Está en la página 1de 31

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID
REMISI SEMPURNA
Pembimbing:
Dr. Prasila Darwin,
Sp.KJ

Disusun oleh:
Husna Nadia
1102010126

RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis : diambil tanggal 23 dan 30
Maret 2015 di bangsal RSJI-Klender.
Alloanamnesis: diambil tanggal 30 Maret 2015
(dengan ibu pasien)
Rekam medik : diambil tanggal 30 Maret 2015

Keluhan Utama
Menurut Alloanamnesis : Pasien dibawa ke RSJ
Klender ibu pasien karena tidak tidur sejak 2 hari

Keluhan Tambahan
Pasien sering mengoceh, bicara lebih banyak dari
biasanya, keluar beraktivitas saat malam hari, sering
tidak tidur, mendengarkan musik keras-keras.

Riwayat Penyakit
Sekarang
Kelas 3 SD : Mengaku Indigo
Melihat, berkomunikasi dan
bersentuhan dengan sosok para
pahlawan yang telah gugur saat
perang
Ibu tidak percaya

Usia 16 tahun
- Dibawa keliling dunia oleh para leluhur,
tetapi pasien meyakini hal tersebut nyata
terjadi bukan sekedar mimpi.
- Dapat membaca pikiran orang lain
- Pernah mati suri selama satu hari

Dua tahun SMRS


Setelah berobat pada orang pintar dan juga
dokter psikiatri tersebut pasien mengatakan
kemampuan indigonya sudah berhasil ditutup,
sehingga pasien tidak pernah melihat, mendengar
maupun menyentuh para leluhur lagi, akan tetapi
masih bisa merasakan kehadiran mereka.

Satu bulan SMRS


Mengaku mendengar suara suara para
leluhur lagi, memberikan misi kepada pasien
untuk menyebarkan pesan tentang kebenaran
para leluhur.
Diminta menyebarkan pesan tersebut melalui
media sosial, kemudian pasien menuruti perintah
tersebut.
Menurut ibu pasien perubahan dialami setelah
pasien berpisah dengan kekasihnya sejak
satu bulan ini.

Satu minggu SMRS


Mulai sering gelisah, jarang tidur, mengoceh,
banyak bicara dan sering menyalakan musik keraskeras.
Kegiatan yang harus dilakukan sehari-hari seperti
kuliah dan olah raga taekwondo sampai larut malam
sehingga pasien baru tidur setelah pukul 1 atau 2
pagi.
Pasien mengaku rutin bangun jam 3 pagi untuk
melakukan solat malam, mendoakan para
pahlawan.
Disunnahkan untuk sedikit tidur, dan pasien merasa
memiliki tenaga yang cukup banyak untuk semua
aktivitas yang dikerjakan sehingga pasien tidak
pernah merasa lelah.

Sejak 2 hari SMRS


Tidak tidur, tidak masuk kuliah, gelisah, dan
banyak bicara sulit untuk dikontrol sehingga ibu
pasien membawa pasien ke RSIJ Klender.
Selain itu pasien juga marah-marah memaki
hanya kepada ibunya, tetapi baik kepada teman
temannya karena ibu tidak menyetujui hubungan
pasien dengan kekasihnya.
Pasien merasa dirinya tidak sakit, hanya merasa
kurang sehat butuh vitamin untuk kesehatannya.

Saat dirawat di RSJI pasien mengalami hal aneh,


pasien yakin melihat bak mandi berubah
menjadi Tn.A (pasien bangsal laki-laki RSJI
Klender).
Setelah 2 minggu dirawat pasien tidak mendengar
suara-suara maupun melihat kejadian aneh lagi.

Gangguan Psikiatri
Riwayat Skizofrenia paranoid usia 16 tahun
- Halusinasi : auditorik, visual, taktil
- Waham : Bizzare, thought broadcasting, nihilistik
- Derealisasi
Pencetus : Putus cinta

2. Riwayat Gangguan Medik


Pasien tidak pernah menderita penyakit medis lain
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
-. Rokok (+)
-. Obat terlarang (-)
-. Alkohol (-)

Riwayat Kehidupan Pribadi


Riwayat Prenatal dan Perinatal
Persalinan normal, lahir dari pernikahan yang sah &
anak yang diharapkan.
Masa Kanak-kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh orang tua pasien. tumbuh dan
berkembang sesuai dengan usia.
Masa Kanak-kanak Pertengahan (3-6 tahun)
Saat usia 6 tahun Orang tua pasien bercerai dan ikut
dengan ibu.

Masa Kanak-kanak pertengahan (7-12


tahun)
- Disekolah pasien memiliki banyak teman,
- Tidak pernah membuat keributan, masalah.
- Mampu bekerja sama dengan teman-temanya.
- Sejak kecil pasien ibu selalu menekan dan pasien selalu
menuruti apa yang diperintahkan ibu.

Masa pubertas dan remaja


Hubungan social
Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar baik
Riwayat pendidikan
Pasien bersekolah di SD sampai dengan SMA di Jakarta,
dijalankan selama 12 tahun, kemudian pasien melanjutkan
pendidikan kuliah kejuruan komunikasi
Perkembangan kognitif dan motorik
Pasein tidak memiliki gangguan belajar, prestasi belajar
memiliki nilai rata-rata

Perkembangan emosi dan fisik


Pasien dinilai memiliki emosi yang cenderung naik turun, pasien
mengatakan ibunya tidak dapat ditentang, harus menuruti
semua keinginan ibu.
Saat marah : bersih-bersih rumah, menyikat kamar mandi dan
lain sebagainya tidak pernah sampai mengamuk berlebihan
Riwayat psikoseksual
Menstruasi pertama saat usia 12

Masa dewasa

Riwayat pekerjaan
Mahasiswi aktif di kampus
Dirumah membantu pekerjaan rumah

Riwayat beragama
Pesantren saat SMA
Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat,
tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum

Riwayat Keluarga

Keterangan :

Impian, Fantasi dan nilai-nilai


Mimpi
: Pasien ingin pulang menyelesaikan
kuliah dan aktivitas lainnya
Khayalan
: Ingin keliling dunia
Sistem penilaian
: penilaian tentang baik buruk.
baik

STATUS MENTAL (30-3-15)


Deskripsi Umum

Penampilan
Perempuan, 18 tahun, penampilan sesuai dengan
usianya, dan berkulit sawo matang. Pakaian rapi,
bersih memakai sepasang pakaian tidur dan
menyisir rapi rambutnya.
Aktivitas dan Prilaku Psikomotor
Sering kali wawancara terhenti karena pasien beralih
dengan aktivitas lain seperti mengambil minum,
menirukan tv, dan melakukan hal lainnya.

Sikap terhadap pemeriksa


Kooperatif, mudah terdistraksi, tampak sulit
mempertahankan aktivitas yang sedang dilakukan.
Bicara

Volume : keras
Irama : teratur
Artikulasi : jelas
Kecepatan: cepat

IKHTISAR PENEMUAN
BERMAKNA
Keluhan Utama : Pasien dibawa ke Rumah sakit
jiwa islam klender karena tidak tidur sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit.
Kesadaran
: Compos Mentis
Mood
: Hipertim
Afek
: Luas
Keserasian
: Serasi

Gangguan Proses Pikir : Tidak ada


Gangguan Persepsi
: Halusinasi auditorik dan
ilusi visual
Gangguan Isi Pikir
: Waham Bizzare (pasien
mendapatkan misi dari almarhum para pahlawan,
diperintahkan untuk menyebar pesan tentang
kebenaran)
RTA
: Terganggu
Tilikan
: Derajat II
Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I: Skizofrenia Paranoid Remisi Sempurna
Dua tahun yang lalu pasien mengalami waham dan halusinasi
sudah tidak pernah kambuh sampai 1 bulan SMRS.
Setelah 1 minggu dirawat di RSJI pasien tidak mendengar
suara-suara maupun melihat kejadian aneh lagi.
Diagnosa Banding : Skizoafektif

Aksis II : Tidak ada


Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Faktor psikososial
Masalah dengan Primary support group (keluarga) dan
hubungan percintaan
Aksis V : GAF 2 minggu yang lalu : GAF 60-51 (Gejala
sedang)
GAF saat ini : GAF 70 (Gejala ringan)

DAFTAR MASALAH
Problem organobiologik : Tidak ditemukan
Problem patologis dan perilaku :
Gangguan persepsi halusinasi auditorik dan ilusi
visual
Problem keluarga :
- Pasien tidak mengetahui keberadaan ayah
- Pasien merasa tidak dipercaya oleh ibunya, dan
harus menuruti semua keinginan ibu
Problem Percintaan :
Pasien baru berpisah dengan kekasihnya dan
menyalahkan ibunya

PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad malam

Faktor yang memperingan :


Situasi keluarga yang mendukung kesembuhan
pasien dan masih membiayai pengobatan pasien.
Keluarga cepat tanggap jika pasien menunjukkan
gejala kekambuhan.
Memiliki banyak teman yang baik terhadap pasien
Faktor yang memperberat :
Ketidakpatuhan minum obat
Pasien sering mengingat mantan kekasihnya yang
menjadikan pasien marah
Sikap ibu yang selalu menekankan keinginannya
pada pasien

RENCANA TERAPI
Psikofarmaka

Olanzapine 5mg sublingual


Risperidon 2mg
Trihexyphenidyl

Psikoterapi
Supportif
Memberikan dukungan dan perhatian kepada
pasien dalam menghadapi masalah.
Mengingatkan pasien untuk rajin minum obat
secara teratur dan sering kontrol setelah pulang
dari perawatan.
Mendukung kegiatan-kegiatan positif yang
disenangi pasien

Terapi Religius :
Memotivasi pasien untuk selalu taat beribadah
kepada ALLAH SWT, seperti: shalat, dzikir, puasa,
berdoa dan berdzikir.
Rajin membaca buku tentang keagamaan.
Terapi Keluarga
Menjelaskan pada kelurga mengenai kondisi
pasien yang sebenarnya, agar keluarga dapat
membantu dan mendukung rencana terapi.
Memotivasi keluarga pasien untuk
memperlakukan pasien sebagai bagian dari
anggota keluarga.

Psiko Edukasi
Keteraturan meminum obat dengan pantauan
keluarga
Keluarga mengetahui tanda-tanda kekembuhan

Terimakasih

También podría gustarte