Está en la página 1de 2

Masjid Yang Ada Makamnya

Para pengurus masjid Maashabirin, Kota Baru Ujung, Pontianak, berkisah kepada saya saat saya
bersilaturrahmi kesana di akhir Ramadlan 2014 ini, bahwa ada seorang jamaah yang enggan untuk salat
lagi di masjid tersebut, karena di belakang masjid ada banyak kuburan. Jamaah ini berkata: Saya
menyesal pernah salat di masjid ini sejak dulu. Sahkah salat di masjid tersebut sebagaimana lazimnya
masjid yang di belakang atau sampingnya ada makamnya?
Jawaban:
Salatnya tetap sah! sebab kita hanya beribadah dan menyembah kepada Allah, bukan ke kuburan.
Anggota jamaah yang menyesali pernah melakukan salat di masjid tersebut karena dipengaruhi
pemahaman yang tidak benar dari hadis berikut:
- -
-
( )



Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Ummu Habibah dan Ummu Salamah menyebutkan sebuah gereja yang
mereka lihat di Habasyah yang memiliki banyak gambar. Lalu mereka menyampaikan kepada Nabi Shalla
Allahu alaihi wa sallama, dan Nabi bersabda: Jika ada diantara mereka seseorang yang saleh lalu mati,
maka mereka membangun tempat sujud di atas kuburnya. Mereka membuatkan gambar di dalamnya.
Mereka inilah seburuk-buruk makhluk disisi Allah di hari kiamat (HR al-Bukhari)
Teks Masjid dalam hadis ini bukanlah sebuah masjid yang kita kenal saat ini. Maksud Masjid disini
adalah tempat sujud untuk menyembah kubur, sebagaimana makna dasar dari kalimat Sajada. Berikut
penjelasan beberapa ahli hadis
- Al-Hafidz Ibnu Hajar




:




(148 / 2 - )
al-Baidlawi berkata: Ketika Yahudi dan Nasrani bersujud kepada kuburan para Nabi karena
mengagungkan mereka dan menjadikannya sebagai kiblat dalam salat serta menjadikannya berhala,
maka Nabi melaknatnya dan melarang umat Islam melakukannya. Sedangkan orang yang menjadikan
masjid di dekat orang saleh dan bertujuan mencari berkah berada di dekatnya, bukan untuk
mengagungkan dan menghadap kearahnyanya, maka tidak masuk dalam ancaman tersebut (Fath alBari 2/148)
- Al-Hafidz al-Suyuthi







(379 / 1 )

al-Baidlawi berkata: Ketika Yahudi dan Nasrani bersujud kepada kuburan para Nabi karena
mengagungkan, maka Nabi melarang umatnya untuk melakukannya. Sedangkan orang yang menjadikan
masjid di dekat orang saleh atau salat di makamnya untuk menampakkan ruhnya atau sampainya bekas
ibadahnya kepadanya, bukan untuk mengagungkan, maka tidak apa-apa. Tidakkah kamu lihat bahwa

makam Ismail berada di tembok dekat kabah, sementara salat di tempat itu termasuk salat yang utama.
Adapun larangan salat di kuburan hanya tertentu dengan kuburan yang digali (Syamail al-Syarifah 1/379)
- Al-Hafidz al-Munawi (Dalam Faidl al-Qadir 5/320)
Makam Nabi Ismail letaknya berada di dekat Kabah diperkuat beberapa riwayat dari sahabat berikut:
- Sahabat Abdullah bin Abbas




(79 / 23 )

Ibnu Abbas berkata: Di Masjidil Haram ada 2 makam, tidak ada yang lain. Yakni makam Ismail dan
Syuaib. Makam Ismail terletak di Hijir (batu) dan makam Syuaib di depan Hajar Aswad (al-Hafidz Ibnu
Asakir, Tarikh Dimasyqi 23/79)
- Sahabat Abdullah bin Zubair
)

(284 / 4 -
Said bin Harb berkata: Saya mendengar Ibnu Zubair saat menggali pondasi Kabah, ia mendatangi tanah
kuning di dekat tembok, ia berkata: Tutuplah. Sebab ini adalah makam Ismail (Tsiqat Ibnu Hibban 4/284)
Masjid Khaif di Mina juga ada makamnya dan Nabi Muhammad salat disana, dalam sebuah riwayat
disebutkan:
/ 2 - ) . .

(22
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Nabi Shalla Allahu alaihi wa sallama bersabda: Di masjid Khaif
dimakamkan 7 Nabi (HR al-Bazzar, al-Haitsami berkata: Para perawinya terpercaya)
Hadis ini divonis dlaif oleh Syaikh Albani dengan berbagai macam cara. Sementara ulama ahli hadis yang
lebih kredibel dan bergelar al-Hafidz sudah jelas menyatakan tidak dlaif. Mengapa justru yang tidak
pernah mendapat gelar al-Hafidz menilai dlaif?
Ulama ahli hadis yang lain al-Hafidz Ibnu al-Jauzi, yang sering dijadikan referensi oleh Albani dalam
menilai palsu terhadap beberapa hadis, menyebutkan bahwa di masjid Khaif memang ada makam Nabi:


:
(35 / 1 ) .

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: Jibril salat atas janazah Adam. Ia takbir 4 kali. Jibril saat itu
salat dengan para malaikat. Adam dimakamkan di masjid Khaif dari arah kiblat, dibuatkan liang lahat dan
makamnya disembunyikan (al-Muntadzam 1/35)

:

(36 / 1 - ).
Diriwayatkan dari Urwah bin Zubair, ia berkata: Jibril membawa kain (kafan) dari surga dan kapas dari
surga. Ia mengafaninya dan dibawa oleh malaikat ke pintu kabah. Jibril salat atas janazah Adam.
Malaikat kemudian membawanya dan dimakamkan di masjid Khaif (al-Muntadzam 1/36)

También podría gustarte