Está en la página 1de 46

Apa itu Modulasi ?

Modulasi adalah pengaturan parameter


( Amplitudo, Frekuensi, Phasa, dst ) dari sinyal
pembawa (carrier) yang berfrequency tinggi sesuai
sinyal informasi (pemodulasi) yang frequencynya
lebih rendah, sehingga informasi tadi dapat
disampaikan.

Jenis-jenis Modulasi
Ec(t) = Ec sin ( ct + )

Modulasi amplitude

Modulasi sudut

(amplitude modulation,AM)

(angle modulation)
( ct + )

Modulasi frekuensi

Modulasi fase

(frequency modulation, FM)

(phase modulation, PhM)


Slide 2

Modulasi Amplitude

Pembawa

: Vc(t) = Ac sin (ct)

Pemodulasi : m(t)
Termodulasi
: VAM (t) = A(m) sin (ct)

AM baku: DSBFC
VAM (t) = [Ac + m(t)] sin (ct)
m(t)

VAM(t)

Vc(t)
Slide 3

Modulasi Amplitude (lanj.)


Untuk m(t) = Am sin (mt) maka
VAM (t) = [Ac + Am sin (mt)] sin (ct)
A
Ac

m
= Ac [1 +

sin (mt)] sin (ct)

VAM (t) = Ac [1 + m sin (mt)] sin (ct)

VAM(t) = Acsin (ct) + mAc sin (mt) sin (ct)

m
m
= Acsin (ct) +
A cos (c - m)t
2
2 c

Ac cos(c + m)t
Slide 4

Modulasi Amplitudo
Tujuan dari modulasi :
Untuk memindahkan/menumpangkan posisi spektrum
yang rendah dari sinyal data (informasi), ke pita
spektrum yang jauh lebih tinggi dari sinyal pembawa.
Sinyal data dapat berbentuk sinyal audio, sinyal video,
atau sinyal yang lain.
Frekuensi sinyal data (informasi) biasanya merupakan
sinyal pada rentang frekuensi audio (Audio Frequency)
yaitu antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz. Sedangkan
frekuensi sinyal pembawa biasanya berupa sinyal radio
(RF, Radio Frequency) sampai Mhz.

Karena Radiasi gelombang elektromagnetika akan


berlangsung
dengan
efisien,
jika
ukuran
antenanya sebanding dengan panjang gelombang.
Contoh : data 1 berfrekuensi f1 = 3 kHz
=c/f
= 100 km
data 2 berfrekuensi f2 = 300 MHz
=c/f
=1m

dan c = 3.108 m/s

dan f (1/s)

Sinyal pembawa
Sinyal termodulasi
berfrekuensi tinggi
berfrekuensi tinggi

Modulator

Sinyal data (sinyal pemodulasi)


berfrekuensi rendah

sinyal pemodulasi : em = Vm sin m t


sinyal pembawa

: ec = Vc sin c t

sinyal termodulasi : eAM = Vc (1 + m sin m t ) sin c t


= Vc . sin c t + m.Vc.cos(c - m) t
- m.Vc.cos(c + m) t

Vc : amplitudo maksimum sinyal pembawa

Vm : amplitudo maksimum sinyal pemodulasi

m : frekuensi sudut sinyal pemodulasi(radian/detik)

m : indeks modulasi AM
c : frekuensi sudut sinyal pembawa (radian/detik)

dengan = 2 f ,

pembawa = Vc . sin c t

sisi bawah (LSB) Lower Side Band : m.Vc.cos(c - m) t

sisi atas (USB ) Upper Side Band m.Vc.cos(c + m) t

Sinyal
pemodulasi

Sinyal pembawa

eAM
Sinyal termodulasi AM Spektrum frekuensi sinyal termodulasi AM

Indeks Modulasi AM ( m )
Indeks modulasi (m) mempunyai rentang antara 0
dan 1.
m=0
tidak ada pemodulasian
m=1
pemodulasian maksimal
m = V m / Vc
Dalam persen ( M ) = Vm / Vc X 100%

Mengapa Perlu Modulasi ?


Meminimalisasi interferensi sinyal pada
pengiriman informasi yang
menggunakan frequency sama atau
berdekatan
Dimensi antenna menjadi lebih mudah
diwujudkan
Sinyal termodulasi dapat dimultiplexing
dan ditransmisikan via sebuah saluran
transmisi

Modulasi
Modulasi terdiri 2 bentuk gelombang :
1. Sinyal yang dimodulasi (modulating signal)
yang merepresentasikan pesan (message)
2. sinyal pembawa (carrier).
Contoh :
modulasi amplitudo (amplitude modulation)
menggunakan sinusoidal, pesan (message)
terlihat pada selubung (envelope) dari sinyal
yang termodulasi (modulated signal). Pada
receiver, pesan/message dapat diperoleh kembali
dengan mendemodulasi (demodulation) sinyal.

Keuntungan Teknik Modulasi


Keuntungan utama yang diperoleh dalam teknik
modulasi, pada sistem komunikasi adalah :
Memungkinkan pengiriman sinyal lemah dengan
membonceng gelombang pembawa yang berdaya tinggi
(dapat diatur).
Reduksi ukuran antena karena pengiriman sinyal
dilakukan melalui gelombang pembawa yang memiliki
frekuensi tinggi.
Memungkinkan pergeseran frekuensi sinyal kepada
daerah frekuensi yang lebih mudah diolah oleh peralatan
tersedia.

Suatu gelombang sinusoid dapat diungkapkan dalam


persamaan sebagai berikut:

y = A sin ( t + )
Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa ada tiga
variabel yang menjadi dasar dari suatu gelombang,
yaitu: amplitudo (A), frekuensi ( ) dan fasa ().
Ketiga besaran ini yang akan menjadi dasar dari
pemanfaatan modulasi gelombang yang dengan
modulasi amplitudo, modulasi frekuensi dan modulasi
fasa

Jenis Modulasi
Modulasi Analog
Modulasi Analog dengan carrier berbentuk gelombang sinus
Modulasi Amplitudo (Amplitudo Modulation/AM)
Modulasi Frekwensi (Frequency Modulation / FM)
Modulasi Phasa (Phase Modulation / PM)
Modulasi Analog dengan carrier berbentuk pulsa
Modulasi Amplitudo Pulsa (Pulse Amplitudo Modulation/PAM)
Modulasi Lebar Pulsa (Pulse Width Modulation / PWM)
Modulasi Posisi Pulsa (Pulse Posisition Modulation / PPM)

Modulasi Digital
Amplitudo Shift Keying (ASK)
Frequency Shift Keying (FSK)
Phase Shift Keying (PSK)
Quadrature Amplitudo Modulation (QAM)

Proses modulasi terdiri dari :


Modulasi secara analog
Modulasi Continuous Wave
* Modulasi Amplitudo (AM)
AM Full Carrier (AM FC)
Double Side Band (DSB)
Single Side Band (SSB)
* Modulasi Sudut
Modulasi Frekuensi (FM)
Modulasi Phasa (PM)

Modulasi Pulsa
*Modulasi Pulsa Analog
Pulse Amplitude Modulation (PAM)
Pulse Position Modulation (PPM)
Pulse Width Modulation (PWM)
*Modulasi Pulsa Digital
Pulse Code Modulation (PCM)
Delta Modulation (DM)
Differential Pulse Code Modulation
(DPCM)
Modulasi secara digital
Amplitude Shift Keying (ASK)
Frequency Shift Keying (FSK)
Phase Shift Keying (PSK)

Sinyal Informasi (Message Signal)


Sinyal informasi (message signal atau modulating signal)
dapat berupa:
Sinyal analog dinyatakan dengan m(t)
Sinyal digital dinyatakan dengan d(t)

18

Modulasi
vc t = Vc cos c t + c
Jika m(t) mengontrol amplitudo diperoleh AMPLITUDE MODULATION (AM)

Jika m(t) mengontrol frekuensi diperoleh FREQUENCY MODULATION (FM)


Jika m(t) mengontrol fasa diperoleh PHASE MODULATION (PM)
Pandang suatu message signal digital d(t) :
Jika d(t) mengontrol amplitudo diperoleh AMPLITUDE SHIFT KEYING (ASK)

Jika d(t) mengontrol frekuensi diperoleh FREQUENCY SHIFT KEYING (FSK)


Jika d(t) mengontrol fasa diperoleh PHASE SHIFT KEYING (PSK)

19

Xc(t)Acosctct()
A
c
o
s
c

Amplitudo sinyal carrier dibuat berubah-ubah secara proporsional


sesuai perubahan yang terjadi pada sinyal pemodulasi (sinyal
informasi)
Persamaan Sinyal Carrier :

Secara umum, persamaan sinyal carrier termodulasi adalah :

dimana :

C 2f C frequency _ Carrier
A(t ) Amplitudo _ sesaat _ carrier
(t ) Phasa _ sesaat _ carrier

Xc(t)m
cos
ct

Pada AM, amplitudo dibuat berubah


sesuai sinyal informasi, sedang phasanya
dibuat nol, sehingga persamaan sinyal
termodulasi secara umum adalah :

Demodulasi Sinyal AM
Dilakukan dengan mendeteksi puncakpuncak sinyal (envelope) termodulasinya
Alat yang digunakan disebut Envelope
Detector

Metode Amplitudo Modulasi

Komponen pertama sinyal termodulasi


AM (Vc sin c t) disebut komponen
pembawa, komponen kedua ( yaitu
m.Vc.cos(c - m) t ) disebut komponen
bidang sisi bawah atau LSB : Lower Side
Band), dan komponen ketiga ( yaitu
m.Vc.cos(c + m) t ) disebut komponen
bidang sisi atas atau USB : Upper Side
Band). Komponen pembawa mempunyai
frekuensi sudut sebesar c , komponen
LSB mempunyai frekuensi sudut sebesar
c - m , dan komponen USB mempunyai
frekuensi sudut sebesar c + m .

Jika sinyal pemodulasi dinyatakan


sebagai em = Vm sin m t dan sinyal
pembawanya dinyatakan sebagai e c = Vc
sin c t , maka sinyal hasil modulasi
disebut sinyal termodulasi atau e AM.
Berikut ini adalah analisis sinyal
termodulasi AM.
eAM = Vc (1 + m sin m t ) sin c t
e AM = Vc . sin c t + m . Vc . sin c t . sin
m t
e AM = Vc . sin c t + m.Vc.cos(c - m) t
m.Vc.cos(c + m) t

Amplitude Modulation (AM)

Adalah salah satu bentuk modulasi dimana amplitudo sinyal


pembawa di variasikan secara proposional berdasarkan sinyal
pemodulasi (sinyal informasi).
Frekuensi sinyal pembawa tetap konstan.
AM adalah metode pertama kali yang digunakan untuk
menyiarkan radio komersil.
Contoh dari amplitude modulation.
Kelemahannya:
dapat terganggu oleh
gangguan atmosfir
Bandwith yang sempit juga
membatasi kualitas suara
yang dapat dipancarkan.

Jika sinyal pemodulasi dinyatakan


sebagai em = Vm sin mt dan sinyal
pembawanya dinyatakan sebagai ec
= Vc sin ct , maka sinyal hasil
modulasi disebut sinyal termodulasi
amplitudo atau eAM.
eAM = Vc . sin c t + m.Vc.cos(c m) t
- m.Vc.cos(c + m) t

Komponen pertama sinyal termodulasi AM (V c


sin c t) disebut komponen pembawa,
komponen kedua ( m.Vc.cos(c - m) t )
disebut komponen bidang sisi bawah atau LSB (
Lower Side Band), dan komponen ketiga (
m.Vc.cos(c + m) t ) disebut komponen bidang
sisi atas atau USB ( Upper Side Band).
Komponen pembawa mempunyai frekuensi
sudut sebesar c , komponen LSB mempunyai
frekuensi sudut sebesar c - m , dan komponen
USB mempunyai frekuensi sudut sebesar c +
m .

Indeks Modulasi AM (m)


Parameter ini merupakan perbandingan antara
amplitudo puncak sinyal pemodulasi (Vm) dengan
amplitudo puncak sinyal pembawa (Vc). Besarnya indeks
modulasi mempunyai rentang antara 0 dan 1. Indeks
modulasi sebesar nol, berarti tidak ada pemodulasian,
sedangkan indeks modulasi sebesar satu merupakan
pemodulasian maksimal yang dimungkinkan.
Besarnya indeks modulasi AM dinyatakan dengan
persamaan:
m = Vm
Vc
Indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam
persen

Sampul Gelombang Termodulasi AM


Amplitudo gelombang termodulasi AM ( sampul
gelombang termodulasi AM ) Sampul ini merupakan
garis imaginer yang digambar antara nilai-nilai puncak
pada setiap siklus, memberikan bentuk yang ekivalen
dengan bentuk tegangan pemodulasi.
esampul = Vc + em = Vc + Vm sin m t
Oleh karena Vm = m Vc maka persamaan tersebut dapat
dinyatakan sebagai:
esampul = Vc + m Vc sin m t
= Vc ( 1 + m sin m t ) sampul positif
= - Vc ( 1 + m sin m t ) sampul negatif

1. Sinyal pembawa sinusoidal dengan frekuensi 3 kHz mempunyai


amplitude puncak 2 Volt dimodulasi AM oleh sinyal audio 750 Hz
yang mempunyai amplitude puncak 750 mV. Tentukan:
a. Indeks modulasi AM
b. Spektrum frekuensi gelombang termodulasi AM
Penyelesaian:
a. Indeks modulasi ( M )
Vm
M=
Vc
= 0,375

b.Persamaan gelombang termodulasi AM :


eAM = Vc . sin c t + m.Vc.cos(c - m) t - m.Vc.cos(c + m) t

Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa


komponen pembawa mempunyai amplitudo 2 Volt
dengan = 6000
Komponen LSB mempunyai amplitudo 0,375 Volt
dengan
= 4500
Komponen USB mempunyai amplitudo 0,375 Volt
dengan
= 7500

Modulasi Double Sideband


(DSB)
Ada 3 jenis DSB
Double Sideband Amplitude Modulation,
DSBAM dengan carrier
Double Sideband Diminished (Pilot)
Carrier, DSB Dim C
Double Sideband Suppressed Carrier,
DSBSC
tanpa carrier
38

Modulasi Single Sideband


(SSB)

Jenis SSB bisa jadi SSBAM (dengan komponen carrier yang besar),
SSBDimC atau SSBSC tergantung dari besar VDC pada input.

39

Kerja Detektor Envelope

Jika modulation depth > 1, maka akan terjadi distorsi

40

Demodulasi
Demodulasi adalah adalah kebalikan dari proses modulasi untuk me-recover
message signal m(t) atau d(t) pada sisi penerima.

41

Sinyal Informasi m(t)


Pada umumnya m(t) akan berupa suatu band dari sinyal; sebagai contoh, sinyal
video.
Notasi atau konvensi untuk menyatakan sinyal baseband m(t) terlihat di bawh ini

42

Persamaan untuk AM

Misalkan m(t) = Vm cos mt, maka

Vm
Vm
vs t = VDC cos c t + cos c + m t + cos c m t
2
2
diperoleh
Komponen:

Carrier upper-sideband (USB)

lower-sideband (LSB)

Amplitudo:

VDC

Vm/2

Vm/2

Frekuensi:

c
fc

c + m
fc + fm

c m
fc - fm

Persamaan di atas merepresentasikan


Double Amplitude Modulation DSBAM
43

Modulation Depth
2Emax = maximum peak-to-peak of waveform
2Emin = minimum peak-to-peak of waveform

Modulation Depth

2 Emax 2 Emin
m=
2 Emax + 2 Emin

Dapat diperlihatkan bahwa:

2 Emax = 2VDC +Vm


m=

2VDC + 2Vm 2VDC + 2Vm


2VDC + 2Vm + 2VDC 2Vm

2 Emax = 2VDC +Vm

4Vm
4VDC

Vm
VDC
44

Representasi Grafis DSBAM

45

Representasi Grafis DSBDimC dan


DSBSC

46

También podría gustarte