Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Pemrakarsa
dan
Penyusun
Dokumen
ANDAL
Rencana
Kegiatan
A.
B.
Identitas Pemrakarsa
1. Nama Perusahaan
2. Alamat Kantor
3. Jenis Kegiatan
4. Lokasi Kegiatan
24.000 Ha.
(SK. Bupati Morowali No. 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011,
tanggal 19 Juli 2011, tentang Persetujuan Izin Lokasi untuk
Usaha Perkebunan Kelapa Sawit seluas 24.000 Ha
kepada PT. KARUNIA ALAM MAKMUR)
6. Direktur Utama
AGUSTINUS T. SENAK
(Direktur PT. KARUNIA ALAM MAKMUR).
Bupati Morowali
No. 193/SAPRAS-
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 1
Bab 2
Tabel 2-1.
A. PEMRAKARSA&PENANGGUNGJAWABKEGIATANPEMBANGUNANPERKEBUNAN&
PABRIKKELAPASAWITSELUAS24.000HaDIKEC.MAMOSALATO&BUNGKUUTARA
NamaPerusahaan/
Pemrakarsa
AlamatKantor
Direktur/Penanggung
Jawab
NamaDirektur/
PenanggungJawab
PT.KARUNIAALAMMAKMUR(PT.KAM)
MayapadaTowerLt.11,Jl.Jend.SudirmanKav.28,JakartaSelatan
12920.Email:Agus_tsenak@gmail.com
DirekturPT.KARUNIAALAMMAKMUR(PT.KAM)
AGUSTINUS T. SENAK
B. TIMPENYUSUNANDAL
JABATANDALAMTIM
2.2
NAMA
BIDANGKEAHLIAN
1. KetuaTim
PipietHariyadi,S.Si.
2. WakilKetuaTim
Ir.Abd.Wahid,M.Si
3. AnggotaTim
4. AnggotaTim
YudhaAkhmadPermana,
S.Pi
Ir.H.HusainUmar,M.P
5. AnggotaTim
Isrun,SP.M.P
AhliFisikKimiaTanah
6. AnggotaTim
Moh.Fahmi,SP.
AhliPertanian(ProteksiTanaman)
7. AnggotaTim
RusdaniSosiawan,S.Pi
AhliSosekbud(Bersertifikat
KompetensiATPAdariIntakindo/KLH)
8. AnggotaTim
SardianaJunus,SKM
AhliKesehatanMasyarakat
9. AnggotaTim
Sofyan,S.Si
Pemetaan(GIS)
AhliKimiaLingkungan(Bersertifikat
KompetensiKTPAdariIntakindo/KLH)
AhliAMDAL&Biodiversity(Bersertifikat
AMDALAPlusdanERA)
AhliBiologi(BersertifikatKompetensi
ATPAdariIntakindo/KLH)
AhliKehutanan&KonservasiSDA
(BersertifikatAMDALA,B&C)
KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM), di Kecamatan Mamosalato & Bungku Utara Kabupaten
Morowali Provinsi Sulawesi Tengah adalah membangun areal perkebunan/pertanian Kelapa
Sawit dan industri pengolahannya, baik untuk olahan setengah jadi maupun produk/hasil
olahan yang siap dipasarkan. Berdasarkan rencana perusahaan tersebut, penanggung
jawab perkebunan/pertanian Kelapa Sawit dan pengolahannya tetap dilaksanakan oleh PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM). Pelaksanaan rencana usaha tersebut melalui tahapan
pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 2
Bab 2
2.2.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Morowali
Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
(PT. KAM) terletak di beberapa Desa di Kec. Mamosalato (desa lingkar dampak; yaitu
Desa Lijo, Sea, Winangabino, Tambale) dan di Kec. Bungku Utara (desa lingkar dampak;
yaitu Desa Salubiro dan Lemo) Kabupaten Morowali, sesuai Surat Keputusan Bupati
Morowali No. 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011, tanggal 19 Juli 2011, tentang Pemberian Izin
Lokasi untuk Usaha Perkebunan Kelapa Sawit seluas 24.000 Ha kepada PT. KARUNIA
ALAM MAKMUR (PT. KAM). Luas lahan sudah termasuk untuk pembangunan berbagai
fasilitas pendukungnya.
Didasarkan pada Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sulawesi
Tengah Tahun 1999, serta Peta Perkembangan Tata Batas Kawasan Hutan Kabupaten
Morowali Provinsi Sulawesi Tengah oleh Dirjen Palonologi Kehutanan Balai Pemantapan
Kawasan Hutan Wilayah XIV Palu Tahun 2010; terdapat sebagian lokasi izin Usaha
Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR berada pada kawasan hutan yaitu kawasan
hutan produksi terbatas (HPT). Detil status kawasan dalam lokasi izin Usaha Perkebunan
PT. KARUNIA ALAM MAKMUR, disajikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2.
No
Keberadan Lokasi Izin Usaha Perkebunan (IUP) PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Berdasarkan Fungsi Kawasan dan Perairan, tahun 1999; & Peta Tata Batas.
FUNGSIKAWASAN
LUAS(Ha)
Persentase(%)
1. HutanLindung(HL)
2. HutanProduksiTetap(HP)
3. HutanProduksiTerbatas(HPT)
8,905.06
4. HutanProduksiKonversi(HPK)
5. ArealPenggunaanLain(APL)
15,094.94
6. ArealPantai/PerairanLautTelukTolo
Jumlah
24,000.00
37.10
62.90
100.00
Sumber : 1)PetaLampiranSKMenteriKehutanandanPerkebunanNo.757/Kptsll/1999
3)PetaPerkembanganTataBatasKawasanHutanKab.MorowaliProv.SulawesiTengahSkala1:250.000
4)LampiranPetaLokasiIzinUsahaPerkebunan(SKBupatiMorowaliNo.193/SAPRASDKP/G.3/VII/2011)
5)HasilPengukuranPlanimetrisTimAMDAL,Tahun2011.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 3
Bab 2
Sampai saat ini rencana Tata ruang Wilayah Kabupaten Morowali yang terbaru (Revisi)
masih dalam proses pengesahan/persetujuan. Dari Rencana tata Ruang Wilayah
Kabupaten Morowali tahun 2010-2030, lokasi rencana kegiatan Perkebunan Kelapa
Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR keseluruhannya terletak pada kawasan budidaya,
sehingga tidak terdapat areal dalam lokasi izin Usaha Perkebunan terletak pada
kawasan lindung (non budidaya), sehingga rencana kegiatan perkebunan kelapa sawit
telah sesuai dalam peruntukan wilayah berdasarkan rencana tata ruang wilayah
Kabupaten Morowali (Gambar 2-3).
Berdasarkan Undang Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (KH produksi
terbatas) untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan termasuk
kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dengan metode budidaya perkebunan yang
disyaratkan, serta Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2011 tentang
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit pada
kawasan hutan diperbolehkan dengan melalui Persetujuan Izin Pinjam Pakai Kawasan
Hutan dari Menteri Kehutanan.
Pada saat Dokumen AMDAL ini disusun, PT. KARUNIA ALAM MAKMUR tengah mengurus
Persetujuan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dari Menteri Kehutanan. Penyusunan
Dokumen AMDAL PT. KARUNIA ALAM MAKMUR merupakan salah satu prasyarat yang
harus dipenuhi untuk mendapatkan Persetujuan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dari
Menteri Kehutanan untuk areal seluas 8,905.06 Ha (37,10%), yang merupakan areal
kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT).
Tabel 2-3. Rencana Penataan Areal Izin Usaha Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
NO
FUNGSIKAWASAN
1. HutanLindung
2. ArealKerjaPerkebunan(IUP)
a.ArealPenggunaanLain(APL)
b.HutanProduksiKonversi(HPK)
c.HutanProduksiTetap(HP)
d.PerairanLautTelukTolo
Jumlah
LUAS
KETERANGAN
(Ha)
(%)
DikeluarkandariarealIUP(Enclave)
24,000,00 100,00
15,094.94
8,905.06
24.000,00
62.90 DikelolapadatahunkeIs/dVIkegiatan
37.10
DikelolasetelahadaSKPinjamPakaiKawasan,
atauPengesahanRTRWPTahun20102030.
DikelolasetelahadaSKPinjamPakaiKawasan
Dikelolauntukfasilitaspenunjangdll
100,00
Sumber : 1)PetaLampiranSKMenteriKehutanandanPerkebunanNo.757/Kptsll/1999
3)PetaPerkembanganTataBatasKawasanHutanKab.MorowaliProv.SulawesiTengahSkala1:250.000
4)LampiranPetaLokasiIzinUsahaPerkebunan(SKBupatiMorowaliNo.193/SAPRASDKP/G.3/VII/2011)
5)HasilPengukuranPlanimetrisTimAMDAL,Tahun2011.
Dalam perencanaan dan penataan areal kerja IUP PT. KARUNIA ALAM MAKMUR,
Manajemen PT. KARUNIA ALAM MAKMUR akan mengeluarkan areal IUP Perkebunan
yang termasuk dalam kawasan Hutan Lindung (bila ada), yang berdasarkan hasil
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 4
Bab 2
pengukuran Planimetris Tim AMDAL menunjukan bahwa areal kerja Izin Lokasi Usaha
Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR tidak berada dalam kawasan hutan lindung
(HL), sehingga luas areal kerja Perkebunan yang akan dikelola oleh Manajemen PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR luasannya tetap yaitu 24.000 Ha. Rencana penataan areal
kerja Izin Lokasi Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR selengkapnya dapat disimak
pada sajian Tabel 2-3.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 5
Bab 2
Sebelah Selatan :
Sebelah Timur
Sebelah Barat
Di sekitar lokasi rencana Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR terdapat perkebunan kakao, kelapa dan pemukiman penduduk local (suku
wana/Taa) dan transmigrasi, kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi tetap (HP),
hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi konversi (HPK), serta areal/wilayah Izin
Usaha Perkebunan Kelapa Sawit PT. Kurnia Luwuk Sejati (PT. KLS), dan beberapa sungai
(Sungai Bongka, S. Salubiro, S. Andolia, S. Wine/Momo, dan S. Tirongan), serta anak
sungai yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari berada di
sekitar areal rencana perkebunan Kelapa Sawit.
Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
(PT. KAM), sangat memperhatikan kesesuaian lahan untuk kelayakan perkebunan
Kelapa Sawit, dan faktor pembatasnya. Hal itu demi tujuan kelestarian lingkungan yang
berkesinambungan. Oleh karena itu, kajian kesesuaian lahan untuk kesesuaian tanaman
Kelapa Sawit perlu di lakukan dan diprediksi dalam ANDAL.
yang
menghubungkan
lokasi
rencana
kegiatan
Perkebunan
dan
Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM) dalam hubungannya
dengan jarak kesampaian daerah dapat diuraikan sebagai berikut (lihat Peta
Aksesibilitas Gambar 2.1) :
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 6
Bab 2
Gambar 2-1. Peta Jalur Akses dari Kota Palu ke Lokasi Proyek (Kec. Mamosalato & Bungku Utara)
1) Dari Kota Palu (Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah) dapat ditempuh dengan perjalanan
darat melalui jalan lintas Sulawesi menuju Kota Luwuk sebagai ibukota Kabupaten
Banggai yang dapat ditempuh sekitar 16-18 jam, dari Kota Luwuk lanjut dengan
perjalanan darat melewati daerah Toili hingga memasuki wilayah Mamosalato Kab.
Morowali ditempuh sekitar 6-8 jam.
2) Dari ibukota Kendari dapat ditempuh dengan perjalanan darat melalui jalan lintas
Sulawesi menuju kota Kolonedale yang dapat ditempuh sekitar 14-16 jam.
Selanjutnya menuju ke Bungku Utara melalui laut (pelabuhan Kolonedale) ditempuh
sekitar 3-4 jam.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 7
Bab 2
3) Sedangkan dari Sorowako menuju Kota Kolonedale dapat ditempuh dalam waktu 56 jam melalui jalan lintas Sulawesi. Selanjutnya menuju ke Bungku Utara melalui jalur
laut (pelabuhan Kolonedale) ditempuh sekitar 3-4 jam.
4) Untuk memenuhi kebutuhan sumber air kebutuhan karyawan dan proses produksi
akan diambil dari sumber air terdekat dengan menggunakan pompa penyalur yang
diperkirakan
jaraknya
beberapa
km
dari
pusat
kegiatan
Perkebunan
dan
2.2.5 Tata letak Rencana dan/atau Kegiatan Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit
Rencana Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT.
KAM) terletak di beberapa Desa di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten
Morowali, sesuai Surat Keputusan Bupati Morowali No. 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011,
tanggal 19 Juli 2011, tentang Pemberian Izin Lokasi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit
seluas 24.000 Ha kepada PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM).
Lokasi Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR secara geografis terletak antara koordinat 121o4012.8 s/d 121o5542.9 BT dan
01o2555.8 s/d 01o3755.6 LS, sesuai dengan peta Izin Lokasi Usaha Perkebunan Kelapa
Sawit di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara, Kabupaten Morowali.
Untuk lebih jelasnya, letak dan luas areal permohonan Perkebunan dan Pengolahan
Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR disajikan Tabel 2.4, sedangkan Peta
Lokasi/Situasi disajikan pada Gambar 2.2.
Tabel 2.4. Letak, Luas & Kondisi Areal Kerja Perkebunan dan Pengolahan Kelapa
Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM)
No
Uraian
Keterangan
24.000 Ha.
2. Batas Geografis
3. Kelompok DAS/Sungai
Sebelah Timur
Sebelah Barat
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 8
Bab 2
No
Uraian
Keterangan
270.05 Ha
6,940.60 Ha
11,607.98Ha
4,324.42 Ha
836.69 Ha
20.26 Ha
(1.13%)
(28.92%)
(48.37%)
(18.02%)
(3.49%)
(0.08%)
Sumber: Hasil Analisis Data Tahun 2011 (Profil PT. KARUNIA ALAM MAKMUR)
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 9
Bab 2
Gambar 2.2. Peta Orientasi Lokasi Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 10
Bab 2
Gambar 2.3. Peta Arahan Penggunaan Lahan Wilayah Berdasar RTRW Kab. Morowali
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 11
Bab 2
Gambar 2.4. Peta Kesesuaian Tanah Wilayah Berdasar RTRW Kab. Morowali
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 12
Bab 2
1.
24.000 Ha
Jalan
800 Ha
45 Ha
Persemaian
50 Ha
6.000 Ha
17,105 Ha
13.684 Ha
3.421 Ha
Proses
dan
tahapan
pelaksanaan
kegiatan
Pembangunan
Perkebunan
dan
Pengolahan Kelapa Sawit oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR akan dilaksanakan dalam 4
(empat) tahap kegiatan, yaitu: 1) Tahap Prakonstruksi, 2) Tahap Konstruksi, 3) Tahap
Operasi, dan 4) Tahap Pasca Operasi.
Tahap Prakonstruksi. Komponen rencana usaha atau kegiatan yang akan dilakukan
pada Tahap Prakonstruksi, meliputi: a) Perizinan; b) Sosialisasi Rencana Kegiatan; c)
Pembebasan Lahan; dan d) Pembentukan Kemitraan.
Tahap Konstruksi.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 13
Bab 2
Tahap Pasca Operasi. Komponen rencana kegiatan yang akan dilakukan pada Tahap
Pasca Operasi, meliputi: a) Demobilisasi Peralatan Kerja; b) Pembongkaran Fasilitas; c)
Rasionalisasi Tenaga Kerja; dan d) Rehabilitasi Lahan.
Sebagaimana tersaji pada Tabel 2.5 di bawah ini bahwa kegiatan produksi atau
operasional perkebunan sawit oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR akan dilaksanakan
dalam
waktu
25-30
tahun.
Penentuan
rencana
waktu
pelaksanaan
kegiatan
perkebunan sawit tersebut didasarkan pada umur produksi dari tanaman kelapa sawit.
Rencana kegiatan tahap Prakonstruksi; kegiatan pembangunan perkebunan dan
pengolahan kelapa sawit akan dimulai tahun 2012, yang akan dilanjutkan dengan
tahap konstruksi pada kuartal kedua tahun 2013, sedangkan tahap operasi produksi
diharapkan sudah dapat dimulai pada akhir tahun 2018. Keseluruhan rencana usaha
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR seperti tertera
pada Tabel 2.5 berikut:
Tabel 2.5. Tahapan Kegiatan Usaha Pembangunan Perkebunan dan Pengolahan Kelapa
Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.
NO.
URAIANKEGIATAN
TAHUNKEGIATAN
4 5 6 7 8 9 10 .. 31 32 33
I. TAHAPPRAKONSTRUKSI
1) Persiapan,PerizinandanKoordinasi
2) SosialisasidanKonsultasiPublik
3) Pembebasanlahan
4) PembentukanKemitraan
II. TAHAPKONSTRUKSI
1) MobilisasiTenagaKerja
2) Mobilisasi&DemobilisasiAlat&Material
3) Pembukaan&PematanganLahan(land
clearing)
4) PembangunanSaranaPrasaranaPenunjang
5) PembangunanKebun
6) PembangunanFasilitasPengolahan&IPAL
III. TAHAPPRODUKSI
1) MobilisasiTenagaKerja
2) PemeliharaanTanaman
3) Pemanenan&PengangkutanTBS
4) PengolahanTBSmenjadiCPO
5) PengangkutanHasilProduksi
6) ReplantingTanamanTua
7) PengembanganMasyarakat(ComDev)
IV. TAHAPPASCAOPERASI
1) RasionalisasiTenagaKerja
2) DemobilisasiPeralatanKerja
3) PembongkaranFasilitas
4) RehabilitasiLahan
Sumber:DokumenFS.PT.KARUNIAALAMMAKMUR,Tahun2011.
Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
terletak di wilayah Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten Morowali,
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 14
Ba
ab 2
REN
NCANA USA
AHA DAN/AT
TAU KEGIAT
TAN
da
an diperkirakan akan merubah
m
kon
ndisi lingkung
gan secara mendasar berupa dam
mpak
po
ositif dan ne
egatif akiba
at kegiatan perusahaan
n dan berpe
engaruh terh
hadap inten
nsitas
da
ampak yang akan terjadi. Oleh kkarena itu, perlu
p
diidentifikasi lebih jauh meng
genai
ak
ktivitas kegia
atannya, seh
hingga dap
pat diminima
alisir dampakk yang akan
n terjadi. Sum
mber
attau penyebab dampak
k yang perlu
u ditelaah dapat
d
dikelo
ompokkan dalam
d
4 (em
mpat)
ko
omponen be
esar yaitu: Kegiatan
K
tah
hap pra-kon
nstruksi, taha
ap konstruksi, tahap Ope
erasi,
da
an Pasca Op
perasi. Kegia
atankegiata
an tersebut adalah seba
agai berikut::
A. TA
AHAP PRA KONSTRUK
KSI
Ke
egiatan-kegiatan pada tahapan prakonstruksi yang
y
dilakuk
kan meliputi :
1. Persiapan
Tahap perrsiapan keg
giatan melip
puti beberapa aspek ssebagaiman
na digamba
arkan
pada skem
ma Gambar 2.5.
DOKUM
MEN ANDAL Perkkebunan & Pengolahan Kelapa SSawit PT KARUN
NIA ALAM MAKM
MUR
Bab 2
Kabupaten Morowali hingga saat ini telah menyelesaikan beberapa proses perizinan
dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait :
a) Surat Keputusan Bupati Morowali Nomor : 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011, tanggal
19 Juli 2011, tentang Pemberian Izin Lokasi untuk Usaha Perkebunan Kelapa Sawit
seluas 24.000 Ha.
b) Surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah Kabupaten Morowali
Nomor : 163.2/PlanHut-DKP/4.1/VI/2011, tanggal 25 Juni 2011 perihal Telaahan
Teknis atas Permohonan Izin Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara.
3. Sosialisasi Rencana Kegiatan
Sesuai Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL, sebelum melakukan
kegiatan pembangunan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR diwajibkan melakukan sosialisasi rencana kegiatan kepada masyarakat
sekitar dan para pihak (Stakeholder) terkait. Sosialisasi rencana kegiatan diperlukan
untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan para pihak terkait
mengenai bentuk-bentuk kegiatan penambangan nikel, tujuan dan manfaat
kegiatan serta prakiraan dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan hidup
sekitarnya.
Kegiatan sosialisasi dan Konsultasi Publik pelaksanaannya dipusatkan di Balai
Pertemuan Kantor Camat Mamosalato di Tana Sumpu pada tanggal 29 Oktober 2011.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten
Morowali, unsur tripika Kecamatan, Kepala Desa beberapa Desa lingkar dampak,
Badan Perwakilan Desa, LKMD, LSM, beberapa tokoh masyarakat dari beberapa
desa/dusun yang terkena dampak secara langsung maupun secara tidak langsung
dari rencana kegiatan penambangan tersebut.
Berdasarkan
pengamatan
terhadap
saran,
pendapat
dan
tanggapan
dari
masyarakat dan pemerintah serta pihak-pihak yang terkait atas rencana kegiatan
pembangunan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
terdapat beberapa topik yang perlu mendapat perhatian untuk dimuat dalam
Dokumen ANDAL ini, meliputi:
1. Pada prinsipnya masyarakat menyambut baik rencana kegiatan pembangunan
Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
2. Perusahaan tidak akan melakukan kegiatan perkebunan di lokasi sumber mata air,
lokasi yang dikeramatkan oleh masyarakat, dan lokasi konservasi fauna (seperti
lokasi sarang burung walet, dsb.)
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 16
Bab 2
langsung
harapan
dan
aspirasi
masyarakat
terhadap
rencana
perusahaan yang akan membuka usaha Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit di
wilayah desanya. Selanjutnya kegiatan sosialisasi dan Konsultasi Publik juga telah
dilakukan secara bersama antara Pihak Konsultan AMDAL PKMK-UNTAD dengan
pihak Perusahaan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.
Pada saat kegiatan sosialisasi dan Konsultasi Publik dilaksanakan, semua saran,
rekomendasi dan gagasan tersebut akan dipertimbangkan dalam desain proyek
perusahaan dan apabila tidak bertentangan akan dimasukkan ke dalam naskah
Dokumen ANDAL. Selain itu telah dilakukan publikasi tentang rencana Pembangunan
Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit melalui koran lokal yaitu Koran Harian Umum
Media Alkhairaat tanggal 22 Oktober 2011 (Terlampir).
Hasil kegiatan sosialisasi rencana kegiatan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit
secara detil dan transparan diprakirakan akan menimbulkan dampak penerimaan
masyarakat sekitar dan para pihak terkait terhadap pelaksanaan kegiatan
pembangunan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit yang berwawasan
lingkungan.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 17
Bab 2
II - 18
Bab 2
B. TAHAP KONSTRUKSI
Kegiatan pada Tahap Konstruksi yang diprakirakan menimbukan dampak penting
terhadap lingkungan meliputi:
Tahap Konstruksi Kebun:
1. Perekrutan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang direkrut pada tahap konstruksi ini adalah untuk menunjang
kegiatan
perkebunan
kelapa
sawit
seperti:
kegiatan
pembukaan
lahan,
Uraian
Jumlah
(orang)
1.
Manager
SarjanaPertanian/5tahun
2.
AssistenManager
Sarjana,SLTAPertanian,SLTATeknik/5Tahun
3.
KepalaUrusan
SarjanaPertanian,SLTAPertanian/3Tahun
4.
Mandor
10
SLTP/SLTA
5.
Staf
20
SLTAUmum
6.
Pesuruh
SD/SLTP
48
JUMLAH
Sumber : PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 19
Bab 2
Tenaga kerja dominan yang dibutuhkan untuk kegiatan kontruksi kebun dan konstruksi
pabrik adalah tenaga kerja dengan kategori ahli atau terampil, namun tenaga kerja
kategori buruh juga diperlukan untuk jenis-jenis pekerjaan yang tidak memerlukan
keahlian atau ketrampilan khusus, meliputi tenaga administratur, tata usaha, karyawan
kebun, karyawan pabrik dan karyawan bengkel. Untuk tenaga kerja tidak tetap/buruh
kebun yang diperlukan dihitung berdasarkan ratio kebutuhan tenaga kerja yaitu
sebesar 0,5 HOK/Ha. Oleh karena itu untuk mengelola kebun kelapa sawit seluas
17.105 Ha idealnya dibutuhkan sebanyak 7.504 orang tenaga kerja meliputi tenaga
administratur, tata usaha, Karyawan kebun, karyawan pabrik dan karyawan bengkel.
Tabel 2.7. Kebutuhan Tenaga Kerja Kegiatan Pembangunan Perkebunan
Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.
No.
1
Jenis Pekerjaan
Administratur
Jumlah
2
Tata Usaha
Karyawan Kebun
7.200
Karyawan Pabrik
260
Karyawan Bengkel
Jumlah
40
7.504
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 20
Bab 2
Jenis peralatan
A. AlatalatBerat
Jumlah
Satuan
B.
Buldozer
Excavator/Shovel
MotorGrader
Truck
TracktordanPerlengkapanTracktor
FarmTracktor
DiscPlough
DiscHarrow
PostHoleDigger
BladeGrader
TippingTrailer
TankSemprot
20
8
3
10
13
7
7
3
3
14
5
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
c.
AlatAngkutandanPerhubungan
SpeedBoat
JeepSCHDTP
PickupHiline
KijangMinibus
DumpTruck
TruckTank
SepedaMotor
2
10
10
10
10
3
10
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
D.
PeralatanKebun
Genset
PompaAir
PowerSprayer
PotongRumput
Chainsaw
15
50
20
5
13
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 21
Bab 2
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 22
Bab 2
memanfaatkan
balok-balok
kayu
sisa
kegiatan
pembukaan
dan
pembersihan lahan, dan untuk menggantikan jenis kayu yang tidak memenuhi
persyaratan, atau bila kebutuhan lebar jembatan lebih dari 4 meter dan panjang
jembatan lebih dari 6 meter, maka dibangun jembatan dengan konstruksi beton
bertulang.
Pembangunan sarana dan prasarana meliputi kegiatan pembangunan jalan dan
jembatan yang berfungsi untuk melancarkan mobilitas alat-alat berat yang
diperlukan untuk pembangunan kebun dan sarana penunjangnya serta dirancang
pula jalan untuk transportasi yang akan digunakan selama perawatan dan
pemanenan tanaman kelapa sawit.
a) Pembangunan Jalan dan Jembatan
Jaringan jalan dan jembatan sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran
kegiatan pembangunan kebun. Perencanaan yang baik dalam melakukan
kegiatan
pembangunan
jaringan
jalan
sangat
diperlukan
yaitu
harus
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 23
Bab 2
Jalan Koleksi
Jalan koleksi merupakan jalan pengumpul dari jalan panen (TPH) untuk
melayani angkutan hasil kebun menuju jalan utama. Jalan ini dibangun dengan
interval 400 m dan panjangnya 1 km per blok. Konstruksi jalan yang digunakan
adalah tanah yang telah dipadatkan dan mempunyai lebar 5 meter.
Jalan Utama
Jalan utama berfungsi sebagai lalu lintas angkutan hasil produksi kebun menuju
pabrik. Jalan utama ini dirancang untuk dapat dilalui kendaraan baik pada
musim kemarau maupun musim hujan. Konstruksi jalan yang digunakan adalah
tanah yang telah dipadatkan dan mempunyai lebar 7 meter.
Jalan Penghubung
Jalan penghubung berfungsi menghubungkan pusat kegiatan proyek/pabrik
dengan jalan Raya Kabupaten atau Provinsi. Konstruksi jalan yang digunakan
adalah perkerasan batu/sirtu dan mempunyai lebar 9 meter.
Jembatan dan Gorong-Gorong
Jalan-Jalan yang melewati parit dilengkapi dengan jembatan dan goronggorong. Konstruksi jembatan dibuat dari jembatan kayu yang sebagian
memanfaatkan kayu tebangan di sekitar wilayah studi.
Kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas udara dan
kesehatan masyarakat. Di samping itu juga akan menimbulkan dampak terhadap
peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan kualitas air serta gangguan
terhadap biota perairan.
b) Pembuatan Saluran Drainase.
Pembuatan saluran drainase/parit dilakukan terutama pada areal-areal yang
rendah (tergenang). Hal ini dimaksudkan untuk mengalirkan air keluar kebun
terutama pada musim hujan dengan tujuan untuk menghindaris penggenangan
air pada tanaman kelapa sawit. Saluran yang dibuat terdiri dari saluran primer,
sekunder dan tersier dengan ukuran masing-masing sebagai berikut:
Saluran primer, ukuran 4 x 4 x 2,5 m
Saluran sekunder, ukuran 2 x 2 x 2 m
Saluran tersier, ukuran 1 x 1 x 1 m
Apabila pembangunan saluran drainase berfungsi mengalirkan air keluar kebun
terutama pada musim hujan, maka sebaliknya untuk menghadapi kekurangan air
(kekeringan) yang kemungkinan dapat terjadi pada musim kemarau perlu
dibangun embung-embung. Fungsi lain dari embung-embung ini selain untuk
mengantisipasi kekeringan dapat pula dimanfaatkan sebagai sumber cadangan
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 24
Bab 2
air yang dapat digunakan untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran di
kebun.
5. Pembangunan Kebun
Pembangunan kebun meliputi pembangunan area kebun termasuk pembibitan dan
penanaman serta operasi dan pemeliharaan. Tahapan pembangunan kebun seperti
pada skema di bawah ini :
TAHAP
PEMBANGUNAN
KEBUN
PEMBANGUNAN
PIC.TimArea
Operasional Inti
8 Pembibitan
8 LandClearing
8 Pembuatan Infrastruktur
8 Tanam LCC
8 Pancang
8 Tanam Palma
OPERASI&
PEMELIHARAAN
PIC.Operasional Inti
8 Pemeliharaan infrastruktur
8 Pengendalian gulma,hama dan
penyakit
8 Pemupukan
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 25
Bab 2
Penanaman
PT. KARUNIA ALAM MAKMUR memperoleh izin lokasi untuk usaha perkebunan kelapa
sawit seluas 24.000 Ha. Dari total luasan tersebut tidak semuanya layak untuk dibuka
dan ditanami kelapa sawit, hal ini didasarkan atas pertimbangan kelestarian
lingkungan. Sebagian wilayah akan difungsikan sebagai daerah buffer zone (daerah
perlindungan/penyanggah) terutama areal yang berada pada kemiringan lereng di
atas 40%. Oleh karena itu total lahan yang akan dibuka termasuk untuk
pembangunan sarana & prasarana (Base camp, jalan, dll) pada dua wilayah
Kecamatan berkisar 18.000 Ha, yang terdiri atas 13.684 Ha untuk kebun inti, 3.421 Ha
untuk kebun plasma, dan 895 Ha untuk sarana & prasarana kebun sawit. Diharapkan
mulai tahun 2013 sudah dapat dilaksanakan kegiatan pembibitan kelapa sawit
dengan target tanam kebun inti 3.000 ha dan seterusnya yang akan disesuaikan
dengan kondisi di lapangan. Jadwal pelaksanaan kegiatan penanaman tertera
pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Jadwal Penanaman Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di
Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten Morowali.
1.Nucleus(Inti)
Description
Nursery
LandClearing
LCC
Penanaman
TBM1
TBM2
TBM3
2.Plasma
Description
Nursery
LandClearing
LCC
Penanaman
TBM1
TBM2
TBM3
2013
2014
3,420 3,420
3,420 3,420
3,420
3,420
3,420
2013
2014
855 855
855 855
855
855
855
2015
3,420
3,420
3,420
3,420
3,420
3,420
PeriodePenanaman
2016
2017
2018
2019
3,420
3,420
3,420 3,420
3,420 3,420
3,420 3,420
3,420 3,420 3,420
3,420 3,420 3,420 3,420
Total
13,680
13,680
13,680
13,680
13,680
13,680
13,680
2015
855
855
855
855
855
855
PeriodePenanaman
2016
2017
2018
2019
855
855
855 855
855 855
855 855
855 855 855
855 855 855 855
Total
3,420
3,420
3,420
3,420
3,420
3,420
3,420
Penanaman dilakukan dan diselesaikan sebelum musim hujan, sehingga pada musim
kemarau berikutnya tanaman telah tumbuh kuat. Jarak tanam yang digunakan
adalah 8,16 m x 9 equel distance (segitiga sama sisi). Penanaman dilakukan 2 minggu
setelah lubang tanam dibuat. Bibit yang ditanam adalah bibit yang siap salur yang
telah diseleksi sejak di main nursery. Kriteria bibit yang siap tanam adalah pada umur
12 bulan rata-rata memiliki daun 12 helai dengan tinggi sekitar 120 cm dan diameter
batang 10 cm. Satu hari sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi pupuk Fosfat
500 g/lubang.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 26
Bab 2
Mamosalato.
Persiapan
yang
dilakukan
pada
awal
sebelum
II - 27
Bab 2
II - 28
Bab 2
Dilution
Cleaning
: 5% kapasitas PKS
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 29
Bab 2
C. TAHAP OPERASI
1. Perekrutan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang direkrut pada tahap operasional kebun dan pabrik adalah
tenaga kerja ahli atau terampil khususnya untuk operasional pabrik, selain itu juga
diperlukan tenaga kerja buruh untuk jenis pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian
khusus. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang akan dipekerjakan/diterima
selama tahap konstruksi dan operasional perkebunan sebanyak 1.500 pekerja
(orang). Perekrutan tenaga kerja dilakukan sesuai dengan tahapan pekerjaan.
Prioritas tenaga kerja adalah yang berasal dari masyarakat local dengan standar
kualitas yang sesuai dengan kebutuhan.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 30
Bab 2
kerja adalah 75% merupakan tenaga kerja local dan 25% tenaga kerja dari luar
daerah. Adanya kegiatan ini akan meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha
serta pendapatan masyarakat yang akan meningkatkan perputaran ekonomi.
Namun dengan didatangkannya tenaga kerja dari luar, dapat menimbulkan
keresahan di masyarakat sekitar serta timbulnya konflik dengan tenaga kerja lokal.
Untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan
kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR, diperlukan adanya perangkat organisasi
dan managemen usaha yang disesuaikan dengan bidang dan volume pekerjaan
yang akan ditangani. Kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR dipimpin oleh seorang Direktur, operasional kebun dipimpin
oleh seorang Site Manager, yang dalam kegiatan sehari-hari dibantu oleh Manager
penanaman/pembibitan, Manager perawatan/pengendalian mutu, sedangkan
bagian Administrasi terdiri atas Kepala Perpajakan, Kepegawaian, dan Keuangan.
Selanjutnya Direktur Pemasaran dan Hubungan Nasional/Internasional dibantu oleh
seorang
Manager
Pengembangan
dan
seorang
Manager
hubungan
Nasional/Internasional.
Untuk jelasnya, pada Gambar berikut ditunjukan Struktur Organisasi Pengembangan
Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.
II - 31
Bab 2
2. Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pemeliharaan tanaman merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan operasional kebun. Kegiatan pemeliharaan tanaman dibedakan atas
kegiatan
pemeliharaan
Tanaman
Belum
Menghasilkan
(TBM)
dan
kegiatan
saat
tanaman
berumur
tahun.
Pemanenan
dilakukan
dengan
menggunakan pisau dodos untuk tanaman yang masih rendah (<2 meter), kampak
siam untuk tanaman yang tingginya sedang (2 - 5 meter), dan galah yang dilengkapi
dengan pisau egrek pada ujungnya untuk tanaman yang cukup tinggi (> 5 meter).
Buah hasil panen dikumpulkan dan diangkut dengan gerobak ke tempat
pengumpulan di tepi jalan pengumpul. Dari tepi jalan pengumpul yang sudah
disediakan dengan sistem ancak tertentu, kemudian Tandan Buah Segar (TBS)
dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan selanjutnya diangkut ke pabrik
penerima dengan menggunakan dump truck berkapasitas 5 ton TBS/trip.
Kegiatan pengolahan tanah akan meningkatkan sedimentasi, yang jika masuk ke
badan air akan menurunkan kualitas air serta gangguan terhadap biota perairan.
Demikian juga kegiatan pemupukan, akan menimbulkan dampak terhadap
meningkatnya sedimentasi, yang jika masuk ke badan air akan meunrunkan kualitas
air serta gangguan terhadap biota perairan. Kegiatan pengendalian hama dan
penyakit tanaman akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Kegiatan
pemangkasan
akan
meningkatkan
sedimentasi,
penurunan kualitas
air dan
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 32
Bab 2
Penyiangan
Setelah rerumputan diberantas dengan Paracol dan alang-alang dengan
Rounduup, kemudian dilakukan penanaman kacangan sebanyak 3 jalur per
gawang kelapa sawit. Penyiangan selanjutnya dilaksanakan secara manual.
Pemupukan
Program pemupukan dibagi menjadi dua bagian, yaitu tanaman belum
menghasilkan dan tanaman menghasilkan (TBM dan TM), seperti diuraikan dalam
bagian pemeliharaan berikut berdasarkan umur tanaman.
Tabel 2.10. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM)
UmurTanaman
(Tahun)
1
5
10
15
20
20
30
NPK
Compound
15:15:6:4
250
500
800
Jenisdandosis(Kg/Ha)
NPK
Compound
MOP/KCL
12:12:17:2
1.100
1.200
1.300
600
1.400
1.000
SP36
BGFB
300
60
60
II - 33
Bab 2
Jenis
Pestisida/Herbisida
Insektisida
Ulat
(Storanitens,Darnatrima,dll)
Kumbang
(Apongiasp,Adoratussp,dll)
Ngengat(Thirtabamundella,)
Dipterex,
Bayrusil
Dipterex,
Thiodan
Thiodan,Akodan
Fungisida
Jamur(Glomerellasingulata,Phytiumsp)
Gulma(alang2,paitan,teki2an,krisan)
Tikus(Rattustiomanicus,Rattussp,)
No
1
2
Jenis Hama/Gulma
Dosis
Satuan
0,61,0
kg/ha
1,01,5
kg/ha
0,51,0
l/tandan
DithaneM45
Herbisida
disesuaikan
l/ha
RoundUp,
Paracol
Rodentisida
disesuaikan
l/ha
KleratRMB,
Racumin
disesuaikan
l/ha
II - 34
Bab 2
Cara Chemis/Kimia
Usaha pemberantasan dengan cara chemis yaitu mempergunakan insektisida,
fungisida, bakterisida, nematisida dan sebagainya dilakukan apabila cara-cara
pencegahan
lainnya
sudah
tidak
bisa
lagi
dilakukan.
Namun
dalam
(Ganoderma
boninensis).
Cara
memberantasnya
menggunakan
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 35
Bab 2
: 1 Kg/pokok/tahun
NPK 12:12:17:2
: 1 Kg/pokok/tahun
HGF Borate
: 0,005 kg/pokok/tahun
SP36
: 1 Kg/pokok/tahun.
Jenis
Fungisida
Herbisida
Insektisida
Dosis
0,5kg/ha/6bulan
2lt/ha/4bulan
25gr/ha/4bulan
0,1lt/ha/6bulan
0,5 1lt/ha/6bulan
Pengeringan/Drainase
Parit/saluran air umumnya dibedakan daam jenis-jenis sebaai berikut:
Field drain; parit tertier yang dibuat sejajar dengan barisan tanaman denmgan
barisan tanaman (arah timur- barat).
Celection drain; parit sekunder tegak lurus pada field drain, umumnya berada
sejajar/di tepi jalan panen (arah utara selatan).
Main drain; parit primer/outlet selalu ditepi jalan transfort atau mengikuti saluran
air yang ada. Menampung air dari collection drain dan mengalirkan ke
kanal/sungai.
Ring drain; parit paralel dengan benteng anti banjir yang terjadi karena
pengorekan tanah untuk pembentukan benteng.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 36
Bab 2
dilakukan
secara
manual,
dengan
menggunakan
peralatan
dapat dipanen ditunjukan dari perubahan warna kulit buah, dari warna hijau pada
saat buah muda berubah menjadi buah berwarna merah jingga ketika buah telah
matang atau siap panen. Selain itu kriteria lain untuk dapat mulai panen antara lain
jumlah kerapatan panen lebih dari 60% dan mutu tandan sudah baik (berat rata-rata
diatas 3 kg). Penentuan matang panen yang umum diterapkan adalah 2 brondolan
per kg berat tandan lepas secara alami, secara rinci tingkat kematangan panen
sebagai berikut.
Tabel 2.13. Tingkat kematangan panen
No
00
0
1
2
3
4
5
JumlahBrondolan
Tidakada
112,5buahluarbrondol
12,525buahluarbrondol
2550buahluarbrondol
5075buahluarbrondol
75100buahluarbrondol
buahdalambrondoldanterdapat
buahbusuk
WarnaBuah
TingkatKematangan
Hitam
Hitam
Kemerahan
Merah
Kekuningan
Merah
SangatMentah
Mentah
KurangMatang
Matang
Matang
LewatMatang
Kekuningan
LewatMatang
Sumber:PT.KaruniaAlamMakmur,Tahun2011.
Frekuensi pemanenan kelapa sawit untuk tahun pertama produksi dilakukan setiap
minggu, namun frekuensi panen memasuki tahun kedua produksi dan seterusnya
dilakukan 3 kali dalam sebulan. Pemanenan dilakukan pada buah yang telah masak,
yaitu ditunjukkan dari perubahan warna kulit buah dari warna hijau pada buah muda
hingga menjadi merah jingga ketika buah telah matang.
Tandan Buah Segar (TBS) hasil petikan dari pohon pada lahan perkebunan segera
diangkut menuju pabrik (PKS), guna menghindari meningkatnya kandungan asam
lemak bebas pada TBS. Dalam pengangkutan TBS dengan menggunakan truck
dilaksanakan penimbangan untuk selanjutnya dimasukan di Loading Ramp.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 37
Bab 2
Tandan Kosong
(23%)
Buah Sawit
(67%)
Minyak Mentah
(Raw Oil}(43%)
Biji (12%)
Menguap
(10%)
Serabut (12%)
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 38
Bab 2
A = B/C x 100%
D = E/F
Keterangan:
A
B
C
D
E
F
=
=
=
=
=
=
Rendaman
Ton CPO produksi
Ton TBS diolah
Berat tandan rata-rata
Ton TBS diterima
Jumlah TBS diterima
Sortasi
Pada dasrnya buah yang masuk dari kebun ke pabrik tidaklah mempunyai mutu
yang sama dikarenakan faktor alam, tempat tumbuh juga faktor panen dan lama
buah di tempat pengumpulan hasil (TPH). Selama buah di TPH sudah mengalami
suatu proses pematangan secara alami, yang menyebabkan buah rontok dan
juga rusak. Sortasi disini dapat melihat keadaan buah yang akan diproses
sehingga dapat dikelompokkan ke dalam fraksi-fraksi yang nantinya informasi ini
akan dimanfaatkan sabagai tolok ukur pada proses sterilisasi nantinya.
Unloading Ramp
Sebelum diangkut menuju ke tempat proses, buah ditampung atau dikumpulkan
pada unloading ramp yang mempunyai 12 buah pintu dengan kemiringan 45o
dan kapasitas 150 ton daya tampung, pintu-pintu alat ini digerakkan dengan
semacam hendel menggunakan sistem hidrolik dengan dioperasikan oleh seorang
operator.
Pada dasarnya unloading ramp terdapat suatu alat angkut yang disebut dengan
lori yang mempunayi bentuk segi empat dan terbuat dari plat besi yang diberi
lobang-lobang yang berfungsi agar uap yang diberikan pada saat sterilisasi masuk
merata mengenai buah, kapasitas muat lori rata-rata 4 ton TBS/lori.
c. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)
Ketel Rebusan
Tandan buah segar (TBS) yang telah dimasukkan ke dalam lori ditarik menuju ketel
rebusan berbentuk pipa panjang dan terbuat dari besi dengan kapasitas sekali
rebusan sebanyak sembilan lori. Bagian luar dari lori dilapisi dengan lempengan
alumunium yang berperan sebagai jaket dengan lama perebusan di dalam ketel
berkisar 70 90 menit, kondisi ini tergantung tingkat kematangan buah yang
direbus. Suhu yang digunakan dalam ketel sebesar 120 1400 C dengan tekanan
2,5 3 kg/cm3.
Pada prinsipnya proses perebusan adalah untuk menghambat aktivitas enzim-
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 39
Bab 2
Buah dan kelopak bunga ynag sudah lepas, segera dipisahkan dari tandan
kosong
Buah kelapa sawit diupayakan tidak ada yang terikut dari tandan
d. Stasiun Penebahan
Stasiun penebahan ini mempunyai prinsip kerja melepaskan brondolan dari
tandan sehingga memudahkan proses pengolahan pada waktu ekstrak minyak
nantinya. Setelah buah dikeluarkan dari stasiun perebusan, selanjutnya buah
dimasukkan dalam hopper. Hopper mempunyai bentuk datar dan berfungsi
sebagai wadah untuk menampunag buah yang telah masak, alat ini dilengkapi
dengan auto feeder yang berfungsi untuk mengatur pemasukan buah ke dalam
tresher. Thresher adalah suatu alat yang betuknya menyerupai drum yang
berputar dengan kecepatan 22 25 rpm, di dalam alat itu dilengkapi dengan kisikisi yang berguna untuk memisahkan antara brondolan dan tandan, sehingga
buah dan tandan yang sudah tidak mengandung buah dapat terpisah. Prinsip
kerja alat ini adalah mengangkut, membanting atau memutar sehingga buah
yang terpisah dari tandan akibat bantingan akan jatuh ke bawah dan ditampung
oleh fruit conveyor under thresher, sedangkan janjang kosong dilewatkan dalam
empty bunch conveyor.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 40
Bab 2
e. Stasiun Pengepaan
Digester merupakan alat yang mempunyai bentuk silinder yang dilengkapi
dengan pisau-pisau pengaduk yang letaknya bertingkat-tingkat sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Pisau paling atas berfungsi untuk melumatkan dan
mengaduk buah yang masuk sampai homogen. Sedangkan fungsi pisau paling
bawah disamping berfungsi sebagai pengaduk juga untuk medorong ampas dan
cangkang supaya keluar dari gester. Alat ini bekerja pada suhu 850C 950C
dengan lama buah di dalam digester adalah 15 30 menit. Buah yang telah
terpisah antara serabut dengan inti kemudian dilakukan pengepaan dengan
screw press untuk mendapatkan minyak mentah, screw press mempunyai betuk
silinder yang berlubang-lubang dan di dalamnya terdapat dua buah ulir yang
berputar berlawanan arah dengan tekanan 100 420 barr menyebabkan minyak
yang terkandung di dalam buah keluar dan ditampung di oil butter untuk
selanjutnya dipisahkan antara kotoran yang terikut berupa serat dengan
menggunakan vibrating screen.
f. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Minyak kotor yang diperoleh dari hasil pengepresan selanjutnya mengalami
beberapa proses pemurnian untuk dihilangkan kandungan airnya semaksimal
mungkin agar tidak cepat tengik.
Pasir dan kotoran yang terdapat pada minyak mentah ini adalah kotoran yang
terbawa pada buah sewaktu panen maupun selama transportasi berlangsung.
Proses pemisahan pasir dengan alat ini, pada prinsipnya menggunakan
perbedaan berat jenis dengan kondisi suhu minyak dipertahankan 950C 1150C.
Minyak hasil dari hasil pemisahan pasir ditampung di dalam saringan bergetar
untuk dipisahkan dari benda-benda padatnya yang masih ada yang lolos dari
saringan pertama. Pada saringan bergetar dibentuk suatu system saringan
bertingkat yang terdiri dari dua tingkat dengan tingkat paling atas sebesar 20
mesh dan saringan paling bawah sebesar 40 mesh, kemudian hasil dari saringan ini
dikumpulkan
dalam
dipertahankan
950C
tangki
1150C
minyak
kasar
dengan
kondisi
suhu
minyak
Sludge Separator
Sludge Separator adalah alat untuk memisahkan minyak dan cairan yang
masih mengandung solid dari sludge. Sludge separator berjumlah dua unit,
bekerja secara sentrifugal dengan letak mesin vertikal, yang terdiri dari bagian
yang diam dan bagian yang berputar berupa tabung bowl dengan putaran
2000 6000 rpm. Di bagian dalam terdapat ulir dengan putaran lebih lambat
dari putaran tabung. Hasil pemisahan dari alat ini terdir dari dua phase yaitu
phase minyak dan cairan yang bercampur solid.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 41
Bab 2
Tanki Pemisahan
Prinsip kerja dari alat ini adalah berdasarkan perbedaan berat jenis sehingga
minyak yang masuk ke dalam alat ini akan terpisah antara minyak dan sludge
dengan posisi minyak berada di atas dan posisi sludge berada di bawah pada
dasar tanki. Kondisi tahap ini dipertahankan pada suhu 85 950C agar minyak
tetap cair dengan jalan menginjkesikan uap panas ke dalam tanki. Kemudian
minyak dipompakan ke dalam tanki minyak, sementara sludge dimasukkan ke
dalam tanki sludge untuk kemudian diproses lagi lebih lanjut.
Minyak yang terdapat di dalam tanki pemisah, belum benar-benar murni dan
bersih. Oleh karena itu dimurnikan lagi dalam oil purifier sehingga kotoran
mencapai lebih kurang 0,01%.
Sedangkan sludge hasil dari pemurnian ini dialirkan menuju fat-pit untuk diambil
minyaknya lagi karena masih banyak mengandung minyak. Sedang minyak
yang telah murni dari tanki pemisah dialirkan ke dalam vacum dryer untuk
menurunkan kadar airnya sampai 0,1% dengan jalan diuapkan dengan
menggunakan uap air panas 20 barr pada keadaan hampa udara dan suhu
dipertahankan pada 850C 950C.
Sludge yang dihasilkan dari continious settle tank dikumpulkan dalam sludge
tank, kemudian dialirkan ke dalam sludge separator. Sebelum masuk ke dalam
sludge separator ampas dan kotoran dipisahkan di dalam alat rotary bunch
stainer. Dengan menggunakan sudu-sudu minyak yang terdapat di atas di
dorong menuju kembali ke continious settle tank sedangkan sludge hasil
separator dialirkan menuju ke dalam fat-pit dan begitulah seterusnya, secara
kontinyu suhu fat-pit dipertahankan antara 850C 950C.
Fat-pit
Fat-pit adalah suatu kolam penampung sludge yang berasal dari decanter,
continious settle tank, separator dan hasil dari air pencucian pabrik yang
diduga masih mempunyai kandungan minyaknya. Hasil buangan (sludge) ini
masih bisa diambil minyaknya dengan cara menyedot minyak yang telah
terpisah dari kotoran yang mengendap untuk selanjutnya dimurnikan lagi di
dalam continious settle tank. Fat-pit ini dilengkapi dengan alat penyedot. Di
dalam fat-pit suhu dipertahankan sekitar 850C 950C agar minyak tetap cair
untuk memudahkan mengalirkan minyak menuju ke continious settle tank.
g. Pengutipan Inti dan Pengeringan
Depericarper
Biji dan ampas hasil dari screw press yang berupa cake dipisahkan dengan
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 42
Bab 2
menggunakan penghisap. Fraksi yang lebih ringan akan terhisap sedangkan yang
lebih berat akan jatuh ke bawah dan diterima oleh konveyer drum dan diteruskan ke
polishing drum. Ampas yang dihisap blower ditampung di fibre cyclone.
Polishing Drum
Polishing drum adalah suatu alat berbentuk drum yang berputar dan di dalamnya
dilengkapi dengan lubang-lubangdan ulir. Prinsip kerja dari alat ini adalah memutar
dan menggesek antara biji dengan biji juga antara dinding dengan biji sehingga
ampas yang masih ada pada batok akan rontok. Biji bersih kemudian diangkut
dengan menggunakan konveyor menuju nut silo.
Di dalam nut silo ini biji dikeringkan sampai kadar airnya 12-14% dengan jalan
memberikan uap panas ke dalam silo. Di dalam nut silo diberikan pemansan yang
berbeda yaitu pada bagian atas silo diberi suhu 800C, bagian tengah 600C dan
bagian bawah 400C dengan tujuan agar inti sawit dan cangkang menjadi lengkung
sehingga mudah dipisahkan. Penyimpanan di dalam silo sekitar 10 20 jam.
Nut Cracker
Nut cracker adalah alat penampung biji yang telah kering dan siap untuk
dipecahkan. Alat ini dilengkapi dengan rotor dan stator yang berputar dengan gaya
sentrifugal sehingga menyebabkan biji terbanting dan pecah. Biji-biji yang masih utuh
dipisahkan dengan vibrating grade menuju nut silo untuk dipanaskan lagi, sedangkan
inti dan cangkang yang telah pecah ditampung dalam hidrocyclon melalui suatu
alat Shall dan separator sehingga abu dan ampas akan dihisap menuju boiler untuk
jadi bahan bakar.
Hidrocyclone
Alat ini bekerja dilengkapi dengan semacam bak penampung yang di dalamnya
terdapat air sehingga cangkang yang mempunyai berat jenis lebih berat akan
tenggelam dan inti dapat dipisahkan dari cangkang. Di dalam hidrocyclone, biji dan
cangkang mengalami gaya sentrifugal sehingga cangkang akan terkumpul dipinggir
dasar bak. Air yang keluar dari hidrocyclone dibuang ke IPAL.
Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) berikut material balance sekaligus
pengolahan dan pemanfaatan limbah selengkapnya disajikan pada Gambar 2.12
dan Gambar 2.13.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 43
Bab 2
Gambar 2.12.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 44
Bab 2
Weigbridge
Loading Ramp
Transfer Carriage
Sterilizer
Tiper
Thresher
Digister
Screw Press
Vibrating Screen
Cake Breaker
Conveyor
Depericarper
Countinous
Settling
Boiler
Poishing Drum
Destoner
Ripple Mill
Pure Oil Tank
Skudge Tank
Oil Purifier
Skudge
Centrifuges
LTDS I
LTDS II
Vacuum Drier
StorageTank
Effluent
Hydrocyclone
Oil Recovery
Kernel Silo
Kernel Bagging
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 45
Bab 2
II - 46
Bab 2
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 47
Bab 2
Tabel 2.14. Karakteristik Fisik dan Kimia Limbah Segar Cair PKS
Parameter
Satuan
pH
Jumlah Limbah
1060
Suhu
6050
C
mg/l
TotalPadatan
30.00070.000
TotalPadatanTersuspensi
mg/l
15.00040.000
TotalPadatanTerlarut
mg/l
15.00030.000
BOD
mg/l
20.00060.000
COD
mg/l
10.000120.000
Minyak
mg/l
2.50015.000
TotalN
mg/l
500900
TotalP
mg/l
90140
TotalCa
mg/l
200400
TotalK
mg/l
1.0002.000
TotalMg
mg/l
250350
Tabel 2.15. Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Minyak Sawit
Kadar Maksimum
(mg/L)
Beban Pencemaran
Maksimum (kg/ton)
BOD5
100
0,25
COD
350
0,88
TSS
250
0,63
Minyakdanlemak
25
0,063
NitrogenTotal(sebagaiN)
50
0,125
6,09,0
6,09,0
2,5m /tonprodukminyak
sawit(CPO)
2,5m3/tonproduk
minyaksawit(CPO)
Parameter
pH
DebitLimbahMaksimum
Sumber:LampiranBIVKepmenLHNo.KEP51/MENLH/10/1995
Effluent akan dialirkan ke areal perkebunan untuk dimanfaatkan sebagai pupuk
cair (disebut Land Aplication) sehingga kualitas effluent limbah cair yang
disyaratkan adalah konsentrasi BOD yang tidak melebihi 5.000 mg/l. Diperkirakan
persyaratan baku mutu konsentrasi BOD effluent tersebut akan dapat dicapai
dalam waktu proses pengolahan kurang dari 50 hari, dengan pertimbangan
bahwa effluent limbah tidak dibuang ke dalam badan air, maka Instalasi
Pengolah Air Limbah (IPAL) tidak didesain sebagaimana desain IPAL PKS yang
limbahnya akan dibuang ke badan air. Instalasi Pengolah Air Limbah yang
direncanakan berupa kolam-kolam air limbah yang difungsikan sebagai reaktor
pengolahan secara anaerobik pada kondisi aliran menerus (anaerobic pondscontinuous flow reactor). Konstruksi dinding dan dasar kolam hanya merupakan
tanah tanpa pasangan batu. Agar konstruksi dinding kolam cukup kuat (stabil)
maka dinding dibuat miring dengan kemiringan talud 1 : 2. Dimensi kolam
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 48
Bab 2
tersebut akan cukup besar dan dapat pula berfungsi sebagai kolam stabilisasi
(stabilization ponds) karena aliran menerus (continuous flow) yang terjadi dalam
kolam akan berlangsung dengan lambat.
Unit-unit bangunan IPAL yang dibangun terdiri dari 10 kolam yang masing-masing
mempunyai ukuran 115 x 30 x 5 meter. Kolam-kolam tersebut dibagi dalam 2 sub
sistem pengolahan, tiap sub sistem pengolahan tersebut terdiri dari 5 kolam yang
dioperasikan secara seri.
Air buangan hasil proses pengolahan kelapa sawit akan dialirkan menuju kolam 1
dan 6. Dari kolam 1 selanjutnya akan dialirkan secara menerus ke kolam 2, kolam
3, kolam 4 sampai kolam 5, begitu juga proses yang terjadi pada kolam 6 sampai
kolam ke 10. Digunakan sistim perpipaan yang dapat melakukan fungsi recycling
dari satu unit reaktor ke unit reaktor lainya untuk mengantisipasi kondisi beban
over load karena pengoperasian pabrik yang akan menghasilkan beban air
limbah secara continue (terus-menerus) ataupun untuk mengantisipasi bila ada
unit kolam (reaktor) yang mengalami kerusakan. Pengaturan aliran dalam sistim
perpipaan tersebut dilakukan oleh tenaga operator yang juga akan melakukan
pemeriksaan (kontrol) kualitas air limbah dan bakteri pada masing-masing kolam.
Pengaturan pengolahan air limbah dilakukan dengan menyesuaikan kondisi
kualitas air limbah pada masing-masing kolam tersebut.
Gambar 2.14. Skema sistem pengolahan limbah PKS PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Pada dasarnya seluruh kolam IPAL merupakan suatu reaktor anaerobik, namun
demikian kolam 1 dan kolam 6 juga akan berfungsi sebagai kolam equalisasi
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 49
Bab 2
karena pada kolam ini akan terjadi proses peredaman kondisi rezim aliran pada
inlet, penurunan temperatur air limbah dari proses pabrik yang masih dalam
kondisi panas, serta juga akan terjadi proses pre sedimentasi terhadap material
padatan yang terikut dalam air limbah. Pada kedua kolam ini proses penguraian
bakteriologis belum dapat terjadi secara efektif sehingga pengurangan
kandungan BOD dan pembentukan material pengendapan ataupun hasil
konversi zat organik berupa CO2, CH4, asam organik serta jaringan sel-sel bakteri
dari hasil proses stabilisasi masih sangat sedikit.
Hasil proses yang terjadi pada reaktor tersebut adalah adanya pengurangan
(removal)
kandungan
Biological
Oxigen
Demand
(BOD)
serta
stabilisasi
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 50
Bab 2
dapat
terjadi
pengendapan/restan
limbah
di
kolam
yang
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 51
Bab 2
Walaupun dapat mencemari air permukaan (sungai), tetapi limbah cair PKS
tidak termasuk kategori beracun karena dalam proses TBS menjadi CPO
tidak
menggunakan
bahan
kimia/beracun
yang
berbahaya.
Untuk
mendeteksi kontaminasi dari air limbah, maka pada saat pembuatan kolam
akan dibuat pula sumur kontrol dengan diameter lobang 0,5 meter, dan
kedalaman dibuat sampai didapatkannya sumber air tanah. Penempatan
sumur dilakukan pada jarak 30 m, 50 m, dan 70 m dari kolam limbah, searah
dengan kontur muka tanah yang menurun.
5. Pengangkutan Hasil Produksi (CPO)
Hasil produksi minyak sawit (CPO) yang dihasilkan oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
sesuai tujuan awal akan dipasarkan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dan
melayani permintaan dari luar negeri (ekspor). Hasil produksi CPO akan diangkut ke
pelabuhan CPO, dan selanjutnya dikirim ke konsumen atau pelanggan untuk diproses
lebih lanjut. Pengangkutan hasil olahan minyak sawit (CPO) dari pabrik pengolahan
menuju ke pelabuhan akan dilakukan dengan menggunakan truck tanki, sedangkan
jalur disribusi/pengangkutan antara pelabuhan penampungan dengan pemasaran
ke luar daerah/luar negeri berdasarkan karakteristik wilayah akan menggunakan
kapal.
Kegiatan pengangkutan hasil produksi CPO ini akan ditelaah, karena diprakirakan
akan menimbulkan dampak terhadap perubahan kualitas udara, peningkatan
kebisingan, gangguan lalu lintas, kerusakan jalan dan penurunan kesehatan
masyarakat.
6. Replanting Tanaman Tua
Kegiatan replanting (peremajaan) adalah kegiatan penanaman kembali atau
peremajaan terhadap tanaman sawit yang tidak produktif secara ekonomis. Tahap
ini akan terjadi bila tanaman sawit telah berumur 25 tahun. Peremajaan ini dilakukan
dengan mengganti tanaman yang tidak produktif dengan tanaman kelapa sawit
yang baru. Kegiatan ini dimulai dengan mobilisasi material dan alat berat,
pembukaan lahan bekas sawit, pembibitan dan penanaman.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 52
Bab 2
Penanganan terhadap bekas lokasi fasilitas yang telah dibongkar yaitu meliputi
pembersihan dan revegetasi lahan terbuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Penanganan Tenaga Kerja.
Penanganan tenaga kerja yang dimaksudkan adalah merencanakan bentuk dan
tahapan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang disesuaikan dengan golongan/kriteria
tenaga kerja, serta meyelesaikan pemenuhan hak-hak tenaga kerja dan kewajibankewajiban perusahaan terhadap tenaga kerja.
Tenaga kerja permanen yang masih berumur produktif dan masih diperlukan, akan
dialokasikan ke lokasi pengembangan perkebunan/pertanian lainnya. Untuk yang relatif
sudah memasuki usia lanjut, akan diberikan pembekalan kewirausahaan yang bekerja
sama dengan pihak ketiga. Sedangkan tenaga kerja kontrak, penanganannya menjadi
tanggung jawab pemrakarsa.
(3) Revegetasi
Setelah kegiatan pembangunan perkebunan dan pengolahan Kelapa Sawit selama
masa tertentu produksi Kelapa Sawit akan menurun dan kegiatan harus ditutup karena
tidak ekonomis lagi. Karena tidak mempertimbangkan aspek lingkungan, banyak lokasi
bekas kegiatan yang ditelantarkan dan tidak ada usaha untuk rehabilitasi. Pada
prinsipnya kawasan atau sumberdaya alam yang dipengaruhi oleh kegiatan/aktifitas
perkebunan/pertanian harus dikembalikan ke kondisi yang aman dan produktif melalui
kegiatan rehabilitasi. Kondisi akhir rehabilitasi dapat diarahkan untuk mencapai kondisi
seperti sebelum ada kegiatan atau kondisi lain yang telah disepakati. Namun demikian,
uraian di atas tidak menyarankan agar kegiatan rehabilitasi dilakukan setelah
perkebunan selesai. Revegetasi seharusnya merupakan kegiatan yang terus menerus
dan berlanjut sepanjang umur kegiatan perkebunan.
Tujuan jangka pendek rehabilitasi adalah membentuk bentang alam (landscape) yang
stabil terhadap erosi. Selain itu rehabilitasi juga bertujuan untuk mengembalikan lokasi
perkebunan ke kondisi yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lahan produktif.
Bentuk lahan produktif yang akan dicapai menyesuaikan dengan tataguna lahan
pasca operasi. Penentuan tataguna lahan pasca operasi sangat tergantung pada
berbagai faktor antara lain potensi ekologis lokasi perkebunan dan keinginan
masyarakat serta pemerintah. Bekas lokasi perkebunan yang telah direhabilitasi harus
dipertahankan agar tetap terintegrasi dengan ekosistem bentang alam sekitarnya.
Diharapkan jenis jenis vegetasi yang ditanam adalah jenis vegetasi yang mempunyai
nilai ekonomis dan merupakan jenis tanaman produksi.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 53
Bab 2
2.3
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 54
Bab 2
Air limbah yang berasal dari tahap produksi minyak kelapa sawit, mengandung
senyawa organik yang berpotensi sebagai polutan terhadap air, udara dan tanah.
Tahap sterilisasi (15% jumlah limbah cair) dan penjernihan (75% jumlah limbah cair)
adalah sumber utama air limbah. Hidrosiklon yang dipakai untuk memisahkan dagingdalam dari batok juga merupakan sumber utama air limbah (10% jumlah limbah cair).
Sifat fisik limbah cair yang dihasilkan berupa cairan pekat kecoklatan, berbau dan
mengandung minyak. Total limbah cair yang dihasilkan berkisar 60% per ton TBS yang
diolah. Karakteristik air limbah PKS sebelum mengalami perlakuan, BOD sekitar 25.000
ppm.
Air limbah dari pabrik dipompakan ke dalam classical sludge oil recovery tank guna
mengambil kembali minyak sawit (CPO) yang terbawa, kemudian limbah dipompakan
ke Cooling Pond untuk menurunkan temperaturnya dari 70 - 80oC menjadi 40 - 45oC
(bakteri yang diperlukan untuk perlakuan anaerobic pada umumnya tidak dapat hidup
pada temperatur 60oC). Kemudian air limbah dialirkan kekolam pencampuran (mixing
pond) untuk dicampur dengan bakteri. Kemudian limbah dialirkan ke kolam anerobic
untuk proses penguraian. Bakteri pengurai akan mengubah bahan organik menjadi gas
metan
dan
karbondioksida.
Selanjutnya
limbah
tersebut
dialirkan
ke
kolam
Parameter
BOD5
pH
Sumber : Kepmen LH No. 28 Tahun 2003, tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air
Limbah dari Industri Minyak Sawit Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 55
Bab 2
Cooling Pond
Mixing Pond
Anaerobic Pond
Cooling Pond
Mixing Pond
Mixing Pond
Anaerobic Pond
Anaerobic Pond
Contact Pond
Mixing Pond
Anaerobic Pond
Areal Land
Application
Buffer Pond
Gambar 2.17. Sistem Pengolahan Limbah Cair PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
Alternatif-2 :
Pada dasarnya sistem pengolahan IPAL yang akan diterapkan oleh PT. KARUNIA ALAM
MAKMUR telah diterapkan pada berbagai perkebunan di Indonesia pada umumnya
dengan proses land aplication. Namun kenyataannya, sistem tersebut tidak dapat
menghilangkan limbah cair sekaligus dalam kolam penampungan limbah. Fakta
menunjukkan bahwa limbah yang berada pada kolam penampungan masih tergolong
di atas nilai ambang baku mutu yang diperkenangkan, yakni BOD5 <100 mg/L dan nilai
COD < 350 mg/L.
II - 56
Bab 2
di antara bak pengendapan lainnya, pada bak ini terdapat ijuk, krikil, dan arang kayu
yang
digunakan
untuk
menghilangkan
partikel
padat
yang
lebih
halus
dan
menghilangkan bau serta menjernihkan air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.18.
Selain itu terdapat Alternatif lain yang akan dikaji sehubungan dengan pembangunan
proyek tersebut yaitu :
1. Lokasi pembangunan kompleks perkantoran, base camp dan pabrik pengolahan
Kelapa Sawit yang berlokasi di pinggir sungai sebaiknya menghindari kawasan
sempadan sungai yaitu sekitar 100 m di kiri-kanan sungai sebagai kawasan lindung/
kawasan konservasi.
2. Lokasi pembangunan IPAL di sekitar pinggir sungai sehingga pembangunan kanalkanal dapat diperpendek, juga sebaiknya menghindari kawasan sempadan sungai
yaitu sekitar 100 m di kiri-kanan sungai sebagai kawasan lindung/kawasan konservasi.
Dalam
memilih
alternatif
terbaik
terhadap
rencana
kegiatan
tersebut
harus
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 57
Bab 2
RENCANA
A USAHA DAN
N/ATAU KEGIAT
TAN
12,5 m
1
12,5
m
5m
Bak pe
enampungan
akhir
Pipa
parallon
5m
Ijuk
A
Arang
Bak eku
ualisasi (20 m x 1
12,5 m x 3 m),
Bak Sed
dimentasi (12,5 m x 10 m x 3 m),
Bak Wa
ater Disphosal (5
5 m x 2 m x 1,5 m
m),
Bak Penampungan Akkhir (12,5 m x 10 m x 3 m).
K
Kerikil
1,5 m
Ketera
angan:
Gam
mbar 2.18. Alternatif Usulan Bak
k Pengelolaan Liimbah Cair (IPA
AL)
DOKUMENANDA
ALPerkebunan&Pen
ngolahanKelapa Saw
witPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalaatodanBungkuUtaraaKab.MorowaliProvvinsiSulawesiTengah
II - 58
3m
Bak sedimentasi
3m
Bak
k equalisasi
Bab 2
2.4
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 59
Bab 2
ALAM
MAKMUR
tersebut
akan
memberikan
dampak
positif
berupa
kesempatan bekerja dan berusaha yang cukup besar bagi masyarakat dan perubahan
pola penggunaan lahan, juga akan memberikan persepsi positif bagi warga masyarakat
akan semakin berkembangnya wilayah tersebut di bidang pertanian dan perkebunan.
Keberadaan masyarakat di sekitarnya akan membantu pemrakarsa dalam hal
pengadaan tenaga kerja bagi kebutuhan perusahaan Kelapa Sawit tersebut. Dengan
keberadaan perusahaan ini, maka kebiasaan masyarakat berkebun pada areal hutan,
diprakirakan akan berkurang setelah terbukanya peluang bekerja sebagai mitra dalam
perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.
DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMUR
DiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah
II - 60