Está en la página 1de 16

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1


( Syok Kardiogenik )
Di Susun oleh
Kelompok 6

D IV keperawatan II. A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


T.A 2014/2015
A. Pengertian
Kardiogenik syok adalah keadaan menurunnya cardiac output dan terjadinya hipoksia jaringan
sebagai akibat dari tidak adekuatnya volume intravaskular. Kriteria hemodiamik hipotensi terus
menerus (tekanan darah sistolik < 90 mmHg lebih dari 90 menit) dan bekurangnya cardiac index

(<2,2/menit per m2) dan meningginya tekanan kapiler paru (>15 mmHg). Sebagian besar
disebabkan oleh infark miokardial akut (Hollenberg, 2004)
B. Etiologi/penyebab
1.

Gangguan kontraktilitas miokardium.

2.

Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru dan/atau

hipoperfusi iskemik
3.

Infark miokard akut ( AMI)

4.

Komplikasi dari infark miokard akut, seperti: ruptur otot papillary, ruptur septum, atau

infark ventrikel kanan, dapat mempresipitasi (menimbulkan/mempercepat) syok kardiogenik


pada pasien dengan infark-infark yang lebih kecil
5.

Valvular stenosis

6.

Myocarditis ( inflamasi miokardium, peradangan otot jantung)

7.

Cardiomyopathy ( myocardiopathy, gangguan otot jantung yang tidak diketahui

penyebabnya )
8.

Trauma jantung

9.

Temponade jantung akut

10. Komplikasi bedah jantung

C. Manifestasi klinis/tanda dan gejala


1.
Nyeri dada yang berkelanjutan, dyspnea (sesak/sulit bernafas), tampak pucat,
danapprehensive (anxious, discerning, gelisah, takut, cemas)

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Hipoperfusi jaringan
Keadaan mental tertekan/depresi
Anggota gerak teraba dingin
Keluaran (output) urin kurang dari 30 mL/jam (oliguria).
takikardi (detak jantung yang cepat,yakni > 100x/menit)
Nadi teraba lemah dan cepat, berkisar antara 90110 kali/menit
Hipotensi : tekanan darah sistol kurang dari 80 mmHg
Diaphoresis (diaforesis, diaphoretic, berkeringat, mandi keringat, hidrosis, perspirasi)
Distensi vena jugularis
Indeks jantung kurang dari 2,2 L/menit/m2.
Tekanan pulmonary artery wedge lebih dari 18 mmHg.
Suara nafas dapat terdengar jelas dari edem paru akut

Menurut Mubin (2008), diagnosis syok kardiogenik adalah berdasarkan :


A. Keluhan Pokok
1.
Oliguri (urin < 20 mL/jam).
2.
Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut).
3.
Nyeri substernal seperti IMA.
B. Tanda Penting
1.
Tensi turun < 80-90 mmHg
2.
Takipneu dan dalam
3.
Takikardi
4.
Nadi cepat
5.
Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua basal paru
6.
Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering terdengar
7.
Sianosis
8.
Diaforesis (mandi keringat)
9.
Ekstremitas dingin
10. Perubahan mental
C. Kriteria
Adanya disfungsi miokard disertai :
1. Tekanan darah sistolis arteri < 80 mmHg.
2.
Produksi urin < 20 mL/jam.
3.
Tekanan vena sentral > 10 mmH2O
4.
Ada tanda-tanda: gelisah, keringat dingin, akral dingin, takikardi

D. Patofisiologi
cardiogenik merupakan komplikasi dari koroner ( infark myokard acut), Cedera/ nekrosis
pada miokardial, Non koroner (kardiomiopati,kerusakan katub,tamponade jantung,disritmia)
menurunnya Kardiak Output

terjadi Mekanisme compensasi reninaldosteron

ADH,meningkatnya Volume darah, Sistemik Vaskuler resisten, dan Mekanisme kompensasi


pelepasan Katekolamin

peningkatan preload, stroke volume &Hete Rate,TD meningkat

menyebabkan Systemic &Pulmonary edema sehingga terjadi Diaforesis pada pasien


menimbulkan diagnose Resiko Volume Cairan Kurang dari Kebutuhan Tubuh dan Dispnea
menyebabkan diagnosa Pola nafas tidak efektif
Sedangkan peningkatan preload, stroke volume & Hete Rate, TD meningkat
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada otot jantung sehingga terjadi penurunan
cardiac output,penurunan perfusi jaringan dan penurunan tekanan darah. penurunan cardiac
output,dan perfusi jaringan dapat mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke otak dan
metabolism tubuh menjadi anaerob pada saat suplai darah di otak berkurang terjadi perubahan
mental (depresi,gelisah dan cemas) sehingga di dapat diagnose kecemasan sedangkan pada saat
metabolisme tubuh menjadi anaerob menyebabkan tubuh menghasilkan 2 ATP + asam laktat
sehingga asam laktat tersebut menjadi mediator nyeri dan di dapat diagnosa nyeri.

F. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesis / riwayat kesehatan
Riwayat penyakit dahulu

Ada riwayat syok kardiogenik sebelumnya, ada riwayat penyakit jantung yang serius
sebelumnya,riwayat imunosupresi,
Riwayat penyakit sekarang
Periksa tanda-tanda syok kardiogenik :
denyut nadi: taki kardi atau bahkan bradikardi
TD : menurun dengan perubahan posisi jika tidak hipotensif
Warna kulita (pucat) dan suhu
Keluaran urin
Periksa turgor kulit
Periksa membrane mukosa (kering)
Periksa denyut nadi
2. Data Biopsikososial-spiritual
Oksigen
Gejala :

Dispnea tanpa atau dengan kerja

Paroxymal nocturnal dyspnea

Pernapasan cheyne stokes

Batuk dengan atau tanpa produksi sputum

Tanda :
Peningkatan frekuensi pernafasan
Sesak/sulit bernafas
Tampak pucat, sianosis
Bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
Nutrisi
Gejala : mual, muntah, anoreksia, nyeri ulu hati, nyeri abdominal, sangat kehausan.
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, perubahan berat badan
Eliminasi
Gejala : Oliguri
Tanda : Produksi urin < 20 mL/jam

Gerak dan aktifitas


Gejala :
-

Kelemahan

Kelelahan

Pola hidup menetap

Tanda :
o Takikardi
o Dispnea pada istirahat atau aktifitas
Istirahat dan Tidur
Gejala : insomnia/susah tidur
Tanda : kesulitan saat akan tidur dan sering terbangun saat tidur akibat nyeri dan sesak napas.
Pengaturan suhu tubuh
Gejala: suhu tubuh rendah, anggota gerak teraba dingin (ektremitas dingin).
Tanda : menggigil.
Kebersihan Diri
Gejala dan tanda : Kesulitan melakukan tugas perawatan diri.
Rasa Nyaman
Gejala :

Gelisah

Meringis

Nyeri hebat, berlangsung lebih dari jam, tidak menghilang dengan obat-obatan nitrat.

Lokasi : Biasanya di daerah subternal. Nyeri menjalar ke leher, rahang, lengan, dan punggung.
Kualitas : Rasa seperti ditekan, diperas, seperti diikat, rasa seperti dicekik.
Sosialisasi
Gejala :
- Stress
- Kesulitan koping dengan stressor yang ada misal : penyakit, perawatan di RS dan ancaman
kematian.
Tanda :

Kesulitan istirahat dengan tenang

Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, ketakutan )

Menarik diri

Gelisah

Cemas

Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah.
Tanda :

Tekanan darah

Penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri ratarata lebih dari 30 mmHg).

Nadi

Nadi teraba lemah dan cepat, berkisar antara 90110 kali/menit, atau bradikardi berat.

Bunyi jantung

S1 terdengar lembut (soft). Dapat juga terdengar suara jantung abnormal

(abnormal heart

sounds), misalnya: S3 gallop, S4, atau murmur dari ruptured papillary muscle, regurgitasi mitral
akut, atau septal rupture.

Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur .

Edema

Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles mungkin ada dengan
gagal jantung atau ventrikel

Warna

Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukosa atau bibir

3. Pemeriksaan Fisik
a.

Tampilan umum (inspeksi) :

Pasien tampak pucat, diaforesis (mandi keringat), gelisah akibat aktivitas simpatis berlebih.

Pasien tampak sesak/sulit bernapas.

Kombinasi nyeri dada substernal > 30 menit dan banyak keringat dicurigai kuat adanya

stemi.
-

Oliguri (urin < 20 mL/jam).

Tekanan vena sentral > 10 mmH2O

Denyut nadi dan tekanan darah (palpasi):

Sinus takikardi (> 100 x/menit) terjadi pada sepertiga pasien.


Adanya sinus bradikardi atau blok jantung sebagai komplikasi dari infark
Nadi teraba lemah dan cepat
Tensi turun < 80-90 mmHg.
c.

Pemeriksaan jantung (auskultasi):

Adanya bunyi jantung S4 dan S3 Gallop, Penurunan intensitas bunyi jantung pertama dan

split paradoksikal bunyi jantung kedua.


-

Dapat ditemukan murmur mid sistolik atau late sistolik apikal bersifat sementara.

Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering terdengar.

Indeks jantung kurang dari 2,2 L/menit/m2

4. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan
pola.
2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi,
disfungsi pentyakit katub jantung.
3. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulnonal.
4. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung.
5. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan
gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri
koroner.
6. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi
diuretic.
7. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM.

8. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan
peningkatan tekanan karbondioksida.
9. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,missal infark
miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim
LDH).

G. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas ditandai dengan sesak
nafas, peningkatan frekuensi pernafasan.
2.

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan aliran darah

sekunder akibat gangguan vaskuler ditandai dengan nyeri, cardiac out put menurun, sianosis,
edema (vena).
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme reflek otot
sekunder akibat gangguan viseral jantung ditandai dengan nyeri dada, dispnea, gelisah, meringis.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan
(penurunan/terbatasnya curah jantung) ditandai dengan kelelahan, kelemahan, pucat, tidak
bergairah.
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa keperawatan

Tujuan dan criteria hasil


(NOC)
dilakukan

tindakan

Domain 4

Setelah

Kelas 4

keperawatan selama x24

Kode NDX 00032

jam ketiakefektifan pola napas

Ketidakefektifan pola nafas tdk trjdi dengan criteria hasil :

berhubungan dengan :

Ansietas
Posisi tubuh
Deformitas tulang
Penurunan energy

keletihan
Hiperventilasi
Sindrom hipoventilasi

Klien akan menunjukkan


pola
pernapasan
efektif,status

dan

pernapasan,

Intervensi
(NIC)
Pantau adanya pucat dan
sianosis
Kaji kebutuhan

insersi

jalan napas
Pemantauan pernapasan
Pantau
kecepatan,irama,kedalama

ventilasi tdk terganggu, yg

n dan upaya pernapasan


Perhatikan
pergerakan

dibuktikan oleh indicator

dada,

gangguan sbb:
o Kedalaman inspirasi dan

amati

kesimetrisan.penggunaan

Kerusakan

musculoskeletal
Imaturitas neurologis
Disfumgsi neuromuscular
Obesitas
Nyeri
Kerusakan persepsi atau

kognitif
Kelelahan otot pernapasan
Cedera medulla spinalis
Batasan karakteristik
subyektif
Dispnea
Napas pendek
Objektif
Perubahan ekskursi
Mengambil posisi tiga titik

tumpu
Penurunan tek.ins dan eks
Penurunan
ventilasi

semenit
Penurunan kapasitas vital
Napas dalam (dewasa vt

500

ml

pada

saat

istirahat,bayi 6-8 ml/kg


Peningkatan
diameter

anterior posterior
Napas cuping

ortopnea
Fase ekspirasi memanjang
Pernapasan bibir mencucu
Kecepatan respirasi
takipnea

hidung

kemudahan bernapas
o Ekspansi dada simetris
Menunjukkan
tidak

otot-otot

adanya gangguan status


pernapasan ventilasi yg di
buktikan oleh indicator
berikut (sebutkan 1-5) :

gangguan esktrem berat,


sedang, ringan, tdk ada
gangguan)
Penggunaan
otot

aksesorius
Suara napas tambahan
Pendek napas
o Klien akan menunjukkan

bantu,

serta

retraksi

otot

supraklavikular

dan

interkosta
Pantau pola pernapasan
Perhatikan lokasi trakea
Auskultasi suara napas
Pantau
peningkatan
kegelisahan,ansietas
Tenangkan klien selama
periode gawat napas
Minta
klien
untun
mengubah posisi batuk dan
napas dalam setiap
Informasikan pada klien

pernapasan optimal pada

sebelum

saat terpasang ventilator

prosedur,untuk

mekanis.

menurunkan ansietas dan

Klien

akan

memulai

mempunyai kecepatan dan

meningkatkan

irama pernapasan dalam

kendali
Pertahankan oksigen aliran

rendah
Atur posisi pasien untuk

batas normal
o Klien
akan

meminta

bantuan pernapasan saat


di buthkan
o Klien
akan

mampu

menggambarkan rencana

mengoptimalkan

untuk perawatan dirumah


o Klien
akan
mengidentifikasi

factor

perasaan

pernapasan
Ajarkan teknik
efektif
Konsultasikan

dng

batuk
ahli

terapi pernapasan untuk

(misalnya allergen) yang

memastikan

memicu ketidakefektifan

fungsi ventilator mekanis

pola napas dan tindakan


yang

dapat

dilakukan

keadekuatan

untuk menghindarnya.
Diagnosa keperawatan

Tujuan dan criteria hasil

intervensi

Domain 4

(NOC)
(NIC)
Setelah dilakukan tindakan o Perawatan

Kelas 5

keperawatan selama x24

(insufisiensi

Kode NDX 00204

jam ketidakefektifan perfusi

vena) (NIC) :
Lakukan
pengkajian

perfusi jaringan perifer tidak terjadi

Ketidakefektifan

Kurang pengetahuan tentang


factor

pemberat

(mis,merokok,gaya

upan garam,imobilitas)
Kurang pengetahuan tentang
proses

penyakit

(mis,diabetes,

hiperlipidemia)
Diabetes mellitus
Hipertensi
Gaya hidup menoton
merokok

dan

terhadap

sirkulasi perifer (misalnya

Konjungtiva merah muda


Akral hangat
Capilarri refill >3 detik
TTV dalam batas normal

kaji

nadi

perifer,edema,pengisian
ulang kapiler,warna dan

hidup

menoton,trauma,obesitas,as

arteri

komprehensif

jaringan perifer berhubungan dengan criteria :


dengan :

sirkulasi

suhu)
Pantau

status

termasuk

asupan

pengeluaran
o Perawatan

nutrisi
dan

sirkulasi

insufisiensi vena (NIC) :


Dorong latihan tentang
pergerakan sendi aktif dan
pasif

terutama

ekstremitas

pada

bawah,saat

tirah baring
Ajarkan
klien/keluarga
tentang tanda dan gejala
yang

dilaporkan

kepada dokter
Ajarkan
klien/keluarga
tentang

dapat

manajemen

sensasi perifer (NIC)


Anjurkan klien/keluarga
untuk memantau posisi

bagian tubuh saat klien


mandi, duduk berbaring
atau mengubah posisi.
Diagnosa keperawatan

Tujuan dan criteria

intervensi

Kelas 1

hasil (NOC)
(NIC)
Setelah
dilakukan o Pain management
tindakan
keperawatan Lakukan pengkajian nyeri secara

Kode Ndx 00132

selama x24 jam nyeri

Domain 12

komprehensif,termasuk

Nyeri akut, berhubungan akut teratasi dng criteria

lokasi,karakteristik,durasi,frek,kua

dengan

litas dan factor presipitasi


Observasi reaksi non verbal dari

ketidak nyamanan
Gunakan
tehnik

komunikasi

terapeutik

mengetahui

agens

cedera hasil :

kimia,

fisik,psikologis

Batasan Karakteristik :
mis.biologis.zat

Pain level
Pain control
Comfort level
Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab

Perubahan

makan
Perubahan tek.darah
Perubahan
frek

menggunakan

jantung
Perubahan

mengurangi

selera

nyeri,mampu
nonfarmakologi untuk

frek

pernapasan
Laporan isyarat
Dhyaporesis
Perilaku distraksi
Mengekspresikan

perilaku
Masker wajah
Perilaku berjaga-jaga

Focus menyempit
Indikasi nyeri yg dapat

di amati
Perubahan
untuk
nyeri

posisi

menghindari

tehnik
nyeri

pengalaman nyeri klien


Kaji kultur yg mempengaruhi

respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa

lalu
Evaluasi bersama klien dan tim

mencari bantuan)
Mampu
mngenali

kesehatan lain tentang ketidak


efektifan

nyeri
(sakal,intensitas,frek

dan tanda nyeri)


Menyatakan
berkurang
Tanda vital
rentang normal

control

masa

dan

menemukan

dukungan
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri

dalam

nyeri

lampau
Bantu klien dan keluarga untuk
mencari

rasa

nyaman setelah nyeri

untuk

(farmakologi,non

farmakologi dan interpersonal)


Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik
farmakologi

non

Sikap

melindungi
Dilatasi pupil
Focus pada diri sendiri
Gangguan tidur
Melaporkan
nyeri

Evaluasi keefektifan control nyeri


Tingkatkan istirahat
Kolaborasi dengan dokter
o Analgetik administration
Berikan analgesic tepat waktu

tubuh

terutama saat nyeri hebat

secara verbal

Diagnosa keperawatan

Tujuan dan criteria hasil


(NOC)
dilakukan

tindakan

(NIC)
Member anjuran tentang

x24

dan bantuan aktivitas fisik,

Domain 4

Setelah

Kelas 4

keperawatan

Kode Ndx 00093

jam

Intoleransi aktivitas

teratasi dng criteria hasil :

ketidakcukupan

Definisi

energy

psikologis

atau

selama

intoleransi

intervensi

aktifitas

kognitif,
spiritual

Klien berpartisipasi dalam

untuk

aktivitas

rentang,

fisik

yg

social,dan
yang

spesifik

meningkatkan
frekuensi,

atau

fisiologis umtuk melanjutkan

dibutuhkan

dng

durasi aktivitas individu

atau menyelesaikan aktivitas

peningkatan normal denyut

kehidupan sehari hari yang

jantung,

(atau kelompok)
Mengatur
penggunaan

harus atau yang ingin di

pernapasan, dan tekanan

energy untuk mengatasi

lakukan

darahserta memantau pola

atau mencegah kelelahan

dalam batas normal.

dan

Factor yang berhubungan :

Tirah baring
Kelemahan umum
Ketidakseimbangan antara
suplai

dan

kebutuhan

oksigen
Imobilitas
Gaya hidup menoton

Batasan Karakteristik :

Respon

tekanan

darah

frekuensi

mengoptimal

kna

fungsi
Memanipulasi lingkungan

sekitar pasien
Melakukan terapi latihan

fisik mobilitas sendi


Melakukan terapi latihan

fisik pengendalian otot


Menentukan
penyebab

keletihan
Panatau respon oksigen
pasien

abnormal

terhadap

aktivitas
Respon frekuensi jantung
abnormal

Pantau

asupan

nutrisi

pasien
Pantau

respon

oksigen

pasien
Pantau

terhadap

dan

aktivitas
Perubahan

yang

dokumentasikan pola tidur

mencerminkan aritmia
Perubahan EKG yang

pasien dan lamanya waktu

mencerminkan iskemia
Ketidaknyamanan setela

beraktivitas
Dispnea

beraktivitas
Menyatakan merasa letih
Menyatakan merasa lemah

EKG

setelah

tidur dalam jam


Instruksikan kepada pasien
dan

keluarga

tindakan

untuk menghemat energy


Kolaborasi dengan ahli
terapi

DAFTAR PUSTAKA
Rackley CE. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Edisi 3. EGC. Jakarta.
1995. Hal. 243-249
Trisnohadi HB. Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam.
Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedoteran Universitas Indonesia. 2000. Hal: 11-16
Purwadianto A, Sampurna B. Kedaruratan Medik Pedoman Penatalaksanaan
Praktis. Binarupa Aksara. Jakarta. 2000. Hal: 47-57
Kaligis RWM. Buku Ajar Kardiologi. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Indonesia. Jakarta. 2002. Hal: 90-93

E. Pathway

Koroner ( infark
myokard acut)

Cedera/ nekrosis
pada miokardial

Non koroner
(kardiomiopati,kerusa
kan katub,tamponade
jantung,disritmia)

Kardiak
Output

Mekanisme
compensasi
reninaldosteron ADH

Volume
darah

Systemic &Pulmonary
edema

Diaforesi
s
Resiko
Volume
Cairan
Kurang
dari Keb.

Dispne
a
Pola nafas
tidak efektif

preload, strokevolume &Hete


Rate,TD
kebutuhan oksigen
otot jantung
Cardiak
Output

Perfusi
Jaringan/organ
depresi

Mekanisme
kompensasi
pelepasan

Sistemik Vaskuler
resisten

Berkurangnya Suplai
Perubahan mental
darah ke Otak
(gelisah,Kecemasan
cemas)

Tek Darah

Anggota
gerak

Perfusi jaringan tidak


efektif
Menghasilkan
2ATP +
Metabolisme
Nyeri
Nyer tubuh
Asam
laktat
asamdada
Laktat
menjadi
i anaerob
merangsang

Kematian
Kegagalan
selular
Organ

También podría gustarte