Está en la página 1de 32

TUGAS

TEKNIK
PENGENDALIAN
PENDEMARAN UDARA

BAG FILTER/FABRIC FILTER

Disusun Oleh:
BAYU PRAMANA PUTRA
MAGISTER TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................i


BAB I

BAG FILTER/FABRIC FILTER..............................................................I-1


1.1 Bag Filter.............................................................................................I-1
1.2 Keuntungan dan Kerugian...................................................................I-2
1.3 Skema Big House Filter ....................................................................I-3

BAB II

MEKANISME PROSES ...........................................................................II-1


2.1 Mekanisme Proses Filtrasi ..................................................................II-1
2.2 Intersepsi Langsung.............................................................................II-2
2.3 Impingement........................................................................................II-3
2.4 Difusi ...................................................................................................II-4
2.5 Elektrostatik ........................................................................................II-5

BAB III PERTIMBANGAN DESAIN ...................................................................III-1


3.1 Pertimbangan Desain...........................................................................III-1
3.1.1 Kecepatan Filtrasi.......................................................................III-1
3.1.2 Media Filtrasi .............................................................................III-3
3.1.3 Jenis Serat...................................................................................III-3
3.1.4 Mekanisme Pembersihan ...........................................................III-6
3.1.5 Susunan Kantung Filter .............................................................III-15
3.2 Efisiensi Penyisihan Debu Pada Baghouse Filter ...............................III-16

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................Pust-1

ii

BAB I
BAG FILTER/FABRIC FILTER

1.1 Bag Filter


Bag filter adalah alat untuk memisahkan partikel kering dari gas (udara) pembawanya.
Di dalam bag filter, aliran gas yang kotor akan partikel masuk ke dalam beberapa
longsongan filter (disebut juga kantong atau cloth bag) yang berjajar secara pararel, dan
meninggalkan debu pada filter tersebut. Aliran debu dan gas dalam bag filter dapat
melewati kain (fabric) ke segala arah. Partikel debu tertahan di sisi kotor kain, sedangkan
gas bersih akan melewati sisi bersih kain. Konsentrasi partikel inlet bag filter adalah
antara 100 g/ m3 1 kg/m3. Debu secara periodik disisihkan dari kantong dengan
goncangan atau menggunakan aliran udara terbalik, sehingga dapat dikatakan bahwa bag
filter adalah alat yang menerima gas yang mengandung debu, menyaringnya,
mengumpulkan debunya, dan mengeluarkan gas yang bersih ke atmosfer.

Alat ini umum digunakan di industri carbon black dan cemen serta industry lain yang
menangani powder-powder yang jika dibiarkan akan menyebabkan pencemaran
lingkungan. Pencemaran lingkungan yang paling utama yaitu pencemaran udara berupa
partikulat (debu). Mengingat debu yang dihasilkan dari pabrik semen sebenarnya
merupakan produk juga (hanya belum sempurna), maka debu yang tertangkap alat
pengendali partikulat akan dikembalikan lagi ke proses hingga diperoleh produk dengan
kehalusan yang sesuai. Sedangkan untuk pencemaran air dan tanah tidak terlalu
berdampak pada lingkungan.

I-1

1.2. Keuntungan dan kerugian

Dalam penggunaan baghouse filter terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang
perlu dicermati, sehingga penggunaan alat baghouse filter dalam menanggulangi
partikulat di udara akan efektif. Berikut ini adalah keuntungan dan kekurangan dari
baghouse filter:

Keuntungan dari penggunaan bag filter adalah Efisiensi pengumpulan sangat tinggi,
meski untuk partikulat yang sangat kecil, dapat dioperasikan pada kondisi debu dan
dalam volume alir yang berbeda-beda, terjadi konservasi energi, tidak beresiko
menimbulkan pencemaran air dan tanah. Sedangkan kerugian dari bag filter adalah :
memerlukan area yang luas, material kain akan dapat rusak akibat adanya temperatur
yang tinggi ataupun korosi bahan kimia, tidak dapat beroperasi pada keadaan basah
(moist); kain dapat menjadi lengket, dapat berpotensi menimbulkan kebakaran atau
meledak (eksplotion).

Keuntungan dari baghouse filter:

Memiliki efisiensi yang tinggi walau untuk partikel yang sangat kecil

Dapat dioperasikan pada berbagai jenis debu

Dapat dioperasikan melebihi rentang volumetrik flow rate yang ada.

Membutuhkan kehilangan tekan yang cukup

Kerugian dari baghouse filter:

Membutuhkan area yang besar.

Bahan yang digunakan dapat rusak akibat temperatur yang tinggi atau bahan yang
dapat menyebabkan korosif.

I-2

Tidak dapat diaplikasikan pada daerah yang memiliki kelembaban tinggi: karena
dapat menyebabkan pori-pori bahan tertutup.

Memiliki kemungkinan yang sangat tinggi terhadap terjadinya kebakaran.

Gambar 1.1 Bag Filter

1.3 Skema Big House Filter

Di industri carbon black, alat ini digunakan untuk produk keluaran reaktor furnace (fluffy
black) merupakan padatan tersuspensi dengan ukuran partikel yang sangat kecil (sekitar
0,3 mikron). Efektvitas pemisahan pada fabric bag filter adalah sebesar 99 99,9 %.
Lapisan debu atau dust cake yang terkumpul dalam kain fabric bag filter sangat
berkontribusi pada besarnya efisiensi pemisahan alat ini. Cake tersebut, menjadi
pembatas dengan pori melengkung yang menyaring partikel selama melewati cake.

I-3

Temperatur gas hingga 260 oC hingga 288 oC masih dapat ditangani dengan konfigurasi
tertentu. Pressure drop yang terjadi pada sistem penyaringan alat ini adalah sekitar 5-20
inch H2O. Batasan pada penggunaan bag filter adalah karakteristik gas (temperatur dan
korosivitas) dan karakteristik partikel (tingkat kelengketan) yang berpengaruh pada kain
dan operasi pemisahan yang terjadi.

Keistimewaan pada pengoperasian fabric filter ini yang membedakan dengan yang lain
adalah kemampuan untuk melakukan penyaringan ulang secara periodik dengan adanya
mekanisme gas cleaning. Filter lain pada umumnya seperti High Efficiency Particulate
Air (HEPA) filter, High Efficiency Air Filter (HEAFs) dan automotif induction air filter
adalah contoh dari beberapa alat penyaring udara yang bag penyaringnya harus dibuang
setelah lapisan cake terakumulasi di permukaan bag secara signifikan.

Gambar 1.2 Skema Big Bag Filter


Proses yang terjadi dalam fabric bag filter diawali dengan pengaliran produk reaksi
berupa campuran antara carbon black dengan gas hidrogen, metan, CO2, dll. Pengaliran
campuran gas ini (fluffy black) dibantu dengan menggunakan fan. Fan tersebut ada yang
dipasang pada saluran gas kotor (positive pressure baghouse) ada juga yang dipasang

I-4

pada saluran gas bersih (negative pressure baghouse). Fluffy black selanjutnya melewati
bag filter dan partikel carbon black tertahan pada permukaan kain atau serat. Setelah
disaring pada selang waktu tertentu, aliran gas masuk compartment pertama dihentikan
dan flaffy black dilewatkan melalui compartment lain.

Bag filter yang telah jenuh selanjutnya dibersihkan dengan mekanisme tertentu sesuai
dengan tipenya yaitu reverse-air, shaking dan pulse-jet. Di samping itu pula terdapat
metode sonic fibration yakni dengan menggunakan gelombang frekuensi rendah untuk
menggetarkan bag filter. Periode pembersihan ini sangat singkat berkisar 0,3 -120 sekon
untuk tiap compartment. Gas keluaran bag tersebut selanjutnya memasuki unit operasi
lainnya, sedangkan karbon yang terkumpul di bagian collection hopper dipindahkan
dengan menggunakan screw conveyor.

I-5

BAB II
MEKANISME PROSES

2.1. Mekanisme Proses Filtrasi

Baghouse filter biasanya digunakan untuk menghilangkan debu dan asap dari aliran udara
dengan menggunakan bahan yang memiliki serat dengan diameter 100-150 , dan ruang
terbuka yang berada diantara serat tersebut antara 50-75 Gambar 2.1. Ruang ini dapat
dilewati oleh debu yang sangat kecil. Sehingga ketika pada saat awal alat baghouse filter
diaplikasikan umunya debu yang kecil akan lolos dari bahan yg digunakan. Namun
setelah terjadinya impaksi, intersepsi dan difusi, maka partikel-partikel debu tersebut
yang akan menutup celah-celah kecil tersebut. Ketika celah tersebut telah dipenuhi
partikulat dan lapisan partikulat dipermukaan bahan telah terbentuk maka efisiensi
baghouse filter akan semakin meningkat.

Gambar 2.1 Bahan Yang Digunakan Untuk Baghouse Filter

Efisiensi pengumpulan partikel debu dengan penggunaan baghouse filter pada partikulat
yang memiliki ukuran 1mm atau kurang bisa mencapai 90%, proses filtrasi secara jelas
tidak hanya dengan mekanisme penyaringan biasa saja. Partikel yang kecil pada awalnya
akan tertangkap dan tertahan pada serat dari bahan karena adanya intersepsi,

II-1

impingement, difusi, pengendapan secara gravitasi, dan gaya tarik elektrostatik. Setelah
debu terkumpul, pengumpulan selanjutnya dilakukan dengan metode penyaringan seperti
telah disebutkan sebelumnya. Berikut ini adalah penjelasan detail tentang mekanisme
filtrasi yang terjadi pada Baghouse filter.

Gambar 2.2 Mekanisme Proses Filtrasi Pada Baghouse Filter

2.2. Intersepsi langsung

Dalam kondisi normal aliran pada udara filtrasi yang ada biasanya bersifat laminer (11).
Pada kondisi laminer ini, partikel yang memiliki gaya inersia yang kecil akan bertahan
pada suatu streamline. Apabila streamline tersebut melewati suatu halangan, seperti serat
dari bahan filter, dalam jarak yang sama dengan radius dari partikel, partikel akan
melakukan kontak dengan penghalang tersebut dan akan melekat karena adanya gaya
Van der Walls.

II-2

2.3. Impingement

Pada partikel yang memiliki kelembaman yang cukup besar, partikel ini tidak akan
mengikuti arah arus aliran ketika arah arus aliran membelok dari arah garis edar ketika
mendekati suatu halangan. Kemungkinan dari partikel untuk melakukan kontak dengan
permukaan penghalang yang ada bergantung pada ukuran penghalang tersebut serta
ukuran dan inersia dari partikel. Seperti yang juga terjadi pada keadaan intersepsi
langsung, penghalang yang kecil cenderung lebih efektif sebagai pengumpul maka hal
ini juga berlaku pada mekanisme impingement atau impaksi.

Kelembaman dari suatu partikel dapat diukur dengan stopping distance. Stopping
distance merupakan jarak yang ditempuh oleh suatu partikel sebelum partikel sampai
pada penghalang ketika arah arus aliran berpindah cepat sebesar 90. Impaksi bukan
merupakan faktor yang penting dalam pengumpulan partikel yang memiliki ukuran lebih
kecil dari 1 mikron. Sedangkan impaksi merupakan hal yang perlu untuk
dipertimbangkan dalam pengumpulan partikel yang memiliki ukuran 2 mikron dan yang
lebih besar (11).

Untuk mengumpulkan partikel secara efektif dengan memanfaatkan gaya inersia, arah
aliran aerosol harus berubah cepat terhadap suatu jarak tertentu dari kolektor atau
penghalang, yang diperkirakan akan berukuran sama atau kurang dari stopping distance
(11). Sehingga untuk mengumpulkan partikulat secara efektif perlu untuk mendesain
kolektor dengan dimensi tegak lurus dengan arah aliran aerosol dengan ukuran yang
sama dengan stopping distance (11). Pertimbangan teoritis menyatakan bahwa efisiensi
pengumpulan untuk ukuran partikel tertentu akan menurun apabila ukuran alat
pengumpul meningkat.

II-3

Kecepatan arah aliran sangat penting dalam proses impaksi. Efisiensi pengumpulan akan
meningkat sejalan dengan meningkatnya kecepatan, dengan pertimbangan stopping
distance juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan. Asumsi yang
dinyatakan pada hal ini adalah kecepatan partikel sama dengan kecepatan arah aliran
udara, dimana hampir pada kenyataannya benar. Ketika kecepatan udara sudah mulai
berlebihan, bagaimanapun juga kecepatan isapan akan meningkat secara bertahap, hal ini
menyebabkan gaya rekat menjadi berlebihan dan menyebabkan partikel yang terkumpul
akan terbang kembali dan efisiensi pengumpulan akan menurun.

Ukuran serat atau bahan filter pada umumnya dibandingkan dengan ukuran partikel yang
akan dikumpulkan. Contohnya serat pada katun dan wool memiliki ukuran diameter
bukaan antara 10 sampai 20 mm (11). Serat semacam ini cenderung terlalu besar untuk
digunakan menjadi instrumen pengumpul yang efektif untuk menyisihkan partikel yang
memiliki ukuran kecil sekali.

Efisiensi penyisihan untuk debu halus dan asap pada awal pengaplikasian memiliki
efisiensi yang rendah sampai pada saat lapisan telah terbentuk dipermukaan filter. Hal ini
dinyatakan berdasarkan beberapa eksperimen sebelumnya. Untuk waktu yang pendek
ketika kantung baru dipasang, atau seketika saat baru digunakan untuk pembersihan
terdapat partikel yang lolos dari bahan.

2.4. Difusi

Pada partikel yang berukuran sangat kecil, dengan ukuran yang hampir sama dengan
ukuran intermolecular, atau dapat dikatakan memiliki diameter kurang atau sekitar 0.1
sampai 0.2 mikron, difusi menjadi mekanisme yang paling dominan terjadi pada proses
deposisi. Partikel yang memiliki ukuran sekecil ini akan mengikuti arah aliran akibat
timbulnya kolisi dengan molekul gas, hasil dari gerak random Brown yang meningkatkan
kemungkinan kontak antara partikel dan permukaan pengumpul. Ketika beberapa partikel

II-4

telah terkumpul, konsentrasi gradien akan menjadi lebih sempurna yang akan menjadi
gaya pendorong peningkatan kecepatan deposisi. Kecepatan udara yang rendah dapat
meningkatkan efisiensi dengan meningkatkan waktu kontak dan menghasilkan
kemungkinan kontak yang lebih lama dengan permukaan kantung filter. Pengumpul atau
halangan yang lebih kecil juga dapat meningkatkan efisiensi pengumpulan.

2.5. Elektrostatik.

Selama elektrostatik dengan tidak ragukan lagi memegang peranan dalam penangkapan
dan menyimpan partikel debu oleh baghouse filter, bukti ini tidak cukup untuk
menyatakan mekanisme ini secara kuantitatif. Berdasarkan Frederick (1961),
elektrostatik tidak hanya akan membatu proses filtrasi dengan menyediakan gaya tarik
antara debu dan bahan, tetapi juga memiliki efek dalam aglomerasi partikel, kemampuan
pembesihan bahan, dan efisiensi pengumpulan. Gaya ini memiliki sifat memberikan
dorongan muatan menjadi efek friksi, menyatakan polaritas, intensitas muatan, dan
kecepatan disipasi muatan baik pada debu dan media filter, dan hubungan antara
keduanya dapat meningkatkan atau menghalangi proses filtrasi. Gaya ini hanya
menyatakan perbedan kualitatif saja. Sebagai contoh, bahan A mungkin lebih baik
daripada bahan B pada debu X, dimana bahan B lebih baik daripada bahan A untuk debu
Y. Gaya ini memberikan beberapa triboelektrik bahan filter yang akan berguna untuk
menjadi penduan dalam pemilihan bahan dengan sifat elektrostatiknya.

II-5

BAB III
PERTIMBANGAN DESAIN

3.1. Pertimbangan Desain


3.1.1. Kecepatan Filtrasi
Kecepatan filtrasi atau filter rasio didefinisikan sebagai rasio dari gas yang terfiltrasi
(ft3/menit) pada suatu area filter media (ft2) tertentu. Unit dari filter rasio adalah cfm/ft2.
Secara fisik kecepatan filtrasi atau filter rasio, menggambarkan kecepatan rata-rata
dimana gas melewati bahan tanpa mempertimbangkan berapa area yang dibutuhkan oleh
serat dan bahan apa yang digunakan. Berdasarkan alasan ini, bentuk superficial face
velocity sering digunakan.

Kecepatan filtrasi merupakan faktor penting dalam proses filtrasi. Apabila filter rasio
terlalu besar akan menyebabkan kehilangan tekan yang berlebihan, mengurangi efisiensi
pengumpulan, penyumbatan.

Clement (1961) menekankan bahwa filter rasio tidak boleh terlalu rendah dari sudut
pandang operasional. Hal ini dinyatakan berdasarkan pertimbangan ekonomis dimana
sangat dihindari desain yang terlalu berlebihan. Berikut ini pada Tabel 2.7 yang
menyatakan filter rasio maksimum pada jenis debu tertentu. Nilai ini dapat
menggambarkan hasil yang telah disetujui oleh para ahli yang menunjukkan nilai
optimum untuk meminimalisasi biaya, baik pada perawatan, dan juga pada pertimbangan
pembiayaan awal.

III-1

Tabel 3.1 Nilai Kecepatan Filtrasi Maksimum dan Kecepatan Minimum Pada Debu
dan Asap
Kecepatan filtrasi maksimum,

Kecepatan pada

(cfm/ft2 cloth area)

cabang pipa (fpm)

Alumina

2.25

4500(c,f)

Asbestos

2.75

3500-4000

Carbon

4000-4500

Charcoal

2.25

4500 (a,g,h)

Cocoa

2.25

4000 (a,e,g,h)

Chocolate

2.25

4000 (a,e,g,h)

Ceramics

2.5

4000-4500

Clay

2.25

4000-4500

Cotton

3.5

3500 (a,b,c,f)

Cosmetics

4000

Flour

2.5

3500 (a,h)

Glass

2.5

4000-4500

Gypsum

2.5

4000

Rock

3.25

4500

Soap

2.25

3500 (a,b)

Sugar

2.25

4000 (a)

Debu dan asap

Keterangan: a.Pressure relief. b. Flame-retardant cloth, c. Cyclone type cleaner, d. Spark arrester, e. Sprinklers, f. Special
hoppers, gates and valves, g. Grounded bags, h. special electrical, i. Insulate casing (Sumber: Danielson,1967)

Filter rasio yang direkomendasikan diatas digunakan hanya sebagai panduan saja. Nilai
desain aktual mungkin membutuhkan beberapa penyesuaian seperti, nilai perlu
dikecilkan bila ukuran partikel yang dominan akan disisihkan memiliki ukuran yang
kecil.

III-2

3.1.2.

Media Filtrasi

Media filter yang digunakan pada baghouse filter harus disesuaikan dengan temperatur
dan pH dari gas buang (Tabel 3.1). Setiap tipe dari serat memiliki spesifikasi tersendiri.

Tabel. 3.2 Ketahanan bahan terhadap temperatur dan zat kimia

Bahan

Temperatur

Ketahanan terhadap bahan

Maksimum

kimia

(F)

Asam

Basa

Dynel

160

Baik

Baik

Cotton

180

Buruk

Baik

Wool

200

Baik

Buruk

Nylon

200

Buruk

Baik

Polypropylene

200

Sangat Baik

Sangat Baik

Orlon

260

Baik

Cukup

Dacron

275

Baik

Cukup

Nomex

400

Cukup

Baik

Teflon

400

Sangat Baik

Sangat Baik

Glass

550

Baik

Baik

3.1.3. Jenis Serat

Katun
Katun merupakan bahan yang telah digunakan sejak lama sebagai bahan standar
untuk debu yang umum. Harga katun cenderung tidak mahal, mudah untuk

III-3

ditemukan, dan merupakan media filtrasi yang baik, selain itu bahan ini juga
tahan lama selama dalam pengaplikasiannya temperatur operasi tidak berlebihan
dan tidak terdapat basa dan/atau asam kuat dalam debu. Katun bisa diaplikasikan
sebagai media kolektor yang baik pada proses grinding dan conveying.

Wool
Sebelum terjadi perkembangan bahan sintetik, wool merupakan satu-satunya
bahan yang ada, bahan ini biasa digunakan pada proses yang memiliki temperatur
operasi sekitar 200 F atau ketika terdapat kehadiran asam pada debu yang akan
difiltrasi. Wool atau campuran wool asbes masih sering digunakan pada operasi
metalurgi seperti pada peleburan timah tingkat dua, walaupun kini telah
tergantikan dengan Dacron.

Nylon
Nylon merupakan bahan sintetis, bahan ini umunya tersedia dalam bentuk
serabut ataupun filamen. Nylon cenderung memiliki harga yang tinggi, tetapi
memiliki ciri-ciri fisik yang sangat dibutuhkan bagi beberapa kegiatan, karena
bahan ini memiliki ketahanan yang tinggi pada abrasi dan pengenduran, kuat dan
elastis, dan juga tahan pada beberapa jenis bahan kimia.

Dynel
Serat acrylic pada umumnya memiliki kelembaban absorpsi yang rendah,
kekuatan yang baik, kenyal, dan tahan terhadap zat kimia, dan tahan terhadap
degradasi oleh jamur dan bakteri. Jenis bahan acrylic yang digunakan pertama
kali sebagai baghouse filter adalah union carbid yang merupakan rajutan filamen.
Jenis serat acrylic yang memiliki bentuk serabut adalah dynel, Dynel memiliki
ketahanan kimia yang tinggi, khususnya untuk asam dan basa kuat, tetapi tidak
cocok pada uap pembakaran.

III-4

Orlon dan Dacron


Orlon dan Dacron merupakan serat pertama yang 100% berasal dari acrylic,
diproduksi hanya dalam bentuk serabut pada saat ini (11). Orlon memiliki sifat
yang ringan, kuat, dan kenyal; memiliki ketahanan terhadap panas, dan tahan
terhadap zat kimia, khususnya asam (11). Perbedaan antara Orlon dan Dacron
adalah dalam bentuk produksi, dimana Dacron diproduksi dalam bentuk filamen
sedangkan Orlon dalam bentuk serabut. Bentuk filamen dirasakan oleh beberapa
pihak lebih menguntungkan dalam hal pembersihan dibandingkan dalam bentuk
serabut. Selain itu Dacron cenderung lebih memiliki harga yang cukup rendah
bila dibandingkan dengan Orlon.

Teflon.
Merupakan serat hasil penelitian dari tetraluoroethylene. Teflon jarang
digunakan karena memiliki beberapa batasan. Bahan ini tidak terlalu tahan
terhadap panas, begitu juga dengan zat kimia. Campuran serat Teflon-Orlon
hanya digunakan bila terdapat fluoride pada gas buang, itupun hanya untuk
konsentrasi tertentu.

Gelas
Dari seluruh media filtrasi yang ada, serat gelas merupakan serat yang paling kuat
terhadap panas, dan hampir seluruh bahan kimia kecuali fluorin. Kekurangan
fisik dari bahan ini adalah memiliki ketahanan yang rendah terhadap abrasi,
membutuhkan penanganan yang khusus, dan juga memiliki ciri-ciri desain
khusus. Kecepatan filtrasi yang direkomendasikan biasanya lebih rendah
dibandingkan dengan bahan yang lain, karena membutuhkan proses pembersihan
dengan kecepatan rendah.

III-5

3.1.4. Mekanisme Pembersihan


Debu yang terakumulasi di media filter, akan menyebabkan meningkatnya kehilangan tekan
sampai batas tertentu. Setelah batas tersebut tercapai maka perlu dilakukan pembersihan
untuk mengurangi kehilangan tekan yang ada. Siklus pembersihan ini bisa dilakukan secara
manual, semi otomatis, ataupun sepenuhnya otomatis. Siklus secara otomatis dapat dilakukan
berdasarkan waktu tertentu atau ketika tekanan tertentu telah tercapai. Pada beberapa alat
pengendali seperti reverse-jet baghouse , alat ini beroperasi dengan pembersihan yang
kontinu. Ketika proses pembersihan telah dimulai, harus dilakukan sampai selesai dengan
intensitas pembersihan yang cukup dan durasi waktu yang cukup untuk memastikan
pembersihan yang menyeluruh. Ketika pembersihan berlangsung direkomendasikan blower
dihentikan (11).

Dari seluruh metode yang ada terdapat dua metode pembersihan pada baghouse filter
yang telah digunakan secara luas yaitu reverse air, dan shaker baghouse filter. Pada kedua
alat ini terdapat kriteria dalam mendesain yaitu kecepatan maksimum filtrasi yang sangat
berhubungan dengan jenis industri apa yang akan ditangani.

Tabel 3.3 Kecepatan maksimum filtrasi pada jenis debu tertentu pada shaker baghouse atau reverse
air baghouse.

Dusts
Activated charcoal, Carbon black, Detergents,
Metal fumes

Maximum filtering velocity ft/min or


cfm/ft2
1.5

Alumunium Oxide, Carbon, Fertilizer,


Graphite, Iron Ore, Lime, Paint, Pigments,

Fly Ash, Dyes

III-6

Dusts

Maximum filtering velocity ft/min or

Alumunium, Caly, Coke, Charcoal, Cocoa,


Lead Oxides, Mica, Soap, Sugar, Talc
Bauxite, Ceramics, Chrome Ore, Feldspar,
Flour, Flint, Glass, Gypsum, Plastics, Cement.
Asbestos, Limestone, Quartz, Silica,
Cork, Feeds and Grains, Marble, Oyster
Shell, Salt
Leather, Paper, Tobacco, Wood

cfm/ft2
2.25

2.5
2.75
3.0-3.25
3.5

(Sumber: Danielson,1973; Turner et al.,1987)

Namun nilai V (kecepatan maksimum) sangat bergantung pada muatan dari debu, kehalusan
dari debu, dan faktor lainnya. Sebagai contoh, pada beberapa keadaan perlu dilakukan
pengurang nilai yang ada di tabel dari V antara 10-15% untuk muatan debu yang lebih besar
dari 40gr/ft3, dan beberapa perlu ditingkatkan sebesar 20% untuk muatan debu yang kurang
dari 5gr/ft3. Hal ini juga terjadi pada partikulat dengan ukuran kurang dari 3m (atau lebih
besar dari 50m), nilai yang ada di tabel menunjukkan bahwa nilai dar V harus dikurangi
(atau dinaikkan) sebesar lebih kurang 20% (11). Nilai V yang terlalu besar dapat
menyebabkan penetrasi partikel yang berlebihan, menutup pori-pori bahan dan bahkan dapat
menurunkan umur bahan (11).

Bahan yang dipilih (termasuk jenis rajutan) merupakan salah satu pertimbangan yang penting
berdasarkan pada kemampuan melepaskan diri partikel dari bahan. Bahan yang digunakan
harus benar-benar cocok dengan karakteristik dari aliran gas, dan juga dengan tipe partikulat.
Bahan yang biasa untuk digunakan memiliki kemampuan yang berbeda, hal ini berhubungan

III-7

dengan temperatur operasi dan kandungan zat kimia yang ada pada aliran gas. Hal ini dapat
terlihat pada Tabel 3.3
Reverse air baghouse dan shaker baghouse memiliki konstruksi dengan beberapa kompartemen. Pada
saatnya untuk membersihkan kantung, salah satu kompartemen akan terisolasi dari aliran udara yang
mengandung debu.

Shaker Baghouse
Metode shaker baghouse ini memiliki dua metode yaitu mechanical
shaker dan pneumatic shaker.
Mechanical shaker adalah metode pembersihan kantung dengan menggunakan
alat

motor

elektrik

yang

berguna

untuk

mengguncang

kantung.

Terdapat eccentric translatesyang memiliki gerakan memutar dari motor


menjadi osilasi. Kantung dapat berguncang secara vertikal maupun horizontal.
Merupakan hal yang penting untuk mempertahankan agar tidak ada tekanan
didalam tabung filter selama kegiatan pengguncangan dilakukan. Tekanan yang
sangat kecil untuk dideteksi oleh manometer masih dapat mengganggu proses
pengguncangan.

Pneumatic shaker adalah salah satu metode yang memanfaatkan udara untuk
mengoperasikan motor udara yang dapat menghasilkan getaran dengan frekuensi
tinggi pada kerangka suspensi dari kantung. Walaupun frekuensinya tinggi,
namun amplitudonya rendah. Metode ini kurang efektif untuk materi yang sukar
lepas dari kantung, karena jumlah total energi yang diberikan terhadap kantung
cukup rendah.

III-8

Gambar 3.1 Shaker Baghouse (U.S Army Corps of Engineer)

Reverse Air Baghouse


Pada sistem reverse air, udara bersih akan dialirkan melalui kantung pada
kompartemen yang terisolasi dengan arah aliran yang berlawanan dengan aliran
yang biasa. Dalam kedua keadaan tersebut, debu yang telah teraglomerasi di
bahan akan meluruh dan jatuh ke hopper yang berada dibawah kompartemen.
Debu akan secara periodik dikeluarkan dari hopper dan dibuang atau digunakan
kembali sesuai dengan kebutuhan.
Secara umum, debit aliran pembersihan berukuran sedang tetapi terkadang
kurang efektif dalam membersihkan kantung filter. Namun pada beberapa bahan,
terutama bahan fiber glass, peregangan akibat debit pembersihan yang disertai
dengan guncangan dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan.

III-9

Gambar 3.2 Reverse Air Baghouse (U.S. Army Corps of Engineer)

Pulse-jet baghouse
Pulse-jet baghouse, merupakan jenis baghouse filter yang penggunaanya telah
berkembang dalam 20-25 tahun terakhir. Metode operasi pulse-jet
baghouse dapat dilihat secara skematis pada Gambar 3.3. Metode operasional
pada jenis pulse-jet baghouseadalah metode filtrasi eksterior dimana udara yang
akan difiltrasi dialirkan melewati kantung-kantung, dimana aliran udara bergerak
dari bagian luar kantung menuju ke dalam. Sehingga debu yang akan disisihkan
tertahan pada permukaan bahan. Pada pulse-jet baghouse terdapat kerangka yang
berada didalam kantung yang berguna untuk mempertahankan kantung agar tidak
jatuh.
Metode pembersihan pada kantung-kantung filter menggunakan udara yang
memiliki aliran udara cepat (30-100 millisecond), dengan tekanan udara yang

III-10

besar (90-100 psi). Getaran udara ini dialirkan melalui solenoid valve sehingga
membentuk gelombang udara yang tiba-tiba, yang membuat kantung menjadi
meregang sehingga partikel yang tertahan di permukaan kantung akan meluruh.
Waktu pembersihan kantung cenderung lebih singkat dari metode-metode
lainnya dan baghouse tidak terbagi-bagi ketika pembersihan dengan pulse
jet berlangsung.

Gambar 3.3 Pulse-jet baghouse (U.S. Army Corps of Engineer)

III-11

Gambar 3.4 Mekanisme Pembersihan Kantung pada Pulse Jet Baghouse

Gambar 3.5 Peluruhan Debu pada Pulse-Jet Baghouse

III-12

Keuntungan utama dari metode pulse jet ini adalah pada metode ini
diperbolehkan kegiatan pembersihan dilakukan selama udara yang
mengandung debu terus mengalir kedalam baghouse. Selain itu keuntungan
utamanya yang lain adalah bahan media dapat digunakan pada rasio air-tocloth yang lebih besar, biasanya sekitar dua atau tiga kali lebih besar daripada
yang digunakan pada metode konvensional. Walaupun begitu, dalam
pengaplikasian pulse-jet baghouse, dibutuhkan sistem pembersihan udara
otomatis, yang memiliki pengaturan aliran pada solenoid valve dalam setiap
rentang waktu tertentu.
Pertimbangan yang penting dalam desain pulse-jet baghouse adalah kecepatan
filtrasi (Tabel 2.4). Kecepatan filtrasi merupakan hal yang penting karena
pada kecepatan filtrasi yang tinggi dapat mengurangi net cloth area yang
dibutuhkan, dan selanjutnya dapat mengurangi ukuran serta biaya kapital.
Tabel 3.4 Kecepatan filtrasi pada variasi debu atau asap pada pulse-jet
baghouse
Maximum filtering velocity
Dusts or fumes
ft/min or cfm/ft2

Carbon, Graphite, Metallurgical,Fumes, Soap,


Detergents, Zinc Oxide

5-6

Cement(Raw), Clay(Green), Plastics, Paint Pigments,


Starch, Sugar, Wood Flour, Zinc(Metallic)

7-8

III-13

Alumunium Oxide, Cement(Finished),


Clay(Vitrified), Lime, Limestone, Gypsum, Mica,
Quartz, Soybean, Talc

9-11

Cocoa, Chocolate, Flour, Grains, Leather Dust,


Sawdust, Tobacco

12-14

(Sumber: Danielson,1973;Theodore and Buonicore, 1976)

Pulse-jet baghouse secara umum hanya membutuhkan ukuran setengah dari


ukuran reverse-air baghouse, yang merupakan pertimbangan yang cukup
penting bagi area yang terbatas. Luas area yang tidak terlalu besar disebabkan
karena pada sistem pulse-jet baghouse tidak terdapat kompartemen dan juga
tidak terdapat kantung ekstra yang dibutuhkan oleh sistem-sistem lainnya.

Berdasarkan percobaan, sistem pembersihan pada pulse-jet baghouse dapat


menyisihkan debu hingga hanya meninggalkan konsentrasi debu 1% di
permukaan kantung (11). Namun dalam sistem pembersihan kantung pulsejet baghouse, yang berlangsung ketika proses filtrasi terus berlanjut, dapat
menyebabkan kantung yang digunakan menjadi mengkerut yang dalam hal ini
dapat mengurangi efisiensi dari filtrasi itu sendiri.

Dalam pengoperasian baghouse filter hal lain yang penting adalah adanya
kompresso untuk mengalirkan udara balik pada kantung. Pada umumnya
dalam pengoperasian pulse-jet baghouse , aliran volumetrik dari udara
kompresor setara dengan 0.2% 0.8% dari aliran udara filtrasi dimana
keduanya memiliki hubungan yang erat terhadap temperatur dan tekanan

III-14

3.1.5. Susunan Kantung Filter

Kantung filter perlu disusun dengan baik sehingga terdapat ruangan yang cukup antara
kantung filter yang memungkinkan aliran udara dapat secara bebas masuk kedalam filter dan
meminimalkan berbagai hambatan aliran udara yang menyebabkan kehilangan tekanan yang
besar selama proses filtrasi berlangsung.

Penyusunan kantung filter ini juga penting agar antara kantung filter itu sendiri tidak saling
bergesekan satu sama lain, terutama pada saat pembersihan. Apabila terlalu sering terjadi
gesekan hal ini dapat menyebabkan peningkatan frekuensi penggantian kain filter, yang
menyebabkan biaya operasi dan pemeliharaannya meningkat.

Untuk berbagai variasi panjang filter, ruangan minimum antara kantung filter adalah 2 inchi
atau 5 cm. Namun khusus untuk panjang filter yang memiliki panjang lebih dari 10 12 ft
maka ruangan antara filter harus lebih dari 2 inch. Selain ruangan antara kantung filter,
ruangan antara kantung dengan casing juga perlu diperhitungkan.

Gambar 3.6 usunan Kantung Sejajar

III-15

Gambar 3.7 Susunan Kantung Zig-zag

3.2.

Efisiensi Penyisihan Debu pada Baghouse Filter

Penyisihan debu dengan menggunakan baghouse filter terdapat dua mekanisme yang
memiliki peranan penting, yaitu mekanisme difusi dan intersepsi. Kedua mekanisme ini
memiliki peran yang dominan dalam menentukan efisiensi penyisihan debu pada baghouse
filter terutama pada debu yang memiliki ukuran relatif kecil. Model matematis telah
dikembangkan untuk masing-masing mekanisme proses pengumpulan tersebut, sehingga
efisiensi pengumpulan melalui dua mekanisme ini dinyatakan sebagai berikut:

DC = 1 (1 D)(1 C).(1)

Dimana :
D = Efisiensi pengumpulan melalui difusi
C = Efisiensi pengumpulan melalui intersepsi

Friedlander (1977) telah mengembangkan persamaan diatas menjadi suatu persamaan yang
mudah diterapkan untuk mendesain filter, yang dinyatakan sebagai berikut :

III-16

DC = 6Sc-2/3 Re-1/2 + 3R2 Re1/2..(2)


imana :

Dengan

dan

= viskositas fluida
= densitas fluida
k = konstanta Boltzmann = 1,4.10-6

III-17

T = temperatur (K)
dp = diameter partikel
n = kecepatan gas dalam filter
Df = diameter fiber

Pada hakikatnya kolektor pada baghouse filter dapat diasumsikan sebagai kumpulan serat
(fiber) tunggal yang terintegrasi satu sama lain. Sehingga jika efisiensi total baghouse filter
hT, dapat dinyatakan sebagai berikut,

T = 1 (1 DC)n(3)

(4)

(5)

Dimana :
T = effisiensi total fabric
N = Konsentrasi akhir (mg/m3)
NO = Konsentrasi awal (mg/m3)

III-18

H = tebal fiber (mm)


Df = diameter fiber (mm)
= densitas fiber
n = jumlah lapisan fiber

Perhitungan hT sangat penting dalam pemilihan jenis fabric. Untuk menghitung hT


diperlukan spesifikasi jenis fabric yang akan dipilih dalam desain baghouse filter. Seperti
terlihat dalam Tabel 2.11 berikut ini,
Tabel 3.5 Karakteristik bahan
Kode Fabric

Karakteristik

Diameter fiber (m)

H (m)

0.296

635

12.5

0.344

2092

15

0.083

2553

13

0.355

559

25

0.393

381

25

0.58

228

Fiberglass
A

Filamen
Bulk Wrap
Polyester

All-spun
Nomex-Needled
Felt

C
Polyester
Filamen(Knitted)
D
Polyester
Filamen
E
Warspun
Polyester
F
Filamen
(Sumber :Buonicore, 1992)

III-19

DAFTAR PUSTAKA
Arief, L.M., 2012, Pembersih Udara, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Beachler, D. S., and J. A. Jahnke. ,1981, Control of Particulate Emissions, (APTI Course 413), EPA
450/2-80-066. U.S. Environmental Protection Agency.
Buonicore, A.J., 1992, Air, Pollution Engineering Manual, ISBN-13: 978-0471284413
Danielson,R.E., Caldwell, J.J., and Larach, D.R. 1973, Icarus, 20,437

Friedlander, S.K., 1977, Smoke, Dust and Haze Fundamental of AerosolBehavior, WileyInterscience. New York
M. Kraus, 1979, Chemical Engineering Journal, 94-106
McKenna, J. D. and G. P. Greiner.,1982, Baghouses. In L. Theodore and A. J. Buonicore
(Eds.), Air Pollution Control Equipment - Selection, Design, Operation and
Maintenance. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Stern, A. C. (Ed.).,1977, Engineering Control of Air Pollution Vol. 4, Air Pollution. 3rd
ed., NY: Academic Press.
Theodore, L., Buonicore, A.J., 2011, Air Pollution Control Equipment: Selection, Design,
Operation and Maintenance (Environmental Science and Engineering), ISBN-13: 9783642851469.

También podría gustarte