Está en la página 1de 27

PROPOSAL

UPAYA KARANG TARUNA KOTA KUPANG DALAM


MENGATASI KENAKALAN REMAJA MELALUI
KEGIATAN OLAHRAGA.

OLEH
JULIAN J LEKO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan tulang punggung bangsa, karena dalam diri remaja
terdapat kekuatan-kekuatan dan harapan masa depan. Harapan-harapan yang
diemban oleh remaja ini juga di eksplisitkan dalam rumusan- rumusan
generasi mudah sebagai penerus cita-cita bangsa dan sumber insani bagi
Pembangunan Nasional (GBHN: 1993).
Generasi muda sebagai sumber insani Pembangunan Nasional
senantiasa mengindahkan nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945. Namun
karena pembangunan zaman sekarang ini terlalu banyak mengajarkan
dampak-dampak negatif pada sikap. mental, moral dan kepribadian kaum
remaja sehingga mereka yang seharusnya merupakan modal kearah penciptaan
masyarakat dan makmur jauh dari yang diharapkan.
Menurut Bambang Mulyono ( 1984 : 20) dalam Pendekatan
Analisis Kenakalan Remaja Dan Penanggulangannya, mengatakan
bahwa :
Kaum remaja yang dimaksud adalah mereka yang memasuki
umur 13-21 tahun, baik yang sedang duduk dibangku pendidikan
formal maupun yang putus sekolah, ataupun yang sama sekali
tidak mengikuti salah satu pendidikan formal.
Remaja-remaja ini adalah mereka yang berdomisili di kota kupang
dengan segala aktifitasnya. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh kaum
remaja ini antara lain mabuk-mabukan, penjudian, penganiayaan, perkelahian
antar Dusun, permintaan uang dengan kekerasaan pada pengusaha,

pelemparan rumah-rumah penduduk bahkan ada yang telah menjurus kepada


tindakan kriminal atau kejahatan, dan pembunuhan. Hal seperti inilah yang
menimbulkan keresahan dikalangan orang tua, guru-guru disekolah, pihak
keamanan bahkan masyarakat pada umumnya.
Masalah kenakalan remaja semakin bertambah rumit dengan masuknya
unsur-unsur kebudayaan dari luar sebagai akibat dari komunukasi yang akhirakhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat sebagai hasil perkembangan
teknologi. Melalui jalan inilah terjadinya pertemuan unsur-unsur kebudayaan
luar dengan kebudayaan asli sehingga para remaja mengenal tata cara hidup
masyarakat luar dan menirunya. Sayangnya kehidupan yang ditiru itu adalah
tata cara yang mengakibatkan pengaruh-pengaruh yang negatif terhadap
dirinya maupun masyarakat sekitarnya.
Pesan-pesan yang disampaikan lewat teknologi, kemungkinan sering
keliru dan tidak secara selektif diterima oleh remaja. Sebagai contoh, adanya
peniruan remaja terhadap tokoh idolanya dalam sebuah film yang berperan
sebagai kepala penjahat dengan tindakan pemerkosaan, kekerasan, pencurian,
pemerasan dan pembunuhan. Sebagai akibatnya remaja sering berprilaku
agresif, suka bebas, suka malas, suka melawan, suka berbohong dan suka
minum-minuman keras.
Perilaku-perilaku negatif tersebut diatas membawa akibat yang tidak
baik bagi sikap mental dan moral kaum remaja. Kaum remaja cenderung
mengikuti arus modernisasi zaman dengan kurang mempertimbangkan baik
buruknya. Biasanya para remaja berusaha mencari tahu hal-hal yang baru dan

jika hal itu dianggap baik maka digunakan terus dan bukan tidak mungkin
yang dijelekkan diterima dan dilestarikan.
Kaum remaja yang kurang selektif ini dapat dipahami, karena pada
masa ini, mereka dalam masa pertumbuan dan perkembangan, baik fisik
maupun mental yang belum stabil atau matang sehingga mereka mudah
terpengaruh.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Y.Bambang
Mulyono; Perbuatan seseorang di suatu pihak berada didalam
mencari identitas diri, sedang mengalami perkembangan atau
perubahan fisik atau mental yang belum stabil atau matang,
sedangkan dipihak lain lingkungan ikut menentukan identitas
atau pribadinya. (pendekatan analisis kenakalan remaja dan
penanggulangannya, 1984 : 20).
Lingkungan

memang

sangat

besar

pengaruhnya

terhadap

perkembangan kepribadian anak (remaja), karena pada masa ini ada


kebangaan sendiri pada diri remaja, apabila dia selalu di kelilingi oleh kawankawan dan ia merasa safe untuk melakukan bermacam -macam tindakan yang
kerat merugikan. Dan tak jarang pula dijumpai bahwa seorang remaja terpaksa
melakukan tindakan-tindakan yang kurang baik, karena adanya paksaanpaksaan tertentu dari kawan-kawannya. Dia takut diremehkan, dicemohkan,
diasingkan atau bahkan dimusuhi oleh kawan-kawannya bila tidak mau
mengikutinya. Oleh karena itu ia terpaksa melakukan tindakan-tindakan
tertentu yang dianggap oleh umum menyimpang dan dapat merugikan dirinya
sendiri.
Bila lingkungan baik atau memungkinkan remaja menjadi orang yang
matang pribadinya, sedangkan bila sebaliknya mendorong remaja ke hal-hal

yang negatif. Pengaruh lingkungan ini sering menimbulkan pertentangan


antara orang tua dengan remaja. Pertentangan tersebut karena orang tua masih
berpikir bahwa remaja perlu dibimbing bahkan dengan kekerasan sementara di
pihak lain remaja tidak mau diinterfensi oleh orang tua terlalu jauh dalam
kehidupan mereka.
Orang tua terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing, sehingga
hubungan pribadi orang tua dengan remaja menjadi renggang. Perhatian dan
kasih sayang timbul rasa benci, dendam dan marah yang ditampilkan dalam
tindakan-tindakan seperti; perkelahian, penipuan serta manipulasi, pencurian
dan perampokan, dan lainnya sebagai bentuk pelampiasannya. Semua masalah
di atas telah menunjukan sebuah pendiskriminasian kharakter kaum remaja
yang harus diperhatikan oleh semua pihak, baik pemerintah, masyarakat,
LSM, dan lain sebagainya terutama keluarga. Kegiatan-kegiatan remaja yang
sering keliru dan tidak selektif ini telah nampak di berbagai tempat, termasuk
di kota kupang. Di dalam masyarakat, khususnya dalam bidang pemerintah
terdapat badan badan khusus yang menagani masalah menyangkut
keberadaan kaum remaja, yaitu salah satu bidang Karang Taruna di Kota
Kupang
Karang Taruna adalah wadah pembinaan dan pengembangan
generasi muda dibidang kesejahteraan sosial yang tumbuh dari, oleh dan untuk
masyarakat terutama generasi muda di desa / kelurahan yang secara fungsional
dibina dan dikembangkan oleh Departemen Sosial.
Fungsi dan tujuan dari Karang Taruna :

a) Fungsi karang taruna :


Membina dan mengembangkan generasi muda di kecamatan atau
kelurahan.
Memupuk kreatifitas generasi muda dan mendidik serta membina
kesejahteraan sosial di kecamatan atau kelurahan.
b) Tujuan karang taruna:
Mewujudkan kesejahteraan sosial generasi muda di kecamatan atau
kelurahan yang semakin meningkat sebagai generasi manusia manusia
pembangunan.
Kegiatan kegiatan olahraga dalam karang taruna adalah sebagai berikut:
1. Pertandingan bola kaki antar kecamatan.
2. Pertandingan bola voli antar kecamatan.
3. Tarik tambang antar kecamatan.
4. Lomba musik antar kecamatan dan olahraga yg lainnya.
Kegiatan karang taruna yang disebutkan di atas telah melaksanakan
upaya upaya untuk mengatasi kenakalan remaja dengan cara memberikan
fasilitas fasilitas dibidang olahraga dalam karang taruna sebagai
perkembangan hobi.Usaha usaha ini dapat membatasi waktu luang agar
mereka tidak melakukan hal hal yasng bertantangan dengan nilai dan norma.
Pembinaan dan pengembangan remaja sangatlah diperlukan, karena di
dalam diri remaja terdapat kemampuan dan bakat tertentu. maka kehidupan
remaja perlu ditata sedemikian rupa agar mereka dapat berkembang dan
menjadi manusia yang berguna. Pembinaan dan pengembangan remaja

diharapkan dapat mengembangkan bakat, kemampuan jasmani dan rohani


serta dapat memberikan prestasi semasksimal mungkin, serta dapat
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara tepat dan berdaya
guna.
Bertolak dari uraian di atas maka penulis tertolong untuk melakukan
penelitian dengan judul : Upaya Karang Taruna Kota Kupang Dalam
Mengatasi Kenakalan Remaja Melalui Kegiatan Olahraga.
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penulisan ini :
1.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja di


Kota Kupang

2.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Karang Taruna Kota Kupang


dalam mengatasi kenakalan remaja melalui kegiatan olahraga

C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penulisan ini :
Upaya Karang Taruna dalam mengatasi kenakalan remaja melalui kegiatan
olahraga

D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penulisan ini :
Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh Karang Taruna Kota
Kupang dalam mengatasi kenakalan remaja melalui kegiatan olahraga.
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Dalam Penulisan Ini
1.

Tujuan
Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui upaya Karang
Taruna Kota Kupang dalam mengatasi kenakalan remaja melalui kegiatan
olahraga.

2.

Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Karang Taruna Kota Kupang
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berguna bagi
Karang Taruna Kota Kupang dalam upaya pembinaan generasi muda
atau para remaja, agar mampu mengatasi masalah yang berkaitan
dengan kenakalan remaja.
b. Bagi para pendidik
Hasil penelitian ini merupakan masukan bagi pendidik (Orang tua,
Guru dan Tokoh-tokoh Masyarakat) untuk selalu bekerja sama dalam
upaya mengatasi kenakalan remaja yang terjadi di Kota Kupang. Hasil
penelitian ini merupakan sebuah bahan referensi bagi para remaja
dalam menghadapi masalah masalah sosial kemasyarakatan yang
terjadi khususnya masalah kenakalan remaja serta bertanggung jawab

terhadap dirinya dan sesama baik linkungan sekitarnya maupun tempat


dimana ia berada.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Untuk menghindari kenakalan remaja yang berhubungan dengan masalah


penelitian ini, maka peneliti memandang perlu memberikan penjelasan beberapa
istilah yag dipakai dalam penulisan ini :
A. Karang Taruna
Karang Taruna adalah : Suatu wadah pembinaan dan pengembagan
generasi muda yang tumbuh diatas dasar kesadaran dalam rasa tanggung
jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutam generasi muda wilayah
desa/kelurahan, yang bergerak terutama dalam bidang kesejahteraan sosial,
yang dapat di kembangkan, dan di bina oleh Departemen Sosial.
Anggota Karang Taruna adalah setiap generasi muda dari 17
tahun sampai dengan 40 tahun yang berdomisili atau berada di
desa / kelurahan tersebut,sasaran pelayanan maupun sebagai
pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan. Buku pedoman dasar
karang taruna adalah Universitas Yogyakarta ( waskito, 2009 : 2) .
1.

Asas dan Tujuan Karang Taruna.


Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi
generasi muda di desa / kelurahan yang bertugas untuk membina dan
menumbuh kembangkan, serta bertanggung jawab untuk masyarakat
terutama kaum remaja.

2.

Kedudukan dan Tugas Pokok Karang Taruna.


Karang taruna berkedudukan di desa / kelurahan yang secara
berorganisasi dapat berdiri sendiri, serta merupakan salah satu pilar

partisipasi masyarakat di bidang kesejahteraan sosial. Tugas karang taruna


adalah meningkatkan kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi
generasi muda didesa / kelurahan sebagai manusia pembangunan yang
mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial di lingkungan ( Buku
Panduan Pedoman Dasar Karang Taruna, Waskito : 2009).
3.

Susunan

Organisasi,

Kepengurusan,

dan

Keanggotaan.
1) Susnan Organisasi.
a)

Ketua

b)

Wakil ketua

c)

Sekretaris

d)

Wakil Sekretaris

e)

Bendahara

f)

Pembantu Umum

g)

Seksi Seksi : olahraga, kesenian,


pelayanan masyarakat, pengabdian masyarakat, usaha, pendidikan
dan latihan kerohanian / pembinaan mental.

2) Kepengurusan.
Ketua Karang Taruna dipilih oleh remaja remaja yang
dimusyawarahkan dengan kepala desa / lurah terkait.kepengurusan
Karang Taruna dipilih secara musyawarah dengan pimpinan ketua
dengan persyaratan:

10

a)

Bertakwa terhadap Tuhan Yang


Maha Esa.

b)

Setia dan taat kepada Pancasila dan


UUD 1945

c)

Memiliki
ketrampilan

berorganisasi

serta

pengetahuan

kemauan

dan

dan

kemampuan

pengabdian pada masyarakat.


d)

Sebagai penduduk tetap desa /


kelurahan.

e)

Berumur 17 40 tahun.

3) Keanggotaan.
Karang Taruna mempunyai anggota generasi muda yang berada
di desa / kelurahan. Keanggotaan Karang Taruna terdiri dari seluruh
generasi muda yang berada di desa / kelurahan baik sebagai subjek
maupun objek pelayanan kesejahteraan sosial.
Anggota Karang Taruna mempunyai hak dan kewajiban dalam
usaha kesejahteraan sosial tanpa membeda bedakan asal, keturunan,
suku, jenis kelamin, kedudukan sosial, pendirian politik dan agama.
4) Prinsip prinsip dasar Karang Taruna.
a)

Karang Taruna sebagai salah satu


wadah pembinaan dan pengembangan yang berada dibawah
pemerintahan desa / kelurahan yang membina generasi muda.
Berdasarkan tap. MPR No.11/MPR/1978 tentang GBHN, terdapat

11

wadah wadah pembinaan generasi muda antara lain Organisasi


Siswa Intra Sekolah ( OSIS), Organisasi Mahasiswa di Lingkungan
Perguruan Tinggi, Organisasi Fungsional antara lain Pramuka dan
Karang Taruna itu sendiri.
b)

Karang Taruna dibentuk dari ,oleh


dan untuk masyarakat, karang taruna sebagai wadah pembinaan
dan pengembangan generasi muda yang timbul dari masyarakat,
dibentuk oleh masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat
terutama generasi muda di desa / kelurahan. Karang Taruna
dibentuk untuk adanya sebuah kesadaran terhadap berbagai macam
permasalahan dan kebutuhan kesejahteraan sosial dan rasa
tanggung jawab sosial dalam mengatasi berbagai macam
permasalahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan
generasi muda.

c)

Karang Taruna berada di desa /


kelurahan yang secara organisasi berdiri sendiri sebagai salah satu
wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda. Karang
taruna berbentuk organisasi yaitu, organisasi kepemudaan yang
berada atau berkedudukan di desa / kelurahan.

B. Kegiatan-Kegiatan Karang Taruna


Sebagai organisasi tentunya memiliki susunan pengurus dan anggota
yang lengkap dan masing-masing anggota dapat melaksanakan tugasnya

12

sesuai dengan bidang, fungsi serta bekerja sama dengan didukungnya oleh
administrasi yang tertib dan teratur. Memiliki program kegiatan yang teratur
sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada disekitiar program
kegiatan karang taruna berlangsung secara melembaga, terarah dan
kesinambungan serta melibatkan unsure generasi muda yang ada sesuai
dengan kondisi masing-masing karang tarunanya. Karang taruna diharapkan
mampu menyikapi dan menangani berbagai permasalahan kesejateraan sosial
para pemuda dan warga masyarakat sekitarnya. LPM sebagai wahana
partisipasi masyarakat (salah satu karang taruna) maka selalu memberikan
spirit, dorongan dan membantu memalalui program-program yang telah
dilaksanakan karang taruna. Dengan bekal kemampuan yang optimal, karang
taruna akan mampu secara maksimal menangani permasalahan-permasalahan
sosial sehingga permasalahan yang ada di desa atau kelurahan akan menjadfi
berkurang atau hilang.
C. Kenakalan
Kenakalan diistilahkan dengan kejahatan, kebrutalan, dan keagresifan
yang disebabkan oleh lingkungannya, yakni Masalah masalah

yang

menyangkut dengan kehidupan kaum remaja. Sifat sifat kenakalan remaja


antara lain dengan aspek aspek sosiologis, psikologis dan yuridis :
1.

E. Sumaryono ( kejahatan anak ; 1985 : 5 ).


Kenakalan itu adalah suatu perbuatan / tindakan yang jahat.

13

2.

Vide. R. Soesilo ( krimonologi : 1976 : 20 ).


Mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan yang melanggar norma
hukum.

3.

Emil. H. Tambunan ( mencegah kenakalan


remaja : 1987 : 21 ). Dapat dipandang dari sudut sosial maka kenakalan
adalah tingkah laku yang merugikan ketenteraman masyarakat.

4.

Asian Brain . com. Content Team. Kenakalan


remaja meliputi semua prilaku yang menyimpang dari norma norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang orang disekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli antara lain :

a.

Kartono, ilmuwan sosiologi.


Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris dikenal dengan
Delingueney yang merupakan gejalah patologi sosial pada remaja
yang di sebabkan oleh salah satu bentuk bagiaan sosial, akibatnya
mereka yang mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.

b. Kartono, kenakalan remaja 2008.


Dalam bukunya kenakalan remaja : Juvenile De Linguincy
ialah perilaku jahat ( dursila), atau kejahatan / kenakalan anak
anak muda yang merupakan gejala sakit ( patologis ). Secara sosial
pada anak anak dan remaja daisebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk tingkah
laku yang menyimpang.
c. Sudarsono, 1991
Dalam bukunya kenakalan remaja mengatakan juvenile de
linguicy secara etimologis dapat diartikan sebagai kejahatan anak,
pengertian tersebut memberikan konotasi yang cenderung negative
atau negative sama sekali. Maka beberapa ilmuan memberanikan
diri untuk mengartikan juvenile de linguency sebagai kenakalan
remaja.
d. Kartini Kartono.

14

Dalam bukunya mengatakan bahwa de lingoency itu selalu


mempunyai konotasi serangan, pelanggaran kenakalan remaja dan
keganasan yang dilakukan oleh anak anak muda di bawah usia 22
tahun yang memainkan tindakan tindakan kriminal.
Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja.
Perilaku kenakalan remaja biasanya disebabkan oleh faktor faktor remaja
itu sendiri ( internal ), maupun faktor dari luar ( eksternal ).
1. Faktor Faktor Internal
a. Masa Percobaan
Krisis Identitas, Perubahan Biologis, dan Sosiologis pada
diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi yaitu
pertama

terbentuknya

perasaan

akan kehidupannya,

kedua

tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja biasanya terjadi


karena remaja gagal dalam mencapai masa depan integrasi ke dua.
b. Kematangan Emosional
Kontrol diri yang lemah. Remaja yang tidak dapat
membedakan tingkah laku yang diterima akan menimbulkan
perilaku menyimpang atau nakal. Begitu pula bagi mereka yang
sudah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, tetapi tidak
bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai
dengan pengetahuannya.
2. Faktor Faktor Eksternal.
a.

Keadaan Keluarga.
Perselisihan antara anggota kelurga dapat memicu perilaku
negative pada remaja karena tidak ada komunikasi yang baik dalam
keluarga. Pendidikan yang salah dalam keluarga seperti ; terlalu

15

memanjakan anak, mebiarkan anak berkeliaran, tidak memberi


pendidikan agama pada anak bisa menjadi penyebab terjadinya
kenakalan remaja.
b. Pergaulan dengan teman sebaya
Dikalangan

remaja

memiliki

banyak

kawan adalah

merupakan suatu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan


makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya, apa lagi
mereka memiliki teman dari kalangan tertentu yang berasal dari
kalangan keluarga yang kaya atau teman yang suka mengkonsumsi
obat-obat yang terlarang dan minuman keras.
Hal Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja
yaitu :
1.

Kegagalan mencapai identitas peran dan tidak ada keselisihan pendapat


antar anggota keluarga bisa mencegah kenakalan remaja. Remaja
seharusnya mendapat figur figur orang orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya dengan baik.

2.

Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang
orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga nyaman bagi
remaja.

3.

Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika


ternyata teman sebaya berbuat tidak sesuai dengan harapan.

D. Remaja.

16

Remaja adalah : Masa peralihan anak anak menjadi dewasa (B.


Sindjuntak. SH, 1984 : 84), sedangkan konsep Remaja menurut Zakian
(1981) Remaja adalah Usia transisi dimana seseorang individu yang telah
meninggalkan usia kanak kanak yang lemah dan hidup ketergantungan,
penuh tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maupun terhadap masyarakat (
Kenakalan Remaja, 57 ). Sedangkan Remaja dalam penulisan ini, adalah
Remaja yang berada pada usia 13 20 tahun.
Oleh Brain Continve Reading Team, Kenakalan Remaja meliputi
perbuatan yang menyimpang dari norma norma hukum pidana
yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut merugikan diri
sendiri dan masyarakat. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa
Remaja adalah mereka yang berusia 13 18 tahun. Pada usia
tersebut seseorang sudah melampaui masa anak anak namun
belum cukup untuk dikatakan dewasa.
Defenisi Kenakalan Remaja Menurut Para Ahli.
1. Kartono, Ilmuan Sosiologi.
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris dikenal dengan
Delingueney yang merupakan gejalah patologi sosial pada remaja
yang di sebabkan oleh salah satu bentuk bagian sosial, akibatnya
mereka yang mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.
2. Kartini Kartono
Berpendapat bahwa perbuatan kejahatan anak anak dan
remaja tidak dapat diketahui dan tidak dihukum. Hal ini disebabkan
antara lain kejahatan dianggap sepele, kecil kecilan saja sehingga
tidak perlu di laporkan kepada pihak berwajib dan orang merasa
takut akan adanya rasa dendam.
3. Hollingsworth (teori kepribadian berorientasikan pada kehidupan
seksual)
Menafsirkan masa Remaja sebagai masa mencari pacar atau hidup
seksual yang banyak bentuknya ( pollymorth).
4. Charlote Buhler ( yang membandingkan proses pendewasaan pada hewan
dan manusia )

17

Menafsirkan masa remaja sebagai kebutuhan yang saling


mengisi antara individu dengan individu yang lainnya menjadi gelisah
dan kesunyiannya, cepat marah, nafsu dan dengan terciptanya syarat
syarat untuk kontak dengan individu lain.
5. Hoffman ( berorientasikan kepada teori psikis)
Menafsirkan bahwa masa Remaja itu, merupakan suatu masa
pembentukan sikap sikap terhadap sesuatu yang dialami individu.
Perkembangan psikofisiknya pada masa remaja berlangsung sehingga
dituntut kepadanya untuk melakukan tindakan integrative demi
terciptanya harmoni tersebut di dalam dirinya.
6. LS. Hollingsworth.
Menjelaskan bahwa masa remaja adalah seorang yang
terbentang sejak berakhirnya masa anak anak sampai pada
datangnya masa kedewasaannya. Seseorang yang masuk pada umur
17 tahun, dan sebagian berpendapat bahwa masa remaja ini kira
kira dari 12 tahun sampai 19 tahun.
E. Olahraga
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau
usaha yang mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina
potensi-potensi jasmani dan rohani seseorang, sebagai perorangan atau
anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan atau pertandingan
dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan
dan pertasi puncak dalam rangkah pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
yang berkualitas berdasarkan pancasila. (Abdul Gafur, 1964: 8-9). Yang
dikembangkan oleh (Cholik Motohir, 1992).
Salah satu devinisi pendidikan jasmani yang patut dikembangkan
adalah defenisi yang dilontarkan pada loka karya nasional tentang
pembangunan olahraga pada tahun 1981 (Abdul Gafur, 1964: 8-9) Yang
dikembangkan oleh (Cholik Motohir, 1992). Sebagai berikut : pendidikan

18

jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik
melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani,
kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan serta
kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.
Secara ekspilit istilah pendidikan jasmani dibedahkan dengan olahraga
dalam arti sempit olahraga diidentikkan dengan gerak badan. Olahraga ditilik
dari asal katanya berasal dari bahasa Jawa olah yang berarti melati diri dan
rogo (raga) berarti badan secara luas olahraga diartikan sebagai segala
kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan
membina kekuatan-kekuatan jasmani maupun rohani pada setiap manusia
(depertemen olahraga 1964: 61).
Dalam ( KBBI, 1989 ), Jasmani adalah Tubuh atau badan (fisik).
namun yang dimaksud Jasmani disini bukan hanya badan saja tetapi
keseluruhan ( manusia seutuhnya ), karena antara Jasmani dan Rohani tidak
dapat dipsah pisahkan. Jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan yang
utuh yang selalu berhubungan dan selalu saling berpengaruh.
Pengertian Pendidikan Jasmani adalah : Suatu proses pendidikan
seseorang sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan
secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani, pertumbuhan
kecerdasan dan pembentukan watak. Pengertian olahraga adalah suatu bentuk
kegiatan jasmani yang terdapat didalam permainan, perlombaan dan kegiatan

19

kegiatan intensif dalam rangka memperoleh kemenangan dan prestasi.


Pengertian olah raga ( Menpora Maladi).
Jenis-jenis olahraga yang dikembangkan oleh Karang Taruna adalah :
1.

Permainan bola kaki

2.

Permainan bola voli

3.

Tarik tambang dan

4.

kegiatan seni musik yang di lombakan dan olahraga yg


lainnya.

F. Upaya Upaya Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja.


Sebagian besar Orang Tua di jaman sekarang sangat sibuk mencari
nafkah. Mereka sudah tidak mempunyai banyak kesempatan untuk dapat
mengikuti terus kemana pun anak-anaknya pergi. Padahal, kenakalan remaja
banyak bersumber dari pergaulan. Oleh karena itu, Orang Tua hendaknya
dapat memberikan inti pendidikan kepada para remaja. Inti pendidikan adalah
sebuah pedoman dasar pergaulan yang singkat, padat, dan mudah diingat serta
mudah dilaksanakan.
Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figure orang
orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik, juga
mereka yang berhasil memperbaiki diri sebelumnya. Dan tentu jelas figure itu
adalah orang orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga yang telah
memiliki prestasi yang tentu akan dicontohkan oleh para remaja. Dengan

20

begitu dia akan bisa meniru semua hal yang diidolakan menjadi seseorang
yang berprestasi.
Menurut Kartini Kartono, Berpendapat bahwa Upaya upaya
mengatasi Kenakalan Remaja adalah sebagai berikut : (1).
Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga, (2). Memperbaharui
lingkungan yaitu kampung kampung miskin, (3). Membuat
badan supervise atau pengontrol terhadap kegiatan anak
Dilingkuen. (4). Mengadakan organisasi pemuda dengan program
program latihan untuk meningkatkan bakat dan minat remaja.
(5). Memberikan latihan bagi para remaja untuk hidup teratur,
tertib, dan berdisiplin.
Dan dikutip dari

Asian Brain . com. Content Team, mengatakan

bahwa : Upaya upaya dalam mengatasi Kenakalan Remaja antara lain: (1).
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri yang bisa
dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Melalui olahraga para remaja
akan memiliki banyak figure yang bisa dijadikan contoh bagi para remaja. (2).
Adanya motifasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan kontrol
diri dalam melakukan pencegahan dengan prinsip keteladanan.(3).Kemauan
Orang Tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga terciptanya keluarga
yang harmonis dan nyaman bagi remaja. (4).Remaja pandai memilih teman
dari lingkungan yang baik serta orang tua harus mampu memberi arahan
dengan siapa dan di mana komunitas remaja harus bergaul. Dengan olahraga,
para remaja tentunya akan memilih lingkungan dan teman yang memiliki daya
pikir sebagai olahragawan juga yang bakal memiliki kegiatan yang tentunya
bermanfaat.
Upaya upaya dalam mengatasi Kenakalan Remaja antara lain: (1).
Perlu adanya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari Orang Tua dalam

21

hal apapun. (2). Adanya pengawasan dari Orang Tua yang tidak terlalu
mengekang. (3). Perlu adanya dukungan terhadap hobi serta bakat yang
diinginkan selama hal itu masih dianggap positif bagi pribadinya yang tidak
melenceng dari nilai nilai kemanusiaan. Dikutip dari Http://Makalah
Kenakalan Remaja.blog.spot.com.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif Naturalistik yaitu : menggambarkan sifat sesuatu
keadaan senantiasa berjalan disaat penelitian berlangsung.
Menurut Leksi S. ( 1998 : 3 ) memberikan definisi tentang
penelitian kualitatif yaitu : Metode kualitatif sebagai prosedur
penilaian yang menghasilkan deskriptif berupa data data tulis
atau isian dari orang orang dan prilaku yang dapat dianuti.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian


a.

Tempat Penelitian

22

Adapun tempat penulis dalam melakukan penelitian adalah Kota


Kupang.
b.

Waktu Penelitian.
Waktu yang dibutuhkan oleh peneliti dalam menghimpun data di
tempat penelitian adalah 2 bulan.

C. Peran Peneliti Dan Informan Penilitian


1.

Peran Peneliti, dalam penelitian ini peneliti berperan


sebagai pengamat yang terlibat langsung (Participart Observer)

2.

Informen Penelitian, dalam penelitian ini yang menjadi


informen kunci adalah para Karang Taruna Kota Kupang

yang

berjumlah 125 orang dan informen yang terpilih adalah 95 orang.


Sumber-sumber informasi :
1.

Walikota kupang

2.

Camat Kota Kupang

3.

Lurah kota kupang

4.

Penggurus keanggotaan Karang Taruna 2 orang

5.

Anggota Karang Taruna 12 orang dari kategori pemuda atau


remaja yang berlatar belakang eks pengungsi Timor Timur dan
remaja atau pemuda setempat.

D. Sumber Data
1. Data priner adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dilapangan
atau dari informen.

23

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan
dari refrensi-refrensi yang ada kaitannya dengan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa metode
antara lain :
1. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi merupakan salah satu metode (cara)
pengumpulan data yang baik dan mendukung untuk mengumpulkan data
yang diperluka dimana penulis mengobservasi upaya Karang Taruna desa
Tasinifu dalam mengatasi kenakalan remaja melalui kegiatan olahraga

2. Studi Dokumentasi
Dalam pengambilan data disertai juga dengan dokumentasi
sehingga dapat diperoleh tentang perngertian dan pokok persoalan yang
dibicarakan, dalam upaya Karang Taruna Kota Kupang dalam mengatasi
kenakalan remaja melalui kegiatan olahraga
3. Wawancara
Dalam melengkapi serta memperkuat data yang diperoleh maka
perlu adanya wawancara. Wawancara merupakan percakapan dan yang
wawancarai
F. Teknik Analisis Data

24

Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam penelitian


ini, karena analisis data memberikan arti dan makna yang berguna dalam
penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA
B. Simandjuntak SH. Psikologi Remaja; 1984, Tarsito Bandung.
Kartono Kartini, Kenakalan remaja ; 2008, PT. Raja Grafindo Prasada.
Lein Laura dan Lydia O Donnell, Anak (Bagaimana Mengasuh Anak dan
Pengaruh Anak Bagi Kehidupan Orang Tua), Kanisius, Jakarta
Ridwan M. B. A ( belajar muda penelitian)
Soetjipto Soemiati S, Sikap Kita Dalam Pergaulan, PN Balai Pustaka, Jakarta
1975
Sanders Bill, Dari Remaja Untuk Orang Tua, Yayasan kalam Hidup, Bandung.
Suherman Dkk. 1966, Petunjuk Guru Mengajar Penjas Dan Kesehatan

25

TH. Enik Mutiarsih; 2009, Memahami Psikologi Remaja, Yayasan Pustaka


Nusatama.
Waskito com. Continue reading, Review Buku Pedoman Dasar Karang Taruna.

ESSAY
1. BAGAIMANA UPAYA KARANGTARUNA KOTA KUPANG UNTUK
MENGATASI KENAKALAN REMAJA?
2. APA PENDAPAT WALIKOTA,CAMAT, LURAH MENGENAI
KEGIATAN KARANG TARUNA TERSEBUT?
3. KEGIATAN KEGIATAN APASAJA YANG KARANG TARUNA
LAKUKAN DALAM PREOSES MENGATASI KENAKALAN
REMAJA KOTA KUPANG?
4. APAKAH KEGIOATAN OLAHRAGA TERSEBUT BISA
MENGATASI KENAKALAN REMAJA KOTA KUPANG?
5. APAKAH KEGIATAN KEGIATAN INI BISA MEREDAMKAN
KENAKALAN REMAJA KOTA KUPANG?
6. BAGAIMANA PENDAPAT WALIT,CAMAT,LURAH UNTUK
MELAKUKAN KEGIATAN OLAHRAGA DALAM MENGATASI
KENAKALAN REMAJA TERSEBUT?
7. APA TUJUAN DARI KEGIATAN INI?
8. BAGAIMANA PERAN KARANG TARUNA DALAM MENGATASI
KENAKALAN REMAJA KOTA KUPANG TERSEBUT?
9. BAGAIMANA PENDAPAT ANGGOTA KARANG TARUNA
DALAM KEGIATAN TERSEBUT?
10. JELASKAN PENDAPAT MASING-MASING PENGURUS
KARANG TARUNA T5ENTANG HASIL KEGIATAN OLAHRAGA
DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA TERSSEBUT?

26

También podría gustarte