Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
1. Jadwal Pelaksanaan
Hari / Tanggal
Waktu
Tempat
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah selesai melaksanakan praktikum mahasiswa diharapkan dapat
menentukan karakteristik campuran aspal dan agregat dan menentukan
kadar aspal optimum yang akan digunakan dalam pekerasan jalan.
b. Tujuan Khusus
Setelah selesai praktikum mahasiswa diharapkan dapat :
o Dapat menentukan komposisi yang tepat antara agregat, aspal, dan
material pengisi (filter) dalam campuran aspal dan agregat.
o Dapat menentukan karekteristik dan kinerja campuran aspal dan
agregat.
o Dapat menetukan kadar aspal optimum dari campuran aspal dan
agregat.
3. Referensi
Job Sheet Pengujian Bahan II
Materi Ajar Bahan Bangunan II
Citra Ramadhana, 2004 . Laporan Labor Pengujian Bahan II
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
4. Dasar Teori
Terdapat bermacam-macam tipe campuran aspal dan agregat, yang paling
umum adalah campuran aspal beton (Asphaltic concrate / AC) yang dikenal
dengan AC dan campuran (Hot rolletd asphalt) atau HRA. Perbedaan mendasar
dari kedua tipe campuran ini adalah pada gradasi agregat pembentuknya.
Campuran tipe AC mengunakan agregat bergradasi menerus (continius graded)
sedangkan campuran tipe HRA mengunakan agregar bergradasi senjang (Gap
graded).
Tahapan yang perlu diketahui dalam perencanaan suatu campuran beraspal antara
lain adalah :
a. Melakukan pemeriksaan terhadap aspal yang akan dipakai. Pemeriksaan
viskositas
dan
berat
jenis
aspal.
Viskositas
diperlukan
untuk
e.
Jika mutu bahan sudah terpenuhi dan harga viskositas dari aspal serta
kombinasi fraksi sudah diketahui, kemudian dibuat campuran agregat
dengan berbagai kadar aspal selanjutnya dilakukan percobaan marshall
guna menentukan flow dan stabilitas campuran beraspal.
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
Surface
Base
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
Posisi tidur
Dalam perkerasan jalan stabilitas yang diharapkan adalah stabilitas yang memadai
artinya tidak terlalu tinggi tidak juga terlalu rendah.
Minimize
Avoided ( dihindarkan )
Desirable ( diinginkan )
Maximize
Avoided
Rendah
Asphaltic Concrete
Macadam
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
2. Fleksibilitas
Campuran harus dapat menahan defleksi dan momen tampa timbul retak
pada campuran tersebut yang diakibatkan oleh perubahan janka panjang
pada daya dukung tanah atau lapis pondasi, lendutan yang berulang akibat beban
lalu lintas, perubahan volume campuran akibat perubahan suhu.
Fleksibilitas suatu campuran dapat diperoleh dengan :
a.
b.
c.
3. Workabilitas
Workabilitas berarti kemudahan suatu campuran untuk dihampar dan
didapatkan sehingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat yang
diharapkan. Factor yang mempengaruhi workability antara lain:
a.
b.
c.
4. Durabilitas
Durabilitas adalah berkaitan dengan keawetan suau campuran terhadap
beban lalu lintas dan pengaruh cuaca.makin besar proteksi terhadap
agregat makin besar durabilitas.aspal menyelimuti agregat dalam bentuk
film aspal untuk melindungi agregat dari air ,sehingga air tidak merusak
agregat .film aspal yang tebal dapat menghasilkan aspal beton yang
berdurabilitas tunggi ,tetapi kemungkinan terjadi bleeding menjadi tinggi
Aspal juga mengisi rongga udara,sehingga rongga udara berkurang dan
menghindari terjadinya proses oksidasi yang dapat menyebabkan aspal
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
menjadi rapuh atau getas.namun ada batas minimum rongga udara terisi
aspal untuk mengindari bleeding.
Durabilatas dapat menurun disebabkan oleh :
a. faktor eksternal : udara,panas, air/uap air ( oksidasi )
b. faktor internal : aspal,agregat ( kehancuran secara mekanis )
Ketahanan diharapkan meningkat dengan adanya proteksi aspal terhadap
agregat yang makin besar.untuk memaksimumkan durabilitas dilakukan
dengan cara :
a. campuran aspal beton mempunyai kandungan aspal yang cukup
menyelimuti semua partikel agregat.
b. Aspal yang cukup untuk mengisi ruang udar diantara agregat.
5. Ekonomis
Campuran harus direncanakan dengan mengunakan jenis dan kombinasi
material yang menghasilkan biaya termurah tetapi memenuhi persyaratan
stabilitas, fleksibilitas, durabilitas, dan workabilitas.
Perencanaan campuran agregat dan aspal terutama ditunjukan agar campuran
tersebut memiliki sifat-sifat seperti yang tersebut diatas, tujuan akhir
perencanaan tersebut adalah menentukan kadar aspal optimum yang akan
memberikan kesimpulan dari semua sifat campuran tersebut, karena tidak ada
satu kadar aspalpun yang akan memaksimalkan semua sifat campuran.
Campuran aspal dengan alat marshall
Perencanaan suatu campuran beraspal seperti aspal beton haruslah memenuhi
beberapa persyaratan teknis dan ekonomis sebagai berikut:
a. Cukup jumlah aspal untuk menjamin keawetan pekerasan .
b. Cukup stabilitas sehingga dapat menerima beban lalu lintas tanpa
mengalami dan terjadinya perubahan bentuk ( deformation )
c. Cukup rongga dalam total campuran untuk memungkinkan tambahan
pemadatan dilapangna akibat beban lalu lintas.
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
terjadi retakan.
Stabilitas yang baik ditimbulkan oleh susunan butiran yang yang bisa saling
mengunci ( aggregate interlocking ) dengan baik dan juga oleh ikatan aspal
.makin baik perlindungan agregat oleh aspal makin awet campuran ,karena itu
dibutuhkan aspal yang cukup untuk menyelimuti dan mengisi rongga rongga
antar agregat.
Tujuan pemeriksaan Mashall
Pemeriksaan dengan peralatan mashall bertujuan untuk menentukan ketahanan
dan kekuatan ( stabilitas ) terhadap kelelehan plastis ( flow ) dari campuran
beraspal. Ketahanan dan kekuatan stabilitas ialah kemampuan suatu campuran
aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan
dalam kilogram atau pounds. Kelelahan plastis ialah keadaan perubahan bentuk
suatu campuran beraspal yang terjadi akibat suatu beban sampai batas waktu yang
ditenyaatakan dalam mm atau 0,01 .
Proses perencanaan dimulai dengan memilih spesifikasi ( spek )
campuran
komposisi
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
Peralatan :
a. Cetakkan benda uji dari logam yang 10,16 cm dan tinggi 7,62 cm,
lengkap dengan pelat alas , leher sambung dan penumbuk aspal
b. Alat pengeluarkan benda uji
Untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam
cetakkan benda uji dipakai sebuah alat akstruder yang berdiameter 10
cm.
c. Alat marshall lengkap dengan :
-
Cincin penguji ( proving ring ) kapasitas 2500 kg dan atau 5000 kg,
dilengkapi arloji ( dial ) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm.
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
Sarung tangan dari asbes, sarung tangan dari karet dan perlindung
pernapasan atau masker.
- Kantong plastik berkapasitas 2 kg.
- Kompor gas elpiji atau minyak tanah.
Bahan :
b.
Aspal
c.
6. Prosedur Pelaksanaan
Pembuatan benda uji :
Keringkan agregat pada suhu 105o 110o C
1.
3.
Panaskan
aspal
sampai
mencapai
tingkat
Alat
Kinematik
padat
170 20
viscosimeter
Saybolt furol 85 10
viscosimeter
4.
Kelompok IV
cair
170
Satuan
Pemadatan
Aspal
Aspal
Satuan
Cst
padat
280 30
cair
280 30
Cst
140 15
140 15
DET.S.F
20
85 10 DET.S.
F
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
a.
b.
c.
2.
3.
4.
5.
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
6.
8.
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
dicapai,
koreksilah bebennya
dengan
pelelehan
pada
saat
pembebanan
maksimum
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
= 6.5 %
= 73 mm
= 1231,1 gram
= 700,2 gram
= 1233,1 gram
= 532,9 mm3
fe
h. Kepadatan campuran
1231.1
= g 532.9 2.31
gram
/mm3
mm 3
100
100
= h
2.38 gram
mm 3
(100 5) 5
= (100 b) b
u
2.554 1.03
t
= 100
h
2.31
15.31%
= 100 (100 b) 100 (100 5)
s
2.61
= 100
Kelompok IV
aboratorium
Pengujian bahan II
Sipi
q. Flow
= 4.35 mm
r. MQ
989.84
kg
= q 4.53 227.55 mm
8. Kesimpulan
Dari pengujian karakteristis campuran aspal dengan agregat berdasarkan
kriteria lalu lintas berat 2 x 75 tumbukan menurut Bina Marga dengan kadar aspal
5 8,5 %. Berdasarkan grafik penentuan kadar aspal optimum didapatkan nilai
yang memenuhi Kriteria 5 %. Jadi nilai kadar aspal optimum (KAO) adalah 6,5
%.
9. Lampiran
Data kelompok.
Skema prosedur pelaksanaan.
Diagram alir proses pelaksanaan.
Gambar alat
Kelompok IV