Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
mereka juga dapat membaca huruf latin dengan bantuan kaca pembesar (magnifying glass) dan
CCTV (Closed Circuit Television), menonton TV dapat dilakukan meskipun tidak senyaman
orang awas , karena hanya dapat dilakukan dari jarak yang sangat dekat dan aktivitas lainnnya.
Meskipun terbatas, Low Vision bukan berarti buta, tetapi tidak pula dapat dikatakan normal.
Saat ini di seluruh dunia, menurut data WHO sebanyak 45 juta orang mengalami kebutaan.
Sedangkan di Indonesia, lebih dari 3 juta orang. masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui cara memelihara kesehatan mata mereka, dan mengenali gejala awal gangguan
penglihatan, sehingga pada akhirnya dapat berakibat fatal dikemudian hari.
Ciri-ciri Low Vision
Gangguan penglihatan ada beragam macamnya, mulai dari gangguan penglihatan ringan sampai
gangguan penglihatan berat. Namun tidak semua gangguan penglihatan dapat dikategorikan
sebagai Low Vision. Berdasarkan definisi di atas, Low Vision merupakan gangguan penglihatan
yang sudah tidak dapat diupayakan untuk kembali seperti sediakala (normal) meskipun dengan
berbagai cara. Sedangkan bantuan yang masih dapat diupayakan untuk mendapat penglihatan
kembali normal dengan alat bantu yang dapat mengkoreksi mata secara refraktif seperti
kacamata, baik lensa positif, lensa negatif atau lensa silinder ataupun dengan lensa kontak,
maupun dengan penanganan medis, tidak digolongkan sebagai Low Vision.
Namun, terkadang masyarakat tidak dapat membedakan mana gangguan penglihatan biasa dan
mana gangguan penglihatan yang termasuk Low Vision. Penglihatan terbataas (Low
Vision)dapat diketahui dengan melihat ciri-cirinya.
Ciri-ciri Low Vision adalah sebagai berikut:
1. anak/bayi yang menderita low vision umumnya tidak bereaksi bila diberi senyuman dan
tidak bereaksi terhadap cahaya.
2. membaca dengan jarak yang sangat dekat
3. lebih suka membaca huruf yang besar