Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TIM DOSEN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA
Bab I
KONSEP KONSEP D AS AR
1.1
KINEMATIKA
Kinematika mesin adalah suatu pengetahuan tentang gerak relatif
1.2
DIAGRAM KINEMATIS
Dalam mempelajari gerakan -gerakan dari bagian -bagian mesin,
B
3
A
2
C
1.3
MEKANISME
Sebuah rantai kinematis adalah sebuah system dari batang
batang
1.4
INVERSI
3
4
1
Dengan membuat suatu batang penghubung yang berbeda
dalam rantai kinematis sebagai bagian yang tidak bergerak, kita
memperoleh mekanisme yang berbeda.
Penting untuk dicatat bahwa inverse dari suatu mekanisme tidak akan
mengubah gerakan antara batang-batang penghubungnya. Sebagai
contoh, gambar diatas jika batang penghubung 2 berputar ?0 searah
jarum jam relatif terhadap batang penghubung 1, batang penghubung 4
akan bergerak kekanan sepanjang garis lurus pada penghubung1. Hal ini
akan selalu demikian tidak peduli batang penghubung mana yang
ditahan tetap.
1.5
PASANGAN
Dua benda yang saling kontak akan membentuk suatu pasangan.
Pasangan lebih rendah (lower pairing) terjadi jika dua permukaan saling
kontak. Contohnya dari pasangan lebih rendah adalah sebuah torak
dengan dinding silindernya.
3
2
4
1
3
2
4
1
1.6
BIDANG GERAKAN
Sebuah benda mempunyai bidang gerakan jika semua titik-titiknya
1.7
TRANSLASI
Sebuah benda mempunyai gerakan berupa translasi, jika ia
1.8
PUTARAN
Dalam putaran (rotasi) semua titik dalam sebuah benda selalu
mempunyai jarak yang tetap dari sebuah garis yang tegak lurus terhadap
bidang geraknya. Garis ini adalah sumbu putaran (axis of rotation) dan
titik-titik dalam benda tersebut membuat lintasan menurut jalur berupa
lingkaran terhadap garis tersebut.
1.9
C
C
(a)
(b)
B
C
C
(c)
Kebanyakan
bagian -bagian
mesin
mempunyai
gerakan
yang
1.10
VEKTOR-VEKTOR
Ada dua tipe besaran yang harus diperhatikan dalam mekanika.
dan
dalam
gambar
dibawah
dapat
A+B
B
O
-B
A
A+B
A -B
-A
B -A
O
B
O
A
A+B+C
B
C
C +A+B
C
A
C
B
SOAL SOAL :
1.
A
-B
B
C
-A
R
-D
C
-D
(a)
-Q
O
R
-N
(b)
P
O
-P
(c)
2.
-M
-N
(d)
3.
4.
10
5.
12
Bab II
adalah
y
C
B
?s
?y
?x
Gambar 2.1
Ini dapat dinyatakan sebagai vector ?s yang merupakan jumlah dari
vector ?x dan ?y. Jadi :
?s = ?x +? ?y
13
Ukuran dari lintasan linear dapat dinyatakan dalam bentuk ukuran besar x
dan y.
( x)
( y)
s
t
Vav =
Kecepatan linear sesaat dari suatu titik pada waktu di titik B adalah :
V=
2.1.2
lim
t
s
ds
=
0 t
dt
Percepatan Linear
lim
t
dV
V
=
0 t
dt
Tetapi :
V =
ds
dt
Maka
A =
d 2s
dt 2
2.2
14
?
P
??
R
??
?t
w=
lim
t
q
0
V=
lim R q
t
0
t
=R
dq
dt
15
2.3
PERCEPATAN SUDUT
Percepatan sudut adalah kecepatan waktu dari perubahan
kecepatan sudut :
2.4.
d 2q
dt 2
dw
dt
V + ?V
N
V
M
? Vn
?V
??
V + ?V
?Vt
O,
16
?t
mencapai titik C dan kecepatannya menjadi V+?V. R dan R adalah jarijari dari lintasan titik B dan C. Percepatan tangensial At dari suatu titik
pada posisi B adalah kecepatan waktu dari perubahan besar dari
kecepatan linearnya.
At =
lim
t
Vt
t
Dengan V = R w maka :
dV t
dt
At = R
dw
dt
lim
t
V
t
dV n
dt
Dengan sudut ?? menjadi d? dan besar dari ?Vn menjadi sama dengan
panjang busur dalam limit, jadi
dVn = Vd?
An = V
dq
dt
= V w
dengan V = R w
An = R w 2 =
V2
R
17
2.5.
Gerakan relatif
Sebuah benda dikatakan mempunyai gerakan relatif terhadap
-V A
VA
VA
VBA
VB
-V B
V AB
VB
18
SOAL SOAL :
1.
2.
3.
19
Tentukan :
a. VO2 , VBO2, VB , V C dan VBC dalam kaki/detik.
b. ? 2, ? 4 dan ? 24.
c. Gambarkan vector-vektornya.
4.
B
?
1350
5.
20
21
Bab III
KECEPATAN RELATIF
3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku
Penghubung berputar terhadap satu titik tetap
Perhatikan sebuah penghubung kaku yang berputar terhadap satu titik
tetap O. Seperti ditunjukkan dalam gambar 3.1
VB
VBy
VB x
?
B
R
?
x
Jarak antara O dan B adalah R dan garis O-B membuat suatu sudut
sebesar q terhadap sumbu x .
22
dx
d ( R cosq )
dt
dt
dy
dt
d ( R cosq )
dt
R( sin q )
( R cosq )
dq
dt
dq
dt
dx
dt
dy
dt
dq
dt
VB = R w sin q
R w cosq
23
3.1.2 Hubungan kecepatan dua buah titik pada satu penghubung kaku
Persamaan kecepatan relatif untuk dua buah titik pada satu
penghubung kaku dapat diperoleh dengan mengembangkan prosedur
analisa diatas.
R? cos ?
y
y
B
R? sin?
B
R
R sin ?
B
?
A
x
O
XA
R cos ?
R?
V Ax
YA
VA
Gambar 3.2. Hubungan kecepatan dua buah titik pada satu penghubung kaku
Perhatikan
sebuah
24
X B = X A + R cos q
YB = YA + R sin q
Dideferensialkan terhadap waktu t, dan R adalah besaran Konstanta
dxB
dt
dX A
dt
dyB
dYA
dt
dt
Dengan
dxB
dt
VB ,
Maka
VBx
VAx
Rw sin q
VBy
VAy
Rw cosq
Rsin q
R cos q
dxA
dt
dq
dt
dq
dt
VA ,
dyB
dt
VB ,
dyA
dt
V A , dan w
dq
dt
VB = (V aX
Harga (V aX
(R w sin q
R w cosq )
Harga (R w sin q
dituliskan menjadi :
VB = VA
Rw
Dengan R w adalah vector kecepatan yang tegak lurus ke garis A-B dan
dalam arah yang sama dengan kecepatan sudutnya.
Kecepatan relatif titik B terhadap titik A adalah VBA = R w .
25
Sehingga untuk dua buah titik pada satu penghubung kaku, dapat
dipakai salah satu dari dua persamaan dibawah ini :
3.2
VB = VA
Rw
VB = VA
VB A
PERCEPATAN RELATIF
26
27
R a sin ?
B
a
R
Ra
R a cos ?
x
O
(e)
Gambar 3.3. Percepatan sebuah titik pada sebuah penghubung yang berputar terhadap satu pusat
tetap.
dVBx
dt
R[w(cosq )
dq
dt
(sin q )
dw
]
dt
28
dVBy
dt
R[w( sin q )
dq
dt
(cosq )
dw
]
dt
x
dVb
dt
AB
dVby
dt
AByx
Percepatan sudut : a
dw
dt
Rw 2 cosq
Ra sin q
A By
Rw 2 sin q
Ra cosq
Gambar 6.1b memperlihatkan vector-vektor dalam posisinya masingmasing, sehingga percepatan total titik B adalah :
AB =
( Rw2 cos q
Rw2 sin q )
( Ra sin q
Ra cosq )
Ra
29
30
3.2.2 Percepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku
Sebuah gari A-B seperti pada gambar , adalah bagian dari
penghubung kaku yang bergerak dalam suatu bidang dengan gerak
sebarang, lokasi titik B :
YA
(a)
XA
X B = X A + R cos q
YB = YA + R sin q
Kecepatan titik B :
VBx
VAx
Rw sin q
VBy
VAy
Rw cosq
dVBy
dt
dVAy
dt
dVBx
dt
R[w( sin q )
dVAx
dt
dq
dt
R[w(cosq )
(cosq )
dq
dt
(sin q )
dw
]
dt
dw
]
dt
31
dVb
dt
dVb
dt
AB
dVbAx
dt
AAx
dVAy
dt
AAyx
AB
yx
dq
dt
Kecepatan sudut: w
Percepatan sudut : a
dw
dt
AAx
Rw 2 cosq
Ra sin q
A yB
AAy
Rw 2 sin q
Ra cosq
tegak lurus: AB = A B
AB = (A A
A yA )
( Rw 2 cos q
Rw 2 sin q )
( Ra sin q
Ra cosq )
32
yaitu vector dengan arah tegak lurus B-A dan arahnya sesuai dengan
arah percepatan sudutnya.
Sehingga percepatan titik B dapat dinyatakan dengan :
AB = AA
Rw 2
Ra
Ra
AA
B
a
?
A
(c)
ABA
AB = AA
V 2 BA
BA
VBA
BA
BA a
33
Soal -soal :
I.
Kecepatan Relatif
1.
penghubung
penghubung
A-B
bagian
telah
dari
dianalisa
kecepatan A adalah
10 m/dt
sebuah
dan
telah
mekanisme
empat
didapatkan
bahwa
pengamatan
VA
B
30 0
2
VB
A
?2
2.
6 m/det
3 m/det
1.5 m/det
B
1.5 m/det
34
3.
VBA
VA
2
B
C
II.
Percepatan Relatif
1.
2.
AA=1000 m/det
30
O2
A
0
15 cm
200
35
3.
A BA=250 m/det
AB = 15 cm
36
4.
n
2
A B A=125 m/det
AA=200 m/det
60
AB =400 m/det2
36
Bab IV
w2
2
4
B
O2
Gambar 4.1 Mekanisme Engkol Peluncur
Diagram Kecepatan
Kecepatan titik A : VA = (O 2 A) w2 =
Atau
VB = VA + ( BA) w2
Besaran
Harga
Arah
VA = O v - a
VB A = a - b
- BA
VB = Ov - b
Lintasan titik B
- O2A
(O2 A) w2
VA
Ov
Diagram Kecepatan
38
A
3
w3
B
VBA
w3
VBA
BA
Diagram Percepatan
Langkah pertama : Memisahkan penghubung 2.
Percepatan titik A yang berputar terhadap satu pusat tetap sama
dengan
39
AA =
(O2 A)w 2 2
(O2 A)a
Harga R dan w2
(O2 A)w 2 2dapat dihitung. Arah (O2 A)w 2 2adalah sepanjang garis A O2
dari A menuju O2 dan harga (O2 A)a 2 sama dengan 0 karena kecepatan
sudutnya konstan..
AA digambarkan dengan skala percepatan yang sesuai.
Langkah kedua : Penghubung 3
Percepatan titik A dapat dikaitkan dengan percepatan titik B melalui
penghubung 3.
Hubungan percepatan di titik A dan titik B :
AB = AA
ABA
AB = AA
ABAn
AB = AA
AB = AA
BA ?
2
V BA
BA
AB A t
3
BAa
BAa 3
2
V BA
dapat ditentukan secara lengkap, baik dalam besarnya
BA
40
Besaran
AA = o
Percepatan Tangensial
Harga
Arah
Vektor
Harga
Arah
Vektor
w 22 (O2 A)
A O2
o a 0
a 0 a
a
2
ABA = a- b
w 3 (AB)
B-A
a - ba
VB A
ba b
AB = o
o b 0
VB
b 0 b
Ov
Letak titik b sesuai lintasan
ba
Diagram P e rcepatan
41
(BA) a 3
A
3
a3
B
a3
( BAa 3 )
BA
Apabila satuan- satuan yang dipakai adalah feet dan detik, maka
percepatan sudut harus dinyatakan dengan radian per detik per detik,
dituliskan sebagai rad/det2. Jika satuan-satuan yang digunakan adalah
meter, detik, maka percepatan sudut harus dinyatakan dengan rad/det2.
4.1.2 Mekanisme Engkol Peluncur
42
w2
3
2
B
4
O2
O4
peluncur
seperti
diperlihatkan
dalam
gambar
4.1.2.
Penghubung 3
digambarkan diperluas
VA
c
Letak titik b sesuai lintasan
b
Ov
Diagram Kecepatan
Prosedur selanjutnya adalah dengan memecahkan dua persamaan
vektor.
VC = VA
VC A
VC = VB
VCB
43
Dan
AC = AA
ACA
AC = AA
ACAn
AC = AA
2
V CA
CA
AC = AB
ACB
AC = AB
ACBn
AC = AB
2
VCB
CB A
ACA t
CAa 3
AC Bt
t
BA
CB a
b3
Ov
2
VCB
CB
ABAn
Program Semi Que IV Tahun 2003
Fakultas Teknik Jurusan Mesin
Universitas Brawijaya
43
Diagram P e rcepatan
2
V CA
CA
Bayangan percepatan
Untuk setiap mekanisme pasti ada satu bayangan dalam segi banyak
percepatannya, persis seperti satu bayangan untuk setiap batang
penghubung dalam segi banyak kecepatan.
A dan B adalah dua titik pada penghubung 3 maka :
AB
AB At
= AB An
=
=
ABA
ABA
2 2
[ AB w ]
= BC
[ AB a ]
a
a'b'
b'c'
a' c'
AB
BC
AC
44
Pada waktu menggambarkan bayangan percepatannya kita harus hatihati supaya bayangan percepatan tidak terlampaui (flip over).
Ini menunjukkan jika A, B dan C pada suatu batang penghubung uruturutannya searah jarum jam maka a, b dan c urut-urutannya haruslah
juga sesuai dengan arah jarum jam.
4.2
system
rangkaian
batang
penghubung
batang
C
O2 A = 152
C
3
AB = 279
O4C = 229
A
4
2
? 2 = 50 rad/det
O2
a 2 = 1600 rad/det
O4
Diagram Kecepatan
45
Kecepatan titik A : VA = (O 2 A) w2
VA diketahui tegak lurus O 2A arahnya sesuai w 2
Table diagram kecepatan
No
Besaran
Harga
Arah
VA = O v - a
VB A = a - b
- BA
VB = Ov - b
- O4B
VC = Ov - c
- O2A
(O2 A) w2
Ov
a
VA
Diagram Percepatan
Percepatan titik A yang berputar terhadap satu pusat tetap sama
dengan
AA =
(O2 A)w 2 2
(O2 A)a
(O2 A)w 2 2dapat dihitung. Arah (O2 A)w 2 2adalah sepanjang garis A O 2
dari A menuju O 2 dan harga harga percepatan normalnya = (O2 A)a
46
Besaran
AA = o
Harga
Arah
Vektor
w22 (O2 A)
A O2
o a 0
Percepatan Tangensial
Harga
(O 2A)
Arah
Vektor
VA
a 0 a
a2
ABA = a- b
w3 (AB)
B-A
a - ba
VB A
ba b
AB = o
w42 (O4B )
B O4
o b 0
VB
b 0 b
b
4
AC = o
47
AB
bo
ABt
b
A An
ao
A At
48
4.3
Mesin Powell
Mesin yang mengkombinasikan engkol peluncur dan dan empat
Diagram Kecepatan
Kecepatan titik A : VA = (O 2 A) w 2
VA diketahui tegak lurus O 2A arahnya sesuai w2
Table diagram kecepatan
No
Besaran
Harga
Arah
VA = O v - a
VB A = a - b
- BA
VB = Ov - b
- O4B
VC = Ov - c
- O2A
(O2 A) w2
Diperoleh dengan (
VC
O4C
VB
)
O4 B
49
VD C = c - d
- CD
VD = Ov -d
Lintasan titik D
(O2 A)w 2 2
(O2 A)a
(O2 A)w 2 2dapat dihitung. Arah (O2 A)w 2 2adalah sepanjang garis A O2
dari A menuju O 2 dan harga percepatan normalnya = (O2 A)a 2 =0.
AA digambarkan dengan skala percepatan yang sesuai.
Pembuatan diagram percepatan dapat ditabelkan sebagai berikut :
Table diagram percepatan
Percepatan Normal
No
1
Besaran
AA = o
Harga
Percepatan Tangensial
Arah
Vektor
Harga
w22 (O2 A) A O 2
o a 0
Arah
Vektor
a 0 a
a
2
ABA = a- b w 32 (AB)
B-A
a - ba
VB A
ba b
AB = o
B O4
o b 0
VB
b 0 b
VB A
dc d
w42 (O4B)
b
4
AC = o
c
ADC = c-
Diperoleh dengan (
w 52 (CD)
D-C
AC
O4C
c - dc
AB
)
O4 B
?
50
d
6
AD = o
o d 0
VD
d 0 d
d
Poligon percepatannya ditunjukkan dalam gambar.
dc
ba
bo
OA
Diagram Percepatan
51
SOAL-SOAL :
1.
penghubung 3 dan 5.
2.
Tentukan :
penghubung 3.
52
3.
4 dan 5.
4.
53
54
Bab V
56
M
B
d
c
?
d
c
XA
(c sin ? + d cos ?)
YB
(c cos ? - d sin ?)
YA
O
XB
(a)
dq
dt
dX B
dt
V Bx
dX A
dt
cw sin q
dc
cosq dw cosq
dt
dd
sin q
dt
57
dY B
dt
dY A
V BY
dc
Dengan
dt
dt
uc ,
dc
sinq
dt
cw cosq
dd
ud ,
dt
dX A
V A dan
dt
dd
cosq
dt
dw sin q
dY A
dt
VA
Maka V Bx
V Ax
w(c sin q
d cosq ) u c cos q
u d sin q
V BY
V Ay
w ( c cosq
d sinq )
u d cosq
uc sin q
? (c cos ? - d sin ?)
R?
?
? (c sin ? + d cos ?)
G
d
90-?
?
c
(c sin ? + d cos ?)
?
A
(c cos ? - d sin ?)
O
(b)
V yB )
V yA )
(b). V A = (V A
(c). w ( c sin q
d cos q )
w ( c cos q
d sin q ) = w c 2
d2
1/ 2
58
(d). (u c cos ?
u c sin ?) =
( u c cosq ) 2
( uc sin q ) 2
(e). (u d cos ?
u d sin ?) =
(ud cosq ) 2
(ud sinq ) 2
1/ 2
1/ 2
= uc
= ud
Maka
VB = V B
Tetapi V B
R?
uc
ud
berimpit dengan titik B, karena A dan satu titik pada badan M yang
berimpit dengan B adalah dua buah titik pada satu penghubung kaku.
Juga, u c
VB = V B
VB3 B4
dimana
titik
B 3 bergerak
relatif ke penhubung 4
), dengan menganggap
penghubung 4 diam.
59
5.2
dimana satu titik bergerak terhadap satu body yang bergerak, seperti
pada pasangan sliding (sliding pair). Maka analisa percepatan untuk
keadaan tersebut diatas akan lebih rumit karena pusat kecepatan relatif
untuk pasangan seperti ini berada di tak terhingga.
Penyelesaian untuk analisa kinematika dari problem diatas ialah dengan
berdasarkan ketentuan bahwa hubungan yang mentransfergerakan dari
pasangan seperti keadaan diatas berimpit pada satu titik.
Kedua titik yang berimpit dari pasangan link tersebut mempunyai
kecepatan dan percepatan relatif satu dengan yang lainnya.
Dalam analisa ini kita akan mencari persamaan yang menentukan
besarnya percepatan normal relatif antara kedua titik tersebut.
?
?
VQ S
s
VQ S
s
zs
?
M
s
M
s
Q pada link z
S pada link s
M pada link z dan link s
(a)
(b)
60
VQS
w ZS
Tanda positip
ZS
zs
61
( AQM ) n = ? w 2Z
= ? (? S + ? ZS ) 2
2
= ? wS2 + ? w ZS
2 ? wS ? w ZS
( AQM ) n = ? wS2 +
VQS2
r2
2
V QS
2 ? wS
VQS
r
2 wS V QS
( ASM )n = ? w S2
wS
S
r
( AQM ) n = ? w +
VQS2
r
2 w S V QS - ? wS
62
( AQM ) n =
2
V QS
2 wS V QS
2
V QS
2
V QS
adalah dari Q ke M.
dan komponen
+ 2 w S VQS arahnya dari M menuju Q.
Sekarang apabila lintasan titik Q diatas link S adalah berpa garis lurus,
maka dalam hal ini harga r tak terhingga, sehingga komponen
percepatan
2
VQS
harganya nol.
Jadi untuk kasus ini percepatan normal antara titik Q relatif terhadap S
adalah :
( AQS )n =
2 w S VQS
2 w S VS Q
63
64
Pada ketiga gambar diatas titik Q pada link q dan titik S pada link s.
Pada gambar ini link q mempunyai gerakan sl iding, slip-rolling atau rolling
pada link s.
Dalam hal ini link s dikatakan sebagai link pembawa
CONTOH SOAL :
Diketahui Link 2 berputar dengan kecepatan sudut ? 2 konstan.
65
Besaran
Harga
Arah
VQ = Ov - q
VS Q = q - s
O4S
VS = Ov - s
- O4S
VP = Ov - p
VR = Ov -r
- O2Q
(O2Q) w2
Diperoleh dengan (
?
VP
VS
O4 P
O4 S
Lintasan titik R
= os
66
?S
VS
( arahnya berlawanan putaran jarum jam )
O4 S
Diagram Percepatan
Percepatan titik A yang berputar terhadap satu pusat tetap sama
dengan
AQ =
(O 2 Q)w 2 2
(O2 Q)a
Besaran
AQ = o
Percepatan Tangensial
Harga
Arah
Vektor
Harga
Arah
Ve ktor
w 22 (O2Q)
Q O2
o q 0
q 0 q
2w s xVSQ
- O4S
q - sq
O4S
sq s
o s0
VS
s0 s
q
2
ASQ = qs
AS = o
(kekanan)
w S2 (O 4S)
S O4
s
4
AP = o
Diperoleh dengan (
p
5
ARP = p-
w 5 (RP)
R-P
p - rp
AP
O4 P
?
AS
)
O4 S
VRP
rp r
67
AR = o
o r
VR
r0 r
so
q
sq
2? S VSQ
?S
2?
VSQ
V SQ
Diagram percepatan
SOAL-SOAL :
68
= 48 cm
69
71
Bab VI
MEKANISME KO MPL EK
6.1
Q
4
O2
O4
Gambar 6.1. Mekanisme sederhana
71
6.2
O6
O4
Gambar 6.2.
O2
72
Gerakan pada link 5 ditentukan oleh dua dari tiga link yang berhubungan
dengannya, yaitu link 4 dan link 6, yang masing-masing jari-jari lintasannya
sudah tertentu. Hanya satu jari-jari lintasan yang tidak diketahui yaitu jarijari lintasan titik B.
Apabila input diberikan dari link 6 pada mekanisme diatas maka analisa
kecepatan dan percepatannya dapat diselesaiakn dengan persamaan
gerak relatif.
6.3
kita
harus
menentukan
multipaired
link
yang
menyebabkan
73
KECEPATAN
Untuk menggambarkan diagram kecepatan dari suatu mekanisme harus
ditentukan lebih dahulu titik O.
74
VXY
X .Y
Y X
arahcw
X .Y
75
VY
VFY
PERCEPATAN
Pembuatan diagram percepatan dimulai dengan menarik garis Bantu I, II
dan III melalui titik O .
76
= ( AX )n
= d I - xI =
( AYX )I = ( AYX )n = xI - yI =
VD2A
AD
2
V XD
DX
VYX2
XY
2
VEB
BE
2
VXE
EX
77
2
VFC
CF
VYF2
FY
analisa
diatas
tampak
bahwa
titik
diperoleh
dengan
memanfaatkan garis Bantu I dan II karena dari garis ini didapatkan dua
tempat kedudukan titik x dan y.
Titik-titik d, e dan f pada diagram percepatan dapat dicari dengan
metode image atau dengan persamaan gerak relatif sebagai berikut :
AD = A X + AD X
AD = A A + AD A
Dari dua persamaan diatas diperoleh AD = o - d
AE = A B + A EB
AE = A X + A EX
78
Letak d
Letak x
(AA)I
AC
Letak y
Letak f
(AY F)n
III
II
y
Gambar 6.5. Diagram Percepatan
79
Contoh Soal
Mekanisme Balok Jalan Watt
Link 2 dari mekanisme diketahui berputar dengan kecepatan ? 2
berlawanan arah jarum jam.
Gambarkan Diagram kecepatan dan percepatannya ?
Penyelesaian :
Titik Bantu untuk analisa mekanisme ini akan ditentukan pada link 4,
karena link 4 merupakan floating link (penghubung apung).
Garis Bantu I dibuat melalui titik B yang merupakan perpanjangan AB.
Garis Bantu II dibuat melalui D dan tegak lurus lintasan D.
Perpotongan garis Bantu I dan garis Bantu II diberi notasi x dimana x
terletak pada link 4 sehingga link 4 terdiri dari titik-titk BCDX.
80
Kecepatan :
Diagram kecepatan dari mekanisme diatas dibuat menurut table
dibawah ini :
No
Besaran
Harga
Arah
V A = Ov - a
VBA = a - b
- BA
VXB = b - x
- BA
VD = Ov - d
Lintasan titik D
VXD = d - x
VCX = x - c
- XC
VC = Ov - c
- O5C
VDC = c - d
- CD
VBC = c - b
- BC
- O2A
(O2 A) w2
Ov
d
81
Percepatan :
Table diagram percepatan
Percepatan Normal
No
Besaran
Harga
Percepatan Tangensial
Arah
Vektor
Harga
Arah
Vektor
o a 0
a 0 a
B-A
a - ba
VB A
ba b
AA = o a
w22 (O2 A) A O 2
AB A = a - b
w32 (AB)
AXB = b- x
w4 (XB)
X-B
b - xb
VXB
xb x
AD = o d
o d 0
VD
d 0 d
AXD = d - x
w4 (XD)
X-D
d - xd
VXD
xd x
AC = o c
w52 (O5C) C O 5
o c0
VC
c 0 c
AC X = x- c
w42 (XC)
C-X
x - cx
VCX
cx c
ADC = c- d
w42 (CD)
D-C
c - cd
VDC
cd d
AB C = c- b
w4 (BC)
B-C
c - cb
VBC
cb b
82
Oa
xd
ba
xb
cx
b
b
Oa
db
xd
C0
c
a
ba
xb
83
SOAL-SOAL :
1. Penghubung (link) 2 dari mekanisme dari gambar dibawah
mempunyai kecepatan sudut ? 2 = 50 rad/det arahnya searah
putaran jarum jam dan percepatan sudut a 2 = 1000 rad/det2
arahnya berlawanan putaran jarum jam.
Tentukan : ? 3, ? 4, ? 5 dan V D serta a3, a4, a5 dan AD.
84
3.
cm/det dan AD = 0.
Tentukan : ? 2, ? 3, ? 5 dan V B serta a 2, a 3, a5 dan AB.
85
86