Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
aktivitas,
paralisis,
kelemahan
otot,
dan
kesadaran
menurun
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi,
dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan
kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri
dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri
dan tingkat kenyaman yang mereka punyai
C. ETIOLOGI NYERI
1. Stimulasi Mekanik
Disebut trauma mekanik adanya suatu penegangan akan penekanan jaringan
2. Stimulus Kimiawi
Disebabkan oleh bahan kimia
3. Stimulus Thermal
Adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang dipersepsikan sebagai
nyeri 44C-46C
4. Stimulus Neurologik
Disebabkan karena kerusakan jaringan saraf
5. Stimulus Psikologik
Nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang bersifat psikologis
6. Stimulus Elektrik
Disebabkan oleh aliran listrik
D. FISIOLOGI NYERI
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku. Cara yang paling baik
untuk memahami pengalaman nyeri akan membantu untuk menjelaskan tiga komponen
fisiologis berikut : resepsi, persepsi dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan
impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai didalam massa
berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan selsel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi
tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks serebral ,
maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman
dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri
(McNair, 1990)
Seorang kilen yang sedang merasakan nyeri tidak dapat membedakan komponenkomponen tersebut. Akan tetapi, dengan memahami setiap komponen perawat akan
terbantu dalam mengenali faktor-faktor yang dapat menimbulkan nyeri gejala yang
menyertai nyeri dan rasional serta kerja terapi yang dipilih.
Pengkajian nyeri akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang afektif. Karena
nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masingmasing individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor yang mempengaruhi nyeri,
seperti factor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural. Pengkajian
nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni (a) riwayat nyeri untuk mendapatkan data
dari klien dan (b) observasi langsung pada respon perilaku dan fisiologis klien. Tujuan
pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjek.
Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :
-
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
klien tampak meringis.
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
a.
b.
2) Rasional
Dengan memberikan teknik relaksasi nafas dalam kepada klien maka akan meningkatkan
kadar oksigen dalam tubuh. Sehingga mampu memperbaiki jaringan yang rusak penyebab
nyeri tersebut
3) Kriteria Hasil
Dengan begitu diharapkan rasa nyeri pasien dapat berkurang.
c.
Menggunakan cara cara mengurangi nyeri yang optimal . seperti : memberikan analgesic
TINDAKAN KEPERAWATAN
1)
a.
b.
klien, agar klien tidak beranggapan bahwa ia menderita penykait yang berat).
2) Memodifikasi stimulus nyeri dengan mnggunakan teknik seperti
a. Teknik latihan pengalihan, seperti: menonton TV, berbincang bincang dengan orang
lain, mendengarkan music .
b. Teknik relaksasi nafas dalam seperti : menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam
dalam mengisi paru paru dengan udara, menghembuskan secara perlahan,
melemaskan otot otot sambil terus berkonsentrasi hingga didapat rassa Nyman,
tenang dan rileks.
c. Stimulus kulit seperti : menggosok dengan halus pada daerah nyeri, menggunakan air
hangat dan dingin.
3) Pemberian obat analgetik, yang dapat dilakukan untuk memblok transmisi stimulasi agar
terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis obat
analgetik yang paling banyak di kenal masyarakat adalah aspirin, asetaminofen. Golongan
aspirin digunakan untuk memblok rangsangan pada sentral dan perifer, kemungkinan
menghambat sintesis prostatagaladin yang memilik khasiat 15 20 menit dengan efek
puncak obat sekitar 1- 2 jam.
5. EVALUASI KEPERAWATAN
1)
2)
Masalah teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Perry dan Potter, 2002. Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Penerbit buku kedokteran :EGC
Anonim,2010,Laporan Pendahuluan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman,[internet], Tersedia
Dalam : http://thelostamasta.blogspot.com/2012/05/laporan-pendahuluan-kebutuhan-rasaaman.html, Diakses pada 24 Agustus 2013