Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
D IV keperawatan II. A
(<2,2/menit per m2) dan meningginya tekanan kapiler paru (>15 mmHg). Sebagian besar
disebabkan oleh infark miokardial akut (Hollenberg, 2004)
B. Etiologi/penyebab
1.
2.
Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru dan/atau
hipoperfusi iskemik
3.
4.
Komplikasi dari infark miokard akut, seperti: ruptur otot papillary, ruptur septum, atau
Valvular stenosis
6.
7.
penyebabnya )
8.
Trauma jantung
9.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Hipoperfusi jaringan
Keadaan mental tertekan/depresi
Anggota gerak teraba dingin
Keluaran (output) urin kurang dari 30 mL/jam (oliguria).
takikardi (detak jantung yang cepat,yakni > 100x/menit)
Nadi teraba lemah dan cepat, berkisar antara 90110 kali/menit
Hipotensi : tekanan darah sistol kurang dari 80 mmHg
Diaphoresis (diaforesis, diaphoretic, berkeringat, mandi keringat, hidrosis, perspirasi)
Distensi vena jugularis
Indeks jantung kurang dari 2,2 L/menit/m2.
Tekanan pulmonary artery wedge lebih dari 18 mmHg.
Suara nafas dapat terdengar jelas dari edem paru akut
D. Patofisiologi
cardiogenik merupakan komplikasi dari koroner ( infark myokard acut), Cedera/ nekrosis
pada miokardial, Non koroner (kardiomiopati,kerusakan katub,tamponade jantung,disritmia)
menurunnya Kardiak Output
F. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesis / riwayat kesehatan
Riwayat penyakit dahulu
Ada riwayat syok kardiogenik sebelumnya, ada riwayat penyakit jantung yang serius
sebelumnya,riwayat imunosupresi,
Riwayat penyakit sekarang
Periksa tanda-tanda syok kardiogenik :
denyut nadi: taki kardi atau bahkan bradikardi
TD : menurun dengan perubahan posisi jika tidak hipotensif
Warna kulita (pucat) dan suhu
Keluaran urin
Periksa turgor kulit
Periksa membrane mukosa (kering)
Periksa denyut nadi
2. Data Biopsikososial-spiritual
Oksigen
Gejala :
Tanda :
Peningkatan frekuensi pernafasan
Sesak/sulit bernafas
Tampak pucat, sianosis
Bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
Nutrisi
Gejala : mual, muntah, anoreksia, nyeri ulu hati, nyeri abdominal, sangat kehausan.
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, perubahan berat badan
Eliminasi
Gejala : Oliguri
Tanda : Produksi urin < 20 mL/jam
Kelemahan
Kelelahan
Tanda :
o Takikardi
o Dispnea pada istirahat atau aktifitas
Istirahat dan Tidur
Gejala : insomnia/susah tidur
Tanda : kesulitan saat akan tidur dan sering terbangun saat tidur akibat nyeri dan sesak napas.
Pengaturan suhu tubuh
Gejala: suhu tubuh rendah, anggota gerak teraba dingin (ektremitas dingin).
Tanda : menggigil.
Kebersihan Diri
Gejala dan tanda : Kesulitan melakukan tugas perawatan diri.
Rasa Nyaman
Gejala :
Gelisah
Meringis
Nyeri hebat, berlangsung lebih dari jam, tidak menghilang dengan obat-obatan nitrat.
Lokasi : Biasanya di daerah subternal. Nyeri menjalar ke leher, rahang, lengan, dan punggung.
Kualitas : Rasa seperti ditekan, diperas, seperti diikat, rasa seperti dicekik.
Sosialisasi
Gejala :
- Stress
- Kesulitan koping dengan stressor yang ada misal : penyakit, perawatan di RS dan ancaman
kematian.
Tanda :
Menarik diri
Gelisah
Cemas
Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah.
Tanda :
Tekanan darah
Penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri ratarata lebih dari 30 mmHg).
Nadi
Nadi teraba lemah dan cepat, berkisar antara 90110 kali/menit, atau bradikardi berat.
Bunyi jantung
(abnormal heart
sounds), misalnya: S3 gallop, S4, atau murmur dari ruptured papillary muscle, regurgitasi mitral
akut, atau septal rupture.
Edema
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles mungkin ada dengan
gagal jantung atau ventrikel
Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukosa atau bibir
3. Pemeriksaan Fisik
a.
Pasien tampak pucat, diaforesis (mandi keringat), gelisah akibat aktivitas simpatis berlebih.
Kombinasi nyeri dada substernal > 30 menit dan banyak keringat dicurigai kuat adanya
stemi.
-
Adanya bunyi jantung S4 dan S3 Gallop, Penurunan intensitas bunyi jantung pertama dan
Dapat ditemukan murmur mid sistolik atau late sistolik apikal bersifat sementara.
4. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan
pola.
2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi,
disfungsi pentyakit katub jantung.
3. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulnonal.
4. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung.
5. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan
gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri
koroner.
6. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi
diuretic.
7. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM.
8. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan
peningkatan tekanan karbondioksida.
9. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,missal infark
miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim
LDH).
G. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas ditandai dengan sesak
nafas, peningkatan frekuensi pernafasan.
2.
sekunder akibat gangguan vaskuler ditandai dengan nyeri, cardiac out put menurun, sianosis,
edema (vena).
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme reflek otot
sekunder akibat gangguan viseral jantung ditandai dengan nyeri dada, dispnea, gelisah, meringis.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan
(penurunan/terbatasnya curah jantung) ditandai dengan kelelahan, kelemahan, pucat, tidak
bergairah.
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa keperawatan
tindakan
Domain 4
Setelah
Kelas 4
berhubungan dengan :
Ansietas
Posisi tubuh
Deformitas tulang
Penurunan energy
keletihan
Hiperventilasi
Sindrom hipoventilasi
dan
pernapasan,
Intervensi
(NIC)
Pantau adanya pucat dan
sianosis
Kaji kebutuhan
insersi
jalan napas
Pemantauan pernapasan
Pantau
kecepatan,irama,kedalama
dada,
gangguan sbb:
o Kedalaman inspirasi dan
amati
kesimetrisan.penggunaan
Kerusakan
musculoskeletal
Imaturitas neurologis
Disfumgsi neuromuscular
Obesitas
Nyeri
Kerusakan persepsi atau
kognitif
Kelelahan otot pernapasan
Cedera medulla spinalis
Batasan karakteristik
subyektif
Dispnea
Napas pendek
Objektif
Perubahan ekskursi
Mengambil posisi tiga titik
tumpu
Penurunan tek.ins dan eks
Penurunan
ventilasi
semenit
Penurunan kapasitas vital
Napas dalam (dewasa vt
500
ml
pada
saat
anterior posterior
Napas cuping
ortopnea
Fase ekspirasi memanjang
Pernapasan bibir mencucu
Kecepatan respirasi
takipnea
hidung
kemudahan bernapas
o Ekspansi dada simetris
Menunjukkan
tidak
otot-otot
aksesorius
Suara napas tambahan
Pendek napas
o Klien akan menunjukkan
bantu,
serta
retraksi
otot
supraklavikular
dan
interkosta
Pantau pola pernapasan
Perhatikan lokasi trakea
Auskultasi suara napas
Pantau
peningkatan
kegelisahan,ansietas
Tenangkan klien selama
periode gawat napas
Minta
klien
untun
mengubah posisi batuk dan
napas dalam setiap
Informasikan pada klien
sebelum
prosedur,untuk
mekanis.
Klien
akan
memulai
meningkatkan
kendali
Pertahankan oksigen aliran
rendah
Atur posisi pasien untuk
batas normal
o Klien
akan
meminta
mampu
menggambarkan rencana
mengoptimalkan
factor
perasaan
pernapasan
Ajarkan teknik
efektif
Konsultasikan
dng
batuk
ahli
memastikan
memicu ketidakefektifan
dapat
dilakukan
keadekuatan
untuk menghindarnya.
Diagnosa keperawatan
intervensi
Domain 4
(NOC)
(NIC)
Setelah dilakukan tindakan o Perawatan
Kelas 5
(insufisiensi
vena) (NIC) :
Lakukan
pengkajian
Ketidakefektifan
pemberat
(mis,merokok,gaya
upan garam,imobilitas)
Kurang pengetahuan tentang
proses
penyakit
(mis,diabetes,
hiperlipidemia)
Diabetes mellitus
Hipertensi
Gaya hidup menoton
merokok
dan
terhadap
kaji
nadi
perifer,edema,pengisian
ulang kapiler,warna dan
hidup
menoton,trauma,obesitas,as
arteri
komprehensif
sirkulasi
suhu)
Pantau
status
termasuk
asupan
pengeluaran
o Perawatan
nutrisi
dan
sirkulasi
terutama
ekstremitas
pada
bawah,saat
tirah baring
Ajarkan
klien/keluarga
tentang tanda dan gejala
yang
dilaporkan
kepada dokter
Ajarkan
klien/keluarga
tentang
dapat
manajemen
intervensi
Kelas 1
hasil (NOC)
(NIC)
Setelah
dilakukan o Pain management
tindakan
keperawatan Lakukan pengkajian nyeri secara
Domain 12
komprehensif,termasuk
lokasi,karakteristik,durasi,frek,kua
dengan
ketidak nyamanan
Gunakan
tehnik
komunikasi
terapeutik
mengetahui
agens
cedera hasil :
kimia,
fisik,psikologis
Batasan Karakteristik :
mis.biologis.zat
Pain level
Pain control
Comfort level
Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
Perubahan
makan
Perubahan tek.darah
Perubahan
frek
menggunakan
jantung
Perubahan
mengurangi
selera
nyeri,mampu
nonfarmakologi untuk
frek
pernapasan
Laporan isyarat
Dhyaporesis
Perilaku distraksi
Mengekspresikan
perilaku
Masker wajah
Perilaku berjaga-jaga
Focus menyempit
Indikasi nyeri yg dapat
di amati
Perubahan
untuk
nyeri
posisi
menghindari
tehnik
nyeri
respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa
lalu
Evaluasi bersama klien dan tim
mencari bantuan)
Mampu
mngenali
nyeri
(sakal,intensitas,frek
control
masa
dan
menemukan
dukungan
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri
dalam
nyeri
lampau
Bantu klien dan keluarga untuk
mencari
rasa
untuk
(farmakologi,non
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik
farmakologi
non
Sikap
melindungi
Dilatasi pupil
Focus pada diri sendiri
Gangguan tidur
Melaporkan
nyeri
tubuh
secara verbal
Diagnosa keperawatan
tindakan
(NIC)
Member anjuran tentang
x24
Domain 4
Setelah
Kelas 4
keperawatan
jam
Intoleransi aktivitas
ketidakcukupan
Definisi
energy
psikologis
atau
selama
intoleransi
intervensi
aktifitas
kognitif,
spiritual
untuk
aktivitas
rentang,
fisik
yg
social,dan
yang
spesifik
meningkatkan
frekuensi,
atau
dibutuhkan
dng
jantung,
(atau kelompok)
Mengatur
penggunaan
lakukan
dan
Tirah baring
Kelemahan umum
Ketidakseimbangan antara
suplai
dan
kebutuhan
oksigen
Imobilitas
Gaya hidup menoton
Batasan Karakteristik :
Respon
tekanan
darah
frekuensi
mengoptimal
kna
fungsi
Memanipulasi lingkungan
sekitar pasien
Melakukan terapi latihan
keletihan
Panatau respon oksigen
pasien
abnormal
terhadap
aktivitas
Respon frekuensi jantung
abnormal
Pantau
asupan
nutrisi
pasien
Pantau
respon
oksigen
pasien
Pantau
terhadap
dan
aktivitas
Perubahan
yang
mencerminkan aritmia
Perubahan EKG yang
mencerminkan iskemia
Ketidaknyamanan setela
beraktivitas
Dispnea
beraktivitas
Menyatakan merasa letih
Menyatakan merasa lemah
EKG
setelah
keluarga
tindakan
DAFTAR PUSTAKA
Rackley CE. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Edisi 3. EGC. Jakarta.
1995. Hal. 243-249
Trisnohadi HB. Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam.
Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedoteran Universitas Indonesia. 2000. Hal: 11-16
Purwadianto A, Sampurna B. Kedaruratan Medik Pedoman Penatalaksanaan
Praktis. Binarupa Aksara. Jakarta. 2000. Hal: 47-57
Kaligis RWM. Buku Ajar Kardiologi. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Indonesia. Jakarta. 2002. Hal: 90-93
E. Pathway
Koroner ( infark
myokard acut)
Cedera/ nekrosis
pada miokardial
Non koroner
(kardiomiopati,kerusa
kan katub,tamponade
jantung,disritmia)
Kardiak
Output
Mekanisme
compensasi
reninaldosteron ADH
Volume
darah
Systemic &Pulmonary
edema
Diaforesi
s
Resiko
Volume
Cairan
Kurang
dari Keb.
Dispne
a
Pola nafas
tidak efektif
Perfusi
Jaringan/organ
depresi
Mekanisme
kompensasi
pelepasan
Sistemik Vaskuler
resisten
Berkurangnya Suplai
Perubahan mental
darah ke Otak
(gelisah,Kecemasan
cemas)
Tek Darah
Anggota
gerak
Kematian
Kegagalan
selular
Organ