Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENGOKONAN
OM PO K 6
K EL
r m a n sy a h Rifai
A
kky B ai h aq i
E
Yadi Fauji
LATAR BELAKANG
Pengokonan merupakan proses terakhir pada
pemeliharaan ulat sutera
Kualitas kokon sangat berpengaruh terhadap
pemintalan benang maka teknik pengokonan harus
dilakukan secara baik
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Teknik Pengokonan?
Apa pengaruh metode pengokonan?
Bagaimana perlakuan ulat sutera di tempat
pengokonan?
TEKNIK PENGOKONAN
Metode mengokonkan (Mounting)
Metode pemungutan dengan tangan
Metode guncangan tunas
Metode mengokonkan alami
Pengokonan alami setelah guncangan tunas
METODE MENGOKONKAN
(Mounting)
Dalam mengokonkan ulat dapat digunakan
beberapa metode antara lain : Pemungutan
dengan tangan, mengguncangkan tunas dan
guncangan tunas di ikuti pengokonan alami
Setiap metode ada baik dan buruknya
METODE PEMUNGUTAN
DENGAN TANGAN
Dalam metode ini semua ulat yang sudah
dewasa di pungat dengan tangan
Kebaikan metode ini ialah, bahwa hanya
ulat sutare yang sudah cukup dewasa saja
yang di pilih dan di kumpulkan
Akan tetapi di perlukan pengalaman
untuk dapat mengenal ulat yang sudah
dewasa
METODE
GUNCANGAN TUNAS
Pada saat 30% dari semua ulat sutera sudah
menjadi dewasa, tunas murbei yang di
tempatinya di guncangkan dengan tangan, atau
di getarkan dengan mesin, untuk melepaskan
ulat dan mengumpulakannya pada tempat
pengokonan
Meskipun merupakan metode paksaan
untuk mengumpulkan, yang memerlukan
konsentrasi kerja, namun teknik ini dapat
diandalkan
Seorang pekerja dapat menangani ulat
yang banyaknya ekiivalen dengan jumlah
telur dari tiga box dalam delapan jam
METODE MENGOKONKAN
ALAMI
Tempat pengokonan di letakkan langsung di
atas tempat pemeliharaan untuk memberi
kesempatan ulat sutera naik ke dalamnya
Metode ini memanfaatkan reaksi geotrofik
negatif alami dari ulat sutera dewasa, dan karena
itu merupakan metode yang rasional dan hemat
tenaga
PENGOKONAN ALAMI SETELAH
GUNACANGAN TUNAS
ulatsutera yang menempel pada tunas murbei
diguncangkan sebelum fase pengokonan optimum dan
kemudian ulatnya dipelihara lagi di atas tempat-tempat
pemeliharaan
Selanjutnya,
pada saat naik mengokon, tempat
pengokonan di tempatkan di atas tempat pemeliharaan
PERLAKUAN ULAT SUTERA
PADA TEMPAT PENGOKONAN
Kondisi iklim, seperti suhu, kelembaban, arus
udara, dan sebagainya, selama pengokonan
berpengaruh kepada kualitas filamen kokon
Ulat sutera, sejak saat naik untuk mengokon
sampai berakhirnya berputar, mengeluarkan
cukup banyak cairan. Cairan ini harus di buang
secepat mungkin
SUHU, KELEMBABAN, SIRKULASI
UDARA & INTESITAS CAHAYA
Suhu 230-250C
Kelembaban 60% -75%
Sirkulasi udara 0,2 – 1 m/s
Intensitas Cahaya 10 – 20 lux
KESIMPULAN
Terdapat 4 metode pengokonan
Setiap Metode memiliki keunggulan
Materialdan sutera kelemahan masing-
masinguktur tempat pengokonan sangat
berpengaruh terhadap kualitas kokon dan filamen
Diperlukan perlakuan khusus pada saat ulat
mengokon
Alat pengokonan Rotary dan Mukade memberi
hasil yang baik untuk semua para meter kualitas
serat sutera yang diamati
TERIMA
KASIH
la m
as sa
W