Está en la página 1de 8

Disahkan

Tanggal

: 16-11-2012

Asisten

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI FITOKIMIA


UNIT IV
UJI KUALITATIF ANTIOKSIDAN SECARA KLT

Disusun oleh:

DISUSUN OLEH :

VIADETA FILIA DIANDRA

(118114027)

ANGELINE SYAHPUTRI F

(118114028)

ARVITA ANGGRAINY

(118114029)

VIVO PUSPITASARI A M

(118114030)

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI FITOKIMIA


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

UNIT IV
UJI KUALITATIF ANTIOKSIDAN SECARA KLT
I.

II.

Tujuan
1. Mampu melakukan beberapa cara penyarian simplisia.
2. Mampu melakukan skrining bahan nabati yang berpotensi antioksidan secara cepat
dengan KLT.
Dasar teori
Penyarian merupakan pemindahan masa zat aktif yang semula berada di dalam
sel, ditarik oleh cairan penyari, sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari
tersebut. Penyarian akan bertambah bila permukaan serbuk simplisia yang besentuhan
dengan cairan penyari makin luas (Depkes RI,1986).
Dalam pengertisn kimia,senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi elektron
(electron donors). Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang
mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan
bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat
oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat (Winarsi,2007).
Secara umum,antioksidan dikelompokkan menjadi 2, yaitu antioksidan
ezimatis dan non ezimatis. Antioksidan ezimatis misalnya ezim superoksida dismutase
(SOD), katalase, dan dlutation peroksidase. Antioksidan non-ezimatis masih dibagi
dalam dua kelpmpok lagi,yaitu:
a. Antioksidan larut lemak, seperti tokoferol, karotenoid, flevonoid, quinon,
dan bilirubin.
b. Antioksidan larut air, seperti asam askorbat, asam urat, protein pengikat
logam, dan protein pengikat heme.
(Winarsih,2007).
Radikal bebas adalah atom yang secara kimia berubah menjadi sangat aktif
karena tidak memiliki pasangan elektron. Elektron biasanya mengelilingi inti atom
secara berpasangan. Bila ada elektron tanpa pasangan, atom akan menyerang atom lain
untuk mengambil salah satu elektronnya. Akibatnya, akan terjadi kerusakan dalam
tubuh dan otak (Perrett,2010).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan bentuk kromatografi planar. KTL
mrnggunakan fase diam berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan
bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca,pelat aluminium, apau plat plastik.
Fase gerak yang di kenal segai pelarut pengembang akan bergerak sepajang fase diam
karena pengaruk kapiler pada pengembangan secara menial (ascending), atau karena

pengaruh

gravitrasi

pada

pengembangan

secara

menurun

(descrending)

(Rohman,2010).
III.

IV.

Alat dan Bahan


Alat :
1. Rotary vaccum evaporator
2. Pipet tetes
3. Gelas ukur
4. Pelat KLT
5. Chamber KLT
6. Pipa kapiler

Bahan :
1. Simplisia
2. Etanol
3. Larutan rutin
4. Larutan DPPH

Cara Kerja
1. Ekstraksi
Salah satu metode ekstraksi ditentukan terlebih, yang hasilnya akan
diperbandingkan antar kelompok

Ekstrak yang diperoleh segera dipekatkan dengan rotary vaccum evaporator


hingga diperoleh ekstrak yang kental.
2. Uji kualitatif aktivitas antioksidan secara KLT
Sebanyak 1 tetes ekstrak kental dilarutkan dalam 1 ml etanol

Ditotolkan pada pelat KLT dengan menggunakan pipa kapiler

Dibuat pembanding dengan larutan rutin, selanjutnya dielusi dalam chamber KLT

Setelah eluasi mencapai 10 cm, angkat dan dibiarkan mengering

Dibuat 2 x replikasi dengan pelat yang berbeda oleh kelompok bersebelahan

Kedua pelat KLT diperiksa dengan lampu UV 254 nm dan 365 nm, diberi tanda
letak bercak yang terdeteksi dan catat warnanya. Seharusnya hasil yang sama
diperlihatkan oleh kedua pelat

Salah satu pelat disemprot dengan larutan DPPH (harus di dalam lemari asam,
gunakan masker dan sarung tangan)

Warna yang tampak diamati (latar belakang pelat akan berwarna ungu, bercak
yang berwarna kuning menunjukkan adanya aktivitas antioksidan, lama waktu
warna kuning bertahan mencerminkan kekuatan daya antioksidan senyawa pada
bercak kromatogram tersebut)

Perkiraan golongan senyawa yang aktif antioksidan tersebut denagn pelat


kromatogram yang satunya. sistem KLT :
Fase diam
: silika gel GF254
Fase gerak
: n-butanol : asam asetat glasial : aquades (5 :1 :4 (v/v)).
Standar
: larutan rutin (10 mg/10 ml metanol)
Jumlah sampel
: 1 totol (10 l)
Deteksi
: UV 254 nm, UV 365 nm, uap ammonia

V.

Data dan Hasil Perhitungan


Data penimbangan simplisia :
Berat kertas
= 0,4 gram
Berat kertas + simplisia
= 5,4 gram
Berat kertas + sisa
= 0,4 gram
Berat simplisia
= 5,0 gram
Data nilai Rf dan gambar plat KLT

Rf =

B1 ,

B2 ,

Rf rutin =

= 0.75

Rfsampel =

= 0.96

Rf rutin =

= 0.7

B3 ,

Rfsampel =

= 0.93

Rf rutin =

= 0.55

Rfsampel =

= 0.95

B3

Rf=0,55
Rf=0,95

B2

Rf=0,93
Rf=0,7

B1

Rf=0,96
Rf=0,75

VI.

Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini mampu melakukan beberapa cara penyarian simplisia

serta mampu melakukan skrining bahan nabati yang berpotensi antioksidan secara cepat
dengan KLT. Simplisia yang digunakan pada praktikum ini adalah daun kumis kucing
(Orthosiphonis Folium). Kumis kucing memiliki kemampuan dalam menangkap radikal
bebas, hal ini tidak hanya disebabkan oleh komponen polifenol (9.71 mg/g bobot kering),
tetapi juga oleh komponen terpenoid lainnya.
Metode ekstraksi yang digunakan yaitu maserasi. Metode ini mudah dan sederhana
tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama. Serbuk simplisia dimasukkan dalam cairan
penyari, tiap kelompok berbeda cairan penyari yaitu etanol 95%, etanol 75% , dan metanol.
Kelompok meja 1 menggunakan cairan penyari etanol 95%. Dimana simplisia direndam
dalam cairan penyari selama kurang lebih 3 jam, tujuannya agar simplisia dapat larut
sempurna dalam cairan penyari. Pada proses maserasi ini, cairan penyari akan menembus
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut

dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di
luar sel, maka larutan yang pekat didesak keluar.
Kemudian campuran simplisia dengan cairan penyari dipekatkan dengan rotary
vaccum evaporator agar mendapatkan ekstrak yang kental. Rotary vaccum evaporator
merupakan suatu instrumen yang tergabung antara beberapa instrumen, yang menggabung
menjadi satu bagian, dan bagian ini dinamakan rotary vaccum evaporator. Rotary vaccum
evaporator adalah instrumen yang menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip utama
dalam instrumen ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu
alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik didihnya.
Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh sangatlah akurat. Bila dibandingkan
dengan teknik pemisahan lainnya, misalnya menggunakan teknik pemisahan biasa yang
menggunakan metode penguapan menggunakan oven. Maka bisa dikatakan bahwa instrumen
ini akan jauh lebih unggul. Karena pada instrumen ini memiliki suatu teknik yang berbeda
dengan teknik pemisahan yang lainnya. Dan teknik yang digunakan dalam rotary vakum
evaporator ini bukan hanya terletak pada pemanasannya tapi dengan menurunkan tekanan
pada labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. Karena teknik
itulah, sehingga suatu pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut tersebut
tidak ikut menguap namun mengendap. Dan dengan pemanasan dibawah titik didih pelarut,
sehingga senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.
Ekstrak kental sebanyak 1 tetes dilarutkan dalam 1 mL etanol 95% sebagai pelarut.
Kemudian ditotolkan pada pelat KLT dengan pipa kapiler sebanyak 10 kali, hal ini dilakukan
agar sampel dapat terliat jelas pada waktu elusi. Pada saat penotolan pertama dibiarkan kering
beberapa detik, lalu dilanjutkan penotolan kedua dan seterusnya, hal ini dilakukan agar tidak
terjadi tailing. Pada larutan rutin hanya dilakukan 3 kali penotolan. Penotolan rutin dan
sampel diperlakukan sama pada 2 plat KLT untuk mengetahui letak antioksidan dengan
disemprotkan larutah DPPH pada 1 plat KLT. Fase diam yang digunakan adalah silica gel
GF254, fase geraknya adalah n-butanol : asam asetat glasial : akuades (5:1:4(v/v)). Sebelum
penyemprotan dilakukan deteksi menggunakan spektrofotometer UV, dengan panjang
gelombang 254 nm dan 365 nm, dengan tujuan memperjelas berjcak sampel pada plat KLT.
Plat KLT yang disemprot memperlihatkan adanya senyawa antioksidan dengan
ditunjukkan warna kuning pada sampel. Warna kuning tersebut ada selama 49menit 17detik,
hal ini berarti senyawa antioksidan yang terdapat pada daun kumis kucing dapat bekerja
dalam waktu tersebut. Lalu plat yang tidak disemprot dilakukan pengerokan sampel sesuai
pada letak senyawa antioksidan di plat yang disemprot. Rf yang didapatkan pada kelompok
meja 1 : sampel 0,96 dan larutan standar rutin 0,75. nilai Rf ini tidak jauh berbeda dengan

kelompok lain yaitu pada kelompok meja 2 Rf sampel 0,93 dan meja 3 Rf sampel 0,95.
Tujuan dari pengerokan adalah untuk percobaan pada unit V.

VII.

Kesimpulan
Metode ekstraksi yang dilakukan adalah maserasi
Simplisia daun kumis kucing memiliki potensi antioksidan

VII.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta, hal.4.
Perretta,L., 2010, Makanan untuk Otak: Panduan Penting untuk Meningkatkan
Kemampuan Otak Anda, Esensi, Jakarta, hal.66.
Rohman,A., 2010, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal.353.
Winarsi,H., 2007, Antioksodan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta,
hal.77-78.

Yogyakarta, 16 November 2012


Praktikan,
Viadeta Filia Diandra
118114027

Angeline S.F.
118114028

Arvita Anggrainy
118114029

Vivo Puspitasari
118114030

También podría gustarte

  • Acara 6 Mikro
    Acara 6 Mikro
    Documento14 páginas
    Acara 6 Mikro
    vivopuspitasari
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan FF Unit 3
    Laporan FF Unit 3
    Documento24 páginas
    Laporan FF Unit 3
    vivopuspitasari
    Aún no hay calificaciones
  • Unit IV Kelompok
    Unit IV Kelompok
    Documento8 páginas
    Unit IV Kelompok
    vivopuspitasari
    Aún no hay calificaciones
  • Tari Korea
    Tari Korea
    Documento4 páginas
    Tari Korea
    vivopuspitasari
    Aún no hay calificaciones
  • Farmasifisika
    Farmasifisika
    Documento9 páginas
    Farmasifisika
    vivopuspitasari
    Aún no hay calificaciones
  • Farmasifisika
    Farmasifisika
    Documento9 páginas
    Farmasifisika
    vivopuspitasari
    Aún no hay calificaciones