Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin melesat dan arus
globalisasi yang sudah merasuk ke segala penjuru dunia bahkan sudah sampai
ke desa-desa. Hal itu ditandai dengan menjamurnya alat teknologi dan gaya
yang dibawa oleh pengaruhnya. Ada semacam peralihan sikap dan moral dalam
kehidupan masyarakat. Begitu juga dalam hal muamalah yang disebabkan oleh
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas
memunculkan masalah-masalah baru yang harus diketahui hukumnya menurut
ajaran Islam.
kajian fiqih muamalah dewasa ini sudah mengalami perkembangan.
Masalah tersebut belum dikenal pada masa mujtahid-mujtahid fiqih, sehingga
hukumnya juga belum diketahui. Untuk itu diperlukan pemahaman dan kajian
yang mendalam terhadap masalah tersebut. Salah satu masalah yang baru
tersebut adalah masalah asuransi.
Masalah asuransi ini banyak sekali menimbulkan perbedaan pendapat di
kalangan ulama. Sebagian para ulama berpendapat ada yang membolehkan,
membolehkan sebagian dan mengharamkan praktek yang lain, syubhat, bahkan
ada yang berpendapat bahwa asuransi itu haram dalam segala bentuknya. Hal
itu membuat umat dihadapkan dalam keadaan yang bimbang. Indonesia
merupakan
masyarakat
mayoritas
Islam.
Mereka
semua
membutuhkan
terjebak
dan
terhindar
dari
kesalahfahaman
pendapat.
Mereka
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian di atas maka masalah pokok yang dikemukakan
dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengartian asuransi?
2. Apa saja macam-macam asuransi?
3. Apa prinsip-prinsip dalam asuransi?
4. Bagaimana hukum asuransi menurut islam?
5. Apa dasar hukum asuransi syariah?
6. Apa prinsip asuransi syariah?
7. Apa perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah?
C.
Tujuan
Dengan mengambil 7 rumusan masalah diatas, kami mencoba untuk mengetahui
dan faham dengan baik apa pengertian asuransi, macam-macam asuransi,
prinsip-prinsip dalam asuransi, hukum asuransi menurut islam, dasar hukum
asuransi, prinsip asuransi syariah, dan perbedaan antara asuransi konvensional
dan asuransi syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi (Konvensional)
Menurut pasal 246 Welboek van Koophandel (Kitab Undang-Undang
Perniagaan) bahwa yang dimaksud dengan auransi adalah suatu persetujuan
dimana pihak yang meminjam berjanji kepada pihak yang dijamin untuk
menerima sejumlah uang premi (nasabah) sebagai pengganti kerugian, yang
mungkin akan diderita oleh yang dijamin karena akibat dari suatu peristiwa yang
belum jelas akan terjadi.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992
tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi yang bertujuan
memberikan:
1. Pergantian
kepada
tertanggung
karena
kerugian,
kerusakan,
atau
Reasuransi (reinsurance)
Merupakan
perusahaan
yang
memberikan
jasa
asuransi
dalam
nasional, sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham, maka memiliki
suara terbanyak dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
merupakan cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannyapun dimiliki oleh
100 persen oleh pihak asing.
Interest
merupakan
hal
berdasarkan
hukum
untuk
didasarkan
kepada
itikad
baik
antara
tertanggung
dan
Contribution
suatu
prinsip
dimana
penanggung
berhak
Asuransi termasuk akad sharfi artinya jual beli atau tukar-menukar mata
uang tidak dengan uang tunai;
Hidup dan matinya manusia dijadikan objek bisnis yang berarti mendahului
takdir Tuhan.
Kedua pihak yang berjanji dengan penuh kerelaan menerima operasi ini
dilakukan dengan memikul tanggungjawab masing-masing;
Asuransi tidak merugikan salah satu atau kedua belah pihak dan bahkan
asuransi menguntungkan kedua belah pihak;
Abu Zahrah. Alasan yang dapat digunakan untuk membolehkan asuransi yang
bersifat sosial sama dengan alasan pendapat kedua, sedangkan alasan
pengharaman asuransi bersifat komersial semata-mata pada garis besarnya
sama dengan alasan pendapat pertama.
yang
secara
jelas
menghalalkannya. Apabila
mengharamkan
ataupun
secara
jelas
al-Qardhawi
memberikan
alternatif
asuransi,
yaitu
dengan
4. Sumbangan sama dengan hibah, oleh karena itu haram hukumnya ditarik
kembali.
B. Asuransi Syariah
Masalah asuransi dalam pandangan islam termasuk masalah ijtihadiyah,
artinya hukumnya perlu dikaji sedalam mungkin karena tidak dijelaskan oleh AlQuran dan Sunnah secara eksplisit. Para imam mujtahid seperti Abu Hanifah,
imam Malik, imam Syafii, imam Ahmad dan para mujtahid yang semasa
dengannya tidak memberikan fatwa mengenai asuransi karena pada masanya
asuransi belum dikenal. Sistem asuransi baru dikenal di dunia timur pada abad
XIX M. Dunia barat sudah mengenal system asuransi sejak abad XIV M,
sedangkan para ulama mujtahid besar hidup pada sekitar abad II s.d. IX M.
1. Dasar Hukum Asuransi Syariah
Dikalangan Muslim terdapat kesalahpahaman, bahwa asuransi itu tidak
islami. Mereka berpendapat bahwa asuransi sama dengan mengingkari rahmat
ilahi. Hanya Allah yang bertanggung jawab untuk memberikan mata pencarian
yang layak kepada kita.
A. Al-Quran
a. Surat al-Maidah ayat 2
Artinya: tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya. (Q.S,
al-Maidah 5:2)
b. Surat al-Baqarah ayat 185
Artinya:
.Allah
menghendaki
kemudahan
bagimu,
dan
tidak
10
Artinya: (Setelah pelayan itu berjumpa dengan yusuf dia berseru: Yusuf,
hai orang yang amat yang dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh
ekor sapi betina yang kurus-kurus dan dan tujuh butir (gandum) yang hijau dan
(tujuh) lainya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka
mengetahuinya. Yusuf berkata: Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)
sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuaihendaklah kamu biarakan
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah itu akan datang
tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk
menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu
simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi
hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur). (Q.S, Yusuf
12:46-49)
e. Surat al-Taghaabun ayat 11
Artinya: tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan izin Allah. (Q.S, al- Taghaabun 64:11)
f.
11
i.
12
gangguan apapun. Oleh karena itu adalah kewajiban tertinggi dari suatu negara
untuk menjamin hal ini. Dan asuransi membantu tercapainya tujuan ini.
Mengenai hal ini, boleh dikemukakan bahwa terdapat sekelompok orang
yang tidak dapat membedakan antar asuransi dengan perjudian, mereka
menyamakan asuransi dengan spekulasi. Padahal dengan asuransi orang yang
menjadi tanggungan dari seorang yang meninggal dunia terlebih dahulu dapat
menerima keuntungan lumayan untuk sejumlah kecil uang yang telah dibayar
almarhum sebagai premi. Tampaknya hal ini seperti sejenis perjudian. Tetapi
perbedaanya antara asuransi dengan perjudian adalah fundamental, karena
dasar asuransi adalah kerja sama yang diakui dalam islam.
Pada kenyataanya ciri khas asuransi adalah pembayaran dari semua
peserta untuk membantu tiap peserta lainnya bila dibutuhkan. Prinsip saling
menguntungkan ini tidak terbatas dalam kadar paling ringan bagi perusahaan
bersama tapi berlaku juga untuk semua organisasi asuransi mana pun walau
bagaimanapun struktur hukumnya.
B. Hadits
: ) ( )(
Artinya:
( )
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad bersabda:
13
Dalam
berasuransi
ytang
harus
diperhatikan
adalah
bagaimana
dalam
kajian
ekonomika
dan
perkembangan keilmuan
e. Amanah ( trustworthy / al-amanah )
14
mempunyai
nilai
historis
dalamm
Prinsip amanah dalam organisasi perusahan dapat terwujud dalam nilainilai akuntabilitas (pertanggungjawaban) perusahaan melalui penyajian laporan
keuangan tiap periode. Dalam hal ini perusahaan asuransi hatus memberi
kesempatan yang besar bagi nasabah untuk mengakses laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi
haruis mencerminkan nilai-nilai kebenaran dan kedaiulan dalam bermuamalah
dan melalui auditor public. Prinsip amanah juga harus berlaku pada diri nasabah
asuransi.seseorang
yang
menjadi
nasabah
asuransi
berkewajiban
f.
Kerelaan ( al-ridha )
Dalam bisnis asuransi, kerelaan (al-ridha) dapat diterapkan pada setiap
bahasa
adalah
tambahan.
Sedangakan
menurut
syariat
m,enambah sesuatu yang khusus. Jadi riba adanya unsur penambahan nilai.
Ada beberapa bagian dalam al-Quran yang melarang pengayaan diri dengan
cara yang btidak dibenarkan. Islam menghalalkan perniagaan dan melarang
riba. Halalnya jual beli denhan pola berfikir selama manuasia saling
membutuhkan satu sama lain, karena tidak bisa mencapai ke semua keinginan
kecuali denga jual beli merupakan permasalahan bagi mereka.
h. Larangan maisir ( judi )
Allah SWT telah memberi penegasan terhadap keharaman melakukan
aktivitas ekonomi yang memepunyai unsur maisir (judi). Maisir dari kata yusr
artinya mudah. Karena orang memeperolkeh uang tanpa susah payah, atau
bersala dari kata yasar yang berarti kaya, karena perjudian diharapkan untung
15
yang bermakna mudah. Maysir merupakan unsur obyek yang diartikan sebagai
tempat untuk memudahkan sesuatu.
Syafii antonio mengatakan bahwa unsur maisir judia artinya adanya salah asatu
pihal yang untung namun di lain pihak justru mengalami kerugian.
i.
Larangan gharar
Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-khida yaitu suatu tindakan
Prinsip
Konsep
Asuransi Konvensional
Asuransi Syariah
dengan cara
untuk memberikan
tabarru.
Asal Usul
disahkan oleh
3.
Sumber Hukum
16
4.
Maghrib
(Maysir, Gharar,
karena adanya
dan Riba)
5.
DPS (Dewan
Pengawas
Syariah)
kaidah-kaidah syara/syariah.
BAB III
KESIMPULAN
1. asuransi ialah jaminan atau perdagangan yang diberikan oleh penanggung
(biasanya kantor asuransi) kepada yang tertanggung untuk resiko kerugian
sebagai yang ditetapkan dalam surat perjanjian (polis) bila terjadi kebakaran,
kerusakan dan sebagainya ataupun mengenai kehilangan jiwa (kematian)
atau kecelakaan lainnya dengan yang tertanggung membayar premi
sebanyak yang ditentukan kepada penanggung.
2. Macam-macam asuransi diantaranya :
2.1 Dilihat dari segi fungsinya
a. Asuransi kerugian.
b. Asuransi jiwa.
c. Reasuransi (reinsurance)
2.2 Dilihat dari segi kepemilikannya
17
Kerelaan (al-ridha)
18
g. Larangan riba
h. Larangan maisir (judi)
i.
No
1.
Prinsip
Konsep
Asuransi Konvensional
Asuransi Syariah
tabarru.
memberikan
pergantian kepada tertanggung.
2.
3.
Asal Usul
Dan tahun
konvensional.
Sumber
Hukum
sebelumnya.
4.
Maghrib
(Maysir,
Gharar, dan
Riba)
5.
DPS (Dewan
Pengawas
Syariah)
dengan
kaidah-kaidah syara/syariah.
19
syariah
DAFTAR PUSTAKA
Aibak, Kutbuddin. 2009. Kajian Fiqih Kontemporer. Yogyakarta: TERAS.
Ajat, Sudrajat. 2008. Fiqih Aktual: Kajian Atas Persoalan-persoalan Hukum
Islam Kontemporer. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.
20
Hasan, M Ali. 1997. Masail Fiqhiyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga
Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hasan Ali, AM, (2004), Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Prenada
Media , Jakarta.
Hendi, Suhendi. 2002. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Program internet. www. Halal dan haram asuransi. Com.
Program internet. www. Perbedaan asuransi syariah dan asuransi
konvensional. Com.
Projodikoro, Wiryono. 1986. Hukum Asuransi di Indonesia. Jakarta: PT Munas.
Sudarsono, Heri, (2007), Bank dan lembaga keuangan Syariah, Deskripsi dan
Ilustrasi, Ekonisia, Yogyakarta.
21