Está en la página 1de 2

Menuju Teori Akuntansi Positif dalam Penetapan Standar Akuntansi

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manajemen Terhadap Standar Akuntansi Keuangan


Manajemen mempengaruhi standar akuntansi berdasarkan kepentingan dirinya sendiri, sehingga
dapat diasumsikan bahwa kepentingan tersebut sama dan sebangun dengan kepentingan para
pemegang saham. Manajer, investor, kreditor, dan individu lain bersifat rasional dan berusaha
memaksimumkan kepuasan.
Manajemen memiliki kebebasan untuk memilih prosedur akuntansi atau mengubah kebijakan
produksi, investasi dan pendanaan perusahaan yang memaksimalkan kepuasan mereka (Gordon,
1964). Disini, asumsi kedua yang diungkapkan adalah kepuasan pemegang saham semata-mata
fungsi positif dari laba akuntansi. Asumsi ini menghindari konflik antara pemegang saham dan
manajemen dengan menyatakan bahwa kenaikan harga saham selalu diikuti dengan kenaikan laba
akuntansi.
Manajemen mengambil tindakan yang memaksimumkan nilai perusahaan agar mereka
mendapatkan kompensasi atas kekayaan yang diperoleh melalui bonus kas dan saham atau
penghasilan tambahan.
Faktor yang mempengaruhi Kekayaan Manajemen
1. Pajak
Aturan perpajakan tidak selalu terikat dalam standar akuntansi keuangan kecuali dalam
beberapa kasus, contoh metode penilaian persediaan LIFO. Manajemen menginginkan
prosedur akuntansi yang diajukan mempengaruhi aturan perpajakan di masa depan, sehigga
perilaku mereka dipengaruhi oleh dampak dari aturan pajak tersebut.
2. Regulasi
Hampir seluruh komisi kepuasan publik berdasar dari rumus biaya akuntansi. Manajemen
beranggapan terdapat beberapa kemungkinan atas kenaikan suatu angka atau tarif sebagai
hasil dari perubahan standar akuntansi, kepentingan pribadi manajemen memiliki dorongan
untuk mendukung perubahan tersebut. Mereka pun memiliki dorongan untuk menentang
perubahan standar akuntansi yang bisa memicu penurunan angka.
3. Biaya politik
Perusahaan besar cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat mengurangi laba
periodik disbanding perusahaan kecil. Ukuran perusahaan merupakan ukuran variable proksi
(proxsy) dan aspek politik. Yang mendasari hipotesi ini adalah asumsi bahwa sangat
mahalnya nilai informasi bagi individu untuk menentukan apakah laba akuntansi betul-betul
menunjukkan monopoli laba. Di samping itu, sangatlah mahal bagi individu untuk
melaksanakan kontrak dengan pihak lain dalam proses politik dalam rangka menegakkan
aturan hukum dan regulasi, yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan
demikian individu yang rasional cenderuang memiliki untuk tidak mengetahui informasi yang
lengkap. Proses politik tidak beda jauh dengan proses pasar. Atas dasar cost informasi dan
cost monitoring tersebut, manajer memiliki insentif untuk memiliki laba akuntansi tertentu
dalam proses politik tersebut.
4. Biaya produksi informasi
Perubahan dalam prosedur akuntansi bukanlah sesuatu yang murah bagi perusahaan. Hal
tersebut yang mengubah peningkatan pengungkapan atau keperluan organisasi untuk
mengubah metode akuntansi sehingga biaya pembukuan perusahaan pun naik.
5. Rencana kompensasi manajemen
Manajer perusahaan dengan bonus tertentu cenderung lebih menyukai metode yang
meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai
sekarang bonus yang akan diterima seandainya komite kompensasi dari dewan direktur tidak
menyesuaikan dengan metode yang dipilih.
Suatu Teori Positif Manajemen dalam Mempengaruhi Standar Akuntansi

Konsisten dengan karya awal, Watt dan Zimmerman telah berpendapat bahwa untuk mengurangi
kemungkinan perhatian politik yang merugikan dan biaya yang terkait perhatian ini (Misalnya, biaya
yang terkait dengan pajak meningkat, peningkatan jumlah upah, atau boikot produk), perusahaan
politik yang sensitif (biasanya perusahaan besar) harus mengadopsi metode akuntansi yang
mengarah pada pengurangan keuntungan. Bagaimana melaporkan, pandangan bahwa yang lebih
rendah melaporkan laba akan mengakibatkan menurunkan pengawasan politik (dan akhirnya untuk
transfer kekayaan yang lebih rendah dari perusahaan) mengasumsikan bahwa pihak yang terlibat
dalam proses politik tidak dapat atau tidak siap untuk "mengungkap" implikasi dari pilihan manajer.
Akuntansi manajer adalah entah bagaimana bisa menipu mereka yang terlibat dalam proses politik
dengan hanya mengadopsi satu metode akuntansi (penurunan pendapatan) dalam preferensi untuk
yang lain. Tapi, mengapa ini menjadi kasus ketika di tempat lain telah diasumsikan (konsisten dengan
EMH) bahwa individu dalam pasar lainnya seperti pasar modal, seperti pasar modal, efisien dapat
mengungkap pilihan manajemen metode akuntansi.
Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas
praktek-praktek akuntansi yang ada di dalam masyarakat. Teori akuntansi positif berusaha untuk
menjelaskan fenomena akuntansi yiang diamati berdasarkan pada alas an-alasan yang
menyebabkan terjadinya suatu peristiwa. Dengan kata lain, teori akuntansi positif dimaksudkan untuk
menjelaskan dan memprediksi konsekuensi yang terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu.
Penjelasan dan prediksi dalam teori ini didasarkan pada proses kontrak (contracting process) atau
hubungan keagenan (agency relationship) antara manajer dengan kelompok lain seperti investor,
kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal dan institusi pemerintah.
Teori akuntansi positif lebih bersifat deskriptif bukan preskiptif. Tidak seperti teori normative yang
didasarkan pada prems bahwa manajer akan memaksimumkan laba atau kemakmuran untuk
kepentingan perusahaan, teori positif didasarkan pada premis bahwa individu selalu bertindak
atasdasar motivasi pribadi (self seeking motives) dan berusaha memaksimumkan keuntungan pribadi.
Watts dan Zimmerman berpendapat bahwa premis maksimisasi laba dalam konteks teori normatif
tidak terbukti dan jauh dari bukti empiris.
Teori akuntansi positif telah memberikan konstribusi pengembangan akuntansi misalnya :
Menghasilkan pola sistematik dalam pilihan akuntansi dan membrikan penjelasan spesifik
terhadap pola tersebut.
Memberikan kerangka yang jelas dalam memahami akuntansi.
Menunjukkan peran utama contracting cost dalam teori akuntansi.
Menjelaskan mengapa akuntansi dijelaskan dan memberikan kerangka dalam memprediksi
pilihan-pilihan akuntansi.
Mendorong riset yang relevan dengan akuntansi dengan menekankan pada prediksi dan
penjelasan terhadap fenomena akuntansi.

También podría gustarte