Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Borang Portofolio
Topik : Gastroenteritis (GEA) Dehidrasi Ringan Sedang
Tanggal (kasus) : 8 Mei 2015
Nama peserta
Laporan Kasus
Identitas
Nama
: An. M Husin Nafarin
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 1 tahun 4 bulan
Alamat
: Desa Sirap
Tanggal masuk : 6 mei 2015
No RM
: 022383
Keluhan Utama
RPS :
: BAB Cair
Sejak 2 hari SMRS anak BAB cair > 5 kali sehari, sebanyak +
gelas, berampas, warna kekuningan, berlendir, darah tidak
ada. Muntah > 5 kali berisi makanan dan minuman yang
dimakan, sekali muntah + gelas, tidak ada darah. Selama 2
hari anak juga mengalami demam, hilang timbul, tidak
menggigil. Selama sakit anak haus sering minum, BAK sedikit,
dan rewel.
Riwayat Neonatal
Gerakan anak aktif, menagis kuat, tidak pernah kuning, dan tidak pernah
menderita penyakit berat.
Kesimpulan : Riwayat neonatal anak baik
Riwayat Perkembangan
Sampai saat ini anak sudah bisa berlari, perkembangan sesuai dengan
anak sebayanya.
Kesimpulan : Riwayat perkembangan anak sesuai umur
Riwayat Imunisasi :
Nama
BCG
Polio
Hepatitis B
DPT
Campak
Dasar
(umur dalam
hari/bulan)
1 bulan
0
2 4
6
0
2
6
2
4
6
9
Ulangan
(umur dalam bulan)
Makanan
ASI
: 0 6 bulan
PASI
: 6 bulan sekarang
Jenis
: Sun pisang, bubur, Lectogen 1
Frekuensi
: 3 kali sehari.
Kesimpulan : Kualitas dan kuantitas makanan anak cukup
Riwayat Keluarga
Laboratorium
Jenis
Nilai
pemeriksaa
Satuan
n
Hemoglobin
gr/dl
9.5
11,7
Leukosit
ribu /u l
14.0
13,2
Eritrosit
juta /u
4.0
6,32
Hematokrit
10.5
34,1
Trombosit
vol%
3.50
375
ribu /u l
5.20
Normal
29 43
150
450
3 Mei 2015
DIAGNOSIS
tpm
Zink syr 1x1 cth
L-Bio 2x1 sach
Domperidon syr 3 x cth
PCT syr 3x1 cth
Follow up
S :
BAB Cair (+) 3 kali kehijauan, lendir (+), muntah (+) 1 kali, minum (+), BAK (+)
O:
HR : 100 x/menit
RR : 28 x/menit
T : 37 oC
Kepala
telinga/hidung
: UUB dan mata tidak cekung, produksi air mata cukup, mukosa bibir basah,
dalam batas normal
Thorak
ronkhi (-/-)
: gerak napas simetris, retraksi (-), cor: S1S2 tunggal, pulmo: sn.vesikuler, Wh (-/-),
Abdomen
A:
P:
S :
BAB Cair (-), muntah (-) 1 kali, makan/minum (+), BAK (+)
O:
HR : 100 x/menit
RR : 30 x/menit
T : 36 oC
Kepala
telinga/hidung
: UUB dan mata tidak cekung, produksi air mata cukup, mukosa bibir basah,
dalam batas normal
Thorak
ronkhi (-/-)
: gerak napas simetris, retraksi (-), cor: S1S2 tunggal, pulmo: sn.vesikuler, Wh (-/-),
Abdomen
A:
P:
Defenisi
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar
dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya
atau lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi
tinja yang lebih lembek atau cair. Diare akut adalah
diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak
yang sebelumnya sehat. Diare yang terjadi lebih
dari 2 minggu disebut diare kronis.
Etiologi
Faktor infeksi
Infeksi enteral
Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
Infeksi virus: Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan
lain-lain.
Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,
Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica,
Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur
(Candida albicans).
Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di
luar alat pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA),
Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama tcrdapat pada bayi
dan anak berumur di bawah 2 tahun.
Etiologi
Faktor malabsobsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida
(intoleransi Iaktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi
glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang terpenting dan
tersering ialah intoleransi laktrosa
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
Etiologi
Faktor makanan
makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
Faktor psikologis
rasa takut dan cemas
Etiologi
Faktor makanan
makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
Faktor psikologis
rasa takut dan cemas
Ganggua
n
osmotik
Ganggua
n sekresi
Ganggua
n
motilitas
Gambaran Klinis
Cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan
Derajat Dehidrasi
Penilaian
C
Lesu, lunglai,
Baik, sadar
Gelisah, rewel
atau tidak
Keadaan
umum
sadar
Sangat
Mata
Air mata
Mulut dan
Normal
Cekung
Ada
Tidak ada
cekung
Tidak ada
Basah
Kering
Sangat kering
lidah
Malas minum
Minum biasa
Haus, ingin
Rasa haus
atau tidak
tidak haus
minum banyak
mau minum
Kembali
Turgor kulit
Kembali cepat
Kembali lambat
sangat
lambat
Dehidrasi
Hasil
Tanpa
Dehidrasi
ringan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-
Komplikasi
Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik
atau hipertonik)
Renjatan hipovolemik
Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot,
lemah, bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram)
Hipoglikemia
Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi
enzim laktase karena kerusakan vili mukosa usus halus
Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan
muntah, penderita juga mengalami kelaparan
Penatalaksanaan
Rehidrasi
awal
Edukasi
orangtua
5
pilar
Zink
Dukunga
n nutrisi
Antibiotik
Rehidrasi awal
Dehidrasi berat
Rehidrasi intravena, 100 cc/kgBB cairan RL atau ringer
asetat (jika tidak ada gunakan salin normal) dengan
ketentuan
Pertama, beri
Selanjutnya,
30 cc/KgBB
70 cc/KgBB
dalam
dalam
1 jam
5 jam
30 menit
2,5 jam
Rehidrasi awal
Dehidrasi ringan sedang
Pasien dipantau di RS/puskesmas
Berikan oralit dalam waktu 3 jam pertama sebanyak 75
cc/kgBB, ajarkan ibu beri oralit sedikit sedikit tapi sering.
Bila anak muntah tunggu 10 menit, lalu lanjutkan dengan
lebih lambat
Lanjutkan ASI
Periksa kembali dan klasifikasi ulang setelah 3 jam
Rehidrasi awal
Diare akut tanpa dehidrasi
Dapat dilakukan rawat jalan
Beri cairan tambahan seperti ASI yang lebih sering dan
lama. Jika tidak mendapatkan ASI ekslusif berikan oralit, air
matang, atau cairan makanan
Pada kasus diare dengan dehidrasi, berikan oralit 6
bungkus, berikan 100 cc tiap kali BAB atau 5 cc/kgBB tiap
muntah, 10 cc/kgBB tiap BAB
Edukasi kapan harus kembali
Kasu
s
Teori
Zink
Menggantikan kandungan zinc alami tubuh
yang hilang
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
sehingga dapat mencegah resiko terulangnya
diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh
dari diare dan dapat mengurangi lamanya
diare akut dan persisten
Probiotik
merupakan bakteri hidup yang mempunyai
Penutup
Telah dilaporkan sebuah kasus gastroenteritis
Terimakasih