Está en la página 1de 19

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

ASIDOSIS RESPIRATORIK PADA Tn. R DENGAN EFUSI


PLEURA DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUP DR SARDJITO
Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik Keperawatan Gawat Darurat

Disusun oleh :
Ditta Utamiati

(P07120112052)

Maizan Rahmatina

(P07120112064)

Vinda Astri Permatasari

(P07120112080)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2015

LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.R DENGAN EFUSI PLEURA
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP DR SARDJITO
Disusun Oleh :
Ditta Utamiati

(P07120112052)

Maizan Rahmatina

(P07120112064)

Vinda Astri Permatasari

(P07120112080)

TINGKAT III REGULER B

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal ___ Mei 2015


Oleh :

Mengetahui,
Pembimbing Klinik

Pembimbing Pendidikan

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan
dalam rongga pleura. Selain itu, dapat juga terjadi penumpukan pus atau
darah. Efusi pleura merupakan suatu gejala penyakit yang mengancam jiwa
penderita (Wijaya dan Yessie, 2013).
Efusi pleura adalah suatu akumulasi cairan yanga abnormal dalam
rongga pleura (Grabber, 2006)
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya penumpukan
cairan dalam rongga pleura (Soemantri, 2007)
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang
terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer
jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit
lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5
sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan
pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer dan Bare, 2002).

B. PATHWAY
Gangguan Ginjal
Tumor mediastinum
Sindroma Meig
Infeksi
Sindroma vena cava
superior

Tubercolosis
Pneumonia
Bronkiektasis
Abses amoeba
subfrenik yang
menembus
rongga pleura

Gagal Jantung

Sirosis Hati

Peningkatan
Tekanan Hidrostatik

Peningkatan
Tekanan Osmotik
Koloid

Adanya transudat
Hambatan
reabsorbsi cairan di
rongga pleura

Adanya transudat

Pembentukan cairan
berlebih (transudat,
eksudat, hemoragis)

Adanya eksudat
EFUSI PLEURA
(Penimbunan cairan di
dalam rongga pleura)

Kurang Pengetahuan

Penurunan
ekspansi paru

Peradangan pada
rongga pleura

Sesak nafas
Nyeri
Penekanan
Struktur
Abdomen

Gangguan
Pola Tidur

Penurunan
Suplai O2

Ketidakefektif
an pola nafas

Febris
Demam

Hipertermia
Anoreksia
Gangguan
Pertukaran
Gas

Gangguan
Pemenuhan
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh

Kelemahan,
Kelelahan

Intoleransi
Aktivitas

WSD, torasentesis / torakosentesis

Ansietas

Risiko Infeksi

Nyeri

BAB II
TINJAUAN KASUS

I.

PENGKAJIAN DATA UMUM


Tanggal Pengkajian

: Kamis, 21 Mei 2015

Jam

: 09.00 WIB

Oleh

: Ditta Utamiati, Maizan Rahmatina dan Vinda Astri


Permatasari

Sumber Data

: Pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan,


status pasien

Metode

: Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik

A. IdentitasPasien
Nama

: Tn.R

Tanggal Lahir/ Usia

: 16 Maret 1970/ 45 tahun

Status Perkawinan

: Kawin

Agama/ Suku

: Islam/Jawa

Warga Negara

: Indonesia

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Wiraswasta

Dx. Medis

: Efusi pleura dextra

No.RM

: 01.72.97.83

B. PenanggungJawab
Nama

: Tn. M

Hubungan dengan pasien

: Ayah

Alamat

: Tegal Ijo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul

Pekerjaan

: Petani

II.

PENGKAJIAN DATA DASAR


A. Primary Assessment
1. Airway
Pasien terlihat batuk mengeluarkan dahak, suara nafas wheezing,
dahak berwarna bening dan kental, tidak ada perdarahan dari hidung
dan mulut, pasien terlihat susah nafas, pasien mengatakan sesak
nafas berkurang ketika duduk.
2. Breathing
Spontan, RR: 32 kali/menit, SpO2 94%, pernapasan bibir, nafas
dangkal pendek, tampak pemakaian otot pernafasan tambahan,
ekspansi dada simetris, tidak terdapat tanda-tanda cidera lainnya.
Perkusi dada kanan 1 5 sonor, 6 redup. Perkusi dada kiri 1 3
sonor, 4 6 redup.
3. Circulation
Tidak tampak perdarahan eksternal dan tidak terdapat tanda-tanda
yang menunjukan perdarahan internal, Nadi 112 kali/menit di vena
radialis kanan kuat dan teratur. Warna kulit tidak sianosis, Capillary
Refill Time (CRT) < 2 detik. TD 170/100 mmHg tangan kanan.
B. Focus Assessment
Keadaan umum

: Lemah

Kesadaran

: Composmentis (GCS E:4, V:5, M:6)

Tanda-tanda vital

: TD : 170/100 mmHg
RR : 32 x/menit
HR : 112 x/menit
S

Keluhan utama

: 36,7 C

: Pasien mengeluhkan sesak nafas dan batuk


berdahak. Pasien terlihat gelisah.

C. Secondary Assessment
1. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan pasien sering sesak nafas sejak 3 tahun yang
lalu. Kemudian diikuti batuk berdahak yang tak knjung smbuh sudah
sejak 1 tahun yang lalu, mudah lelah dan jika kecapekan pasien
langsung sesak, pasien mengatakan mempunyai riwayat asma sejak

3 tahun yang lalu. Keluarga mengatakan anggota keluarga yang lain


tidak ada yang mengalami penyakit serupa dengan pasien
2. Riwayat Penyakit Sekarang (Ample):
Pasien mengalami sesak nafas dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Pada
tanggal 21 Mei 2015 pasien kemudian dibawa langsung ke IGD RSS.
a. Alergy
Tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat - obatan
b. Medication
Pasien mengatakan minum obat jika merasa badannya demam,
pusing biasa.
c. Post medical history
Keluarga mengatakan pasien ada riwayat hipertensi dan tidak
rutin mengkonsumsi obat. Pasien mempunyai riwayat penyakit
serupa tetapi tidak sampai separah yang dialami pasien sekarang.
d. Last meal
Pasien menyatakan sebelum ke RS sudah makan nasi dan
minum, selama ini tidak ada gangguan pola makan.
e. Event leading up to illnes
Pasien dibawa dari rumah langsung ke RSUP Dr. Sardjito dengan
keluhan pasien sesak nafas, gelisah dan keringat dingin.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien menyatakan dalam anggota keluarga tidak terdapat riwayat
penyakit yang serupa dengan pasien.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan Maksilofasial
Kepala

mesosepal,

rambut

persebaran

tidak

merata,

bersih.

Konjungtiva tidak anemis, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan di


hidung telinga mulut. Pernafasan hidung, membran mukosa kering,
bibir tidak sianosis. Pasien terlihat sulit bicara dan gelisah.
2. Vertebra Servikalis dan Leher
Tidak terdapat deviasi trakhea, tidak terdapat lesi, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.

3. Thoraks
a. Inspeksi
Tidak terdapat lesi, terdapat otot pernafasan tambahan.
b. Palpasi
Ekspansi dada simetris, tidak ada nyeri tekan.
c. Perkusi
Kanan 1 5 sonor, 6 redup
Kiri 1 3 sonor, 4 6 redup
d. Auskultasi
Suara nafas wheezing
4. Abdomen:
a. Inspeksi
Warna kulit sama dengan sekitar, tidak ada jaringan parut dan
distensi.
b. Auskultasi
Terdengar bising usus.
c. Perkusi
Timpani.
d. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan massa.
5. Genetalia / Rektum
Tidak ada keluhan di saluran kencing dan tidak ada keluhan saat
b.a.b.
6. Muskuloskeletal
Anggota gerak lengkap tidak ada oedem, akral teraba hangat, turgor
kulit elastis, CRT < 2 detik, tidak ada clubbing finger.
Kekuatan otot
5

E. Terapi
1. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm tangan kiri sejak 21 Mei 2015 tidak telrihat
tanda infeksi di sekitar tusukan
2. NRM O2 8-10 lpm
NO
1
2
3
4
5

JENIS OBAT
Methyl Prednisolon
Ceftriaxone
Azitromicin
Nebul Ventolin
Nebul Combivent : Pulmicort

DOSIS
125 mg/8 jam
1 gram/12 jam
1x50 mg
1 respul
1 respul : 1 respul/8 jam

F. Data Laboratorium
Hasil pemeriksaan darah tanggal 21 Mei 2015
PEMERIKSAAN
SGOT/AST
SGPT/ALT
BUN
Creatinin
Glukosa Sewaktu
Natrium
Kalium
Klorida
PO2
PCO2
pH
tHb
SO2
cHCO3
Lekosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit

HASIL
33
21
13
0,97
114
134
5.15
94
91.7
59.7
7.26
15.6
95.4
26
21.82
5.99
17.2
51.4
85.8
28.7
33.5
454

NILAI RUJUKAN
15-37
12-78
7-20
0.6-1.3
74-140
136-145
3.50-5.1
98-107
>80
35-45
7.35-7.45
12-16
>98
22-28
4.5-11
4.7-6.1
13.2-17.3
39.6-51.9
80-99
27-32
32-36
150-450

SATUAN
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mmol/L
mmol/L
mmol/L
mmHg
mmHg
%
mmol/L
10^3/L
10^6/L
g/dL
%
fL
Pg
g/dL
x10^3/L

RUTE
IV
IV
PO
Inhalasi
Inhalasi

III.

ANALISA DATA
DATA

MASALAH
Gangguan
pertukaran gas

PENYEBAB
Ventilasi - perfusi

DS :
- Pasien mengeluh sesak nafas
- Pasien
mengatakan
sesak
nafas
berkurang ketika duduk
DO :
- RR : 32 kali/menit
- HR : 112 kali/menit
- Nafas dangkal pendek
- SpO2 94%
- Pernapasan bibir
- Pasien terlihat susah nafas dan gelisah
- PCO2 : 59.7 mmHg
- pH : 7.26
DS :
Ketidakefektifan Penumpukan
- Pasien mengeluh batuk berdahak
bersihan jalan sekret di paru-paru
DO :
nafas
dekstra
- Pasien terlihat batuk mengeluarkan dahak
- Pasien terlihat sulit bicara dan gelisah
- Suara nafas wheezing
- Nafas dangkal pendek
- Dahak berwarna bening, kental
- RR : 32 kali/menit
DS :
Risiko infeksi
Ketidakadekuatan
pertahanan
DO :
sekunder
- Terpasang infus di tangan kiri sejak 21 Mei
2015 tidak terlihat tanda infeksi di sekitar
tusukan
- Lekosit : 21.82 10^3/L
- Trombosit : 454 x10^3/L
S : 36,7 C

IV.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi - perfusi
ditandai dengan :
DS :
-

Pasien mengeluh sesak nafas

Pasien mengatakan sesak nafas berkurang ketika duduk

DO :
-

RR : 32 kali/menit

HR : 112 kali/menit

Nafas dangkal pendek

SpO2 94%

Pernapasan bibir

Pasien terlihat susah nafas dan gelisah

PCO2 : 59.7 mmHg

pH : 7.26

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan


sekret di paru-paru dextra ditandai dengan :
DS :
-

Pasien mengeluh batuk berdahak

DO :
-

Pasien terlihat batuk mengeluarkan dahak

Pasien terlihat sulit bicara dan gelisah

Suara nafas wheezing

Nafas dangkal pendek

Dahak berwarna bening, kental

RR : 32 kali/menit

3. Risiko

infeksi

berhubungan

dengan

ketidakadekuatan

pertahanan

sekunder di tandai dengan :


DS : DO :
-

Terpasang infus di tangan kiri sejak 21 Mei 2015 tidak terlihat

tanda infeksi di sekitar tusukan


-

Lekosit : 21.82 10^3/L

Trombosit : 454 x10^3/L

: 36,7 C

V.

PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

Gangguan pertukaran gas


berhubungan dengan ventilasi
- perfusi ditandai dengan :
DS :
- Pasien mengeluh sesak
nafas
- Pasien mengatakan sesak
nafas berkurang ketika
duduk
DO :
- RR : 32 kali/menit
- HR : 112 kali/menit
- Nafas dangkal pendek
- SpO2 94%
- Pernapasan bibir
- Pasien terlihat susah nafas
dan gelisah
- PCO2 : 59.7 mmHg
- pH : 7.26
Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan
penumpukan sekret di paruparu dextra ditandai dengan :
DS :
- Pasien mengeluh batuk
berdahak
DO :

2.

TUJUAN

INTERVENSI

Kamis 21 Mei 2015


Pukul 09.00 WIB

Kamis 21 Mei 2015


Pukul 09.00 WIB

Selama
dilakukan
asuhan
keperawatan
diharapkan
pertukaran gas pasien tidak
terganggu dengan kriteria hasil:
1.
Frekuensi
pernapasan
normal 16-20 kali/menit
2.
Pasien
mengatakan
sesak berkurang
Ditta

1. Pantau kecepatan, irama, kedalaman,


usaha respirasi

Kamis 21 Mei 2015


Pukul 09.00 WIB
Selama dilakukan asuhan
keperawatan diharapkan
bersihan jalan nafas pasien
kembali efektif dengan kriteria
hasil :

2. Pantau pola pernapasan


3. Auskultasi bunyi napas
4. Ajarkan pasien teknik napas dalam
5. Posisikan pasien semi fowler
6. Kelola pemberian terapi NRM O2 8-10
lpm
Ditta

Kamis 21 Mei 2015


Pukul 09.00 WIB
1. Pantau suara nafas
2. Ajarkan batuk efektif
3. Kelola pemberian terapi obat

RASIONAL
Kamis 21 Mei 2015
Pukul 09.00 WIB
1. Pernapasan dangkal, dispnea
ada hubungan dengan hipoksia
dan akumulasi cairan dalam
pleura
2. Adanya dispnea menunjukkan
ketidakefektifan pola napas
3. Mengetahui adanya bunyi napas
tambahan
4. Membantu ekspansi paru
5. Memaksimalkan ekspansi paru
6. Membantu pernafasan pasien
Ditta

Kamis 21 Mei 2015


Pukul 09.00 WIB
1. Suara krekles menandakan
didalam paru terdapat sekret
2. Mempermudah mengeluarkan
dahak
3. Mengencerkan dahak

3.

Pasien
terlihat
batuk 1. Frekuensi pernapasan
mengeluarkan dahak
normal 16-20 kali/menit
- Pasien terlihat sulit bicara 2. Sekret dapat dikeluarkan
dan gelisah
3. Mampu batuk efektif
- Suara nafas wheezing
Maizan
- Nafas dangkal pendek
- Dahak berwarna bening,
kental
- RR : 32 kali/menit
Risiko infeksi berhubungan Kamis 21 Mei 2015
dengan
ketidakadekuatan Pukul 09.00 WIB
pertahanan sekunder ditandai
dengan :
Selama dilakukan asuhan
DS :
keperawatan diharapkan pasien
tidak menunjukkan tanda-tanda
DO :
infeksi dengan kriteria:
- Terpasang infus di tangan 1. Bebas dari tanda-tanda
kiri sejak 21 Mei 2015 tidak
infeksi (rubor, kalor, tumor,
terlihat tanda infeksi di
dolor dan fungtiolaesa)
sekitar tusukan
2. Suhu tubuh rentang 36,5- Lekosit : 21.82 10^3/L
37,5 C
- Trombosit : 454 x10^3/L
Vinda

nebulizer ventolin
4. Kelola pemberian terapi nebulizer
4. Melebarkan saluran pernafasan
combivent dan pulmicort
sehingga memudahkan bernafas
5. Kelola pemberian terapi methyl
5. Antiiflamasi dan antialergi pada
prednisolone
saluran pernapasan
Maizan
Maizan

Kamis 21 Mei 2015


Pukul 09.00 WIB
1. Ukur tanda-tanda vital
2. Observasi tanda-tanda infeksi

3. Cuci tangan sebelum melakukan


tindakan. Pengunjung juga dianjurkan
melakukan hal yang sama.
4. Anjurkan 1 pasien 1 penunggu
5. Kelola pemberian terapi antibiotik
ceftriaxone
Vinda

Kamis 21 Mei 2015


Pukul 09.00 WIB
1. Suhu yang meningkat tanda
infeksi tubuh
2. Area tusukan yang tampak
bengkak dan kemerahan
merupakan tanda terjadinya
infeksi
3. Mencegah terjadinya infeksi
silang.
4. Mengurangi risiko infeksi silang
5. Antibiotik sebagai pembunuh
bakteri penyebab infeksi dalam
tubuh
Vinda

VI.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Gangguan
pertukaran gas
berhubungan
dengan ventilasi
perfusi

Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
berhubungan
dengan
penumpukan

IMPLEMENTASI
Kamis, 21 Mei 2015
Pukul 09.00 WIB
1. Memantau
kecepatan,
kedalaman, usaha respirasi
2. Memantau pola pernapasan

EVALUASI

Kamis, 21 Mei 2015


Pukul 09.10 WIB
irama, S : pasien mengatakan
masih sesak nafas
O : RR : 27 x/menit,
Maizan memakai otot bantu
pernapasan, terdengar
suara wheezing
A : Masalah gangguan
pertukaran gas belum
teratasi
P : Ajarkan pasien
teknik napas dalam
Maizan
Pukul 10.00 WIB
Pukul 10.10 WIB
1. Mengajarkan pasien teknik napas
S : Pasien mengatakan
dalam
akan melakukan nafas
2. Memposisikan pasien semi fowler
dalam bila sesak, sesak
Maizan berkurang
O : Pasien terlihat
melakukan teknik nafas
dalam dengan benar,
posisi pasien duduk
A : Masalah gangguan
pertukaran gas teratasi
sebagian
P : kelola obat nebulizer
Maizan
Pukul 10.30 WIB
Pukul 10.45 WIB
1. Melakukan nebulizer ventolin 1respul S: Pasien mengatakan
2. Mengelola program terapi NRM O2 8 sesak berkurang
lpm
O : Pasien terpasang
Maizan NRM 8 lpm, RR 26 x/m,
ventolin 1 respul masuk
per inhalasi
A : Masalah gangguan
pertukaran gas teratasi
sebagian
P : Kelola pemberian
obat
Maizan
Kamis, 21 Mei 2015
Kamis, 21 Mei 2015
Pukul 12.00 WIB
Pukul 12.15 WIB
1. Memantau suara nafas
S : Pasien mengatakan
2. Mengajarkan batuk efektif
sudah bisa
Maizan mengeluarkan sekret
O : Suara nafas

sekret di paruparu dextra

Risiko infeksi
berhubungan
dengan prosedur
invasif

Kamis, 21 Mei 2015


Pukul 13.00 WIB
1. Mengukur tanda-tanda vital
2. Mengobservasi tanda-tanda infeksi
3. Mengambil sempel darah
4. Mengecek GDS
Maizan

Kamis, 21 Mei 2015


Pukul 15.00 WIB
1. Menganjurkan 1 pasien 1 penunggu
2. Memberikan terapi antibiotik
ceftriaxone
Ditta

wheezing, pasien
terlihat melakukan
batuk efektif dengan
benar, terlihat sekret
bening kental keluar
A: Masalah
ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
teratasi sebagian
P : Anjurkan pasien
untuk batuk efektif
Maizan
Kamis, 21 Mei 2015
Pukul 13.15 WIB
S : Pasien mengatakan
tidak gatal di area
tusukan
O : TD : 140/80 mmHg,
tidak ada kemerahan ,
tidak bengkak di area
tusukan, darah sudah
terambil, GDS :
111mg/dl
A : Masalah risiko
infeksi teratasi
P : Anjurkan 1 pasien 1
penunggu
Maizan
Kamis, 21 Mei 2015
Pukul 15.15 WIB
S : Pasien mengatakan
sesak berkurang, istri
pasien mengatakan
akan menunggu
suaminya
O : Antibiotik
ceftriaxone 1 gram
masuk per IV, terlihat
istri pasien menunggui
pasien
A : Masalah risiko
infeksi teratasi
P : Kelola pemberian
terapi antibiotik
ceftriaxone 1 gram per
IV
Ditta

Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
berhubungan
dengan
penumpukan
sekret di paruparu dextra

Kamis, 21 Mei 2015


Pukul 15.00 WIB
17.00 WIB
Mengelola pemberian terapi nebulizer
combivent : pulmicort
Vinda

Pukul 15.00 WIB


17.00 WIB
Mengelola pemberian terapi methyl
prednisolone
Vinda

Kamis, 21 Mei 2015


Pukul 15.00 WIB
17.15 WIB
S : Pasien mengatakan
sesak berkurang
O : RR 34 x/menit,
nebulizer combivent :
pulmicort 1 respul : 1
respul masuk per
inhalasi, pasien terlihat
sesak
A : Masalah
ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
teratasi sebagian
P : Kelola pemberian
terapi nebulizer
combivent dan
pulmicort 1 respul : 1
respul per inhalasi
Vinda
Pukul 15.00 WIB
17.15 WIB
S : Pasien mengatakan
sesak berkurang
O : RR 34 x/menit, MP
125 mg masuk per IV
A : Masalah
ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
teratasi sebagian
P : Kelola pemberian
terapi methyl
prednisolone 125 mg /
IV
Vinda

BAB III
KESIMPULAN

Dari data di atas dapat disimpulkan ada beberapa diagnosa keperawatan


yang dapat ditegakkan adalah
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi - perfusi
(teratasi sebagian)
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
sekret di paru-paru dextra (teratasi sebagian)
3. Risiko

infeksi

berhubungan

dengan

ketidakadekuatan

pertahanan

sekunder (teratasi)
Dari ketiga diagnosa tersebut ada masalah yang teratasi dan teratasi
sebagian. Faktor penghambatnya adalah dalam pelaksanaannya membutuhkan
waktu lebih dari 1x24 jam, sehingga setelah lebih dari tujuan waktu harus
melanjutkan intervensi kembali sampai klien pulang dengan persetujuan medis.
Sedangkan faktor pendukungnya adalah klien mau mengikuti perawatan dengan
baik, klien dan keluarga klien kooperatif.

DAFTAR PUSTAKA

Grabber, Mark A. 2006. Buku Saku Dokter Keluarga. Jakarta: EGC


Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC
Soemantri, Irman. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal
Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika

También podría gustarte