Está en la página 1de 4

Meningkatkan Kualitas Guru

Oleh JOSUA SIBARANI1


The quality of an education system will never exceed the quality of its teachers McKinsey Report (2007)

Kualitas guru secara nasional mengkhawatirkan. Berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG)
tingkat nasional hanya mencapai 47,84 dari skala 100 pada tahun 2013. Nilai tersebut tidak jauh
berubah dibandingkan dengan tahun 2012, yang mencapai 45,85.

Sumber: Kemdikbud

Email: josua_ps@yahoo.com
Akun kompasianer penulis : http://www.kompasiana.com/djosua

Sumber: Kemdikbud

Kualitas guru tersebut berdampak terhadap kualitas pendidikan Indonesia. Pendidikan


Indonesia sedang gawat darurat, kata Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
dalam Silaturahmi dengan Kepala Dinas Pendidikan (1/12/2014)i. Hal ini berdasarkan beberapa
data, yaitu:
Pemetaan The Learning Curve - Pearson terhadap akses dan mutu pendidikan tahun 2013
dan 2014, Indonesia menduduki posisi terbawah, yaitu posisi 40 dari 40 negara.
Pemetaan Trends in International Mathematics and Science Studies (TIMSS) bidang literasi
sains tahun 2011, Indonesia peringkat 40 dari 42 negara.
Pemetaan Programme for International Study Assessment (PISA) tahun 2012, Indonesia
peringkat 64 dari 65 negara.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Arah kebijakan dan strategi pembangunan sub bidang pendidikan dalam RPJMN 2015-2019ii
diprioritaskan untuk meningkatkan profesionalisme, kualitas dan akuntabilitas guru dan tenaga
kependidikan, antara lain melalui:
Penguatan sistem Uji Kompetensi Guru

Pelaksanaan Pengembangan Profesional Berkesinambungan bagi guru dalam jabatan


melalui latihan berkala dan merata, serta penguatan Kelompok Kerja Guru (KKG) atau
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

PKB menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas guru. Pelaksanaan PKB harus sesuai
dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas guru.iii Karena
itu, hasil UKG sangat bermanfaat digunakan secara optimal untuk merencanakan PKB bagi guru.
Analisis UKG
Dalam melaksanakan tugas keprofesian, guru berkewajiban meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga dapat melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu.iv
UKG digunakan untuk memetakan kompetensi guru. Guru harus mempunyai 4 kompetensi,
yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadianv. Setiap guru wajib memenuhi
kompetensi guru yang berlaku secara nasional.
Contoh hasil analisis UKG dari sebuah kabupaten (Lihat Tabel 1 dan 2).
Tabel 1. Peta Sub Kompetensi Pedagogik Guru SD berdasarkan Analisis UKG
Kompetensi
Pedagogik
Di bawah
standar
UKG
Di atas
standar
UKG
Di atas
standar
UKG
Di bawah
standar
UKG

Profesional

Mengenal
karakteristik
& potensi
peserta didik

Sub Kompetensi Pedagogik


Menguasai
Merencanakan & Melaksanakan
teori belajar
mengembangkan pembelajaran
dan prinsip
kurikulum
efektif
pembelajaran

Menilai
pembelajaran

Di bawah
standar UKG

260

332

329

429

492

Di bawah
standar UKG

17

27

24

37

48

Di atas
standar UKG

38

30

18

65

117

Di atas
standar UKG

12

13

55

Tabel 2. Prioritas Pelatihan Kompetensi Pedagogik untuk Guru SD berdasarkan Analisis UKG
Pedagogik
Di bawah standar UKG

Profesional
Di bawah standar UKG

Di atas standar UKG

Di bawah standar UKG

Di atas standar UKG

Di atas standar UKG

Prioritas Pelatihan untuk Kompetensi Pedagogik


Prioritas 1: Menilai Pembelajaran
Prioritas 2: Melaksanakan Pembelajaran Efektif
Prioritas 1: Menilai Pembelajaran
Prioritas 2: Melaksanakan Pembelajaran Efektif
Prioritas 1: Menilai Pembelajaran

Pedagogik
Di bawah standar UKG

Profesional
Di atas standar UKG

Prioritas Pelatihan untuk Kompetensi Pedagogik


Prioritas 2: Melaksanakan Pembelajaran Efektif
Prioritas 1: Menilai Pembelajaran
Prioritas 2: Melaksanakan Pembelajaran Efektif

Berdasarkan hasil analisis UKG di atas, pelatihan menilai pembelajaran menjadi skala prioritas 1
yang sangat dibutuhkan oleh guru SD.
Revitalisasi KKG/MGMP
Pelaksanaan PKB bagi guru dapat dilakukan melalui KKG/MGMP. KKG dan MGMP menjadi
forum berkumpulnya para guru untuk memecahkan masalah, menguji coba dan
mengembangkan ide-ide baru dalam meningkatkan mutu kegiatan belajar-mengajar dan
profesionalisme guru.
KKG maupun MGMP sebagai suatu community of practice atau professional community. Forum
ini sangat penting dalam membentuk komunitas pembelajar. Dalam komunitas pembelajar,
semua anggotanya mempunyai kesadaran untuk maju dan saling belajar secara bersama-sama.
Dengan demikian, merevitalisasi KKG/MGMP sangat diperlukan untuk melaksanakan PKB
secara efektif dan efisien.
PKB sangat bermanfaat bagi guru agar setiap guru memiliki penguasaan kompetensi sesuai
dengan jenjang profesionalnya dan memenuhi standar kompetensinya. Dengan demikian,
setiap peserta didik akan mendapatkan pelayanan pendidikan yang berkualitas sehingga dapat
mengembangkan dirinya sesuai dengan potensinya.
i

http://www.slideshare.net/negeripelangi/paparan-menteri-pendidikan-ri-gawat-darurat-pendidikan-diindonesia?from_action=save
ii
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 2/ 2015 tentang RPJMN 2015-2019
iii
Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya http://www.menpan.go.id/jdih/permen-kepmen/permenpan-rb/file/277-permenpan-2009-no016?start=140.
iv
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(https://docs.google.com/file/d/0B85Ahc2VdqcdNWM0TnJMQy03NGM/edit?pli=1)
v
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru http://hukum.unsrat.ac.id/men/mendiknas_16_2007.pdf.

También podría gustarte