Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
1. SCOPE
Scope storage tank dari manual ini meliputi procedure pekerjaan inspeksi dalam rangka pemeliharaan tanki.
Scope storage tank ini mencakup atmospheric tank dan low pressure tank yang dipergunakan dilingkungan industri Minyak dan
Gas Bumi dalam lingkup Pertamina.
Scope inspection manual ini hanya meliputi procedure pekerjaan inspeksi pada saat tanki dalam keadaan beroperasi (tank in
service) dan pada saat tanki dalam keadaan tidak digunakan/dibersihkan (tank out of service).
Ada beberapa persamaan antara pekerjaan inspeksi pada tank in service dan tank out of service dengan pekerjaan yang dilakukan
pada saat pembangunan tanki baru.
Spherical tank tidak termasuk dalam scope storage tank ini dan dimasukkan dalam scope Pressure Vessel.
Design Calculation.
Material Test Certificate.
Welding Procedure Specification dan Welder Qualification.
Non Destructive Testing Report.
Hydrostatic Test Report.
Calibration Report.
Accessories
Visual
Hydrotest
X
1.
2.
3.
Stairways/Ladder Platform,
Handrail
4.
5.
Steam Coil
6.
Insulation
7.
Nozzle
8.
Level gauge
9.
Electrical Grounding
10.
11.
Drain Sump
Pneumatic
X-Ray
Keterangan
Secara garis besar dapat dijelaskan visual check hanya melihat secara visual apakah las-lasan maupun konstruksinya masih baik/tidak
baik.
Hydrostest dilakukan pada pipe system, pneumatic test dilakukan untuk Pressure Relieving Device sesuai dengan procedure yang
terdapat pada manual peralatan tersebut.
Untuk nozzle, pneumatic test dilakukan pada reinforcing platenya.
Radiography diperlukan untuk joint pada Suction dan Discharge Pipe.
d. Internal coating pada shell/bottom diperlukan untuk mencegah terjadinya korosi atau kontaminasi antara product dengan shell/bottom.
Inspeksi terhadap Surface Preparation sebelum coating/painting perlu dilaksanakan, apakah telah memenuhi persyaratan dari Coating
Manufacturer. Pengukuran ketebalan dari coating/painting dilakukan secara random.
3.2. Inspection Pada Tank In Service
Onstream inspection dilakukan secara berkala, tergantung pada service tanki. Corrosion Allowance/rate, lokasi tanki, kondisi
pemeriksaan sebelumnya pemeriksaan secara Non Destructive.
Inspection pada in service (on stream inspection) dilakukan untuk mengurangi waktu tanki tidak beroperasi. Pekerjaan-pekerjaan yang
perlu dilakukan antara lain :
Visual Inspection terhadap Ladder, Stairway, Walkway, Anchor bolt Pipe Connection, dsb.
Visual dan pengukuran/survey level terhadap pondasi.
Pemeriksaan earth connection (Grounding).
Pemeriksaan visual/pengukuran ketebalan protective coating.
- Pengetesan
Shell
- Pemeriksaan Visual
Hydrostatic
Pneumatic
Plate dan Joint
- Pengukuran
Plumbness
Peaking
Banding
Thickness
- Pengetesan
Hydrosttaic
Pneumatic
Roof
- Pemeriksaan Visual
- Pengukuran
- Pengetesan
ACCESSORIES
- Pemeriksaan Visual
Las-lasan, Structure.
- Pengetesan
Hydrostatic
Pneumatic
COATING / PAINTING
- Visual
- Pengetesan
- Kondisi
- Thickness
Untuk hasil pengukuran diluar batasan tersebut diperlukan perbaikan fondasi tanki/bottom. Setiap repair pada bottom plate
perlu dilakukan pemeriksaan, urnumnya testing dilakukan seperti pada pembangunan tanki barn.
Sebelum tanki dihydrostatic test, perlu dilakukan leak test terhadap bottom plate dengan pneumatic test (vacuum box testing
atau under side pressure) sesuai dengan code yang digunakan.
3.3.2. Shell Plate
Disamping pemeriksaan secara visual terhadap seluruh plate, terutama pada sambungan las/keling seperti pemeriksaan
crack pada las-lasan (terutama pada tee joint) dan pitting pada shell plate, terkadang diperlukan hammer test.
Khusus yang perlu juga diperhatikan pada visual inspection adalah pada shell first course (kondisi yang disebabkan air yang
terkandung dalam proses) dan shell top course (tanki light product) .
Pemeriksaan ketebalan (dengan Ultrasonic) tetap harus dilakukan terhadap shell plate (biasanya 8 penjuru), guna
merecord/mendapatkan kondisi shell plate yang sebenarnya (counter check dengan perhitungan ketebalan yang
diperbolehkan antara lain API 650 tahun 1993 sec. 5.3.7.
Dari hasil pengukuran tersebut dapat dievaluasi, apakah plate masih dapat dipakai/tidak atau perlu direncanakan penggantian
pada next stop, dan sebagainya.
Setiap ada perbaikan/las-lasan perlu dilakukan inspection/testing sesuai dengan code yang berlaku.
Untuk local repair lasan, pemeriksaan dapat, dilakukan dengan penetrant atau magnetic particle, dianjurkan test ini dilakukan
juga pada seluruh tee joint (setelah disand blast dan visual inspection) . Untuk tanki dengan horizontal laped joint perlu
dilakukan pneumatic test; Hydrostatic test sebagai final test diperlukan sebelum pemakaian tanki.
3.3.3. Roof Plate
Pemeriksaan visual/hammer test terhadap seluruh roof plate bagian luar/dalam perlu dilakukan, termasuk lapped welding
joint. Jika roof bergelombang/berubah bentuk, perlu dilakukan pemeriksaan roof bagian dalam termasuk support dan
structure.
Jika terdapat local corrosion pada bagian dalam shell, maka setiap roof support/column harusdiperiksa pada ketinggian yang
sama dengan shell tersebut.
Bagian dalam/bawah floating roof (deck dan ponton) harus di periksa atas kemungkinan terjadinya korosi, demikian juga
bagian-bagian penting dari roof seal
harus di periksa dari sebelah dalam.
Pengukuran ketebalan roof plate/ponton dan deck biasanya di lakukan random/per segment, minimum thickness yang di
perbolehkan sesuai Standard yang dipakai (biasanya 1/8").
Keseluruhan sambungan las pada roof plate perlu dileak test (setelah visual inspection dan perbaikan) sesuai dengan API 650
5.3.7 dengan vacuum box atau Internal air pressure
Untuk Non Pressure Tank (memakai Vent tubes) adalah 75 mmWG untuk Low Pressure Tank (memakai PV valves) adalah
1,25 x setting pressure PV Valve.
3.3.4. Tank Accessories
Seluruh accessories tank pada bagian dalam seperti pipe coil, coil support, swing pipe/nozzles, mixing devices perlu di periksa
secara visual dan hammer test. Coil dan support perlu di periksa terhadap kemungkinan adanya korosi dan crack, dan harus di
hammer test kecuali untuk cast iron material terkadang menggunakan Ultrasonic Inspection (thickness reading).
Jika di perkirakan terjadi internal corrosion pada coil, dapat di lakukan Destructive Test (pemotongan) untuk pemeriksaan
bagian dalam. Steam coil perlu di hydrostatic test sebelum pemakaian.
Demikian juga seluruh accessories pada bagian luar tanki seperti Springkier box. Stairway, Platform, dan sebagiannya perlu di
periksa secara visual.
Seluruh pressure releaving device/PV Valve perlu diperiksa terutama bagian-bagiannya secara visual, apakah terserang korosi
atau tidak dan perlu di test kembali sesuai dengan design (Peraturan Pemerintah mengharuskan test ulang PV Valves max
setiap 3 tahun).
Seluruh Valves di bawa ke Workshop untuk pemeriksaan detail/parts dan perlu dilakukan pneumatic sesuai guide/procedure
yangberlaku.
3.3.5. Lining dan Painting.
Beberapa tangki, permukaan bagian dalamnya diberi lining dengan corrosion resistant material seperti Lead, Rubber,
Organic/Inorganic Coating, Class atau
Concrete.
Lining di pasang bukan hanya sebagai proteksi terhadap korosi, tetapi juga untuk mencegah terjadinya kontaminasi product.
Seluruh lining harus di periksa secara visual dan/atau dengan scraping yang halus/lunak, dimana scraping akan membuang
bagian tipis dark lead oxide, dan sebagiannya. Untuk lead lining dapat.digunakan dye parietrant test dalam mengetahui
terjadinya pinholes.
Pada Rubber Organic/Inorganic, Class coating sering terjadi kerusakan akibat mechanical/benturan, holes, bulging atau
cracks.
Disamping secara visual inspection dapat juga dilakukan dengan holiday test.
Ketebalan painting dan lining perlu di check/direcord apakah masih memenuhi persyaratan sesuai spec atau ketebalan yang
direkomendasikan oleh Manufacturer (lining/painting tersebut).
External painting di lakukan untuk pencegahan korosi karena udara/hujan di samping untuk dekorasi.
Pemilihan warna paint di sesuaikan dengan media tanki.
3.3.6. Schedule Inspection.
Schedule Inspection untuk Storage Tank di siapkan oleh Bagian Inspeksi bersama Bagian Operasi dan tergantung pada hasil
inspeksi sebelumnya dan media yang ditampung.
3.4. Inspection Tools.
Peralatan inspeksi (Inspection Tool) yang diperlukan untuk pemeriksaan tangki adalah seperti daftar pada larnpiran 2.
4. DIMENSIONAL INSPECTION.
Dimensi tangki harus di ukur pada saat konstruksi dan harus memenuhi toleransi yang diperbolehkanoleh standard/code atau spesifikasi
yang sudah di sepakati.
Disamping memenuhi batasan-batasan yang di izinkan untuk perbedaan level fondasi tanki, juga saat penyetelan shell plate dan
beberapa pengukuran yang harus di lakukan sebelum hydrostatic test antara lain:
4.1. Plumbness
Plumbness adalah kemiringan vertical dari tangki, maximum out of plumbness di ukur dari tepi shell teratas dengan tepi dari shell
terbawah adalah tidak boleh melebihi dari 1/200 total tinggi shell keseluruhan.
4.2. Roundness
Roundness adalah kebulatan dari dinding tanki. Toleransi yang di izinkan ialah :
Diameter Range
0 - 40 feet (0 -12,2 M)
40 - 150 feet (12,2 - 45,75 M)
150 - 250 feet (45,75 - 76,25 M)
Radius Toleransi
inch (12,25 MM)
inch (18,38 MM)
1 inch (25,4 MM)
Piping system, steam coil, swing pipe harus di hydrostatic test sesuai procedure.
8. REPAIR PROCEDURE.
Biasanya Maintenance dan Repair bukan problem Inspeksi, tetapi sebelum pelaksanaan repair perlu disiapkan Repair Procedure.
Mengingat bahwa pekerjaan repair tanki hampir selalu disertai dengan pekerjaan pengelasan, dimana mutu/kwalitas pengelasan perlu
diperiksa oleh Welding Inspector, biasanya Welding Repair Procedure disiapkan oleh bagian Inspection.
Repair dapat dilaksanakan setelah dipastikan bahwa Repair Procedure, Welding Procedure, Welder dan Material memenuhi seluruh
persyaratan.
Biasanya Repair Procedure di buat sesuai dengan apa yang telah dilakukan pada saat tanki dibangun, demikian juga pekerjaan
inspeksinya harus sesuai dengan standard code yang di gunakan.
Perbaikan yang umum/serius terjadi pada;
8.1. Defect Pada Welding Joint
Untuk crack perlu dihilangkan/eliminir seluruh crack dengan membuat grove, kemudian di las isi sesuai Welding repair
procedure.
Jika minor defect atau erosi, cukup dengan membuat grove kemudian dilas isi sesuai Welding Repair Procedure.
8.2. Pitting
Perbaikannya dengan las isi, terkadang sebelumnya perlu dibuat grove pada pitting area agar di dapat weld preparation yang
baik untuk kemudian di las isi.
8.3. Leaks Pada Bottom Plate
Bila terjadi kebocoran pada bottom plate, perlu penelitian lebih lanjut sejauh mana kerusakan plate tersebut sehingga
perbaikannya dapat dilakukan dengan tuntas :
Periksa kebocoran apakah akibat corrosion dari dalam tanki atau dari luar/bawah tanki.
Bila korosi dari dalam tanki segera bisa ditentukan perbaikannya apakah dengan las isi atau penambalan/overlap dengan
plate yang sama tebal dengan tebal asli.
Bila terjadi korosi dari bawah tanki maka perlu di periksa lebih teliti dengan hammer test untuk mengetahui berapa
besarnya kerusakan yang terjadi. Bila masih diragukan bottom plate tersebut di minta untuk di potong dengan ukuran
sesuai kebutuhan untuk kemudian dievaluasi.
Apakah cukup ditambal dengan plat seperti point b) atau perlu penggantian.
8.4. Leak Shell Dan Roof Plate
Kebocoran pada shell dan roof plate umumnya karena korosi dari pengalaman untuk Heavy oil biasanya korosi terjadi di
daerah bottom dan shell course bagian bawah, sedangkan untuk light oil yang sering terserang korosi adalah roof plate dan
shell course teratas.
Procedure perbaikan biasanya dengan menambal atau penggantian plate.
8.5. Leak Pada Kelingan
Perbaikan bocoran pada kelingan dapat dilakukan dengan Calking atau Sealed weld pada sambungan dan keliling kepala kelingan.
9. DOKUMENTASI
Dokumentasi dan History/Record Card setiap tanki mutlak diperlukan agar dapat diketahui dengan segera kondisi physik,
penganalisaan, perbaikan/maintenance tanki tersebut.
Oleh karena itu Dokumentasi harus selengkap mungkin, mencakup seluruh data dan informasi seperti :
9.1. History/Record Card.
Suatu record yang lengkap berisi seluruh informasi yang dapat dengan segera terlihat, terdiri dari :
Nomor registrasi.
General Informasi.
Location and Duty.
Design Operation Condition.
Engineering (Dimention, Type Roof, dsb)
Material dan Drawing Reference.
Fundation Record.
Instrumentation/Accessories.
Hystory/Recording.
Seluruh hasil inspeksi termasuk hasil pengukuran/survey
Perbaikan-perbaikan yang telah di lakukan.
9.2. Lain Lain
Fabrication Report, dokumen mengenai pembangunan tanki yang meliputi material test certificate, inspection report dsb.
Tank Calibration.
Tank cleaning schedule. .
INSPECTION TOOLS
PENGGUNAAN
- Radiography
Elec
Vacuum Box
Leak test
Pipa U
Manometer : 0 25 kg/cm2
0 50 kg/cm2
0 100 kg/cm2
Machinit Ball Peen Hammer lb dan 1 lb.
Pressure Test
Inspectors Hammer
Magnetic Particle
Meteran 0 3 m
0 10 m
Inspection Mirror
Kapur kuning
Caliper
Welding Gauge
Steel Rule
Storage Tank
Tangki timbun (Storage Tank) adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan produk minyak sebelum didistribusikan
kepada konsumen. Tengki timbun ini biasanya berukuran sangat besar dan digunakan untuk tekanan rendah. Didalam
suatu refinery memiliki desain yang beraneka ragam berdasarkan fungsinya atau jenis fluida yang ditampungnya. untuk
jenis tangki berdasarkan atapnya diantaranya adalah Fix Roof, Flouting Roof. Tangki fix roof digunakan untuk menampung
minyak jenis liquid dan mempunyai tekanan yang rendah. Tengki ini menggunakan alat bantu pompa untuk mengisi dan
mendistribusikannya.
Jenis-jenis Storage Tank (Tengki Timbun);
Fixed Roof Tank
Tengki jenis fixed roof adalah tengki silinder dengan konfigurasi atapnya bersatu dengan dinding shellnya. dari bentuk
roofnya dapat berbentuk cone (kerucut) atau dome (kubah). Tengki ini biasanya digunakan untuk fuida bertekanan rendah.
Flouting Roof Tank
Spherical Tank
Spherical tank ini juga disebut juga tengki bola karena kontruksinya yang menyerupai bola. Tangki ini biasanya digunakan
untuk menampung gas seperti butane, Propane, Gas Alam, Asam Sulfat dan lain sebagainya. Dilihat dari kontruksinya yang
seperti bola maka bisa disimpulkan bahwa tanki ini digunakan untuk fluida gas yang bertekanan tinggi.
Refinery Equipment
Crude oil untuk menjadi produk yang dapat dipakai masih memerlukan proses yang sangat panjang dan membutuhkan banyak equipmen untuk
mendukung mengolahnya. Equipment ini yang akan mempengaruhi kualitas suatu produk, jika performa equipmen ini baik maka akan baik juga produk
yang dihasilkan sebaliknya jika performa equipment buruk maka akan berkurang juga kualitasnya, bisa jadi produk tidak dapat dipakai maka dari itu kita
harus mengetahui mendalam dengan equipment yang ada untuk mempermudah dalam maintenance suatu equipment. mari kita pelajari equipment apa
saja yang ada dalam suatu Refinery.
Refinery Equipmen;
Storage Tank (Tangki Timbun)
Distillations Column
Heat Exchanger
Reaktor
Piping System
Pump
Compressor
10