam setiap tindakan, perawat dituntut untuk memberikan asuhan


keperawatan secara professional sesuai dengan standarisasi profesi keperawatan.
Pelayanan ini diberikan oleh seorang perawat yang berkompetensi dan telah
menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan pada jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan Ilmu Pengetahuan


Perawat dalam melaksanakan tugasnya sudah melalui jenjang Pendidikan Formal
yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Ilmu pengetahuan terus berubah dari
waktu ke waktu (dinamis), sehingga dalam memberikan Asuhan keperawatan pada
Klien berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan terbaru

Menggunakan scientific Metode


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melaui tahap-tahap dalam proses
keperawatan berdasarkan pendekatan ilmiah. Dengan menggunakan standarisasi
asuhan keperawatan yang ada (NANDA, NIC, NOC).

Berlandaskan Etika Keperawatan


Perawat dalam melaksanakan tugasnya, dituntut untuk dapat menerapkan asas
etika keperawatan yang ada, meliputi asas Autonomy (menghargai hak pasien/
kebebasan

pasien),

Beneficience

(menguntungkan

bagi

pasien),

Veracity

(kejujuran), Justice (keadilan)


FUNGSI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Fungsi Keperawatan Medikal Bedah Di Lakukan Untuk Memberikan


Pelayanan Keperawatan Berupa Bantuan Yang Diberikan Dgn Alasan

Untuk Mengatasi Berbagai Gangguan kesehatan, Antara Lain :


1.

Kelemahan

2.

Kelemahan

3.

Masalah

4.

fisik
mental
psikososial

Keterbatasan

pengetahuan

5. Ketidakmampuan dan ketidakmauan melakukan kegiatan sehari-hari sec


mandiri akibat gangguan patofisiologis(CHS, 1992)

KESIMPULAN
Fokus praktek keperawatan medikal bedah adalah mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam
telaah klinis dengan mengintegrasikan pemahaman berbagai konsep dasar asuhan keperawatan
orang dewasa yang mengalami gangguan berbagai sistem tubuh. Gangguan sistem tersebut

meliputi

gangguan

pernafasan,

kardiovaskuler,

persarafan,

endokrin,

pencernaan,

muskuloskeletal, integumen dan sistem immun, perkemihan dan pengindraan karena


berbagai sebab.
Diposkan 23rd May 2013 oleh Sulfa Oktafiani

Aspek Legal dalam Keperawatan professional dalam keperawatan menurut


tenaga keperawatan tidak saja menerapkan standar keperawatan, namun juga
dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat perlu
mengikuti ketentuan ketentuan/aturan aturan yang ada. KEPMENKES
RI No. 1239/Menkes/SK/IX/2001 tentang registrasi dan praktik keperawatan
menyatakan bahwa : asuhan keperawatan harus dilaksanakan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi. Di
samping itu menghargai hak pasien, merujuk kasus yang tidak dapat
ditangani, confidentiality, memberikan informasi, informed concent dan

melakukan pencatatan asuhan keperawatan dengan baik, merupakan


kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perawat dalam melaksanakan
praktek keperawatan. Selain hal tersebut di atas ada beberapa legal issue
yang harus dipahami oleh tenaga keperawatan, diantaranya adalah sebagai
berikut :
Personaliability (Kewajiban Personal)
Perawat professional (secara legal) selalu bertanggung jawab terhadap
semua tindakan yang dilakukannya.
Supervisor Liability
Head nurse, supervisor menempati suatu posisi dimana dia berpotensi
untuk bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan oleh perawat
lain yang berada di bawah pengawasannya.
Duty to record or seek medical care for the patient
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien perawat
mempunyai kewajiban untuk menjamin agar pasien mendapatkan yang aman
dan kompeten. Kewajiban ini menuntut perawat menerapkan standard of
care dan memberikan pelaporan yang tepat dari konsisi pasien, pada saat
pasien membutuhkan pertolongan medis.
Malpractice (Malpraktek)
Malpraktek terjadi jika tenaga professional dalam melaksanakan tugasnya
gagal dalam melakukan kewajiban profesioanl (Brent NJ, 2001). Malpraktek
mempunyai 4 elemen esensial sebagai berikut :

Harm to an individual
Duty of a professional toward an individual
Breach of duty by professional
Breach of duty of the cause of harm
(Beauchamp

&

Childress,

1995)

Dalam

praktek

keperawatan

professional, malpraktek dapat terjadi jika perawat professional tidak


mengikuti standard of care yang telah ditetapkan dalam melaksanakan
praktek keperawatannya tersebut (Branf NJ, 2001). (akhir bagian 1)
http://uda.ac.id/jurnal/files/PROFESIONALISME%20KEPERAWATAN
%20DALAM%20LINGKUP%20RUMAH%20SAKIT_1_.pdf

Keperawatan
Profesi unik, profesi yang menangani responmanusia dalam
menghadapi masalah kesehatan,dan secara esensial menyangkut
kebutuhandasar manusia
Intervensi keperawatan
otonom atau kolaboratif dengan lingkup intervensi :
Promotif,
Preventif,
Kuratif
Rehabilitatif
Praktek keperawatanadalah perwujudan profesi, dalam hal
iniadalah hubungan professional antara perawat-klien
yangdidasarkan padakebutuhan dasar klien
Unsur-unsur penting dalam keperawatan:
1 . Res p o n m a n u s i a t e r h a d a p m a s a l a h k es e h a t a n baik
actual maupun potensial
2 . Keb u t u h a n d a s a r m a n u si a , p e n y i m p a n g a n d a n upaya
pemenuhannya klien
3 . Ket i d a k m a m p u a n k l i en u n t u k m e m e n u h i kebutuhan
dasarnya sendiri (self-care deficit).
4 . M e n i n g k a t n ya k em a m p u a n k l i en u n t u k pemenuhan
kebutuhan dasarnya sepanjangrentang sehat-sakit serta
sepanjang daur kehidupan
Lingkup praktek KMB:
bentuk asuhan keperawatan pada klien DEWASA yang mengalami
gangguan fisiologisbaik yang sudah nyata atau terprediksi mengalami
gangguan baik karena adanyapenyakit, trauma atau kecacatan.
Asuhan keperawatan KMB Meliputi
Perlakuan terhadap individu untuk memperoleh kenyamanan
Membantu individu dalam meningkatkan danmempertahankan kondisi sehatnya
Melakukan pencegahan
Deteksi dan mengatasi kondisi berkaitandengan penyakit

Mengupayakan pemulihan sampai kliendapatmencapai kapasitas produktif


Praktek keperawatan medikal bedah menggunakanlangkah-langkah ilmiah ;
Pengkajian bio-psiko-sosial-spiritual
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Komponen-komponen Askep KMB->kliendalam merespon gangguan
fisiologis :
1. Lingkup Klien
Klien yang ditangani dalam praktek KMB->orangdewasa, dengan
pendekatanone-to-one basis.Kategori
dewasa berimplikasi pada perkembanganyang dijalani sesuai tahapannya.
2. Lingkup Garapan Keperawatana. Lingkup Garapan
Lingkup garapan keperawatan medikal bedah adalah segala hambatan
pemenuhankebutuhan dasar yang terjadi karena perubahan fisiologis pada satu
atau berbagai sistem tubuh; serta modalitas dan berbagai upaya untuk
mengatasinya.
b. Basis Intervensi
Ketidakmampuan klien (dewasa) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri
Aspek Legal Etik Perawat
1. Accountability
Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugatterhadap segala tindakan yang
dilakukan.
2. Confidentiality
Perawat selelu menjaga kerahasiaan info yangberkaitan
dengankesehatan pasien termasukinfo yang tertulis, verbal dsb.
Tanggung gugat professional memiliki tujuansebagai berikut:
Untuk mengevaluasi praktisi professional barudan mengkaji ulang yang
telah ada
Untuk mempertahankan standar perawatankesehatan
Untuk memudahkan refleksi pribadi, pemikiranetis, dan pertumbuhan
pribadipada pihak professional perawatan kesehatan
Untuk memberikan dasar pengambilankeputusan etis
3. Respect for autonomi (penentuan pilihan)

Dengan menghargai hak autonomi berarti perawatmenyadari keunikaninduvidu


secara holistik Setiapindividu harus memiliki kebebasan untuk memilihrencana
mereka sendiri
4. Beneficience( do good)
Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawatmemiliki
kewajiban untuk melakukan dengan baik,yaitu,
mengimplemtasikan tindakan yangmengutungkan kliendan
keluarga
5. Non-malefisience (tidak membahayakanklien)
Tugas yang dilakukan perawat tidakmenyebabkanbahaya bagi
kliennya. Prinsip iniadalah prinsip dasar sebagaian besar kodeetik
keperawatan
6. Justice (perlakuan adil)
Prinsip keadilan menuntut perlakuan terhadaporang lain yang adil
danmemberikan apa yangmenjadi kebutuhanan klien
7. Fidelity (Setia)
Prinsip kesetiaan menyatakan bahwa perawatharus memegang
janji yang dibuatnya kepadaklien
8. Veracity (Kebenaran)
Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Prinsipmengatakan yangsebenarnya
mengarahkan praktisiuntuk menghindari melakukan kebohongan padaklienatau
menipu klien
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Keperawatan
keilmuannya

sebagai

sebagai

profesi

wujud

dituntut

kepeduliannya

untuk
dalam

mengembangkan
meningkatkan

kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik.


Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut
untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya
setiap saat.

Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga


tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi
alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan.
Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend
dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas Trend dan
Isu Keperawatan Medikal Bedah serta Implikasinya terhadap Perawat di
Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
ISU LEGAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

A. Pengertian legal
Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
B. Dimensi legal
Perawat harus tahu tentang hukum yang mengatur praktiknya
untuk memberikan kepastian bahwa keputusan & tindakan yang dilakukan
sesuai dengan prinsip-prinsip hukum:
a)

Kontrak dalam Praktek


Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara 2
atau lebih
partai untuk mengerjakan atau tidak mengerjaka n.

b)

Sebagai tenaga profesioanl yang mempunyai kemampuan memberi jasa


keperawatan, askep tidak akan terwujud tanpa adanya pertemuan & kerja
sama antara perawat, pihak yang mengerjakan perawat & pasien.

c)

2 jenis kontrak yang paling banyak dilakukan dalam keperawatan adalah


kontrak antara perawat & institusi yang memperkerjakan perawat & kontrak
antara perawat dengan klien.

d)

UU yang mengatur hubungan kerja ini adl UU RI No 13 thn 2003.

e)

Dalam konteks hukum kontrak sering disebut perikatan atau perjanjian.

Perikatan berarti mengikat orang yang satu terhadap orang yang lain.
Hal yang mengikat tersebut dapat berupa perbuatan, peristiwa & keadaan
(Muhamad,1990).
Hukum perikatan diatur dalam Kitab UU perdata : pasal 1239 menyatakan bahwa
perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau karena uu; pasal1234 bhw
perikatan ditujukan untuk memberi sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak
berbuat sesuatu.

Kewajibanan yang harus dipenuhi dalam perikatan tersebut:

a) Perikatan
(Muhammad,1990) :

dapat

dikatakan

sah

bila

memenuhi

syarat

(1) Ada persetujuan kehendak antara pihak2/ yg membuat perjanjian


(consensus)
(2) Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian (capacity).
(3) Ada suatu hal tertentu dan ada suatu sebab yang halal.
b)
1)

Kontrak kerja antara perawat & institusi kerja meliputi:

Gaji,

2)

Jam kerja,

3)

Asuransi kesehatan,

4)

Ijin cuti dll.


c) Kontrak kerja antara perawat klien dilakukan sebelum pemberian
asuhan keperawatan.
1) Kontrak pada dasarnya untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak
yang bekerja sama.

2)

Secara hukum kedua belah pihak dapat menggugat apabila rekanan


kerjanya melanggar kontrak yang telah disepakati.

Melindungi perawat dari liabilitas.


a.

Area Liabilitas

(1) Malpraktik
Malpraktik mengacu pada tindakan kelalaian yang dilakukan oleh seseorg yang
terlibat dalam profesi atau pekerjaan yang sangat membutuhkan
keterampilan teknis profesional
Unsur bukti malpraktik keperawatan :
(a) Tugas perawat terhadap klien untuk memberikan perawatan & mengikuti
standar yang dapat diterima.
(b) Pelanggaran tugas yang dilakukan oleh perawat.
(c) Cedera yang terjadi pada klien.

(d) Hubungan kausal antara pelanggaran tugas & cedera yang disebabkan oleh
pelanggaran tersebut.

Menurut IOM 44.000s/d98.000 kematian terjadi karena kesalahan medis setiap


tahunnya(Kohn,2000). Berdasarkan laporan tersebut dibentuk sistem
pelaporan kesalahan medis yang dimandatkan, termasuk pusat keamanan
pasien nasional.
Sistem pelaporan & pasti keamanan bekerja sama untuk mengurangi kesalahan
sistem.
Kesalahan adalah kegagalan menyelesaikan tindakan terencana sesuai dengan
yang diharapkan atau penggunaan rencana yang salah untuk mencapai suatu
tujuan (Kohn,2000).
Perawat bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, baik sebagai praktisi
independen atau pegawai dari suatu institusi kesehatan.

(2) Dokumentasi
Menurut hukum, jika suatu tindakan tidak didokumentasikan, berarti
pihak yang bertanggung jawab tidak melakukan apa yang seharusnya
dilakukan.
Jika perawat tidak melaksanakan atau menyelesaikan suatu aktivitas atau
mendokumentasikan secara tidak benar dapat dituntut melakukan kelalaian
atau malpraktik. Dokumentasi keperawatan harus dapat dipercaya secara
legal.
Dokumentasi dapat dipercaya bila memenuhi hal-hal sebagai berikut (Tappen,
Weiss & Whitehead,2001) :
(a) Dilakukan pada periode waktu yang sama
(b) Akurat
(c) Jujur
(d) Tepat
Catatan medis klien adalah sebuah dokumentasi legal & dapat diperlihatkan di
pengadilan sebagai bukti.

(3) Pendelegasian.
American Nurses Association Code for Nurses (1985) menyatakan perawat
melatih penilaian berbasis informasi & menggunakan kompetensi &
kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mendapatkan konsultasi, tanggung
jawab & mendelegasikan aktivitas keperawatan kepada orang lain.

Perawat bertanggung gugat terhadap perawatan yang diberikan


kepada klien meskipun perawatan tersebut telah didelegasikan ke
bawahannya.
Pendelegasian adalah pemindahan wewenang ke individu yang kompeten
untuk melaksanakan suatu tugas keperawatn tertentu dalam situasi tertentu
(NCSBN, 1990)
Untuk mendelegasikan tugas secara aman perawat harus mendelegasikan
dengan tepat & melakukan supervisi secara adekuat (Barter & Furmidge,
1994).
Komponen
jaringan
(NCSBN,1997) :

pengambilan

keputusan

untuk

pendelegasian

(a) Tingkat keparahan klien


(b) Tingkat kemampuan personel pembantu tak berlisensi
(c) Tingkat kemampuan perawat yang berlisensi
(d) Kemungkinan terjadi cedera
(e) Berapa kali keterampilan tersebut dilakukan oleh UAP
(f) Tingkat pengambilan keputsan yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut
(g) Kemampuan klien untuk perawatan diri
AACN (1990) merekomendasikan untuk mempertimbangkan 5 faktor
yang mempengaruhi pendelegasian :
(a) Potensi terjadi bahaya
(b) Kerumitan tugas

(c) Pemecahan masalah dan inovasi yang diperlukan


(d) Hasil akhir yang tidak dapat diperkirakan
(e) Tingkat interaksi dengang klien yang dibutuhkan

(4) Persetujuan Tindakan (Informed Consent)


Persetujuan tindakan adalah kesepakatan yang dibuat oleh klien untuk
menerima rangkaian terapi atau prosedur setelah informasi yang lengkap,
termasuk resiko terapi dan fakta yang berkaitan dengan terapi tersebut telah
diberikan oleh dokter.

Tanggung jawab perawat adalah menyaksikan pemberian persetujuan tindakan,


yang meliputi hal-hal :
(a) Menyaksikan pertukaran antara klien dan dokter
(b) Memastikan bahwa klien benar-benar paham
(c) Menyaksikan klien menandatangani formulir persetujuan tindakan
(d) Jika perawat hanya menyaksikan tanda tangan klien dan tidak pertukaran
informasi, perawat harus menulis hanya menyaksikan tanda tangan pada
formulir.
3 unsur utama persetujuan tindakan :
(a) Persetujuan harus diberikan secara sukarela
(b) Persetujuan harus diberitahukan oleh individu yang memiliki kapasitas dan
kompetensi untuk memahami
(c) Klien harus diberi cukup informasi agar dapat menjadi pengambil keputusan
utama

(5) Insiden dan Manajemen Resiko

Laporan insiden adalah catatan institusi yang diwajibkan oleh jCAHO


yang berisi insiden atau kejadian tidak biasa
Laporan insiden ditulis dengan tujuan :
(a) Memberikan data statistik tentang insiden
(b) Membantu personel kesehatan mencegah insiden di masa datang
Laporan insiden ditinjau oleh departemen manajemen resiko. Manajemen resiko
bertugas untuk mengidentifikasi resiko, mengendalikan kejadian, mencegah
dan mengendalikan liabilitas (Huber,2000)
(6) Surat Wasiat
Surat Wasiat adalah deklarasi seseorang tentang bagaimana properti
orang tersebut dibagikan setelah kematiannya. Perawat dapat diminta
menjadi saksi pembuatan surat wasiat. Jika perawat menyaksikan
penandatanganan surat wasiat, perawat harus menulis catatan di catatan
klien bahwa surat wasiat telah dibuat dan persepsi perawat mengenai kondisi
fisik dan mental klien.
(1) Perintah Tidak Meresusitasi (DNR)
Dokter dapat membuat perintah tidak meresusitasi pada klien yang berada
dalam tahap penyakit terminal atau mengharapkan kematian
ANA membuat rekomendasi mengenai program DNR sebagai berikut:
(a) Nilai dan pilihan klien yang kompeten harus selalu diberikan prioritas
tertinggi
(b) Ketika klien tidak kompeten, surat pelimpahan kekuasaan atau wakil
pembuat keputusan yang bertindak atas nama klien harus membuat
keputusan tentang terapi perawatan kesehatan klien
Keputusan DNR harus selalu menjadi subjek pembahasan yang
eksplisit antara klien, keluarga, setiap wakil pengambil keputusan yang
ditunjuk yang bertindak atas nama klien & tim perawatan kesehatan klien.
Perintah DNR harus secara jelas didokumentasikan. Jika bertentangan dengan
keyakinan personal perawat untuk melakukan perintah DNR, perawat
sebaiknya berkonsultasi dengan manajer perawat untik perubahan
penugasan.
(2) Eutanasia
Eutanasia adalah tindakan tanpa rasa sakit yang menyebabkan
kematian seseorang yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan

Eutanasia disebut pembunuhan dengan belas kasih (mercy killing)


Eutanasia ditinjau secara hukum adl perbuatan yang salah.
(3) Kematian dan Isu terkait
Isu legal di sekitar kematian mencakup pengeluaran sertifikat
kematian, pelabelan jenazah, otopsi, donasi organ dan pemeriksaan
penyebab kematian
Perawat memiliki tugas untuk menangani jenazah dengan penuh martabat
dan memberi label jenazah dengan tepat.
(4) Tawar Menawar Kolektif
Tawar menawar kolektif adalah suatu proses pengambilan keputusan
formal antara perwakilan manajemen dan perwakilan tenaga kerja untuk
menegosiasikan gaji dan kondisi pekerjaan, termasuk jam kerja, lingkungan
kerja dan keuntungan tambahan dari pekerjaan.
Pada tahun 1999 ANA mendirikan UAN sebagai serikat pekerja untuk perawat
terdaftar di Amerikat Serikat.
Tawar menawar kolektif lebih dari sekedar negosiasi gaji dan jam kerja,
tetapi ini adalah suatu proses kontinu yang dapat menangani masalah
pekerjaan dan hubungan dari hari ke hari dengan cara demokrasi dan teratur.
Keluhan atau kesulitan sehari-hari ditangani melalui prosedur keluhan, suatu
rencana formal yang di buat dalam kontrak.

B. KONSEP TELENURSING
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan
kerahasiaan pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak
negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya
praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus
memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang
menerima telecare harus

bersifat

lokal)

guna

menghindari

malpraktek

perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan
malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit
pemecahannya.

Dalam

memberikan

asuhan

keperawatan

secara

jarak

jauh

maka

diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek,


SOP/standar

operasi

kerahasiaan

prosedur,

pasien

dan

Kegiatan telenursing mesti


pengembangan

praktek

etik

dan

jaminan

terintegrasi
keperawatan,

profesionalisme,
informasi

dengan

yang

startegi

penyediaan

keamanan,
diberikan.

dan

kebijakan

pelayanan

asuhan

keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang


menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.
Perawat

memiliki

mempertahankan

privasi

komitmen
dan

menyeluruh

kerahasiaan

pasien

tentang
sesuai

perlunya
kode

etik

keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental
mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam
merawat pasien adalah :
Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan
yang diberikan harus tetap terjaga
2.
Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus
diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan
informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya
3.
Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar)
dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan)
lewat email
4.
Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan
peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal
aspek.
1.

Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia


Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi
dalam berbagai bidang yang meliputi:
a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)

Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh)


adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara
fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan
tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari
rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model
pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still &
Walden 1999).
Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas interaksi antara
perawat dan klien dalam menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep
perawatan secara holistik akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru
diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit
Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan
teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih
belum memadai.
b.Definisi :
Telenursing

(pelayanan

Asuhan

keperawatan

jarak

jauh)

adalah

penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi


asuhan

keperawatan

elektromagnetik

kepada

(gelombang

klien.

Yang

magnetik,

radio

menggunakan
dan

optik)

saluran
dalam

menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula
di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik
dan optik, antar manusia dan atau komputer )
Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya
penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan
dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh
antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian
dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis
dan non-medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.

Telenursing

diartikan

sebagai

pemakaian

telekomunikasi

untuk

memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya


saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara
fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video
conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth)

B.Bagaimana aplikasi dan keuntungan telenursing


Aplikasi telenursing tersedia

di

rumah,

rumah

sakit,

melalui telenursingcentre dan melalui unit mobile. Telepon triage dan home
care saat

ini

Perawat home

merupakan

aplikasi

care menggunakan

yang

tumbuh

sistem yang

yang

paling

memberikan

ijin

cepat.
untuk

melakukan monitoring parameter fisiologi di rumah, seperti tekanan darah,


glukosa darah, pernapasan, dan menimbang berat badan, via internet.
Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat bertugas dan
menyusun suatu konsultasi melalui video untuk menunjukkan permasalahan
yang dihadapi; sebagai contoh, bagaimana cara mengganti balutan luka,
memberi suntikan hormon insulin atau mendiskusikan peningkatan nafas
pendek (sesak nafas). Hal ini sangat membantu orang dewasa dan anak-anak
dengan

kondisi-kondisi

kronis

dan

macam-macam

penyakit

yang

melemahkan, terutama sekali mereka yang mempunyai cardiopulmonary


diseases.
Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif
dalam perawatan, terutama sekali untuk self management pada penyakit
kronis. Hal itu memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara
akurat dan tepat waktu dan memberikan dukungan secara langsung (online).
Kesinambungan pelayanan ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak
yang sering antara penyedia pelayanan kesehatan dan pasien dan keluargakeluarga merek

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait


dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan,
banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan
kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan
kesehatan belum merata. Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi
jalan

keluar

kurangnya

jumlah

perawat

(terutama

di

negara

maju),

mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan


kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta
menghambat infeksi nosokomial.
Sama seperti telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang
telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark ,
Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. Telenursing telah
lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris. Di
Amerika Serikat sendiri ANA (American Nurses Association) dalam dialog
nasional

telemedicine/telehealth

Agustus

1999,

telah

menganjurkan

pengembangan analisa komprehensif penggunaaan telehealth/telemedicine


termasuk didalamnya telenursing.
Di Amerika Serikat 36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam
7 tahun mendatang, dapat ditanggulangi oleh telenursing. Sedangkan di
Inggris sendiri 15% pasien yang dirawat di rumah (home care) dilaporkan
memerlukan

tehnologi

memperlihatkan

telekomunikasi,

sejumlah

besar

dan

pasien

sejumlah

studi

mendapatkan

di

Eropa

pelayanan

telekomunikasi di rumah dengan telenursing Pasien tirah baring, pasien


dengan penyakit kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal jantung kongestif,
cacat bawaan, penyakit degeneratif persyarafan (Parkinson, Alzheimer,
Amyothropic lateral sclerosis) dll, yang dirawat di rumah dapat berkunjung
dan dirawat secara rutin oleh perawat melalui videoconference, internet,
videophone, dsb. Atau pasien post op yang memerlukan perawatan luka,
ostomi, dan pasien keterbelakangan mental. Yang dalam keadaan normal
seorang perawat home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 7 pasien
perhari, maka dengan menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi
12 16 pasien seharinya

Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di


RS, peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang
lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di
rumah (home care). Aplikasi telenursing di Denmark pada perawat yang
bekerja di poliklinik (OPD outpatient) yang mempertahankan kontak dengan
pasien melalui telepon, maka jumlah kunjungan ke RS, dan hari rawat
berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar,
pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang
kelelahan dan stress merawat bayinya. Dan beberapa program telenursing
dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibu bersalin dengan eklamsia.
Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah
menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita diabetik
ulcer.
Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre
yang dikelola organisasi keperawatan, untuk melakukan triage pasien,
dengan memberikan informasi dan konseling dalam mengatur kunjungan RS
dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing juga
dapat digunakan dalam aktifitas penyuluhan kesehatan, telekonsultasi
keperawatan, pemeriksaan hasil lab dan uji diagnostik, dan membantu dokter
dalam mengimplementasikan protokol penanganan medis.
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait
denganbeberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak
kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan
di daerah terpencil, rural, dan daerahyang penyebaran pelayanan kesehatan
belum merata. Dan keuntungannya, telenursing dapatmenjadi jalan keluar
kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi
jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan,
mengurangi jumlah harirawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat
infeksi nosokomial.Telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang
telah diaplikasikan di Amerika,Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark ,
Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia.

Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia,


dan diInggris.Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi
hari rawat di RS,peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam
jumlah yang lebih luas danmerata, dan meningkatkan mutu pelayanan
perawatan di rumah (home care). Aplikasitelenursing di Denmark pada
perawat yang bekerja di poliklinik (OPD)
outpatient) yangmempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon,
maka jumlah kunjungan ke RS, danhari rawat berkurang setengahnya. Di
Islandia, dengan penduduk yang terpencar, pelayananasuhan keperawatan
berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress
merawatbayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu
mengurangi hipertensi pada ibubersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia
utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif
pelayanan keperawatan untuk pasien penderita diabetik ulcer.

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan, etik dan
kerahasiaan pasiensama seperti telehealth secara keseluruhan. Dibanyak
negara, dan di beberapa negara bagiandi Amerika Serikat khususnya praktek
telenursing dilarang (perawat yang online sebagaikoordinator harus memiliki
lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yangmenerima telecare
harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar
negarabagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb
dalam kaitan telenursingmasih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk
aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah,
maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan
darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui

internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi


dalam perawatan luka,injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas.
Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan
keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat
memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang
berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang tidak terbatas.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian :
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau institusi
keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam
pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana
dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan
organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan
telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang
telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi
telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek
pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan
tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan
telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak
akan bisa berjalan dengan baik.

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan


privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal
terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam
penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :
Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan
yang diberikan harus tetap terjaga
2.
Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus
diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan
informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya
3.
Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar)
dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan)
lewat email
4.
Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan
peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal
aspek.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik
1.

disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana


dan prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah.
Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan
peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh
masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan atau pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini
dapat diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care. Di indonesia sendiri
telenursing baru diterapkan disalah satu universitas negeri terkemuka di Indonesia
yakni Universitas Gajah Mada.

Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa


keuntungan telenursing adalah yaitu :
1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat
darurat, RS dan nursing home)
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di
RS
4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan

biaya dan meningkatkan pemanfaatan tehnologi


5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model
distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika
kesehatan. Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus,
video conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning.
Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui
model simulasi lewat secara interaktif.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Telenursing adalah bagian integral dari telehealth
2. Telenursing dapat digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan professional
3. Telenursing dapat meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien serta partisipasi aktif
keluarga
4. Telenursing efektif digunakan dalam seting perawatan pasien yang mengalami penyakit
kronis dan penyakit yang menyebabkan ketergantungan

DAFTAR PUSTAKA

http://nenesekaandriyana.blogspot.com/2011/10/isu-legal-dalam-praktek-keperawatan.html

http://google.com

http://findarticles. com/ p/ articles/mi_m0FSW/is_4_18/ai_n18610226

http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm

http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name =News &file=article&sid=71

http://ara05.wordpress.com/2009/05/08/telenursing/

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT


Peran Perawat :
1. Peran sebagai pemberi Asuhan Keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memeprhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bias direncakan dan dilaksanakan tindakan yang
tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana
sampai dengan kompleks.
10 Faktor Asuhan dalam Keperawatan :
1. Menunjukkan system nilai kemanusian dan altruisme.
2. Memberi harapan dengan :
- mengembangkan sikap dalam membina hubungan dengan klien
- memfalitasi untuk optimis
- percaya dan penuh harapan
3. Menunjukkan sensivitas antara satu dengan yang lain.
4. Mengembangkan hubungan saling percaya : komunikasi efektif, empati, dan hangat.
5. Ekspresi perasaan positif dan negative melalui tukar pendapat tentang perasaan.
6. Menggunakan proses pemecahan mesalah yang kreatif
7. Meningkatkan hubungan interpersonal dan proses belajar mengajar
8. Memeberi support, perlindungan, koreksi mental, sosiokultural dan lingkungan spiritual
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
10. Melibatkan eksistensi fenomena aspek spiritual.

Kekuatan dalam Asuhan :


1. Aspek Transformasi
Perawat membantu klien untuk mengontrol perasaannya dan berpartisipasi aktif dalam
asuhan.
2. Integrasi asuhan
Engintegrasikan individu ke dalam sosialnya.
3. Aspek Pembelaan
4. Aspek penyembuhan Membatu klien memilih support social, emosional, spiritual.
5. Aspek Partisipasi.
6. Pemecahan masalah dengan metoda ilmiah.
1. Peran Sebagai Advokat ( Pembela) Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam meninterpretasikan
berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya,
juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak
atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi,
hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat
kelalaian.

2. Peran Sebagai Edukator


Peran ini dilakukan untuk :
1. Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien mengatasi
kesehatanya.
2. Perawat memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku klien
3. Peran Sebagai Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :
a. Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien.
b. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
c. Menggunakan keterampilan perawat untuk :
- merencanakan
- mengorganisasikan
- mengarahkan
- mengontrol
3. Peran Sebagai Kolaborator
Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya.
4. Peran Sebagai Konsultan
Peran disini adlah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
5. Peran Sebagai Pembeharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.
Peran perawat sebagai pembeharu dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
- Kemajuan teknologi
- Perubahan Lisensi-regulasi
- Meningkatnya peluang pendidikan lanjutan
- Meningkatnya berbagai tipe petugas asuhan kesehatan.
Selain peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan, terdapat pembagian peran
perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983 yang membagi menjadi 4 peran
diantaranya peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, peran perawat
sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan, peran perawat sebagai pendidik
dalam keperawatan serta peran perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan
keperawatan.
--> Fungsi Perawat :
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan
kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari
perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya
dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan di antara tam
satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan membutuhkan
kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit kompleks keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya, seperti dokter
dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan
reaksi obat yang telah di berikan.
Keperawatan
Bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yg komprihensif ditujukan pada individu,
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yg menncakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

También podría gustarte