Está en la página 1de 28

MAKALAH

STERILISASI DAN DISINFEKSI


( Dosen Pengampu: Ikit Netra Wirakhmi, S.ST)

Disusun oleh:
Kelompok 2 (DIII kebidanan 1B)
1. Fitriana laelatunnimah

(141540134300033)

2. Buntar handayani

(141540134030006)

3. Deni farih utami

(141540134050008)

4. Eti yuliana lestari

(141540134210024)

5. Fitri lestari

(141540134290032)

6. Rinigianti

(141540134570060)

7. Suci yayu febriana ambarwati

(141540134670070)

8. Umi marifah khasanah

(141540134720075)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA


PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2014 / 2015

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat walafiat, sehingga kami dapat
menyusun makalah ini sebagai tugas. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi
semua pembaca terutama bagi keluarga besar STIKes HARAPAN BANGSA
Purwokerto. Makalah ini bertujuan untuk mendorong semangat belajar bagi
pembacanya dan mendorong semangat moril untuk memahami dan mendalami
hak asasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Makalah ini diharapkan menjadi buku tambahan dan menjadi bacaan utama
dengan semua mahasiswa / mahasiswi kebidanan dan keperawatan serta menjadi
referensi bagi peminat lainnya.
Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan
penyusun

akan sangat berterima

kasih akan saran dan kritik

untuk

menyempurnakan makalah.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Purwokerto, 28 November 2014

Penulis

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................

ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................

C. Tujuan ..................................................................................................

BAB II PENDAHULUAN...............................................................................

A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi....................................................

B. Sterilisasi dengan Pemanasan...............................................................

18

C. Cara Kimia (Khemis)............................................................................

20

BAB III PENUTUP .........................................................................................

25

A. Kesimpulan ..........................................................................................

25

B. Saran ....................................................................................................

25

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

26

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik
pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan
mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk
membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari
ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada
ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan
mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa
dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan .
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang
besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat
berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah
atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep
steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan
lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan
yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi
dalam makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia
keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
3. Bagaimana macam-macam sterilisasi
4. Bagaimana macam-macam desinfeksi
5. Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi
6. Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia
kesehatan dan keperawatan
C. Tujuan

Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah


dipaparkan sebelumnya, maka kami menyimpulkan beberapa tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah:
1. Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan.
2. Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi
dan desinfeksi.
3. Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan
desinfeksi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
1. Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak
diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau
bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari
semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
2

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk


mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obatobatan

untuk

menjamin

keamanan

terhadap

pencemaran

oleh

miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga


penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang
terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom,
menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain
sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2),
dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label
yang jelas dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal
pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya,
bila terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.
2. Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.Antiseptik adalah zat yang
dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan
hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat
3

pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari


toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan
alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena
dapat menghambat proses disinfeksi.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda
mati.

Disinfektan

dibedakan

menurut

kemampuannya

membunuh

beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat


membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat
membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.Untuk
mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga
desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat
menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10
menit.
Kriteria desinfeksi yang ideal:
Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu
1. kamar
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan
3. kelembaban
4. Tidak toksik pada hewan dan manusia
5. Tidak bersifat korosif
6. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
7. Tidak berbau/ baunya disenangi
8. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
9. Larutan stabil
10. Mudah digunakan dan ekonomis.
Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mencegah makanan menjadi rusak
3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam
melakukan biakan murni.
Macam-Macam Sterilisasi
4

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara


mekanik, fisik dan kimiawi:
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22
mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misal nya larutan enzim dan antibiotik
2. Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
a. Pemanasan
1) Pemijaran (dengan api langsung)
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas
penggunaanya.
2) Panas kering:
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam.
Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan,
apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka
sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
3) Uap air panas
Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan

yang

mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak


terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah
air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini:
Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum
4) Uap air panas bertekanan
Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan
tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi.
Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan
Bacillus

stearothermophilus

Bila

media

yang

telah

distrerilkan.diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7


hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf

baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam


autoklaf
b. Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi
susu Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus,
Salmonella,

Shigella

dan

difteri

(kuman

yang

berasal

dari

sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit


c. Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara
kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
1) Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
2) absorbsi as. NukleatDaya kerja
3) Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
4) penetrasi lemahKelemahan
d. Sinar ion bersifat hiperaktif
Sering digunakan padaGamma Daya kerjanya sterilisasi bahan
makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau
penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan
dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga
sterilisasi dingin
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
1) Rongga (space)
2) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
3) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
4) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
5) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya
bersifat sangat mudah menguap
6) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah
berkontak dengan disinfekstan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia
1) Jenis bahan yang digunakan
2) Konsentrasi bahan kimia
3) Sifat Kuman
4) pH
5) Suhu
6

c. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi


1) Alkohol
Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel
rusak
Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk

2)
3)

4)

5)

aktif
Halogen
Mengoksidasi protein kuman
Yodium
Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit
Efektif terhadap berbagai protozoa
Klorin
Memiliki warna khas dan bau tajam
Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
Fenol (as. Karbol)
Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel

menurunkan tegangan permukaan


Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu
desinfektan

6) Peroksida (H2O2)
Efektif dan nontoksid
Molekulnya tidak stabil
Menginaktif enzim mikroba
7) Gas Etilen Oksida
Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik
Macam-macam Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan
terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan
yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini
dinamakan antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada
benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau
sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.

Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat


tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan :
1. Alkoho
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk
mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan
dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun
ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi
permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
2. Aldehida
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada
kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid
merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa
steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan
akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat
mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata
pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif
terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan
mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10
jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan
secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok
plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub
(Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan
sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2%
digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap
bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut
terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary
mucus.
4. Senyawa halogen.
8

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan


ion halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat
pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros,
Domestos, dan Betadine).
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak
oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang
lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini,
banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak
digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri
dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda
mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa
kelompok mikroorganisme, disinfektan tingkat tinggi dapat membunuh
virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus
polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
1. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru
setiap hari dengan akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap
efektif namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.
2. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan
dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu
60 hari. Keuntungannya adalah efek tinggal dan kurang menyebabkan
perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras.
3. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif.
Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif,
terutama untuk aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan
pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.
9

Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari


tiga desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas tingkat

menengah bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.


Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain
Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam
jumlah

yangkecil

oligodinamik.Hal

saja
ini

dapat

membunuh

mudahsekali

bakteri,

ditunjukkan

yang
dengan

disebut
suatu

eksperimen.Namun garam dari logam berat itumudah merusak kulit,


makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahalharganya.
Meskipun

demikian,

orang

masih

biasa

menggunakan

merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh

manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.


Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya
bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram
positif, walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau
dimatikan, bergantung pada konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan
zat pewarna itu berkombinasi dengan protein ataumengganggu mekanisme
reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat
pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit

dan hijau cemerlang.


Klor dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.persenyawaan
klor dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang

banyak dipakai untukmencuci alat-alat makan dan minum.


Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis
Larutan fenol 2 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau
kreolin lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang
berupa campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan
daripada desinfektan-desinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk
fenol. Seringkali orang mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga

desinfektan menjadi menarik.


Kresol
10

Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol


tetapi jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif
sebagai bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan
organic. Namun, agen inimenimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan
hidup dan oleh karena itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk
benda mati. Satu persen lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah
digunakan pada kulit, tetapi konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat

ditolerir.
Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan,
isoprofil dan benzylalcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan

terutama karena efekpreservatifnya (sebagai pengawet).


Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan
sebagai gas.Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida
dan fungisida.Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai

formalin.
Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan
agen pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat
penting yang membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga
adalah kemampuannya untukmenembus ke dalam dan melalui pada
dasarnya substansi yang manapun yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya
agen ini telah digunakan secara komersialuntuk mensterilkan tong-tong
rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut.Agen ini hanya
ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagianbesar

udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.


Hidogen Peroksida
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena
kemampuannyamengoksidasi.Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering
digunakan dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di
dalamnya kemungkinandimasuki organisme aerob.
Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi
11

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan,


media,

dan

lain-lain)

dari mikroorganisme

yang

tidak

diharapkan

kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga
dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan
desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan
yang sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi
secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit.
Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia
Kesehatan Dan Keperawatan
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua
bentuk kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada
alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan
panas tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat,
sterilisasi panas kering, sterilisasi gas (formalin, H2O2).
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang
bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk
prosedur invasive sepeti:
1. Mengisap jalan napas pasien
2. Memasukkan kateter urinarius
3. Mengganti balutan luk
Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal
kertas berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas.
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat
kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan.Hasil prose ini
dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara teratur.
Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta
bahan yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik,
12

jarum, srung tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang
diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan,
tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
Sanitasi lingkungan rumah sakit
Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan
pencemaran oleh mikrobe dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur dan
cara-cara untuk mengurangi pencemaran, dilakukan pengambilan contoh
mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan.Pinggan-pinggan petri yang
menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan sesudah pembersihan
merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para petugas yang
baru
Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan
kombinasu pergeseran dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah
cukup,

kecuali

bila

spencemrannya

hebat,

maka

perlu

digunakan

desinfektan.Agar efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang


cukup selama waktu tertentu.Penggunaan desinfektan, misalnya, membantu
menjaga air untuk mengepel agar tidak tercemar.Kain pel harus di cuci dan di
keringkan baik-baik setiap hari untuk mengurangi pencemaran. Seember
larutan dan kain pel basah sering kali di gunakan untuk membersihkan
permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan yang sam dipakai seharian,
maka dapat mengakibatkan pencemaran oleh mikrobe yang lebih parah
dibandingkan sebelum di bersihkan. Dengan keadaan yang bersih di rumah
sakit maka keadaan asepsis lebih mudah dicapai.
Universal Precaution
Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui
darah .Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu
ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari
bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit.
Cuci Tangan
Pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan kebiasaan
yang mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan sebelum
dan sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung

13

tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan dengan sarung
tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika
melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:
1. Gown/barakschort :
2. Masker :
3. Sarung Tangan
4. Kaca mata pelindung/goggles
Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau
steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah
medis sampai menjadi arang.
Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis
1. Desinfekatan :
a. Aseptik/Asepsis
Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya
kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area
tubuh manapun yg sering menyebabkan infeksi. Tujuannya untuk
mengurangi jumlah mikroorganisme baik pada permukaan hidup
maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman
digunakan.
b. Antisepsis
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput
lendir atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan
antimikrobial (antiseptik)
c. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali
beberapa endospora bakteri pada benda mati dengan merebus,
mengukus atau penggunaan desinfektan kimia
2. Sterilisasi :
Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan
mikroba yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi. Proses
yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi dan
parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air panas
tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi.
a. Pemprosesan Alat
14

b. Dekontaminasi
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff
sebelum dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda
mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama
petugas pembersih medis sebelum pencucian berlangsung.
c. Pencucian/ bilas
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak,
kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun
membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi
mereka yg menangani objek tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci
sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air, membilas dengan air
bersih dan mengeringkannya.
d. Sterilisasi/DTT.
Desinfeksi Tingkat Tinggi merupakan suatu proses perebusan
air dimana suhu air mencapai 1000C setelah itu alat-alat kesehatan
dimasukan kedalamnya dan direbus selama 20 menit. Setelah itu di
dingin kan dan dikeringkan dengen kain yang steril. Setelah kering
dimasukan kedalam bak instrument dengan menggunakan korentang
dan simpan ditempat yang steril.

15

B. Sterilisasi dengan Pemanasan


1. Dengan pemanasan kering
Pembakaran
Alat yang digunakan adalah lampu spiritus/bunsen. Pembakaran
dapat dilakukan dengan cara:
a. Memijarkan
Pembakaran dengan cara ini hanya cocok untuk alat-alat logam
(ose, pinset, dll), yang dibiarkan sampai memijar. Dengan cara ini
seluruh mikroorganisme, termasuk spora, dapat dibasmi.
b. Menyalakan
Dapat diartikan suatu pelintasan alat gelas (ujung pinset, bibir
tabung, mulut erlenmeyer, dll) melalui nyala api. Cara ini merupakan
hal darurat dan tidak memberikan jaminan bahwa mikroorganisme
yang melekat pada alat dengan pasti terbunuh.
c. Cara mensterilkan ose :
Ose disterilkan dengan cara dibakar pada nyala api lampu
spiritus atau lampu gas. Pada waktu memanaskan ose, dimulai dari
pangkal kawat dan setelah terlihat merah berpijar secara pelan-pelan
pemansan dilanjutkan ke ujung ose. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah terloncatnya kuman akibat pemanasan langsung dan terlalu
cepat pada mata ose. Nyala api pada sterilisator mempunyai perbedaan
dalam derajat panas.
ABCD (diarsir)

: merupakan ruang oksidasi

ABCD

: merupakan ruang reduksi

AB

: dasar api

: ruang oksidasi atas

: ruang oksidasi bawah

: ruang reduksi atas

: ruang reduksi bawah

: bagian yang paling tidak panas

16

Tempat yang paling panas adalah ruang oksidasi bawah yang


letaknya kira-kira sepertiga bawah dari tingginya nyala api. Yang perlu
diperhatikan :
jangan memegang mata ose dengan tangan sebelum ose disterilkan
jangan meletakkan ose di atas meja, tetapi letakkan pada tempat yang
disediakan setelah disterilkan.
Dengan udara panas (hot air oven)
Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering, serta
berlangsung dalam sterilisator udara panas (oven). Pemanasan dengan
udara panas dugunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas
misalnya : petri, tabung gelas, botol pipet dll, juga untuk bahan-bahan
minyak dan powder misalnya talk. Bahan dari karet, kain, kapas dan kasa
tidak dapat ditserilkan dengan cara ini.
Setelah dicuci alat-alat yang akan disterilkan dikeringkan dan
dibungkus dengan kertas tahan panas, kemudian dimasukkan dalam oven
dan dipanaskan pada temperatur antara 150 - 170C, selama kurang lebih
90 120 menit. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa di antara bahan
yang disterilisasi harus terdapat jarak yang cukup, untuk menjamin agar
pergerakan udara tidak terhambat.
2. Dengan pemanasan basah
Dengan merebus
Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting, pinset,
skalpel, jarum, spuit injeksi dan sebagainya dengan cara direbus dalam
suasana mendidih selama 30-60 menit.
Dengan uap air panas
Digunakan terutama untuk mensterilkan media-media yang akan
mengalami kerusakan bila dikerjakan dengan sterilisasi uap air panas
dengan tekanan (autoklav) ataupun untuk alat-alat tertentu. Cara ini
dijalankan dengan pemanasan 100C selama 1 jam. Perlu diingat bahwa
dengan cara ini spora belum dimatikan, dan ada beberapa media yang
tidak tahan pada panas tersebut (misalnya media Loewenstein, Urea
17

Broth). Media tersebut disterilkan dengan cara sterilisasi bertingkat


ataupun filtrasi. Alat yang digunakan adalah sterilisator, autoklav, dimana
tekanan dalam autoklav dijaga tetap 1 atmosfer (klep pengatur tekanan
dalam keadaan terbuka).
Dengan uap air bertekanan (Autoklav)
Dengan cara pengatur tekanan dalam autoklav, maka dapat dicapai
panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang tahan
terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi biasanya dijalankan dengan
menggunakan panas 120C selama 10 70 menit tergantung kebutuhan.
Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan
menggunakan autoklav :
harus ditunggu selama bekerja
hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahann
temperatur dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan
yang disterilkan meletus dan gelas-gelas dapat pecah).
Pada

sterilisasi

dengan pemanasan

kering,

bakteri

akan

mengalami proses oksidasi putih telur, sedang dengan sterilisasi panas


basah, akan mengakibatkan terjadinya koagulasi putih telur bakteri.
Dalam keadaan lembab jauh lebih cepat menerima panas daripada
keadaan kering sehingga sterilisasi basah lebih cepat dibanding oksidasi).
Pasteurisasi
Digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol.
Panas yang digunakan 61,7C selama 30 menit.
C. Cara Kimia (Khemis)
Merupakan cara sterilisasi dengan bahan kimia. Beberapa istilah yang
perlu difahami:
Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel
vegetatif dan jasad renik. Biasanya digunakan untuk obyek yang tidak
hidup, karena akan merusak jaringan. Prosesnya disebut desinfeksi.

18

Antiseptik adalah suatu bahan atau zat yang dapat mencegah, melawan
maupun membunuh pertumbuhan dan kegiatan jasat renik. Biasanya
digunakan untuk tubuh. Prosesnya disebut antiseptis.
Biosidal adalah suatu zat yang aksinya dipakai unhtuk membunuh
mikroorganisme, misal : bakterisid, virosid, sporosid.
Biostatik adalah zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat
pertumbuhan organisme, misal : bakteriostatik, fungistatik.
Ada beberapa zat yang bersifat anti mikroba.
1. Fenol dan derivatnya
Zat kimia ini bekerja dengan cara mempresipitasikan protein secara
aktif atau merusak selaput sel dengan penurunan tegangan permukaan.
Fenol cepat bekerja sebagai desinfektan maupun antiseptik tergantung
konsentrasinya. Daya antimikroba fenol akan berkurang pada suasana
alkali, suhu rendah, dan adanya sabun.
2. Alkohol
Alkohol beraksi dengan mendenaturasi protein dengan jalan
dehidrasi dan melarutkan lemak sehingga membran sel rusak dan enzimenzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Etil alkohol (etanol) 50-70%
mempunyai sifat bakterisid untuk bentuk vegetatif. Metanol daya
bakterisidnya kurang dibandingkan etanol, dan beracun terhadap mata.

3. Halogen beserta gugusannya


Halogen beserta gugusannya ini mematikan mikroorganisme
dengan cara mengoksidadi protein sehingga merusak membran dan
menginaktifkan enzim-enzim. Misalnya :
Yodium dipakai untuk mendesinfeksi kulit sebelum dilakukan
pembedahan
Hipoklorit digunakan untuk sanitasi alat-alat rumah tangga. Yang
umum dipakai adalah kalsium dipoklorit dan sodium hipoklorit.
19

4. Logam berat dan gugusannya


Logam berat dapat memprestasikan enzim-enzim atau protein
esensial lain dalam sel sehingga dapat berfungsi sebagai anti mikroba.
Contoh :
Merkurokrom, merthiolat sebagai antiseptik.
Perak nitrat sebagai tetes mata guna mencegah penyakit mata pada
bayi (Neonatol gonococcal ophthalmitic).
5. Deterjen
Dengan gugus hipofilik dan hidrofilik, deterjen akan merusak
membran sitoplasma.

Aldehid
Aldehid mendesinfeksi dengan cara mendenaturasi protein.
Contoh : formalin (formaldehid)

Gas sterilisator
Digunakan untuk bahan/alat yang tidak dapat disterilkan
dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini
material disterilkan dengan gas pada suhu kamar. Gas yang dipakai
adalah ethilen oksida.

Sebaiknya

: ethilen oksida mempunyai daya sterilisasi yang besar dan

daya penetrasinya besar\


Kejelekannya

: ethilen oksida bersifat toksis dan mudah meledak.

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)


Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi
dengan menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil
(0.22mikron atau 0.45 mikrob) Cairan yang akan disterilisasi dilewatkan
ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum)
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan
penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika
terkena panas, atau mudah menguap (volatile) dan bahan yang tidak tahan
20

panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Virus tidak akan


tersaring.dengan.metode.ini.
Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai
cara antaralain
a. Non-disposable filtration apparatus

Disedot dengan pompa vakum

Volume 20-1000 ml

b. Disposable filter cup unit

Disedot dengan pompa vakum

Volume 15-1000 ml

c. Disposable filtration unit dengan botol penyimpan

Disedot dengan pompa vakum

Volume 15-1000 ml

21

d. Syringe filters

Ditekan seperti jarum suntik

Volume 1-20 ml

e. Spin filters

Ditekan dengan gaya setrifugasi

Volume kurang dari 1 ml

22

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau
benda dari semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara
fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalam membunuh mikroorganisme patogen.
2. Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah

makanan

menjadi

rusak

Mencegah

kontaminasi

mikroorganisme dalam industri Mencegah kontaminasi terhadap bahanbahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.
B.

Saran
1. Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan
menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar
mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun
mengendalikan infeksi.
2. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
dalam proses pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.

23

24

DAFTAR PUSTAKA
Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan
Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994
Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan,
EGC, Jakarta.
Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba
Medika
Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC
http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.htm
diunduh pada tanggal 06 mei 2011 18:29

25

También podría gustarte