Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Osteoarthritis
2.1.1
Definisi
Osteoarthritis merupakan gangguan pada sendi yang ditandai dengan perubahan
patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa degenerasi tulang rawan/kartilago hialin.
Hal tersebut disertai dengan peningkatan ketebalan dan sklerosis dari subchondral yang bisa
disebabkan oleh pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, peregangan kapsul artikular,
synovitis ringan pada persendian, dan lemahnya otot-otot yang menghubungkan persendian.1
2.1.2
Etiologi
Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor biomekanik dan
biomekanik
yaitu
kegagalan
osteoarthritis.
ligamen, otot-otot persendian, serabut aferen, dan tulang-tulang. Kerusakan sendi terjadi
multifaktorial, yaitu akibat terganggunya faktor-faktor protektif tersebut. Osteoarthritis juga
bisa terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain seperti gout, rheumatoid arthritis, dan
sebagainya.1
2.1.3 Faktor Risiko
Untuk penyakit yang sebabnya tak jelas, isitilah faktor risiko (faktor yang
meningkatkan risiko penyakit) adalah lebih tepat. Secara garis besar faktor risiko kegemukan,
faktor genetik, dan jenis kelamin adalah faktor risiko yang umum dan penting.1
Usia
Dari semua faktor risiko untuk timbulnya OA, faktor ketuaan adalah yang terkuat.
Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena OA lutut dan OA banyak sendi, dan lelaki lebih sering
terkna OA paha, pergelangan tangan dan leher. Sceara keseluruhan, dibawaah 45 tahun
frekuensi OA kurang lebih sama pada lelaki dan perempuan. Namun diatas usia 50 tahun
(setelah menopause) frekuensi OA lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
menunjukan adanya peran hormonal pada pathogenesis OA.
Genetik
Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur
tulang rawan sendi seperti kolagen, proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan
familial pada OA.
timbulnya OA baik pada wanita maupun pada pria. Peran metaboolik dan hormonal pada
kaitam antara OA dan kegemukan disokong oleh adanya kaitan antara OA dengan penyakit
jantung coroner, diabetes mellitus dan hipertensi. Pasien-pasien dengan OA ternyata
mempunyai risiko penyakit jantung koroner dan hipertensi lebih tinggi daripada orang-orang
tanpa OA.
dengan peningkatan risiko OA tertentu. Trauma, fraktur, atau nekrosis. Demikian dengan
olahraga yang dapat mencederai sendi dan menimbulkan trauma pada sendi.
2.1.4 Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari OA biasanya terjadi secara perlahan-lahan. Awalnya
persendian akan terasa nyeri di persendian, kemudian nyeri tersebut akan menjadi persisten
atau menetap, kemudian diikuti dengan kekakuan sendi terutama saat pagi hari atau pada
posisi tertentu pada waktu yang lama.2
Tanda kardinal dari OA adalah kekakuan dari persendian setelah bangun dari tidur
atau duduk dalam waktu yang lama, swelling (bengkak) pada satu atau lebih persendian,
terdengar bunyi atau gesekan (krepitasi) ketika persendian digerakkan. 2 Pada kasus-kasus
yang lanjut terdapat pengurangan massa otot. Terdapatnya luka mencerminkan kelainan
sebelumnya. Perlunakan sering ditemukan, dan dalam cairan sendi superfisial, penebalan
sinovial atau osteofit dapat teraba.3
Pergerakan selalu terbatas, tetapi sering dirasakan tidak sakit pada jarak tertentu; hal
ini mungkin disertai dengan krepitasi.Beberapa gerakan lebih terbatas dari yang lainnya oleh
karena itu, pada ekstensi panggul, abduksi dan rotasi interna biasanya merupakan gerakan
yang paling terbatas. Pada stadium lanjut ketidakstabilan sendi dapat muncul dikarenakan
tiga alasan: berkurangnya kartilago dan tulang, kontraktur kapsuler asimetris, dan kelemahan
otot.3
Seperti pada penyakit reumatik umumnya diagnosis tak dapat didasarkan hanya pada
satu jenis pemeriksaan saja. Biasanya dilakukan pemeriksaan reumatologi ringkas
berdasarkan prinsip GALS (Gait, arms, legs, spine) dengan memperhatikan gejala-gejala dan
tanda-tanda sebagai berikut:3
Nyeri sendi
Nyeri sendi merupakan hal yang paling sering dikeluhkan. Nyeri sendi pada OA
merupakan nyeri dalam yang terlokalisir, nyeri akan bertambah jika ada pergerakan dari sendi
yang terserang dan sedikit berkurang dengan istirahat. Nyeri juga dapat menjalar
(radikulopati) misalnya pada osteoarthritis servikal dan lumbal. Claudicatio intermitten
merupakan nyeri menjalar ke arah betis pada osteoartritis lumbal yang telah mengalami
stenosis
spinal.
Predileksi
OA pada
sendi-sendi;
Carpometacarpal
I (CMC I),
Metatarsophalangeal I (MTP I), sendi apofiseal tulang belakang, lutu, dan paha).
duduk di kursi atau mengendarai mobil dalam waktu yang sukup lama, bahkan sering
disebutkan kaku muncul pada pagi hari setelah bangun tidur (morning stiffness).
Krepitasi
Rasa gemeretak (seringkali sampai terdengar) yang terjadi pada sendi yang sakit.
perubahan bentuk dan penyempitan pada celah sendi. Perubahan ini dapat timbul karena
kontraktur sendi yang lama, perubahan permukaan sendi, berbagai kecacatan dan gaya
berjalan dan perubahan pada tulang dan permukaan sendi. Seringkali pada lutut atau tangan
mengalami perubahan bentuk membesar secara perlahan-lahan.
pasien osteoarthritis pada pergelangan kaki, lutut dan panggul mengalami perubahan gaya
berjalan (pincang). Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri.
2.1.5 Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis lutut berdasrkan klinis, klinis dan radiologis, serta klinis dan
laboratoris.4
Klinis:
Nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini:
umur > 50 tahun
kaku sendi < 30 menit
krepitus
nyeri tekan tepi tulang
pembesaran tulang sendi lutut
tidak teraba hangat pada sendi
Catatan: Sensitivitas 95% dan spesifisitas 69%.
Klinis, dan radiologis:
Nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini:
umur > 50 tahun
kaku sendi <30 menit
krepitus disertai osteofit
Catatan: Sensitivitas 91% dan spesifisitas 86%.
Klinis dan laboratoris:
Nyeri sendi ditambah adanya 5 dari kriteria di bawah ini:
usia >50 tahun
kaku sendi <30 menit
Krepitus
nyeri tekan tepi tulang
pembesaran tulang
tidak teraba hangat pada sendi terkena
LED<40 mm/jam
RF <1:40
analisis cairan sinovium sesuai osteoarthritis
Catatan: Sensitivitas 92% dan spesifisitas 75%.
Kriteria diagnosis osteoarthritis tangan adalah nyeri tangan, ngilu atau kaku dan disertai 3
atau 4 kriteria berikut:10
pembengkakan jaringan keras > 2 diantara 10 sendi tangan
pembengkakan jaringan keras > 2 sendi distal interphalangea (DIP)
pembengkakan < 3 sendi metacarpo-phalanea (MCP)
deformitas pada 1 diantara 10 sendi tangan
Catatan: 10 sendi yang dimaksud adalah: DIP 2 dan 3, PIP 2 dan 3 dan CMC 1 masingmasing tangan. Sensitivitas 94% dan spesifisitas 87%.