Está en la página 1de 133

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN

Disampaikan

Emi lindayani M.Kep,

PENGKAJIAN SISTEM PENCERNAAN


RIVIEW ANATOMI DAN FISIOLOGI
Mulut dan Pharing
Makanan dalam mulut mengalami penghancuran (mastikasi atau
mengunyah) dengan bantuan gigi geligi, saliva dan lidah.
Dicampur oleh lidah dengan saliva yang dihasilkan oleh kelenjar
saliva. Proses mengunyah dimulut penting karena :
1. Enzim hanya bekerja pada permukaan makanan.
2. Mencegah iritasi pada mulut, makanan atau bolus yang
keras.

ESOPHAGUS
Panjang esophagus 25 cm dengan diameter 2 cm yang
berfungsi sebagai saluran masuknya makanan dan air ke
lambung. Terbentang dari pharing ke lambung yang dilapisi
dengan otot skeletal 1/3 bagian atasnya dan 2/3 oleh otot halus
yang menghasilkan mucus. Esophagus di inervasi saraf simpatis
dan para simpatis.

LAMBUNG
Lambung terdapat digaris tengah dan kuadran atas kiri abdomen.
Panjangnya 25 cm dengan lebar 10 cm. ukuran dapat bertambah
tergantung pada isi dan ukuran tubuh. Lambung terdiri dari 4
bagian, yaitu : cardia, pundus, korpus dan pylorus dimana kedua
ujung lambung di batasi oleh spingter kardia dan spingter pylorus.
fungsi Lambung antara lain :
1. Fungsi motorik
lambung menampung bolus sampai bolus dicerna
sedikit demi sedikit. Bolus yang sudah tercampur
dengan cairan lambung itu disebut kimus.
2. Fungsi sekresi dan digesti
lambung menghasilkan cairan lambung 2-3 liter per
hari, cairan lambung mengandung air elektrolit klorida (Hcl),
mucus,enzim pencernaan (amylase, lipase, dan pepsin)
serta factor intrinsik.

Pada lapisan mukosa lambung terdapat kelenjar yaitu :


* kelenjar kardia yang berfungsi mensekresi
mucus
* kelenjar pundus dan kelenjar gastrin
Pengosongan isi lambung diatur oleh dua factor yaitu :
- keenceran kimus
- Kemampuan usus halus menerima kimus

USUS HALUS
Usus halus terdiri dari tiga bagian besar yaitu duodenum,
jejunum, dan ileum. Panjang masing-masing bagian ini,
duodenum = 25 cm, jejunum = 1,5 cm 2,0 cm, dan ileum = 2,5
cm 4 m.
Fungsi utama usus halus adalah :
# Pergerakan yaitu mencampur dan peristaltic
# Digesti
# Absorpsi

USUS

BESAR ( KOLON )
Usus besar terdiri atas sekum ; kolon dan rectum. Kolon terbagi
atas kolon assenden, transversum, dan desendens serta sigmoid.
Fungsi utama usus besar adalah absorpsi air dan garam, pergerakan
serta eliminasi.
ORGAN ASESORIS
1. PANKREAS
Merupakan organ retroperitoneal di dalam rongga abdomen
atas disamping lambung. Panjang 10-20 cm dengan lebar 2,5-5 cm.
mendapat sirkulasi dari arteri splenic dan arteri mesenterika
superior. Pancreas mempunyai dua saluran, saluran wirsung atau
saluran pankreatikur dan saluran santronil. Saluran wirsung
bersatu dengan saluran biliaris membentuk ampula vateri.
Pancreas mempunyai dua fungsi yang berbeda yaitu sebagai organ
exokrin karena secret yang dihasilkannya dicurahkan ke saluran
pencernaan seperti enzim-enzim pancreas. Disebut sebagai organ
endokrin karena secret yang di dalam hal ini adalah hormone
(insulin, glukagon, dan somastostatin), dicurahkan langsung ke
sirkulasi darah.

HATI
Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh,
terletak dikuadran kanan atas abdomen. Mempunyai
dua lobus besar, lobus kanan (terbesar) dan lobus kiri.
Lobus dibagi dalam ligament-ligamen. Hati dibangun
dari unit fungsional lobules, dibungkus oleh kapsula
glisson yang melindungi hati dari trauma.
Hati mempunyai dua suplai darah yaitu dari saluran
cerna dan limpa melalui vena porta dan dari aorta
melalui arteri hepatica. 1/3 bagian darah yang masuk
berasal dari vena porta. Volume darah total yang
masuk ke hati dalam satu menit sekitar 1500 cc,
dialirkan kembali ke vena porta inferior melalui vena
hepatica kanan dan kiri.

PENGKAJIAN UMUM PADA SISTEM PENCERNAAN

1. Data demografi (Bio Data)


Perawat mengumpulkan data demografi pasien seperti usia,
jenis kelamin, pekerjaan, dan suku bangsa. Data ini menjadi
penting karena dapat member i gambaran bagi perawat
tentang kemungkinan factor predisposisi timbulnya
masalah-masalah pada system pencernaan. Berbagai
masalah pada system pencernaan yang berhubungan
dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan ras antara lain:
Keganasan pada saluran pencernaan bersifat familial dan
morbiditasnya meningkat pada usia tua.
Ulkus peptikum dijumpai banyak pada pekerja dengan
tingkat stressor yang tinggi.
Ulkus peptikum dijumpai banyak pada pria
Orang amerika banyak menderita sirosis hepatis.

LANJUTAN

2. Riwayat kesehatan pasien dan keluarga


Data ini mencakup :
Gangguan-gangguan yang pernah diderita pasien
termasuk riwayat operasi.
Penyakit yang sedang diderita saat ini seperti diabetes
mellitus, gangguan hati, gangguan pancreas, kanker,
jaundice, haemoroid, hernia, dan lain-lain yang
berhubungan dengan saluran pencernaan perlu dikaji.
Obat-obat yang sedang digunakan meliputi jenis obat,
sejak kapan mulai digunakan dan mengapa obat itu
diberikan.
Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga.

LANJUTAN.

3. Riwayat Diet
Riwayat diet sangat penting bila kita mengkaji fungsi saluran
pencernaan, riwayat diet ini mencakup :
Apakah pasien mempunyai diet khusus
Bagaimana kebiasaan makan termasuk jenis makanan, porsi
dan frekuensi makan setiap hari
Bagaimana pengetahuan pasien tentang nutrisi dan diet
seimbang
Apakah dijumpai perubahan pola makan akibat penyakit
Apakah pasien mengalami nausea, anoreksia dan dyspepsia. Bila
mengkaji keluhan ini hendaknya dikaji pula frekuensi, lamanya
dan hubungannya dengan makan.
Apakah ada keluhan disfagia
Apakah pasien terbiasa mengkonsumsi minuman yang
mengandung alcohol atau kafein

LANJUTAN

4. Kondisi social ekonomi


Pengetahuan

kita tentang status social ekonomi


pasien akan membantu perawat dalam menillai
kemampuan pasien menyediakan makanan yang
bergizi dan sekaligus perawat dapat membantu
mengidentifikasi alternative pengadaan makanan
yang seimbang.
5. Keluhan atau masalah saat ini
Kadangkala pasien sulit mengungkapkan keluhankeluhan yang berhubungan dengan gangguan pada
pencernaan. Perawat menggali intervensi yang lebih
rinci dari setiap keluhan pasien.

LANJUTAN
Keluhan yang lazim antara lain:
a. Perubahan pola buang air besar
Untuk mendapatkakn adanya perubahan
tersebut tanyakan pada pasien;
- Frekuensi buang air besar
- Warna dan konsistensi feses
- Kejadian diare atau konstipasi
- Tindakan yang efektif untuk mengurangi
diare atau konstipasi
- Makna diare atau konstipasi bagi pasien

LANJUTAN
b. Hilangnya berat badan atau berat badan yang
bertambah
Tanyakan pada pasien tentang hal berikut :
Berapa berat badan normal
Berapa berat badan yang bertambah atau hilang
Kapan (periode waktu) terjadi perubahan berat badan
Perubahan selera makan
Apakah pasien merokok, berapa banyak, sudah berapa lama
c. Nyeri, tanyakan hal berikut :
Lokasi nyeri
Penyebaran ke tempat lain
Factor-faktor yang dapat mengurangi dan menambah nyeri
Kapan saja nyeri timbul atau bertambah berat
Apakah nyeri berhubungan dengan makanan

LANJUTAN

6. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pasien dengan gangguan system
pencernaan tergantung pemeriksaan yang lengkap
tentang status nutrisi serta kondisi mulut dan
pharing, abdomen dan ekstremitas.
a. Screening status nutrisi mencakup :
* Inspeksi visual khususnya conjunctiva
* Pengukuran berat badan dan tinggi badan
* Pola makan, frekuensi, kuantitas dan kualitas
* Riwayat berat badan
* Perubahan selera atau intake makanan
* Kulit
* Hb

LANJUTAN.

b.Pemeriksaan antropometri, mencakup :


Berat badan, tinggi badan, dan lemak tubuh
Mengukur tinggi badan dengan posisi tegak, memandang
kedepan dan tangan pada kedua sisi tubuh.
Perubahan berat badan dapat dihitung dengan 3 cara yaitu
:
* IBW dan UBW 90-110% berarti berat badan normal
* IBW dan UBW kurang dari 90% berarti under weight
* IBW dan UBW lebih dari 110% berarti over weight
Perhitungan berat badan 10% atau lebih sangat memberi
arti pada kondisi nutrisi tubuh
Indeks massa tubuh (BMI) atau quetelet indeks adalah
pengukuran status nutrisi tanpa tergantung pada ukuran
tubuh dengan rumus :
Pengukuran lemak kulit dengan menggunakan caliper
pada otot trisep dan scapula kiri.

LANJU TAN

c. Melakukan inspeksi dan palpasi pada mulut


Perhatikan pergerakan lidah, warna bibir, apakah ada lesi
mukosa mulut, kondisi gigi geligi, gigi yang lepas, peradangan gusi
dan tanda-tanda perdarahan, apakah mulut berbau. Perhatikan juga
pharing dan tonsil terhadap tanda-tanda radang, ulserasi dan edema
pada tonsil.
d. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
Regionisasi abdomen dapat dilakukan dengan sistim empat atau
sembilan :
* Regionisasi dengan empat system :
- Region kuadran kanan atas (RUQ)
- Region kuadran kiri atas (LUQ)
- Region kuadran kanan bawah (RLQ)
- Region kuadran kiri bawah (LLQ)

LANJUTAN

* Regionisasi dengan system Sembilan yaitu :


Region hipokondrium kanan
Region epigastrium
Region hipokondrium kiri
Region lumbalis kanan
Region umbilikalis
Region lumbalis kiri
Region inguinal kanan
Region hipogastrium
Region inguinal kiri

LANJUTAN.

Perhatikan apakah distensi, perubahan warna kulit,


Jaringan parut, lesi superficial serta kolateral vena.
Juga
perhatikan bentuk abdomen (flat, cembung atau
cekung), apakah berisi gas atau cairan.

Auskultasi untuk mendengar bising usus dan bruit.


Perkusi
Gas yang terakumulasi dapat dengan mudah
diidentifikasi melalui perkusi, akan ditemukan
hipertimpani.

LANJUTAN
Cairan yang terakumulasi di rongga peritoneum
diidentifikasi dengan cara :
Cara fluktuasi
Penderita tidur terlentang, pemeriksa dibantu seorang
yang akan menekan bagian tengah abdomen sepanjang
muskulus rektus abdominisis .Pemeriksa menekan perut
dari kiri hingga cairan mengalir ke kanan melalui celah
yang sempit. Tangan kanan pemeriksa akan merasakan
aliran tadi dan sebaliknya.

LANJUTAN.

Cara

shifting dullness
Dalam posisi terlentang, perut pasien diperkusi mulai
dari garis tengah menuju ke tepi sambil
memperhatikan bunyi yang dihasilkan.
Bila terdengar perubahan timpani ke redup, tangan
kiri difiksir dilokasi tersebut, kemudian posisi pasien
dimiringkan dengan posisi tangan kiri tetap seperti
semula, lakukan perkusi. Bila tempat yang tadinya
redup berubah menjadi timpani,ini berarti terdapat
asites.

LANJUTAN

Cara

puddle
Dengan posisi pasien terlungkup dengan
kedua lutut, cairan asites akan terkumpul
diawah.
Cara ini tidak lazim dilakukan, perkusi organ
berongga terdengar bunyi timpani sedangkan
perkusi lemak, cairan dan jaringan padat
terdengar dullness atau redup.

LANJUTAN..

Palpasi
Rasakan apakah ada distensi,
pembesaran organ dan timbul nyeri.
Perhatikan ekspresi wajah pasien pada
saat palpasi. Palpasi apakah ada
pembesaran hepar dan timbul nyeri, bila
hati teraba, tentukan seberapa besarnya,
bagaimana tepinya dan konsistensinya.

LANJUTAN

Cara melakukan palpasi hati (ICS 6-7)


*Tekhnik I :
Pasien tidur terlentang, fleksi kedua sendi lutut
agar dinding perut tidak meregang. Tangan kiri
pemeriksa ditaruh dibawah pinggang dan
tangan kanan meraba hati dengan ujung jari,
anjurkan pasien menarik napas panjang dan
lakukan perabaan dengan ujung jari. Tekan ke
dalam dengan ujung jari dan kemudian dorong
ke belakang.

LANJUTAN

Teknik II :
Pasien tidur terlentang dengan fleksi kedua sendi
lutut. Pemeriksa berdiri disamping kanan pasien
menghadap ke mata kaki. Tempatkan kedua tangan
dibawah garis bawah hepar di pinggir kosta ke 12.
Suruh pasien tarik nafas dalam, ketika pemeriksa
menekan dengan jari ke dua tangan.
Periksa tanda Murphy sekaligus pada saat
perabaan hati, lakukan penekanan dengan ibu jari
di atas vesika vellea dan suruh pasien menarik
napas dalam. Tanda Murphy positif bila pasien
tiba-tiba menghentikan nafasnya karena nyeri.
Tanda ini dijumpai pada cholesistitis.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
A. PEMERIKSAAN DARAH
Informasi dari pemeriksaan darah yang menggambarkan
kemungkinan diagnose penyakit, penyebab dan prognosisnya.
Antara lain :
Pemeriksaan darah lengkap : haemoglobin, hematokrit,
leukosit.
Protombin time
Kalsium dan potassium
Protein serum : protein total, albumin, alphaglobulin, betha
globulin, ammonia
Eskresi empedu : billirubin direk (terkonjugasi) dan
bilirubin indirek serta bilirubin total.
Enzim serum : amylase, lipase, kolesterol, SGOT, SGPT,
LDH

LANJUTAN
B. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan ini meliputi :
Upper gagstro intestinal series (pemeriksaan Barium Meal)
yaitu cara pengambilan gambar kontras pada organ gaster
dan usus halus untuk mendapat gambaran mengenai
ukuran, bentuk dan letak dari gaster dan usus halus.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kelainan-kelainan
yang terjadi pada gaster dan usus halus, antara lain:
stenosis pylorus, gastric refluks, benda asing, polip, tumor,
ulserasi mukosa, peradangan mukosa.

Lower gastro intestinal series (pemeriksaan Barium


Enema) yaitu suatu cara pengambilan gambar kontras
pada organ kolon untuk mendapatkan gambaran
mengenai ukuran, bentuk dan letak kolon.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kelainankelainan yang terdapat di kolon antara lain : polip
kolon, stenosis, abstruksi tumor, fistula, hernia,
inflamasi, divertikuli

Barium swallow (Esophogegram) yaitu suatu teknik


radiografik kontras untuk menvisualisasi esophagus.
Tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan pada
esophagus

C. ANALISIS CAIRAN LAMBUNG


Merupakan suatu tindakan untuk mengeluarkan isi
atau cairan lambung untuk mengkaji tingkat
keasaman asam lambung dalam keadaan puasa dan
dengan perangsangan (stimulasi).

D. ENDOSKOPI
Yaitu suatu cara untuk melihat secara langsung organ-organ
dalam tubuh yang dapat bersifat diagnostic dan terapi, tapi
dalam hal ini yang di bahas endoskopi sebagai diagnostic.
Indikasi endoskopi saluran pencernaan :

Kasus saluran cerna atau yang tidak sembuh dengan terapi intensif
Perdarahan saluran cerna atas
Adanya obstruksi
Kecurigaan adanya keganasan
Hasil foto rontgen yang tidak jelas atau
mencurigakan
Follow up setelaterapi medis atau perdarahan .

Macam-macam endoskopi :
Esophagoskopi
Gastroskopi

Enteroskopi
Anuskopi

Kolonoskopi

Sigmoidoskopi

E.BIOPSI HATI
Yaitu suatu tindakan mengambil jaringan hati untuk
pemeriksaan
F. PEMERIKSAAN FESES DAN URINE Pemeriksaan
feses antara lain pemeriksaan makroskopi,
pemeriksaan mikroskopi, pemeriksaan darah samar
dan pemeriksaan lemak.

GANGGUAN
RONGGA MULUT
STOMATITIS
Yaitu suatu peradangan pada rongga mulut.

Etiologi :

Kekurangan nutrisi : defisiensi Vitamin B12, Asam folat,


Asam askorbat.
Penyakit Sistemik dan Alergi
Trauma
Stress
Factor imunologi (daya tahan tubuh menurun)

Kalsifikasi
Stomatitis Primer
Meliputi Aphtouc Stomatitis (Ulcer yang
berulang), Vincent Stoamtitis yaitu stomatitis yang
terjadi pada jaringan normal ketika daya tahan
tubuh menurun, Traumatic ulcer yaitu stomatitis
yang dikarenakan trauma.
Stomatitis

Scunder
Yaitu stomatitis yang umum terjadi akibat
bakteri virus atau bakteri ketika host resisten
baik local maupun sistemik.

A. PENGKAJIAN
Biodata
Riwayat kesehatan sekarang
Kaji keadaan nyeri ; Lokasi
Kaji keadaan gejala sistemik ; fever, malaise, mual dan
muntah
Kaji kebiasaan kebersihan oral hygiene
Kaji kemampuan mengunyah dan menelan
Pengkajian Fisik
Kaji keadaan lesi ; membrane mukosa, celah bibir
Kaji karakter lesi ; lokasi, ulkus dan bentuk
Psikososial ; stress dan gaya hidup (alcohol dan perokok)
Pemeriksaan Laboratorium

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses peradangan
Gangguan pemenuhan nutrisi b.d asupan yang tidak
adequat
Gangguan rasa aman cemas b.d kurang pengetahuan
Tidak efektif pola nafas b.d edema dan secret
Resiko tinggi terjadinya infeksi

2. PERIODENTITIS
Yaitu peradangan pada gusi yang meliputi struktur periodental
(penyokong gigi).
ETIOLOGI
#Kebersihan gigi dan mulut yang kurang dan mulut
kekeringan.
TANDA DAN GEJALA
Adanya tanda-tanda peradangan pada daerah yang terkena
Adanya keluhan nyeri
Holitosis (Bau tidak sedap pada mulut)
Nafsu makan kadang-kadang menurun
Banyak saliva

PENGKAJIAN
Kaji kemampuan klien untuk oral hygiene dan
kemampuan untuk mengunyah dan menelan.
DAIGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa aman nyeri b.d adanya peradangan
Gangguan pemenuhan nutrisi b.d intake yang kurang
Personal hygiene yang kurang

3. GINGGIVITIS
Yaitu proses peradangan pada daerah gusi
TANDA DAN GEJALA
Adanya tanda-tanda peradangan pada daerah yang
terkena
Adanya keluhan nyeri
Holitosis (Bau tidak sedap pada mulut)
Nafsu makan kadang-kadang menurun
Banyak saliva
Mulut kotor
Mual
Perdarahan pada sel mukosa gigi atau gusi
Ulkus pada gusi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman nyeri
Gangguan pemenuhan nutrisi
Personal hygiene kurang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DG GASTRITIS

Gastritis adalah peradangan pada mukosa gaster yang


ditunjukkan dengan adanya lesi yang menyebar pada
membrane mukosa gaster.
PATOFISIOLOGI
Mukosa lambung berfungsi sebagai barier yaitu melndungi
dari pengrusakan saluran pencernaan dari keasaman asam
lambung, jika barier ini rusak maka mukosa lambung akan
iritasi karena peningkatan histamine dan stimulasi saraf
cholinergic. Asam lambung akan berdifusi kembali kedalam
mukosa dan merusak pembuluh darah kecil. Difusi kembali
asam lambung akan menyebabkan edema mukosa, hemorage
dan erosi pada mukosa

KLASIFIKASI GASTRITIS
a. Gastritis Akut, adalah peradangan mengenai mukosa dan
sub mukosa setelah terpapar zat iritan lokal, bersifat jinak
dan penyakit akan sembuh sendiri.
Penyebab ; obat-obatan seperti alkohol, analgetik dalam
dosis besar (Kususnya anti inflamatori) , cafein, terminum
obat-obatan korosif dan puasa yang lama.
b. Gastritis kronis adalah proses peradangan yang menyebar
secara kronis yang meliputi lapisan mukosa dan sub
mukosa pada lambung, sering menyebabkan perdarahan
dan erosi.

Klasifikasi gastritis kronis menjadi :


Gastritis Tipe A
*Kerusakan mukosa fundus lambung
*Diduga penyebabnya adalah autoimun
*Sering menimbulkan anemi pernicasiosa

Gastritis tipe B
*Kerusakan pada antrum
*Penyebabnya diduga kuman gram negative
Gastritis Atropik
*Kerusakan pada semua lapisan sehingga akan
menurunkan fungsi sel-sel yang ada dilambung
*Penyebabnya adalah iritasi kronis pada lambung

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Data

keperawatan diperoleh dari pasien maupun


keluarga melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik :
Adanya keluhan nyeri epigastrium ; kram pada
abdomen ; gangguan pencernaan ; nausea dan
muntah.
Kaji tingkat kemampuan pasien dalam melaksanakan
ADL
Amati perubahan tanda vital
Amati perubahan ekspresi wajah ; gelisah dan tidak
dapat tidur
Amati adanya ketegangan diatas epigastria
Adanya distensi abdomen
Peningkatan peristaltic
Kaji pola makan pasien

PENGKAJIAN........
Kaji

gaya hidup yang berhubungan dengan


stressor, kebiasaan mengkonsumsi alcohol ;
cafein, perokok dan obat-obatan.
Penyakit yang sama dalam keluarga
Penyakit penyerta yang diderita dan obatobatan yang sedang dikonsumsi
Adanya tanda anemi dan penurunan berat
Hasil pemeriksaan diagnostic seperti
pemeriksaan dengan barium meal ;endoskopi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman nyeri epigastrium b.d
peningkatan asam lambung atau iritasi gastric
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
b.d adanya mual
Gangguan rasa cemas b.d kurangnya pengetahun
pasien tentang factor-faktor yang mempengaruhi
timbunya penyakit.
Perubahan pola tidur b.d nyeri, mual dan muntah
Penurunan volume cairan b.d penurunan intake
cairan dan eletrolit, mual dan perdarahan
Koping tidak efektif b.d stress

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN


ULKUS PEPTIKUM

Ulkus peptikum
adalah ulserasi pada jaringan mukosa, sub mukosa dan
laipsan otot saluran pencernaan bagian atas yang
terjadi
dalam oesophagus, gaster, duodenum dan jejunum,
biasanya merupakan komplikasi dari gastritis.
Penyebab
Belum diketahui secara pasti, sebagian besar
dihubungkan dengan peningkatan sekresi asam
lambung dan kelemahan dari barier mukosa lambung.

PATOFISIOLOGI
Asam bebas yang telah disekresi kedalam lambung
didifusi kembali secara perlahan-lahan didalam lambung,
apabila proses difusi ini berlangsung lebih cepat akan
menyebabkan reaksi peradangan di dalam jaringan
sehingga menimbulkan kerusakan jaringan dan
perdarahan. Difusi yang lebih cepat ini dapat diakibatkan
oleh melemahnya barier mukosa lambung.
Melemahnya barier mukosa lambung sendiri dapat
diakibatkan oleh alcohol, obat-obatan seperti asam
salisilat, asam empedu selanjutnya peningkatan sekresi
asam lambung yang menyebabkan asam lambung turun ke
dalam duodenum sehingga menimbulkan ulserasi
sehingga akan menyebabkan ulkus duodenum.

FAKTOR PREDISPOSISI
Kebiasaan merokok
Penggunaan obat-obatan seperti
golongan salicylat
Stress psikologis
Pola makan yang tidak teratur
Kebiasaan minum alcohol
Radiasi

PENGKAJIAN
Data Subjektive : nyeri epigastrium, perasaan penuh,
mual dan muntah anoreksia, haematemesis melena,
klien serin mengeluh stress.
Data Objektive: ekspresi wajah meringis menahan
sakit, distensi abdomen, nyeri tekan pada epigastrium,
anemia, bentuk abdomen, cekung atau cembung,
warna faeces, dan frekuensi defekasi, peristaltic usus,
TTV, serta analisa terhadap pemeriksaan diagnostic
seperti pemeriksaan BNO, pemeriksaan darah dalam
faeces, darah lengkap dan diit.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d ulserasi mukosa gaster dan duodenum
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d anoreksia, nausea dan
pembatasan diit.
Gangguan pola tidur dan istirahat b.d nyeri
Koping individu yang tidak efektif b.d kurangnya
pengetahuan pasien tentang penyakitnya
Resiko tinggi kekambuhan b.d kurangnya
pengetahuan pasien tentang diit, obat-obatan,
tanda dan gejala yang harus diwaspadai.

PENGOBATAN PADA ULKUS PEPTIKUM


Tujuan utama pemberian obat-obatan pada ulkus
peptikum adalah mengistirahatkan lambung.
Berbagai obat yang diberikan mempunyai
mekanisme yang berbeda seperti :
Obat-obat untuk mengurangi sekresi HCl
Obat untuk menetralkan asam lambung
Obat untuk melindungi barier mukosa lambung.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


KANKER LAMBUNG
Kanker lambung merupakan salah satu penyebab kematian
tersering pada golongan karsinoma, sering dijumpai pada usia
50 tahun keatas dengan prevalensi pada pria di banding wanita.
Adapun keluhan-keluhan yang menyertai kanker lambung
amatlah mirip dengan keluhan pada lambung seperti biasanya
sehingga sering diprediksi sebagai gastritis atau ulkus peptikum,
sehingga tidak jarang pasien dating sudah pada kondisi yang berat.
Penyebab kanker lambung belum diketahui secara jelas
namun identifikasi penyebab antara lain :
Anemi perniciosa
Gastritis atropik kronik
Zat-zat karsinogen seperti daging yang diasapkan dan diasinkan
Rokok

PATOFISIOLOGI
Kasus tersering dari kanker lambung jenis adenokarsinoma
yang berkembang dari membrane mukosa lambung. Kanker
gaster Stadium dini didasarkan perubahan patologi mukosa
dan submukosa sehingga menampakkan tanda ulkus
peptikum. Kanker ini tersering pada daerah pylorus dan
antrum yang menyebabkan tanda-tanda obstruksi seperti
nyeri epigastrium dan muntah serta keluhan cepat kenyang.
Muntah disini dapat dibedakan, bila pada cardia muntah
terjadi segera setelah makan sedangkan bila pada pylorus
muntahbeberapa saat Setelah makan. Bila stadium lanjut
akan nampak tanda-tanda perdarahan lambung,gangguan
digesti dan absorpsi nutrient dan vitamin akan dijumpai.
Pasien akan mengalami anemia berat akibat nutrisi yang
buruk dan perdarahan disamping kondisi kekurangan vitamin

Kanker lambung dapat menyebar dengan


berbagai cara termasuk :
Penyebaran ke dinding lambung dan kelenjar
limpatik
Penyebaran langsung ke organ-organ disekitar
seperti liver, pancreas dan kolon.
Penyebaran hematogen melalui vena porta ke
liver dan melalui system sirkulasi ke paruparu dan tulang (mestastase tersering)

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian ini meliputi :
Riwayat factor-faktor resiko berkembangnya kanker
lambung seperti : gastritis kronis, anemia permisiosa,
tumor jinak gaster, polip gaster, pria, pembedahan
gaster, usia diatas 50 tahun.
Riwayat diit, untuk mengkaji kemungkinan
mengkonsumsi makanan yang mengandung nitrat,
makanan yang diasinkan.
Pola makan : adanya perubahan napsu makan disertai
atau tanpa disertai penurunan berat badan.
Riwayat kebiasaan merokok
Keluhan penyakit sekarang mencakup nyeri, mual,
muntah, cepat kenyang, penurunan BB, tidak ada
nafsu makan.

Pemeriksaan

Fisik
Dapat dijumpai adanya massa digaster atau
hepatomegali dan asites bila metastase ke liver.
Pembesaran dan pengerasan kelenjar limpe,
tanda-tanda metastasis, kulit pucat,cachexia,
kelainan pada kulit axilla berupa pigmentasi
Dan bersisik atau kasar.
Pengkajian

Psikososial
Tidak ada perubahan psikologis yang khas,
hanya saja dapat terjadi kecemasan, depresi
Karena prognosis penyakit yang buruk, kaji
kemampuan koping pasien.

Analisa hasil diagnostik;


Adanya anemia dari yang ringan sampai berat
adanya darah dalam feses dan hipoalbuminemia.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d kompresi tumor
Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d nafsu makan
menurun, muntah dan nyeri
Intoleran terhadap aktivitas b.d kelemahan fisik dan
keterbatasan aktivitas
Volume cairan kurang dari kebutuhan b.d muntahmuntah
Kecemasan b.d tindakan pembedahan, hospitalisasi dan
perubahan gaya hidup.

PENGERTIAN
Thypus abdominalis merupakan infeksi sistemik yang
disebabkan oleh kuman salmonella thyposa, salmonella
parathypi A, B, C, menyerang usus halus khususnya
daerah ileum.
Termasuk golongan penyakit tropis yang sangat
berhubungan erat dengan kebersihan perseorangan dan
lingkungan. Dapat dengan mudah berpindah ke orang
Lain melalui fecal oral artinya kuman salmonella yang
Ada pada faeces penderita atau karier mengkontaminasi
makanan atau minuman orang sehat.

PENYEBAB
Penyakit ini disebabkan oleh kuman :
Salmonella Thyposa
Salmonella parathypi A, B, C
Kuman salmonella termasuk golongan bakteri
berbentuk batang, gram negative, mempunyai flagel
yang memungkinkan kuman ini dapat bergerak,
tidak berspora serta mempunyai tiga (3) antigen
yaitu :
Antigen O (HgO)
: Antigen pada bagian soma
Antigen H (AgH)
: Antigen pada bagian flagel
Antigen Vi (AgVi) : Antigen pada bagian kapsul

PATOFISIOLOGI

Makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh kuman


salmonella masuk ke dalam lambung, selanjutnya lolos dari system
pertahanan lambung, kemudian masuk ke usus halus. Melalui folikel
limpa masuk kesaluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik sehingga
terjadi bakterimia.
Bakterimia pertama-tama menyerang System Retikulo Endotelial
(RES) yaitu hati, lien dan tulang. Kemudian selanjutnya mengenai
seluruh organ di dalam tubuh antara lain system saraf pusat : ginjal dan
jaringan limpha.
Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati masuk ke kandung empedu
sehingga terjadi kolesistitis. Cairan empedu akan masuk ke duodenum
dan dengan virulensi kuman yang tinggi akan menginfeks intestin
kembali khususnya bagian ileum dimana akan terbentuk ulkus yang
lonjong dan dalam.

Masuknya kuman kedalam intestine terjadi pada minggu pertama


dengan tanda dan gejala suhu mulai naik turun khususnya akan naik
pada malam hari dan menurun menjelang pagi dan siang hari. Demam
yang terjadi pada masa ini disebut demam intermiten (suhu yang
tinggi, naik turun dan turunnya dapat mencapai normal).
Disamping peningkatan suhu tubuh juga akan terjadi obstipasi
sehingga akibat penurunan motilitas suhu, namun ini tidak selalu
terjadi dapat pula terjadi sebaliknya. Setelah kuman melewati fase awal
intestinal, kemudian masuk ke sirkulasi sistemik dengan tanda
peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi (demam remitten), kadang
disertai gangguan kesadaran seperti delirium, mungkin konstipasi tetap
terjadi, klien akan tampak lemah dan tanda-tanda lain akibat
peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi. Serta tanda-tanda infeksi
pada RES seperti nyeri perut kanan atas ; splenomegali dan
hepatomegali

Pada minggu selanjutnya dimana infeksi focal


intestinal terjadi dengan tanda-tanda suhu tubuh masih
tetap tinggi nillainya lebih rendah dari fase baterimia dan
berlangsung terus menerus (Demam continue), lidah
kotor, tepi heperemis, penurunan peristaltic, gangguan
digesti dan absorpsi sehingga akan terjadi distensi, diare,
dan pasien akan merasa tidak nyaman, pada masa ini
dapat terjadi perdarahan usus. Perporasi dan peritonitis
dengan tanda distensi abdomen berat, peristaltic
menurun bahkan hilang, melena, tanda-tanda shock dan
penurunan kesadaran.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
DATA SUBJECTIVE
Pola hidup sehari-hari : kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang tidak diolah dengan baik. Sumber air minum yang tidak
sehat dan kondisi atau lingkungan rumah tempat tinggal yang
tidak sehat serta kebersihan perseorangan yang buruk.
Riwayat penyakit sebelumnya : apakah pasien pernah
menderita penyakit yang sama dan kapan terjadi.
Riwayat kesehatan keluarga : apakah klien pernah menderita
penyakit yang sama dan kapan terjadi.
Keluhan yang dirasakan klien, kaji lengkap dengan PQRST.
Dan keluhan yang lazim pada pasien ini adalah :
Peningkatan suhu tubuh yang berfluktuasi
Tubuh lemas
Kurang nafsu makan
Perut kembung
Konstipasi atau diare
Nyeri abdomen

DATA OBJECTIVE
Peningkatan suhu tubuh : minggu pertama demam intermitten,
minggu kedua demam remitten, minggu ketiga demam continue.
Relative bradikhardi
Lidah kotor
Hepatomegali dan splenomegali
Tanda Murphy positip
Peristaltic ; dijumpai penurunan peristaltic hingga hilang
Konstipasi atau diare ; pada minggu pertama selanjutnya terjadi diare
Distensi abdomen dan nyeri
Haematemesis dan melena
Tanda-tanda gangguan sirkulasi akibat perdarahan, kulit pucat, akral
dingin, perubahan TTV, nadi naik dan tekanan darah turun.
Tanda-tanda peritonitis, suhu tubuh sangat tinggi, distensi abdomen
dan tegang, kesadaran menurun, aperistaltik.
Pemeriksaan darah ; adanya leukopeni

Pemeriksaan Gaal dan Widal


Mengukur kadar atau titer antigen soma dan
flagel (titer O dan H). yang lebih akurat adalah
kadar titer O. peningkatan kadar titer ini
menggambarkan virulensi kuman. qaal adalah
biakan cairan empedu, hasil yang diharapkan
adalah berupa qaal (+) atau (-).

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnose keperawatan yang mungkin dijumpai pada


pasien dengan thypus abdominalis adalah :
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan
peningkatan suhu tubuh akibat infeksi kuman
salmonella.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan
dengan anoreksia ; gangguan digesti dan absorpsi
nutrient.
Potensial terjadinya komplikasi (perdarahan, perporasi
dan peritonitis) sehubungan dengan perlukaan ulkus
intestinal.
Intoleran aktifitas sehubungan dengan kelemahan
fisik ; penurunan kesadaran.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS

PENGERTIAN
Apendisitis adalah peradangan akut vermiform
apendiks. Apendiks menyerupai kantong kecil
melekat pada sekum di colon, panjangnya 0,8
2,4 cm. apa fungsi apendiks tidak diketahui.
Sebagai bagian dari sekum, apendiks terisi bahan
makanan dan dikosongkan secara teratur.
Peradangan dapat terjadi bila lumen apendik
tersumbat atau terinvasi kuman

PATOFISIOLOGI
Jika peradangan terjadi apendiks, lumen menjadi
terobstruksi,
mukosa mengeluarkan secret secara terus menerus, sehingga
tekanan di lumen lebih besar dari tekanan vena, selanjutnya
terjadi edema yang akan menghambat sirkulasi darah dan
menimbulkan nyeri perut. Gangren Karena hipoksia atau
perforasi dapat terjadi dalam 24-36 jam. Jika prosesnya
lambat, organ-organ sekitar apendiks akan terinfeksi dan
terbentuk abses. Peritonitis merupakan komplikasi yang
serius dari apendisitis yang tidak tertanggulangi segera.
Appendicitis ini dapat berkembang menjadi kronis tetapi
Nyeri perut tidak selalu nyata. Namun serangan nyeri dapat
terjadi tiba-tiba yang mengidentifikasikan kondisi yang
buruk.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Keluhan yang dirasakan, klasik apendisitis yaitu
nyeri abdomen yaitu nyeri abdomen (gejala
utama) dikuadran kanan bawah. Nyeri saat
ditekan, dilepas, atau diketok, dan juga pada saat
kaki kanan ditekuk dan diluruskan. Anoreksia
dan nausea dengan atau tanpa muntah.
Pada palpasi dijumpai ketegangan pada
Mac.Burney dan otot disekitarnya
Peningkatan suhu tubuh, takhikardi
Peningkatan nillai leukosit (Leukositosis)
Pada rectal touch, intensitas nyeri perut
bertambah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnose keperawatan yang mungkin
dijumpai pada pasien dengan
apendisitis :
Nyeri abdomen sehubungan dengan
peradangan pada apendiks
Potensial perforasi sehubungan dengan
proses infeksi yang berlanjut

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DG


ILIEUS PARALITIK
PENGERTIAN
Ileus paralitik merupakan suatu keadaan terhentinya peristaltic,
sedangkan aliran isi dan saluran intestinal dalam keadaan
normal.
Adapun penyebab ileus paralitik ini antara lain :
Manipulasi terhadap organ-organ abdomen selama proses
pembedahan
Peritonitis
Nyeri yang berasal dari thorakolumbal, seperti faktur tulang iga
atau tulang spinal, infark myokard, pneumonia, pyelonefritis,
batu empedu atau batu ureter,dan perdarahan retroperineal.
Sepsis
Hypokalemia
Iskemia usus

olit dalam sel intestinal, yang lama-kelamaan akan kehilangan sodium dan ion-ion klorida, potassium dari sel sehingga mengakibatkan alkalosis hyp

PATHOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal, dinding mukosa intestinal yang
dibantu oleh peristaltic normal dapat berfungsi melakukan
absorpsi sehingga mampu menyeimbangkan volume cairan
dan elektrolit dalam sel intestinal.Tetapi, ketika peristaltic
berhenti, maka dinding mukosa intestine akan mengalami
ketidakmampuan melakukan absorpsi secara adekuat,
sehingga banyak cairan akan bertahan dan terakumulasi di
dalam intestinal.Bila akumulasi cairan dalam intestinal
berlebihan, maka daerah tersebut akan mengalami
penekanan yang tinggi sehingga akan terjadi kerusakan
dinding mukosa intestinal.

PATOFIS
Gangguan atau kerusakan tersebut akan
mempengaruhi proses osmotic dan hidrostatik
sel intestinal. Keadaan demikian bila berlanjut
Akan dan elektrolit dalam sel intestinal, yang
lama- kelamaan akan kehilangan sodium dan
ion-ion
klorida, potassium dari sel sehingga
mengakibatkan alkalosis hypokalemik.
mengaibatkan ketidakseimbangan volume
cairan

TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala yang dapat timbul :
Nyeri abdomen yang terus menerus
Kembung
Obstipasi
Penurunan atau tidak ada bising
usus

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Riwayat kesehatan masa lalu, pengkajian ini meliputi
biodata, kesehatan sekarang, kesehatan lalu, kesehatan
keluarga dan riwayat alergi.
Pengkajian fisik, hendaknya perawat melakukan
pengkajian fisik ini secara sistematis dan tidak
menimbulkan kelelahan pada pasien ; dengan tetap
mengacu pada tanda dan gejala sebagai parameternya.
Bising usus, bising usus tidak terdengar, platus dapat
memberikan tanda kembalinya peristaltic
Muntah, jenisnya apakah spontan dan berulang,
konsistensi ; berisi sisa makanan atau cairan saja, bau ;
bila bercampur fecal, lokasi ; proksimal ; usus kecilspontan-sisa makanan atau cairan lambung, distal ; usus
besar-berulang-campur fecal.

PENGKAJIAN....

Nyeri abdomen, lokasi dan karakteristik,


obstipasi, nyeri dan kram, distensi ; nyeri tekan
dan menyebar.
Perut kembung
Out put urine, jumlah dan warna, dehidrasi ;
jumlah urine sedikit, volume urine perlu diukur
dan dikaji warnanya.
Tanda-tanda vital, hipotensi bila dehidrasi,
takhikardi, respirasi ; dangkal dan lambat,
kadang berbau, suhu ; demam biasanya lebih
atau sama dengan 39 derajat celcius dan indikasi
peritonitis.

DATA PENUNJANG
X-ray abdomen (berbaring dan tegak) : untuk
mengidentifikasi apakah udara atau cairan yang
terkumpul dalam intestinal
Laboratorium : sodium, potassium, Hematokrit,
bicarbonate plasma, BUN bila pasien dehidrasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola pernafasan yang tidak efektif sehubungan
dengan kembung (distensi)
Kekurangan volume cairan sehubungan dengan
hilangnya cairan intestinal
Nyeri pada abdomen sehubungan dengan
distensi
Retensi urine sehubungan dengan distensi

GASTROENTERITIS

PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah peradangan pada membrane mukosa
usus dan saluran pencernaan yang disebabkan oleh virus,
bakteri, dan makanan yang beracun.
KLASIFIKASI BERDASARKAKN PENYEBAB
Gastroenteritis virus atau GE rotravirus, GE virus masuk
kedalam tubuh manusia melalui fecal oral yang terkandung
dalam makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh
virus tersebut dengan masa inkubasi 10-51 jam.
GE bakteri yang terdiri dari :
*GE disentriform, ini disebabkan oleh shigella salmonella dan
entamoeba histolitika dengan masa inkubasi 1-7 hari
*GE Coleliform ini disebabkan oleh vibrio, E colli clostridia dan
intoksikasi makanan.

TINGKATAN DEHIDRASI
GEJALA
Tingkatan
dehidrasi

BJ plasma
Keadaan Umum

RINGAN
Kehilangan
cairan 2-5% BB

1,025-1,028
Haus, sadar,
gelisah
Nadi
Normal

Ubun-ubun besar Normal


Turgor
Segera kembali

Mata
Normal

Air mata
Ada

Selaput lendir
Basah

SEDANG

BERAT

Kehilangan
cairan 5-8% BB

Kehilangan
cairan 8-10% BB

1,028-1.032
Haus, gelisah

Cepat, kecil

Cekung
Lambat

Cekung

Tidak

Kering

1,032-1,040
Ngantuk, lemah,
shock
Cepat, kecil,
tidak teraba
Cekung sekali
Sangat lambat

Sangat cekung
Tidak

Sangat kering

ASUHAN KEPERAWATAN GASTROINTESTINAL

PENGKAJIAN

Identitas klien
Keluhan utama ; frekuensi BAB lebih dari normal,
kadang mual dan muntah serta nyeri abdomen
Riwayat kesehatan sekarang ; kapan mulai timbul gejala,
berapa kali BAB/hari mengkonsumsi makanan tidak
bersih atau basi serta ada riwayat kontak dengan
penderita lain.
Riwayat kesehatan dahulu ; pernah atau tidak menderita
sakit yang sama atau penyakit infeksi saluran
pencernaan yang lain.
Riwayat kesehatan keluarga ; adakah anggota keluarga
yang lain menderita GE atau pernah kontak dengan
penderita

PEMERIKSAAN FISIK

BAB cair dan sering, feses kadang-kadang bercampur darah


dari mukosa usus (tergantung penyebab)

Bila penyebab SHIGELA BAB terus menerus selama 5 hari

Bila penyebabnya E.COLI BAB selama 10 hari

Bila oleh virus BAB cair selama 2 hari dan rectum


megalami perdarahan
Bila oleh Campylobacter feses tercium bau busuk dan
bercampur darah

Pada waktu palpasi ada dietensi abdomen

Ada peningkatan suhu tubuh

Didapat keluhan mialgia, nyeri kepala, nyeri abdomen dan


malaise.

Pada pemeriksaan auskultasi daerah abdomen BU


terdengar lebih cepat
Turgor kulit jelek, mukosa kering, hipotensi, oliguri
dan kesadaran menurun (tergantung derajat
dehidrasi)

PSIKOSOSIAL
*Kaji tingkat kecemasan, pengetahuan,
semangat hidup dan hubungan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
*Pada kultur feses didapatkan bakteri gram +
*Bakteri gram + disertai leukosit dan eritrosit
*Pemeriksaan dengan mikroskop electron
untuk mengidentifikasi jenis virus

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d
pasase feses yang sering dan kurangnya asupan cairan
Gangguan kerusakan integritas kulit b.d pasase feses
yang sering, diare
Gangguan pemenuhan nutrisi b.d muntah
Gangguan intolerance b.d kelemahan fisik
Ansietas b.d eliminasi yang sering dan tidak
terkontrol

PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tujuan umum mencakup peningkatan pola defekasi normal,
memnghindari kekurangan cairan, mengurangi ansietas,
mempertahankan integritas kulit perianal dan tidak terjadi
komplikasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Berikan cairan parenteral untuk rehidrasi cairan sesuai kebutuhan
Anjurkan klien banyak minum dan cairan
Berikan makanan lunak rendah serat
Catat intake dan output tiap jam
Observasi TTV dan tanda-tanda dehidrasi
Tempatkan klien pada tempat tidur khusus
Lakukan perawatan kulit disekitar anus dengan krem atau talk
Kolaborasi pemberian terapi sesuai anjuran dokter
Bantu klien untuk memenuhi ADL sesuai kemampuannya

ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA


PENGERTIAN
Hernia adalah tonjolan keluar dari isi abdomen
pada dinding abdomen.
INSIDEN :
Tiga kali lebih sering pada laki-laki dari pada
wanita dalam berbagai usia.
Angka kejadian meningkat dengan mengikat
intra abdomen pressure (batuk atau tekanan
dari tumor).

KLASIFIKASI BERDASARKAN AREA


Hernia Ingguinal
Pada wanita disebabkan karena kelemahan dinding
abdominal dimana ligament yang bulat masuk canal
inguinal labia.
Pada laki-laki disebabkan karena dinding
abdominal dimana saluran sperma masuk inguinal
canal kemudian scrotum.
Hernia Femoral ; Insiden lebih pada wanita (dibawah
paha)
Hernia umbilical ; kegagalan penutupan lubang
umbilical, biasa terjadi pada pasien chirosis dan asites
serta obesitas wanita atau anak-anak.
Hernia insisional ; terjadi oleh Karena kelemahan
dinding abdomen, kegagalan pertumbuhan jaringan
pada luka oleh karena drainase, infeksi

KLASIFIKASI BERDASARKAN KEGAWATAN


Hernia redukcible dimana tonjolan massa dapat
kembali ke dalam abdomen
Hernia irredukcible dimana tonjolan massa tidak
dapat kembali ke dalam abdomen
Hernia incarserata (Hernia Irredukcible) dimana
aliran usus obstruksi total
Hernia Strangulasi (Hernia Irredukcible) dimana
aliran darah dan usus obstruksi total, dengan gejala :
#Nyeri
#Muntah
#Kantong hernia bengkak
#Demam
#Tanda peritoneal irritasi

PENGOBATAN

Mekanik ;
Hanya untuk hernia reduksible
Tidak ada obat untuk hernia hanya ada usaha
untuk mencegah isi abdomen masuk ke kantong
hernia
Mungkin pengobatan pada hernia orang dewasa
diberikan karena suatu penyakit atau usia dan
pada umumnya pengobatan dengan operasi yang
terpilih.

Operasi ;
Pengobatan dengan operasi untuk
memperbaiki hernia sebelum terjadi
strangulasi sebab kalau terjadi hal tersebut
menjadi kasus emergensi.
Kantong hernia di insisi
Isi kantung di pindahkan atau di kembalikan
lagi ke abdominal
Leher kantong di ikat
Lapisan otot dan fasia diikat bersama untuk
mencegah terjadinya kembali hernia
Hernia strangulasi dilakukan reseksi pada
usus yang iskhemik dan perbaikan hernia.

PENGELOLAAN PERAWATAN
Pre operasi
Perawatan obstruksi usus
Bila operasi elektif biasanya dalam kondisi
fisik yang baik (klien puasakan)
Pencukuran rambut pada area suprapubik
Observasi infeksi respirasi bagian atas sebab
apabila post operasi batuk atau bersin akan
memutuskan luka jahitan
Operasi dilakukan atas persetujuan pasien
(Izin operasi)

Post operasi
Observasi dan ukur pembengkakan
scrotum dengan ; istirahat baring dan
kompres es dan sangga scrotum.
Observasi terhadap retensi urine
Ambulance pasien pada atau setelah satu
hari atau dua hari atau segera bila
memungkinkan.
Edukasi pasien, tidak melakukan olah
raga dan kerja fisik (mengangkat benda
berat 8-12 minggu post operasi).

PRANCREATITIS

PENGERTIAN
Pancreatitis adalah peradangan pada pancreas
yang dapat terjadi secara akut.
ETIOLOGI
Penyebabnya tidak jelas, namun berdasarkan
penyebab factor predisposisi biasanya Auto
digestion yang ditandai dengan meningkatnya
produksi enzim proteolitic yang menyebabkan
edema, nekrosis dan perdarahan.

PATHOFISIOLOGI
Proses terjadinya auto digestion ; beberapa
factor penyebab ; alcoholism, batu (penyakit
empedu lain), trauma tumpul abdomen,
penggunaan obat-obatan yang salah, infeksi dan
lain-lain.

PENGKAJIAN
Keluhan utama ; nyeri epigastrium dari kuadran kiri
atas, bagian penyebarannya kembangkan secara PQRST
Riwayat kesehatan sekarang ; kebiasaan mengkonsumsi
alcohol atau kebiasaan makan makanan tinggi lemak
Riwayat kesehatan dahulu ; riwayat penyakit ulkus
pepticum, gagal ginjal, gangguan vascular, hypertiroid,
hypercalsemi, infeksi virus.
Riwayat kesehatan keluarga ; adakah keluarga atau
keluarga yang mengidap penyakit pancreatitis dan
penyakit saluran empedu lainnya.
Pemeriksaan fisik
Data yang sering ditemukan ; nyeri usus terus menerus
di epogastrium kuadran kiri atas menyebar ke dada
sampai punggung, nyeri disertai nausea, vomitas, rasa
tidak enak pada abdomen.

Nyeri berkurang dengan posisi menyandar ke depan atau


posisi tumit didekatkan ke dada.
Menurunnya berat badan, bising usus dan tekanan darah,
demam, takhikardia.
Gejala syok hipovolemik ; turgor kulit jelek, haematokrit
meningkat.
Palpasi abdomen, ada masa biasanya tampak 5-10 hari
setelah awal timbulnya penyakit.
Didapat adanya lemak dalam feses karena penurunan
sekresi enzim lipase dan cairan empedu dalam duodenum.
Kaji adanya dispnea dan orthopnea.
Kaji jaundice pada kulit dan ikterik pada sclera
Xanthomas (Ada bintik-bintik, bercak-bercak kuning
diatas kulit).

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Peningkatan

kadar serum amylase, serum lipase, urine


amylase serta serum glukosa.
Penurunan serum calcium, magnesium, jika terjadi nekrose
lemak.
Jika pancreatitis disertai kerusakan empedu akan
menyebabkan peningkatan kadar serum bilirubin dan alkalin
phospatase.
PEMERIKSAAN RADIOGRAPHY
Computer

tomografi untuk memastikan acut pancreatitis


Rontgen dada menunjukan peningkatan hemidiagrama
sebelah kiri atau efusi pleura
USG untuk melihat derajat inflamasi atau dilatasi ductus
akibat dari obstruksi atau batu.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan peradangan
Resiko tinggi terjadi infeksi
Ketidak seimbangan volume cairan
sehubungan dengan menurunnya intake
cairan akibat nausea dan vomitas.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan.

HEPATITIS

PENGERTIAN

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati

ETIOLOGI

Virus yang terdiri dari 4 macam, yaitu :


Virus hepatitis A (HAV <Hepatitis A virus)
Virus hepatitis B (HBV)
Virus hepatitis C (Non A dan Non B)
Virus hepatitis Delta (HDV)
Penggunaan obat-obat dan zat kimia melalui inhalasi,
ingesti atau parenteral
Toxin (racun) alcohol
Infeksi sekunder dari infeksi virus lain seperti virus
varicella.

CARA PENULARAN
Secara parenteral seperti
transfuse, non parenteral seperti
melalui feses, urine, saliva dan
kontaminasi.

MANIFESTASI KLINIK
fase prodomal, kurang lebih satu minggu sebelum terjadinya
ikterus dengan gambaran utama malaise, kelelahan,
anoreksia, sakit kepala,demam ringan, atralgia, arthritis,
urticaria dan ruam kulit.
fase ikhterik, fase ini berlangsung kurang lebih 4-6 Minggu,
gambaran umunya klien merasa lebih sehat, nafsu makan
mulai timbul kembali dan demam menghilang. Urine berwarna
menjadi gelap dan feses pucat. Hepatomegali dan splenomegali
dan pada pemeriksaan laboratorium terjadi peningkatan kadar
SGOT, SGPT, Billirubin Uria, Urobilinogen berlebihan.
fase penyembuhan, pada klien yang tidak ada komplikasi
terjadi 1-2 minggu setelah fase ikhterik selama 2-6 minggu.
Gambaran klien mudah atau cepat lelah, warna feses normal
kembali, ikhterus berkurang atau hilang, urine menjadi lebih
muda warnanya, splenomegali dan hepatomegali kembali
normal setelah beberapa minggu kemudian.

PENGKAJIAN
Keluhan utama ; anoreksia, mual, nyeri
abdomen pada kuadran kanan atas.
Riwayat kesehatan sekarang ; tanyakan
sumber infeksi, apakah ada riwayat kontak
dengan penderita hepatitis. Tanyakan apakah
ada riwayat penggunaan alcohol dan obatobatan terlarang. Tanyakan apakah ada
anggota keluarga yang sakit hepatitis.
pemeriksaan fisik

pemeriksaan lobaratorium
Peningkatan SGOT,SGPT, Kadar billirubin,
urobilinogen meningkat.
Pemeriksaan Rontgen ; Hepatoegali

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intoleran aktivitas berhubungan dengan
kelelahan, letargi, dan malaise
Perubahan nutrisi berhubungan dengan
perasaan tidak enak pada perut serta
anoreksia
Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan ikterus dan edema
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan
mekanisme pembekuan darah dan
perubahan tingkat kesadaran

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DG


SIROSIS HEPATIS
PENGERTIAN
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis yang
progresif yang ditandai dengan adanya infeksi
yang menyebarpada hati dan terbentuknya
jaringan fibrotic sehingga terjadi distorsi pada
susunan hati yang normal dan timbul
regenerasi
pada sel-sel parenchym hati berupa nodulnodul
baik mikronoduler maupun makronoduler.

TYPE SIROSIS HEPATIS


sirosis laennec ; yaitu sirosis yang disebabkan oleh malnutrisi
dan penggunaan yang tidak tepat. Efek alcohol terhadap hati
adalah secara langsung memberikan efek toksis pada hati, yang
pada proses selanjutnya menimbulkan inflamasi serta
kerusakan sel-sel hati.
Sirosis billier, ini terjadi karena obstruksi yang kronis pada
saluran empedu sehingga terjadi static cairan empedu yang
megakibatkan peradangan akibatnya terjadi destruksi sel-sel
yang lama-lama menimbulkan sirosis (Pengerasan).
Sirosis billier terdiri dari dua macam :
#Sirosis biller primer yang biasanya disebabkan oleh adanya
statis cairan empedu dalam hati.
#Sirosis billier sekunder, biasanya disebabkan adanya
obstruksi pada hati.

Sirosis postnekrotik ; dimana ini terjadi setelah sel-sel


yang mengalami nekrose semakin luas yang kemudian
menimbulkan regenerasi dan kerusakan (Pengerasan)
pada lobules hati, sehingga pada palpasi hati akan
teraba. Sirosis ini biasanya terjadi sebagai komplikasi
dan hepatitis virus akut intoksikasi zat kimia industry,
racun atau obat-obatan seperti fosfor atau toksin jamur.
Sirosis cardiac atau vascular sirosis dihubungkan
dengan gagal jantung kanan (CHF). Hal ini berkembang
dari CHF yang lama setelah mengalami penyakit COR,
Pulmoner. Hati menjadi besar karena aliran balik vena
pada atrium kanan terhambat sebagai akibat CHF,
kemudian terjadi pengerasan pada hati yang lamakelamaan mengalami fibrotic karena sel-sel hati
mengalami anoxia.

PENGKAJIAN
Bio data
Keluhan utama : kembangkan PQRST
Tanyakan riwayat adanya factor resiko ; alkoholisme,
virus hepatitis, obstruksi kronik biasanya pada salran
empedu dan infeksi.
Pemeriksaan fisik, pada awal ada gangguan
gastrointestinal seperti mual, muntah, vomitus,
anoreksia, flatulence, dyspepsia, perubahan kebiasaan
BAB ini disebabkan oleh gangguan metabolisme
nutrisi.
Nyeri pada kuadran kanan atas abdomen yang
diakibatkan oleh pembesaran hati.
Palpasi terjadi pembesaran hati.

Nyeri pada kuadran kanan atas abdomen yang


diakibatkan oleh pembesaran hati.
Palpasi terjadi pembesaran hati.
Peningkatan suhu badan karena reaksi antibody
Lebih lanjut ;
Asites ini dimannifestasikan oleh penambahan berat
badan, distensi abdomen disertai dehidrasi (kulit dan
membrane mukosa kering dan pengecilan otot).
Perdarahan
Jaundice karena kerusakan metabolism biirubin

Kompilikasi :
a. Hipertensi portal---> akibat gagalnya sirkulasi
sistem portaterjadi splenomegali dan
meningkatnya oedema ektremitas
b. Perdarahan Varises Oesofhagus--->pembuluh2 drh
kecil melebar yg melebar mnjd mudah pecah dan
mungkin dipengaruhi trauma k/ menelan
makanan kasar dan erosi o/ asam peesin,dpt
timbul perdarahan (batuk,bersin, mengedan wkt
BAB)
c. Koma Hepaticum (Enchepalopati hepatika)--->tjd
disfungsi syaraf pusat akibat meningkat kadar
amonia(normal dibntk usus dr pemecahan protein
diubah mnjd urea o/ hati). Pd saat tjd kegagalan
hati amonia tdk dpt diubah mjd urea--->kadarnya
dalam drh meningkat.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Fungsi hati abnormal
Peningkatan serum billirubin (kerusakan metabolism
billirubin)
Peningkatan ammonia darah dan penurunan serum albumin
(kegagalan metabolism bilirubin)
Peningkatan serum alkaline phosfat, ALT, AST, akibat
kerusakan jaringan hati
Pemeriksaan Ultrasound, CT Scan/MRI untuk melihat
ukuran hati, derajat obstruksi, aliran darah hati.
Biopsy hati dapat didiagnosa bila serum dan pemeriksaan
radiology tidak meyakinkan
Penurunan urine output.
Hipertensi portal menyebabkan perdarahan GI akibat varises
esophagus

Sindroma hepatorenal yang dimanifestasikan oleh


gagal ginjal yang progresif (penurunan serum
kreatinin dan urine output)
Ketidakseimbangan endokrin seperti hipogonadisme
antara lain penurunan libido, gangguan siklus
menstruasi, atropi testis sampai impoten.
Encephalopati hepatic yang dimanisfestasikan oleh
gangguan neuro psikiatrik seperti apatis, hiperflexia,
gangguan tidur, confusion, mengantuk, disorientasi,
koma dan meninggal.
DATA PSIKOSOSIAL
Kaji pengetahuan klien tentang kondisi, tindakan dan
prosedur diagnostic
Kaji gaya hidup
Kaji tingkat kecemasan dan lain-lain.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan dan
penurunan berat badan
Perubahan suhu tubuh hipertemia berhubungan dengan
proses inflamasi pada sirosis
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan ikterus dan
status imunologi yang terganggu.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan asites dan
pembentukan edema
Nyeri dan gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
hati yang membesar dan asites
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan asites,
distensi abdomen serta adanya cairan dalam rongga
thoraks.

ABSES HATI
Klasifikasi abses hati ada dua tipe :
Abses amuba hati paling sering disebabkan oleh etamoeba
hitolityca sebagai akibat dari sanitasi serta hygiene yang jelek
Abses pirogenik hati

PATHOFISIOLOGI

Infeksi yang terjadi pada saluran pencernaan dan microorganism


penyebabnya akan mencapai hati melalui system billier, system
vena porta atau system arterial hepatic atau system limfatik.
Sebagian bakteri akan dihancurkan segera tetapi sebaian lagi dapat
berkembang dan tumbuh toksin bakteri akan menghancurkan selsel hati disebelahnya dan jaringan nekrotik yang dihasilkan bekerja
sebagai dinding pelindung bagi mikroorganisme tersebut.
Sementara itu, leukosit akan bermigrasi pada daerah yang
terinfeksi. Akibat migrasi ini akan terbentuk rongga abses yang
penuh dengan cairan yang berisi leukosit yang mati dan yang hidup
sel-sel hati yang mencair serta bakteri.

MANIFESTASI KLINIK
Gambaran kliniknya berupa sepsis tanpa atau dengan
tanda sepsis, demam yang disertai menggigil dan
diaphoresis, malaise, anoreksia, mual, muntah serta
penurunan berat badan.

Pasien akan mengeluh nyeri tumpul pada abdomen


dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen.
Hepatomegali, ikterus, anemia serta efusi pleura
dapat terjadi. Dimana sepsis serta syok dapat terjadi
dan dapat menyebabkan kematian.

Pemeriksaan kultur darah meskipun


mikroorganismenya tidak teridentifikasi. Aspirasi
abses hati yang dipandu dengan USG untuk membantu
menegakkan diagnosis dan mengambil sample untuk
pemeriksaan kultur mikroorganisme.

PENATALAKSANAAN

Terapi abses hati mencakup pemberian antibiotic yang


tergantung pada jenis mikroorganisme yang ditemukan
secara IV. Perawatan pendukung yang kontinyu
merupakan indikasi mengingat kondisi klien yang
serius.

CA HEPAR

PENGERTIAN
Ca Hepar (Kanker hati ) merupakan suatu keganasan yang
Tumbuh di daerah hati dan merupakan masa abnormal
dari sel-sel yang mengalami proliferasi dan biasanya
bersifat progresif. Tumor hati berasal dari sel-sel
parenchim atau epitel saluran empedu.
ETIOLOGI
Menurut beberapa hasil penelitian :
Riwayat mempunyai penyakit sirosis hepatis, riwayat
penyakit hepatitis B, hepatitis C
Aflatoxin, suatu bahan yang dihasilkan oleh jamur
(merupakan karsinogenik)
Steroid anabolic
Obat kontrasepsi steroid

GEJALA-GEJALA KANKER HATI


Nafsu makan menurun, mual dan muntah
Badan lemah dan berat badan menurun
Nyeri pada perut kanan atas atau epigastrium
Rasa nyeri yang mendadak pada perut kanan
atas menunjukkan adanya perdarahan tumor,
pembesaran yang meregang kapsul
Pucat disertai gejala kolaps vaskuler (curiga
rupture)
Pembesaran atau tonjolan masa pada epiastrium
Asites

PSIKOSOSIAL

*Tanyakan tentang perasaan takut akan kondisi


penyakitnya
*Tanyakan pengertian klien tentang penyakitnya
*Kaji koping mekanisme dan self koping

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Peningkatan AFP
Biopsy hati (Terdapat Ca)
Penurunan fungsi atau faal hati

MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan invasi
tumor
Tindakannya :
Tekhnik pengalihan nyeri seperti relaksasi
Kolaborasi dengan medis untuk pemberian obat analgetik
Kolaborasi rencana operasi atau radiasi
2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan mual
dan anoreksia
Tindakannya :
Beri minum air hangat
Beri makan porsi kecil tapi sering
Kolaborasi pemasangan NGT, IV parenteral

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan


dengan penekanan pada diafragma akibat asites
Tindakannya :
Atur posisi tidur semi fowler
Kolaborasi untuk pemberian oksigen
4. Gangguan rasa nyaman cemas berhubungan dengan
ketidaktahuan tentang penyakitnya.
Tindakannya :
Lakukan pendekatan (sikap empati)
Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan
Jelaskan klien tentang penyakitnya.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DG


PERITONITIS
Pengertian
Peritonitis adalah inflamasi peritonium---lapisan
membran serosa rongga abdomen dan meliputi visera.
Penyebab :
# Biasanya akibat dari infeksi bakteri; organisme berasal dari
penyakit saluran GI atau pd wanita dari organ reproduksi
internal
# Sumber eksternal spt cedera atau trauma (mis; luka tembak
atau luka tusuk) atau oleh inflamasi yg luas yg berasal dari
organ diluar peritonium spt ginjal.
# Bakteri E. Coli, Klebsiela, Proteus, dan pseudomonas.
# Apendiksitis,ulkus perporasi, dipertikulitis, dan perporasi
usus

Patofisiologi
Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi dari organ
abdomen kedalam rongga abdomen biasanya sebagai
akibat dari inflamasi, inpeksi, iskemia, trauma, atau
perporasi tumor. Tjd proliperasi bakterial, tjd oedema
jaringan, dan dalam waktu singkat tjd eksudasi cairan.
Cairan dlm rongga peritonial mjd keruh dg peningkatan
jml protein, sel darah putih, debris seluler, dan darah.
Respon segera dari saluran usus adalah hipermotilitas,
diikuti o/ ileus paralitik, disertai akumulasi udara dan
cairan dalam usus.

Manispestasi klinik :
Tergantung pd lokasi dan luas inflamasi
Pd awal nyeri menyebar dan sangat terasa. Cenderung
konstan, terlokalisasi, lebih terasa didekat sisi inflamasi
dan sangat terasa bila ditekan juga nyeri lepas.
Otot kaku
Ileus paralitik-->biasa tjd mual dan muntah serta
penurunan peristaltik
Suhu dan frekuensi nadi meningkat
Leukosit meningkat

Evaluasi Diagnostik
Leukosit meningkat
Hb dan hematokrit mungkin rendah bila tjd kehilangan
darah
Elektrolit serum menunjukan perubahan spt kalium,
natrium dan klorida
Sinar X dada menunjukan udara dan kadar cairan serta
lengkung usus yg terdistensi
CT abdomen menunjukan pembentukan abses
Aspirasi peritonial dan pemeriksaan kultur serta
sensitivitas cairan teraspirasi dpt menunjukan infeksi
dan mengidentifikasi organ penyebab.

Diagnosa keperawatan yg mungkin muncul


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari


kebutuhan bd anoreksia
Gangguan rasa nyaman peningkatan suhu tubuh bd
peningkatan metabolisme
Gangguan rasa nyaman nyeri bd terputusnya
kontunuitas jaringan akibat peradangan
Gangguan keseimbangan cairan bd muntahmuntah,peningkatan suhu tubuh
Gangguan pemenuhan istirahat tidur bd
teraktivasinya RAS akibat suhu tubuh yg meningkat
Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup
sehari-hari bd kondisi tubuh yg lemah
Gangguan rasa aman cemas bd ketidaktahuan klien
akan kondisi kesehatannya

Perencanaan
DP 1 : Tujuan gangguan nutrisi dpt teratasi
2 : Rasa nyaman terpenuhi
3 : Rasa nyaman klien terpenuhi
3 : Gangguan keseimbangan cairan tidak
terjadi
4 : Kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi
5 : Kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari
klien terpenuhi
6 : Rasa aman klien terpenuhi

Intervensi keperawatan
DP 1. *Berikan makanan sesuai program diet
klien ; diet lunak rendah serat
*Berikan makanan dg porsi kecil tapi sering
dalam keadaan hangat
* Kolaborasi untuk pemberian anti emetik
2. *Berikan klien kompres dingin
*Obsvasi TTV
*Kolaborasi untuk pemberian antipiretik
3. *Ajarkan teknik relaksasi
*Ajarkan tektik guidance imagery
*Kolaborasi untuk pemberian analgetik

DP 4. *Obs. tanda-tanda dehidrasi spt : kulit, bibir dan mata


cekung
*obs. Intake dan output cairan
*Kolaborasi gd tim medis untuk
pemberian cairan intravenous
5. *Diskusikan dg klg dan klien ttg hal yg dpt menyebabkan
klien terganggu
*Anjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur
*Anjurkan klien melakukan relaksasi sebelum tidur
*Kurangi suasana yg dapat mengganggu istirahat tidur
6. * Bantu klien dlm melaksanakan aktivitas hidup sehari2
*obs. Kemampuan klien dan kondisi klien utk beraktivitas
secara mandiri
*latih klien beraktivitas sendiri bila sudah mampu
7. *beritahu klien tentang kondisi penyakitnya
*motivasi untuk cepat sembuh dan pulang

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DG TRAUMA ABDOMEN

Trauma abdomen merupakan salah satu penyebab


Gangguan sistem pencernaan. Pada pasien dan yang
mengalami trauma abdomen biasanya mengalami
perlukaan pada satu atau beberapa organ abdomen.
Fathofisiologi
Dampak trauma abdomen tergantung pd daerah
Yang terkena, jenis luka dan penanggulangan
Emergensi.Trauma abdomen dapat bersifat tumpul
atau trauma tembus.
Trauma tumpul akan menyebabkan ; ruptur
organ-organ dalam abdomen akibatnya akan terjadi
perdarahan yg dapat terjadi shock dan peritonitis.

Ruptur vesika urinaria bisa terjadi dan biasanya pd


anak2 karena susunan anatomi VU pd anak terletak
tinggi dlm rongga Abdomen.
Trauma tembus akan menyebabkan kemungkinan
organ-organ dalam abdomen keluar dan akan terjadi :
perdarahan ; biasanya organ yg terkena yaitu bagian
atas (RUQ) spt hepar dan lien karena pembuluh darah
abdomen mudah mengalami perlukaan(cidera)
schock ; trauma pd abdomen bagian
atas terutama di regio hipogastrium dpt
menyebabkan shock.
Peritonitis; keadaan ini bisa terjadi pd organ-organ
perut, organ2 berongga, spt usus,kandung kemih, dan
lambung.

Pengkajian
Pengkajian yang utama adalah mengetahui
keadaan shock hypovolemic, kemudian melihat
perubahan tingkat kesadaran dan keadaan kulit.
Tanda shock bisa dilihat dari keadaan kulit antara
lain:
a. Shock ringan
: kulit tampak pucat, dingin dan
lembab
b. Shock sedang
: Banyak keringat dan tidak BAK
c. Shock berat
: biasanya terjadi perubahan
tingkat kesadaran yg dimanispestasikan dg
bingung dan disorientasi.

Diagnosa Keperawatan
1.
Penurunan volume sirkulasi sd terputusnya
integritas jaringan dan veseral
2.
Terputusnya integritas jaringan sd trauma tusukan
3.
Potensial terjadinya shock hypovolemic sd
perdarahan
4.
Potensial terjadinya infeksi sd invasi kuman
5.
Gangguan rasa nyaman;nyeri sd perangsangan saraf
yg berlebihan akibat diskontunuitas jaringan

También podría gustarte