Está en la página 1de 4

Wawasan dan Masalah Lingkungan

1.

Fandi Tri Fajar Cahyo1


Mahasiswa Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Malang

Abstrak
Wawasan lingkungan merupakan pandangan tentang ruang dengan semua
komponen yang ada didalamnya. Kerusakan lingkungan dapat terjadi dari
berbagai faktor, seperti: agama dan psikologi, demokrasi dan pemerintahan,
IPTEK dan industri, sosial, ekonomi dan budaya, serta pembangunan. Hal ini
turut memprihatinkan terhadap masalah lingkungan yang ada di Indonesia.
Masalah lingkungan tersebut antara lain seperti masalah air bersih, sampah,
polusi udara, dan penebangan liar. Adapun berbagai isu lingkungan diantaranya
meliputi isu lokal, nasional dan global. Salah satu isu lokal antara lain
kekeringan, banjir, dan erosi pantai. Sedangkan isu nasional meliputi
pencemaran minyak dan lumpur lapindo. Adapun isu global antara lain
pemanasan global, penipisan lapisan ozon, dan hujan asam. Masalah lingkungan
tersebut dapat diatasi dengan berbagai cara, beberapa di antaranya yaitu
membatasi pembangunan, mencanangkan reboisasi, dan memperluas wilayah
hutan lindung.
Kata kunci: wawasan lingkungan, masalah, kerusakan lingkungan, isu
lingkungan, dan solusi.
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar dengan 17.000
pulau yang mengisi wilayahnya,
sekitar 3.305 spesies hewan amfibi,
burung, mamalia dan reptil dan
sedikitnya 29.375 spesies tanaman
tersebar di Indonesia (Suratmo,
1999).
Walaupun
demikian,
Indonesia masih banyak mengalami
masalah lingkungan hidup yang
cukup parah, seperti masalah air
bersih, polusi udara, penebangan liar,
dan sebagainya. Tantangan sumber
daya alam terus terjadi dan menjadi
lebih rumit. Untuk memperbaiki
situasi ini, diperlukan sebuah visi
baru yang dipimpin oleh pemerintah
serta
masyarakat
dalam

menanggulangi masalah lingkungan


yang teramat serius.
PEMBAHASAN
Wawasan lingkungan adalah
pandangan tentang wilayah atau
ruang dengan semua komponen yang
ada didalamnya, baik hidup maupun
mati,
yang
dapat
berfungsi
sebagaimana mestinya tanpa ada
komponen
yang
mengganggu
keseimbangan
ruang
tersebut.
Bencana alam tidak termasuk dalam
komponen pengganggu tersebut,
karena merupakan hukum alam yang
memang telah dikehendaki oleh
alam. Kerusakan alam sebenarnya
dapat saja terjadi dari hasil campur
tangan dari umat manusia, termasuk
dalam komponen penghambat ruang
lingkup
lingkungan,
sehingga
1

masalah ini harus segera diselesaikan


dan ditanggulangi.
Beberapa penyebab dari
banyaknya kerusakan lingkungan
adalah
overpopulation,
yaitu
meledaknya
jumlah
populasi
manusia dimuka bumi. Ada juga
pendapat yang mengatakan bahwa
kerusakan lingkungan adalah hasil
dari overconsumption atau konsumsi
berlebihan. Hal ini merupakan
kesalahan besar, karena penyebab
dari
kerusakan
lingkungan
sebenarnya
adalah
Crisis
of
Unsustainability
atau
krisis
ketidakseimbangan (Chiras, 1998).
Adapun dalam krisis tersebut,
memiliki beberapa faktor yang
memiliki
masalah
beragam,
diantaranya :

Agama dan Psikologi, salah


satunya yang menjelaskan bahwa
manusia merupakan pemimpin di
dunia, dimana bumi diciptakan oleh
Tuhan untuk kepentingan hidup
manusia. Tak dapat dipungkiri,
kebanyakan orang menjadi hilang
kendali dalam mengeruk potensial
alam yang ada.

Demokrasi
dan
Pemerintahan, yang merupakan
pemegang
kekuasaan
tertinggi.
Banyak
kasus
dimana
pengeksploitasi kekayaan alam yang
ada. yang akan memperluas dan
memperparah kerusakan lingkungan.

Faktor IPTEK dan Industri


dimana tak dapat rahasia umum,
bahwa perkembangan iptek dan
industri akan berbanding terbalik
dengan kelestarian lingkungan.

Sosial, Ekonomi dan Budaya.


Hal ini mendukun seperti dalam hal
mencari nafkah, kebanyakan manusia
akan
berbuat
apapun
untuk
menghasilkan keuntungan yang lebih
besar.

Pembangunan.
Semakin
tinggi jumlah penduduk, maka
rumah, sarana dan prasarana yang
dibangun akan semakin banyak.
Masalah lingkungan di Indonesia
umumnya antara lain seperti masalah
air bersih, polusi udara, penebangan
liar, dan sebagainya (Soemarwoto,
1994). Diantaranya:

Masalah air bersih. Indonesia


merupakan salah satu dari 10 negara
yang memiliki persediaan air terbesar
di dunia. Namun dengan jumlah yang
begitu besar, sekitar 119 juta dari
total 200 juta penduduk Indonesia
masih menghadapi kekurangan air
bersih. Hal ini dikarenakan ketidak
merataannya persediaan air bersih di
kota besar dan kota kecil.

Masalah sampah. Umumnya


masyarakat
hanya
menampung
semua sampah pada sebuah tempat
yang kita sebut sebagai TPA (Tempat
Pembuangan
Akhir).
Sehingga
sampah yang hanya diletakkan begitu
saja, akan menimbulkan dampak
yang buruk bagi lingkungan (Fatah
dkk,2014.

Masalah
polusi
udara.
Indonesia merupakan negara dengan
tingkat polusi tertinggi ketiga di
dunia. Hal ini turut didukung karena
semakin banyaknya masyarakat yang
menggunakan transportasi yang
semakin menambah jumlah polutan.


Penebangan Liar. Negara
Indonesia telah kehilangan 3,8 juta
hektar hutan setiap tahunnya dan
sebagian besar disebabkan oleh
praktek illegal logging.
Selain masalah, banyak juga isu
lingkungan yang beredar dalam
ruang lingkup lokal, nasional, dan
global.
Contoh
dan
dampak
lingkungan
lokal
diantaranya:
kekeringan
(menyebabkan
keterancaman
pangan),
banjir
(menyebabkan gangguan kesehatan),
longsor (menyebabkan kerusakan
tempat
tinggal),
erosi
pantai
(menyebabkan hilangnya potensi
ekonomi), dan instrusi Air Laut
(menyebabkan kekurangan stok air
tawar.
Selain itu, contoh dan
dampak lingkungan nasional antara
lain: kebakaran hutan (menyebabkan
hilangnya keaneragaman hayati),
pencemaran minyak lepas pantai
(menyebabkan limbah pada laut),
dan lumpur lapindo (menyebabkan
hilangnya tempat tinggal warga)
(Wibisono, 2006).
Kemudian
contoh
dan
dampak lingkungan global antara
lain:
pemanasan
global
(menyebabkan meningkatkan suhu
ekstrim), penipisan lapisan ozon
(memacu terjadi kanker kulit pada
manusia), hujan asam (menyebabkan
iritasi pada kulit), pertumbuhan
penduduk yang padat (menyebabkan
meningkatnya kebutuhan sumber
daya alam), pencemaran limbah B3
(menyebabkan kematian makhluk
hidup).

Adapun
solusi
untuk
menangani berbagai masalah yang
ada, di antaranya: Mengeluarkan
kebijakan dan peraturan yang
berhubungan dengan pelestarian
lingkungan.

Membatasi
pembangunan
yang merusak kawasan hutan.

Mencanangkan
program
Reboisasi besarbesaran pada hutan
yang gundul.

Sosialisasi serta pendidikan


lingkungan kepada masyarakat sejak
dini.

Melakukan konservasi In-situ


dan Ex-situ.

Memperluas wilayah hutan


lindung.

Membatasi
perijinan
perkebunan kelapa sawit yang
merusak hutan.

Menyediakan tempattempat
sampah dikawasan yang padat
aktivitas.

Membangun
fasilitas
pengolah sampah di masingmasing
kota.

Menerapkan
prinsip
3R
(Reuse, Reduce and Recycle) pada
kehidupan berbangsa dan bernegara.
KESIMPULAN
Wawasan lingkungan adalah
pandangan tentang ruang, yang dapat
berfungsi sebagaimana mestinya
tanpa
ada
komponen
yang
mengganggu keseimbangan ruang
tersebut. Akar penyebab dari
kerusakan lingkungan adalah Crisis
of Unsustainability atau krisis
ketidakseimbangan.
Masalah
lingkungan di Indonesia umumnya

antara lain seperti masalah air bersih,


sampah, dan polusi udara. Isu
lingkungan yang cukup diketahui
dalam masyarakat kita ini, terdiri
dalam ruang lingkup lokal, nasional,
dan global. Menghadapi berbagai
masalah tersebut, terdapat solusi
yang sangat dianjurkan untuk
dilakukan, diantaranya : melakukan
konservasi In-situ dan Ex-situ,
memperluas wilayah hutan lindung,
dan membatasi perijinan perkebunan
kelapa sawit yang merusak hutan.
DAFTAR RUJUKAN
Fatah, A., Taruna, T., dan Purnaweni,
H.
2014.
Konsep
Pengelolaan
Sampah

Berbasis Teologi. Jurnal


Ilmu Lingkungan. 11 (1)
84-91.
Soemarwoto, O. 1994. Ekologi
Lingkungan Hidup dan
Pembangunan. Bandung:
Djambatan.
Suratmo, F.G. 1999. Strategi dalam
Menghadapi
Masalah
Lingkungan.
Handout
M.K.
PSL
702
Pascasarjana IPB, Bogor.
Wibisono, Yusuf. 2006. Tragedi
Lumpur
Lapindo.
(http://agorsiloku.com/200
6/10/11/tragedi-lumpurlapindo/ ) diakses tanggal
26 Agustus 2015.

También podría gustarte