LEGAL THEORY

Dalam dunia ilmu, teori menempati kedudukan yang penting. Teori

memberikan sarana kepada kita untuk bisa merangkum serta memahami
masalah yang kita bicarakan secara lebih baik. Teori memberikan penjelasan
dengan cara mengorganisasikan dan mensistematisasikan masalah yang
dibicarakan. Terdapat keragu-raguan dari para akademisi tentang tempat
dari disiplin teori hukum dengan filsafat hukum, ilmu hukum, hukum normatif
dan hukum positif. Ada yang menyamakan antara filsafat hukum dengan
teori hukum. Menurut Imre Lakatos, teori adalah hasil pemikiran yang tidak
akan musnah dan hilang begitu saja ketika teori lainnya pada dasarnya
merupakan keanekaragaman dalam sebuah penelitian. Teori di sini berisi :
1.

Memahkotai system

2.

Terdiri atas hokum-hukum ilmiah

3.
Pernyataan-pernyataan umum yang memuat hubungan teratur antara
fakta atau gejala
4. Berfungsi untuk member eksplanasi, prediksi dan pemahaman terhadap
berbagai fakta atau gejala.
Mengenai definisi teori hokum, belum adanya satu definisi yang baku.
Banyak pendapat para ahli mengenai disiplin teori hokum, antara lain:
1.

Hans Kelsen

Teori hokum adalah ilmu pengetahuan mnegenai hokum yang berlaku

bukan mengenai hokum yang seharusnya. Teori hukum yang dimaksud
adalah teori hukum murni, yang disebut teori hukum positif. Teori hukum
murni, makdusnya karena ia hanya menjelaskan hukum dan berupaya
membersihkan objek penjelasan dari segala hal yang tidak bersangkut paut
dengan hukum. Sebagai teori, ia menjelaskan apa itu hukum, dan bagaimana
ia ada.
2.

Friedman

Teori hokum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari esensi hokum

yang berkaitan antara filsafat hokum di satu sisi dan teori politik di sisi lain.
disiplin teori hukum tidak mendapatkan tempat sebagai ilmu yang mandiri,
maka disiplin teori hukum harus mendapatkan tempat di dalam disiplin ilmu
hukum secara mandiri.

3.

Ian Mc Leod

Teori hokum adalah suatu yang mengarah kepada analisis teoritik

secara sistematis terhadap sifat-sifat dasar hokum, aturan-aturan hokum
atau intitusi hokum secara umum.

4.

John Finch

Teori hokum adalah studi yang meliputi karakteristik esensial pada

hokum dan kebiasaan yang sifatnya umum pada sutau system hokum yang
bertujuan menganalisis unsure-unsur dasar yang membuatnya menjadi
hokum dan membedakannya dari peraturan-peraturan lain.
5.

Jan Gijssels dan Mark van Hocke

Teori hokum adalah ilmu yang bersifat menerangkan atau menjelaskan

tentang hokum. Teori hukum merupakan disiplin mandiri yang
perkembangannya dipengaruhi dan sangat terkait dengan ajaran hukum
umum. Mereka memandang bahwa ada kesinambungan antara Ajaran
Hukum Umum dalam dua aspek sebagai berikut.
Teori hukum sebagai kelanjutan dari Aaran Hukum Umum memiliki objek
disiplin mandiri, diantara dogmatik hukum di satu sisi dan filsafat hukum di
sisi lain. Dewasa ini teori hukum diakui sebagai disiplin ketiga disamping
untuk melengkapi filsafat hukum dan dogmatik hukum, masing-masing
memiliki wilayah dan nilai sendiri-sendiri.
Teori hukum dipandang sebagai ilmu a-normatif yang bebas nilai, yang
membedakan dengan disiplin lain.
6.

Bruggink

Teori hokum seluruh pernyataan yang saling berkaitan dengan system

konseptual aturan-aturan hokum dan putusan-putusan hokum dan system
tersebut untuk sebagian yang penting dipositifkan. Pengertian ini
mempunyai makna ganda, yakni definisi teori sebagai produk dan proses.
Ada lagi yang mengatakan bahwa teori hukum itu adalah teori tentang tertib
manusia, karena ia memberi jawab tentang apa itu hukum secara berbeda
yang steategik bagi tertib dirinya, yang mewarnai teori hokum. Dengan
memperhatikan pendapat para ahli, rumusan tentang disiplin teori hukum
adalah sebagai berikut :

a.

Teori hukum sama pengertiannya dengan filsafat hukum;

b.

Teori hukum berbeda pengertiannya dengan filsafat hukum;

c.

Teori hukum bersinonim dengan ilmu hukum.

Dari penjelasan di atas, Lili Rasjidi dan Ira Thania Rashidi mencoba
membedakan antara teori hukum dengan filsafat hukum. Teori hukum adalah
ilmu yang mempelajari pengetian-pengertian pokok dan sistem dari hukum.
Pengertian-pengertian pokok seperti itu misalnya subjek hukum, perbuatan
hukum, dan lain-lain yang memiliki pengertian yang bersifat umum dan
teknis. Pengertian-pengertian pokok ini sangat penting supaya dapat
memahami sistem hukum pada umumnya maupun pada sistem hukum
positif.
Selanjutnya Lili Rasjidi dan Ira Thania menjelaskan bahwa teori hukum
merefleksikan objek dan metode dari berbagai bentuk ilmu hukum. Terdapat
dua pandangan besar mengenai teori hukum yang bertolak belakang namun
ada dalam satu realitas, seperti ungkapan gambaran sebuah mata uang
yang memiliki dua belah bagian yang berbeda. Pertama, pandangan yang
didukung oleh tiga argumen yaitu pandangna bahwa hokum sebagai suatu
sistem yang pada prinsipnya dapat diprediksi dari pengetahuan yang akurat
tentang kondis sistem itu sekarang, perilaku sistem ditentukan oleh bagianbagian yang terkecil dari sistem itu dan teori hukum mampu menjelaskan
persoalannya sebagaimana adanya tanpa berkaitan dengan orang
(pengamat). Hal ini membawa kita kepada pandangan bahwa teori hukum itu
deterministik, reduksionis, dan realistik. Kedua, pandangan yang
menyatakan bahwa hukum bukanlah sebagai suatu sistem yang teratur
tetap merupakan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan ketidakberatuan,
tidak dapat diramalkan, dan bahwa hukum sangat dipengaruhi oleh [ersepsi
orang (pengamat) dalam memaknai hukum tersebut. Pandangan ini banyak
dikemukakan oleh mereka yang beraliran sosiologis dan post-modernis,
dimana mereka memandang bahwa pada setiap waktu mengalami
perubahan, baik kecil maupun yang besar, evolutif maupun revolusioner.
Teori hukum tidak hanya menjelaskan apa itu hukum sampai kepada
hal-hal yang konkret, tetapi juga pada persoalan yang mendasar dri hukum
itu. Seperti yang dikatakan Radbruch, yang dikutip Satjipto Rahardjo, tugas
teori hukum adalah membuat jelas nilai-nilai oleh postulat-postulat hukum
sampai kepada penjelasan filosofis yang tertinggi. Teori hukum akan
mempertanyakan hal-hal seperti: mengapa hukum berlaku, apa dasar
kekuatan yang mengikatnya, apa yang menjadi tujuan hukum, bagaimana

hukum dipahami, apa hubungannya dengan individu dengan masyarakat,

apa yang seharusnya dilakukan oleh hukum, apakah keadilan itu, dan
bagaimana hukum yang adil. Teori hukum merupakan kelanjutan dari usaha
untuk mempelajari hukum positif. Teori hukum menggunakan hukum positif
sebagai bahan kajian dengan telaah filosofis sebagai salah satu sarana
bantuan untuk menjelaskan tentang hukum. Teori hukum dipelajari sudah
sejak zaman dahulu, para ahli hukum Yunani maupun Romawi. Sebelum abad
kesembilan belas, teori hukum merupakan produk sampingan yang
terpenting dari filsafat agama, etika atau politik. Para ahli fikir hukum
terbesar pada awalnya adalah ahli-ahli filsafat, ahli-ahli agama, ahli-ahli
politik. Perubahan terpenting filsafat hukum dari para pakar filsafat atau ahli
politik ke filsafat hukum dari para ahli hukum, barulah terjadi pada akhirakhir ini. Yaitu setelah adanya perkembangan yang hebat dalam penelitian,
studi teknik dan penelitian hukum. Teori-teori hukum pada zaman dahulu
dilandasi oleh teori filsafat dan politik umum. Sedangkan teori-teori hukum
modern dibahas dalam bahasa dan sistem pemikiran para ahli hukum
sendiri. Perbedaannya terletak dalam metode dan penekanannya. Teori
hukum para ahli hukum modern seperti teori hukum para filosof ajaran
skolastik, didasarkan atas keyakinan tertinggi yang ilhamnya datang dari
luar bidang hukum itu sendiri
Berdasarkan pengertian mengenai teori hokum di atas maka dapat
disimpulkan bahwa cirri-ciri teori hokum sebagai berikut :
1.

Berpikir tentang hokum

2.

Mencari segala sesuatu tentang hokum

3.

Menanyakan yang mana yang merupakan hokum

4.

Menanyakan apa isi system hokum

5.

Tidak membentuk hokum yang ajeg

6.

Memperoleh materiilnya ilmu hokum

7.

Merupakan meta teori hokum

8.

Merupakan refleksi dari teknik hokum

9.

Cara ahli hokum berbicara hokum

10. Berbicara hokum dari perspektif yang tidak teknis yuridis dengan
bahasa yang tidak teknis yuridis pula

11. Menanyakan tentang dapat atau tidaknya digunakan teknis interpretasi

yang logis
12. Berbicara tentang pertimbanagan atau penalaran para ahli hokum
13. Tidak mempermasalahkan penyelesaian mana yang paling cocok
14. Meneliti pertimbangan para ahli hokum dan instrumentarium yang
digunakan para ahli hokum
Kebenaran Teoritik dan Kebenaran Hukum
Kebenaran teoritik dan kebenaran hukum berkaitan dengan banyaknya
teori-teori hukum dengan berbagai alirannya. Makna dari kebenaran teori
dengan kebenaran hokum tidaklah sama. Kebenaran teori merupakan dari
hasil ujian dalam sintesa-sintesa yang sudah dibuat dalam teori tersebut.
Pengertian teori dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) pendapat
yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa; asas dan
hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan;
(3) pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan
teoretik atau teoretis yang sering kita sebut dengan teoritik/teoritis, adalah
berdasarkan pada teori, mengenai atau menurut teori. Arti dari kebenaran
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan yang
sesungguhnya. Kebenaran teoritik adalah kebenaran yang sesuangguhnya
atau sesuatu yang dianggap benar yang dilihat dari sudut pandang pendapat
para ahli, sedangkan kebenaran hukum adalah sesuatu yag dianggap benar
oleh para teoritisi tentang hukum berdasarkan aliran-aliran ilmu hukum yang
mereka anut tentang hukum itu sendiri.
Menurut pandangan aliran positivisme hokum, konsep hukum yang
hendak diketengahkan adalah hukum sebagai perintah manusia yang dibuat
oleh badan yang berwenang. Ada dua bentuk positivisme hukum, yakni
Pertama positivisme yuridis, yang berarti hukum dipandang sebagai suatu
gejala tersendiri yang perlu diolah secara ilmiah. Tujuannya adalah
pembentukan struktur rasional sistem yurudis yang berlaku. Dalam
positivisme yuridis, berlaku closed logical system, yang berarti bahwa
peraturan direduksikan daru undang-undang yang berlaku tanpa perlu
meminta bimbingan dari norma sosial, politik dan moral, dengan tokoh von
Jhering dan Austin. Kedua, positivisme sosiologis, hukum ditanggapi terbuka
bagi kehidupan masyarakat, yang harus diselidiki melalui metode-metode
alamiah.

Namun pandangan ini ditentang oleh aliran-aliran hukum lain

diantaranya realisme hukum. Aliran ini berpendapat bahwa hukum itu
dibentuk tidak dari penguasa, melainkan berasal hukum yang hidup dan
tumbuh bersama masyarakat. Hukum tidak dapat dipisahkan dari anasiranasir sosiologis, dan lebih mementingkan keadilan dalam masyarakat.
Urgensi Teori Hukum
Teori hukum merupakan ilmu disiplin tersendiri diantara dogmatik
hukum dan filsafat hukum, yang mempunyai perspektif interdisipliner dan
eksternal secara kritis menganalisis berbagai aspek gejala hukum, baik
tersendiri maupun dalam kaitan keseluruhan, baik dalam konsepsi
teoritisnya maupun dalam kaitan keseluruhan, baik dalam konsepsi
teoretisnya maupun dalam penerapan praktisnya, dengan tujuan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik dan memberikan penjelasan
sejernih mungkin tentang hukum dalam kenyataan kemasyarakatan. Yang
menjadi urgensi teori hukum adalah teori hukum memiliki kegunaan
diantaranya, (1) menjelaskan hukum dengan cara menafsirkan sesuatu
arti/pengertian, sesuatu syarat atau unsur sahnya suatu peristiwa hukum,
dan hirarkhi kekuatan peraturan hukum, (2) menilai suatu peristiwa hukum,
dan (3) memprediksi tentang sesuatu yang akan terjadi. Menurut Radbruch,
teori hukum memiliki tugas: membikin jelas nilai-nilai serta postulat-postulat
hukum sampai kepada landasan filosifisnya yang tertinggi. Sedangkan
Kelsen menyatakan bahwa teori hukum berfungsi untuk mengurangi
kekacauan dan kemajemukan menjadi kesatuan. Teori hukum merupakan
ilmu pengetahuan mengenai hukum yang berlaku, bukan mengenai hukum
yang seharusnya.
Kegunaan yang lain, teori hukum menurut Mochtar Kusumaatmadja,
teori hukum pembangunan, adalah mengundang banyak atensi, yang
apabila dijabarkan aspek tersebut secara global adalah sebagai berikut:
Pertama, Teori Hukum Pembangunan sampai saat ini adalah teori hukum
yang diciptakan oleh orang Indonesia dengan melihat dimensi dan kultur
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dengan tolok ukur dimensi teori
hukum pembangunan tersebut lahir, tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kondisi Indonesia. Hakikatnya jikalau diterapkan dalam aplikasinya
akan sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat Indonesia yang
pluralistik. Kedua, secara dimensional maka Teori Hukum Pembangunan
memakai kerangka acuan pada pandangan hidup (way of live) masyarakat
serta bangsa Indonesia berdasarkan asas Pancasila yang bersifat
kekeluargaan maka terhadap norma, asas, lembaga dan kaidah yang

terdapat dalam Teori Hukum Pembangunan tersebut relatif sudah merupakan

dimensi yang meliputi structure (struktur), culture (kultur) dan substance
(substansi) Ketiga, pada dasarnya Teori Hukum Pembangunan memberikan
dasar fungsi hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat (law as a
tool social engeneering) dan hukum sebagai suatu sistem sangat diperlukan
bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang.
Sumber-Sumber Teori Hukum
Berkaitan dengan sumber-sumber teori hukum, teori hukum ini
bersumber pada pedapat para sarjana hukum tentang hukum, dan
bagaimana mereka memaknai hukum tergantung kepada aliran yang mereka
anut untuk menjelaskan apa itu hukum. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Radbruch, bahwa teori hukum membikin jelas nilai-nilai serta postulatpostulat hukum sampai kepada landasan filosofisnya yang tertinggi[16].
Contohnya, Hans Kelsen mengajarkan teori hukum murni, yang mengatakan
bahwa teori hukum murni adalah teori hukum umum yang berusaha
menjawab bagaimana hukum itu dibuat, dan bukan menjawab pertanyaan
bagaimana seharusnya hukum itu dibuat. Ia mengatakan murni karena teori
tersebut mengarahkan kognisi (pengetahuan) pada hukum itu sendiri, karena
teori tersebut menghilangkan semua yang tidak menjadi objek kognisi yang
sebenarnya
ditetapkan
sebagai
hukum
tersebut,
yakni
dengan
membebaskan ilmu hukum dari semua elemen asing.
Karl Marx yang hidup pada masa revolusi industri, mengatakan bahwa
hukum itu alat legitimasi dari kelas ekonomi tertentu. Hukum itu hanya
melayani kepentingan orang yang berpunya, yang dimaksud disini adalah
pemilik modal. Teori Karl Max yang terkenal adalah hukum ada dalam bingkai
infra-struktur, supra-struktur. Infra-stuktur adalah fakta hubungan-hubungan
ekonomi masyarakat. Sedangkan supra-struktur adalah kelembagaankelembagaan sosial non ekonomi, seperti hukum, agama, sistem politik,
corak budaya dan sebagainya.

Dalam bahasa inggris :

In the world of science, the theory occupies an important position. Theory
gives us the means to be able to summarize and understand the problems
that we are talking about is better. Theory provides an explanation by way of
organizing and systematize the issues being discussed. There are doubts

about the place of the academics from the discipline of legal theory with
legal philosophy, jurisprudence, legal normative and positive law. There
equalize the legal philosophy with legal theory. According to Imre Lakatos,
theory is the result of thinking that will not disappear and go away when the
other theory is basically diversity in a study . The theory here contains :
1.Crowns system
2. Consists of legal-scientific laws
3. The general statements that contain regular relationship between facts or
symptoms
4. Serves to members of explanation, prediction and understanding of the
facts or symptoms
Regarding the definition of the theory of law, the absence of a standard
definition. Many expert opinion regarding the discipline of legal theory,
among others:
1. Hans Kelsen
Legal theory is science mnegenai applicable law is not the law that is
supposed to be. Legal theory in question is purely legal theory, called the
theory of positive law. Pure legal theory, makdusnya because he simply
explains the law and seek to cleanse the object description of all the things
that are not relevant to the law. As a theory, he explains what it is the law,
and how it is there.
2. Friedman
Legal theory is the science that studies the essence of the law relating to the
philosophy of law on the one hand and political theory on the other side.
discipline theory of law does not get a place as an independent science, the
discipline of legal theory should get a place in the disciplines of law
independently.
3. Ian Mc Leod
Is a legal theory that leads to a systematic theoretical analysis of the
properties of the basic law, the rules of law or legal institutions in general.

4. John Finch
Legal theory is the study covering the essential characteristics of the laws
and customs that are common in sutau legal system that aims to analyze the
elements that make it a legal basis and distinguish it from other regulations.
5. January Gijssels and Mark van Hocke
Legal theory is that explicative science or explain the law. Legal theory is
self-discipline which influenced its development and is strongly associated
with the common law doctrine. They believe that there is continuity between
the Common Law Doctrine in the following two aspects.
Legal theory as a continuation of Public Law Aaran self discipline has an
object, among dogmatic law on the one hand and the philosophy of law on
the other. Today the theory of law is recognized as a third discipline in
addition to complete legal philosophy and dogmatic law, each have an area
and its own values.
Legal theory is seen as a science-free normative value, which
differentiates it from other disciplines.
6. Bruggink
Legal theory all statements that are interrelated with the conceptual system
of law and the rules of law and the decisions of the system's most important
dipositifkan. This notion has a double meaning, namely the definition of
theory as products and processes.
There is another saying that the legal theory is a theory about human
orderly, because he gives an answer about what the different legal basis for
orderly steategik himself, that characterizes legal theory.
With regard to the opinion of experts, the formulation of the discipline of law
theory is as follows :
a. The same legal theory understanding the philosophy of law;
b. Legal theory is different than the philosophy of law;
c. Legal theory is synonymous with the science of law.
From the above, Lili Rasjidi and Ira Thania Rashidi tried to distinguish
between legal theory with legal philosophy. Legal theory is the study of basic
and pengetian-understanding of the legal system. Basic notions such as that
for example the subject of law, legal acts, and others who have common
sense and technical nature. Notions of this subject is very important in order
to understand the legal system in general and the positive legal system.
Furthermore Lili Rasjidi and Ira Thania explained that the object reflects the
legal theory and methods of various forms of jurisprudence. There are two

major views on the legal theory of opposites, but there are in one reality,
such as the expression of an idea of a currency that has two sides of different
parts. First, a view supported by three arguments, namely pandangna that
law as a system which in principle can be predicted from accurate knowledge
of the circumstances of the present system, the behavior of the system is
determined by the smallest parts of the system and legal theory is able to
explain the problem as their without regard to the person (observer). This
brings us to the view that the legal theory deterministic, reductionist, and
realistic. Second, the view that the law is not as an orderly system remains
as something related to ketidakberatuan, unpredictable, and that the law is
strongly influenced by [ersepsi person (observer) within the meaning of the
law. This view was expressed by those who wing sociological and postmodernists, where they perceive that at any time to change, both small and
great, evolutionary and revolutionary.
Legal theory not only explains what it was legal up to the things that are
concrete, but also on the fundamental issues of law dri it. As Radbruch, cited
Satjipto Rahardjo, the task is to make clear the legal theory of values by the
postulates of law to the highest philosophical explanation. Legal theory
would question such things as: why the law applies, what is the basic
strength of the tie, what is the purpose of the law, how the law is
understood, what to do with the individual to society, what should be done
by law, what justice is, and how the law fair. Legal theory is a continuation of
the effort to study the positive law. Legal theory uses positive law as a
subject of study with the philosophical study as one means to help explain
the law. Legal theory has been studied since ancient times, the Greek and
Roman jurists. Before the nineteenth century, the theory of law is the most
important byproduct of the philosophy of religion, ethics or politics. Experts
think the biggest law originally was philosophers, theologians, political
scientists. The most important changes in the legal philosophy of the
philosopher or political scientist to the philosophy of law from legal experts,
then occur at lately. Ie after the great progress in the research, engineering
studies and legal research. Legal theories in ancient times based on the
general theory and political philosophy. While modern legal theories
discussed in language and legal experts thought system itself. The difference
lies in the methods and emphasis. Legal theory modern jurists as legal
theory philosophers scholastic doctrine, based on the highest confidence
that inspiration come from outside the field of law itself Based on the
understanding of the legal theory of the above it can be concluded that the
characteristics of the theory of law as follows:

1. Think about the law

2. Finding everything about the law
3. Asking which one is the law
4. Ask what the legal system
5. No legal form is steady
6. Getting to the material science of law
7. It is a meta-theory of law
8. It is a reflection of the legal technique
9. How legal experts speak of law
10. Speaking law from a technical perspective is not juridical with technical
juridical language anyway
11. Inquire about whether or not a logical interpretation of the technical use
12. Speaking of reasoning pertimbanagan or legal experts
13. Any dispute which is the most suitable settlement
14. Examining the consideration of legal experts and Instrumentarium used
legal experts
Theoretical Truth and Legal Truth
Theoretical truth and the truth of law relating to the number of legal theories
with various flow. The significance of the theory of the truth is not the same
law. Truth is the theory of the exam results in the syntheses that have been
made in the theory. Understanding the theory of the Big Indonesian
Dictionary is (1) the opinions expressed as a description of an event; and the
principle of common law that became the basis of an art or science; (3) an
opinion, method, and rules to do something. While the theoretical or
theoretical that we often call with theoretical / theoretical, is based on the
theory, or the theory. The meaning of the truth according to Indonesian
Dictionary is a real situation. Truth is truth sesuangguhnya theoretical or
something that is considered true as seen from the point of view of the
opinion of experts, whereas the truth of the law is not meant to be
considered correct by the theoreticians of the law by streams of
jurisprudence which they profess about the law itself.
In the view of the flow of legal positivism, legal concepts to be presented is
the law as human commands made by the competent authority. There are
two forms of legal positivism, namely First juridical positivism, which means
that the law is seen as a symptom of its own that needs to be treated
scientifically. The goal is the establishment of a rational structure yurudis
prevailing system. In juridical positivism, applies closed logical system, which
means that the regulation be reduced emergency laws in force without the

need for guidance of social norms, political and moral, with figures von
Jhering and Austin. Second, sociological positivism, the law is open
responded to people's lives, which should be investigated through natural
methods.
But this view is opposed by other law schools including legal realism. This
stream argues that the law is not formed from the authorities, but to the law
of life and grow with the community. Law can not be separated from the
elements sociological, and more concerned with justice in society. Legal
theory is its own discipline among dogmatic science of law and philosophy of
law, which has an external interdisciplinary perspectives and critically
analyze various aspects of the law of symptoms, either alone or in relation to
the whole, both in its theoretical conception as well as in relation to the
whole, both in its theoretical conception and in implementation practical, in
order to obtain a better understanding and provide clear explanations of the
law may in fact society. The urgency of legal theory is a theory of law have
uses including, (1) explain how to interpret the law with something meaning /
understanding, something the terms or elements of the validity of a legal
event, and the hierarchy of legal regulation powers, (2) assess a legal event,
and ( 3) predict about something that will happen. According to Radbruch,
legal theory has the task: make clear the values and postulates of law to the
highest filosifisnya foundation. While Kelsen states that the legal theory
serves to reduce clutter and diversity into unity. Legal theory is the science
of applicable law, not the law should be Other uses, according to Mochtar
Kusumaatmadja legal theory, legal theory of development, is inviting a lot of
attention, which when translated globally aspects are as follows: First, Legal
Theory Development to date is the legal theory created by the Indonesian
people to see the dimensions and culture of Indonesian society. Therefore,
the benchmark of the development dimension of the legal theory was born,
grow and develop in accordance with the conditions in Indonesia. Essentially
if the application would be applied in accordance with the conditions and the
situation of a pluralistic Indonesian society. Second, the Legal Theory
Development dimensional frame of reference wears outlook on life (way of
live) as well as the nation Indonesian society based on the principles of
Pancasila which is familial then against the norms, principles, institutions and
rules contained in the Development of Legal Theory has a relative dimension
includes structure (structure), culture (culture) and substance (substance)
Third, basically Legal Theory Development provides basic function of the law
as "a means of renewal of society" (law as a tool of social Engeneering) and
the law as a system is needed for Indonesia as a developing country.

Sources of Legal Theory

Relating to the sources of legal theory, legal theory is rooted in pedapat legal
scholars about the law, and how they interpret the law depends on the flow
of which they profess to explain what it is the law. As described by Radbruch,
that legal theory make clear the values and postulates of law to the highest
philosophical foundation. For example, Hans Kelsen teaches pure legal
theory, which says that pure legal theory is a theory of common law that
seeks to answer how the law was made, and instead of answering the
question of how the law should be made. He says the theory is purely for
directing cognition (knowledge) on the law itself, because the theory does
not eliminate all of which became the object of cognition is actually defined
as the law, namely by freeing jurisprudence of all foreign elements.
Karl Marx who lived during the industrial revolution, said that the law was a
tool of legitimacy of certain economic class. Law that only serves the
interests of 'the haves', is meant here is the owner of capital. Karl Max's
famous theory is the law in the infra-structure frame, supra-structure. Infrastructure is a fact of economic relations of society. While the supra-structure
is non-institutional socio-economic institutions, such as law, religion, political
system, cultural patterns and so on.