Oleh Drs. Agus Tato, Dipl. TEFL, Dipl. TM, ELT, MM Tahun 2002 Accentur merilis hasil researchnya tentang kontribusi intangible asset terhadap market value (nilai pasar) pada perusahaan kelas dunia berdasarkan standard & poor antara tahun 1982 s.d. 1999, ternyata data proporsi kontribusi intangible asset terhadap nilai kapitalisasi pasar (share value) menunjukkan trend yang semakin meningkat dari 36% pada tahun 1982 menjadi 62% pada tahun 1992 dan menjadi 84% pada tahun 1999. Senada dengan hasil riset accentor, Norton & Kaplan dalam bukunya Strategy Map menyatakan bahwa Intangable Asset suatu perusasahaan merepresentasikan lebih dari 75% dari nilai perusahaan (corporate value) tersebut. Informasi tersebut, menunjukkan bahwa peran intangible asset menjadi smakin dan menjau unsur yang paling penting dalam penciptaan nilai perusahaan. Bahkan Intangalbe asset juga sangat penting di tingkat Negara. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian Athena Alliance (2008) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika lebih banyak didorong oleh intangible asset. Salah satu intangable asset tersebut adalah Human Capital (sumber daya manusia). Perusahaan yang mampu mengelola Human Capitalnya sebagai asset yang produktif yang ditandai dengan kepemilikan kompetensi yang mumpuni yang dibutuhkan perusahaannya dan selalu belajar untuk memperoleh kompetensikonpetensi baru yang dibutuhkan perusahaan, dan mereka totally engaged dalam menjalankan tugas-tugasnya serta terbukti secara konsisten menghasilkan karya yang bernilai tambah tinggi bagi pelanggan dan perusahaan dari waktu kewaktu. Untuk mendapatkan, memiliki, mengembangkan, memelihara dan memanen Human Capital yang seperti itu, diperlukan suatu pendekatan sistematis, fit dengan kebutuhan dan dunamika lingkungan ekstrenal dan internal perusahaan serta terintegrasi dengan berbagai kesisteman lain yang relevan di perusahaan. Iniliah esensi Strategic Human Capital Management. Salah satu perusahaan yang telah terbukti efektif dalam mengelola human capitalnya adalah The Walt Disney Company. Perusahaan ini perusahaan dengan diversifikasi bisnis pada bidang hiburan yang meliputi antara lain: televise, ESPN Zone arcades, toko retail, film, dan taman hiburan yang dikenal dengan Disneyland. Perusahaan ini dipandang sukses menerapkan strategic human capital management pada salah satu unit usahanya yaitu Disneyland. Terbukti Kinerja Disneland semakin meningkat yang didorong oleh kinerja SDMnya sebagai dampak dari implementasi strategic human capital management. Di Indonesia, salah satu perusahaan yang dipandang efektif dalam menerapkan Strategic Human Capital Management-nya adalah TELKOM Indonesia dalam 10 tahun terakhir (2004 2014). Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai Kapitalisasi pasar dari 97.3 T menjadi 216.720 T, sementara Nilai Aset tanggiblenya tumbuh dari 56.179 T menjadi 127.951 T. Diketahui bahwa Telkom secara massive melakukan langkah strategis dalam bidang SDM antara lain menerapkan pendekatan spiritual managememt untuk mendongkrak terbentuknya character unggul berbasis nilai-nilai spiritualitas untuk mendorong strategi from character to
commerce dan mengembangkan Global Talent management untuk mendukung
ekspansi usaha ke luar negeri. Sentuhan bidang sumbersaya manusia (human capital) tak terbantahkan lagi merupakan salah satu factor kritikal dalam mendorong bisnis. Masalahnya adalah bagaimanakah pola strategic human capital management yang efektif diterapkan di perusahaan? Artikel ini akan fokus membahas big picture Human Capital Management. Secara garis besar elemen-elemen utama strategic Human capital Management meliputi aspek-aspek sbb.: 1. Kepemimpinan: Esensinya, bahwa cara pandang pimpinan perusahaan terhadap aspek SDM akan menentukan sejauhmana pengelolaan human capital di perusahaan tersebut akan dilaksanakan. Untuk mendapatkan benefit dari pengelolaan human capital perusahaan maka pimpinan harus memandang bahwa tenaga kerja merupakan asset strategis perusahaan yang secara dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan. Karena itu, komitmen dan dukungan pimpinan perusahaan terhadap implementasi strategic human capital management tidak boleh setengahsetengah, melainkan harus secara total. Demikian juga peran fungsi/unit human capital management di perusahaan, harus didesain sedemikian rupa sehingga fungsi tersebut bekerjasama secara sinergis dan selaras dengan pimpinan perusahaan termasuk manajer lini dalam menyusun dan melaksanakan rencana strategis perusahaan guna mencapai visi misi dan sasaran strategisnya, melalui kontribusi human capital management. 2. Perencanaan Strategis Human Capital: Perencanaan strategis Human Capital dirancang sedemikian rupa untuk menjawab kebutuhan perusahaan dalam konteks merespon dimanika lingkungan strategis perusahaan baik internal maupun eksternal. Keputusan yang melibatkan manajemen human capital dan keterkaitannya dengan ketercapaian tujuan utama perusahaan didukung dengan data dan informasi yang valid dan relevant. 3. Memperoleh, mengembangkan, dan memelihara Talent: Strategi perusahaan dibidang human capital harus dipastikan terintegrasi dengan kebutuhan nyata perusahaan berdasarkan perencanaan strategis maupun perencanaan tahunan perushaan, dan juga terintegrasi dengan kesisteman lainnya di perusahaan serta melampaui dari sekedar kepatuhan terahadap regulasi ketenaga kerjaan. Sasaran strategis bidang ini terdefinisi dengan baik dan rasional dikaitkan dengan upaya pencapaian strategic objectives perusahaan. 4. Budaya organisasi berorientasi pada hasil: manajer, team dan karyawan pada berbagai tingkatan organisasi diberikan keleluasaan dan kewenangan pada fungsinya masing masing, yang diperlukan untuk mencapai sasaran strategis perusahaan sesuai atau lebih cepat dari jadwal yang direncanakan,. Inovasi dan problem solving benar-benar digalakan dilingkungan perusahaan. Kinerja individu dan kinerja unit dipastikan selaras dan terintegrasi dengan sasaran strategis perusahaan. Pelaksanaan keempat elemen ini secara konsisten dan konsekuen serta selaras dengan karakteristik dan tantangan serta peluang perusahaan, akan memberikan
dampak signifikan pada pencapaian sasaran strategis perusahaan sekaligus akan
meningkatkan kapabilitas perusahaan untuk tumbuh dan berkembang secara sustainable. Secara lebih detail, bagaimana operasionalisasi masing-masing elemen tersebut akan dibahas secara serial pada artikel-artikel pada penerbitan berikutnya.