Está en la página 1de 12

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

SENAM NIFAS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik
Maternitas

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

2006

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN


POKOK BAHASAN
SENAM NIFAS
A.

Latar Belakang
Lazimnya seorang ibu nifas tetap bekerja selama kenifasannya,
sehingga sangat penting pada kenifasannya diberikan keterangan tentang
pernafasan dasar pernafasan dasar serta sikap sewaktu bekerja dan waktu
senggang.
Salah satu aktivitas yang dilakukan adalah senam nifas. Tindakan
relaksasi dan senam setiap hari berguna untuk seorang ibu nifas agar dapat
mempersiapkan tubuhnya untuk menghadapi persalinan serta dapat belajar
bernafas dan beristirahat pada waktu yang tepat selama persalinan untuk
membantu kemajuan persalinan yang alamiah.

B.

Tujuan Pembelajaran Senam Nifas


Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran senam nifas oleh instruktur, ibu nifas
dapat melakukan senam nifas secara mandiri.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran senam nifas, diharapkan ibu nifas dapat:
1.

Menjelaskan tujuan senam nifas.

2.

Menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan


sebelum latihan senam nifas.

3.
C.

Menyebutkan teknik latihan senam nifas.

Sasaran
Seluruh ibu-ibu nifas dan atau wanita yang berkunjung ke Puskesmas
Mijen yang dianggap sesuai dengan wanita usia reproduksi.

D.

Target
Ibu-ibu dengan masa nifas.

E.

F.

Pengorganisasian
Moderator

Instruktur

Fasilitator

Observer

Strategi Pelaksanaan
Waktu

Tempat:
Kegiatan Belajar Mengajar :

G.

1.

Perkenalan

2.

Menjelaskan tujuan

3.

Menjelaskan materi

4.

Mendemonstrasikan latihan

5.

Diskusi dan tanya jawab

6.

Evaluasi

Susunan Acara
1.

Pembukaan oleh moderator selama 5 menit.

2.

Acara inti :
a.

Pendemonstrasian latihan selama 30

b.

Diskusi dan tanya jawab selama 10 menit.

3.
H.

Penutup dan doa selama 5 menit.

Metode
1.

Ceramah tentang konsep senam nifas.

2.

Demonstrasi gerakan senam nifas.

3.

Diskusi dan tanya jawab.

I.

Media
Leaflet

J.

Evaluasi
1.

Standar persiapan

: pengaturan waktu, kesiapan

materi.
2.

Standar proses : strategi yang digunakan dalam


penyuluhan.

3.

Standar hasil : kriteria hasil yang diharapkan


dalam memberikan penyuluhan.

K.

Materi
Terlampir

L.

Daftar Pustaka
Asuhan Intrapartum Kebidanan Postpartum Bayi Baru Lahir. (2003).
Pusdiknakes WHO JHPIEGO
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dalam Konteks Keluarga. 1993.
Pusdiknakes : Jakarta.
Goelam.S.A. dr. (1965). Ilmu Kebidanan. Balai Pustaka: Jakarta.
Mary, Nifaston. 1997. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
EGC.
The Canadian Mother and Child. (1963). Department of National
Health and Welfare: Ottawa

BAB I
PENDAHULUAN
Senam nifas ini mempunyai manfaat yang berarti bagi ibu-ibu setelah
melahirkan. Kebanyakan dari ibu-ibu tentunya ingin sekali mengembalikan
penampilannya seperti semula. Senam nifas ini berguna mengembalikan kondisi
kesehatan dan memperbaiki regangan pada otot-otot setelah kehamilan. Tak
banyak kaum ibu-ibu setelah melahirkan lebih suka segera membenahi
penampilannya. Dalam melakukan senam nifas ada juga hal-hal yang perlu
diperhatikan, karena ada perbedaan tersendiri senam nifas pasca melahirkan
dengan normal dan caesar. Perlu diperhatikan juga bahwa kondisi fisik setiap
orang berbeda-beda. Jadi sebelum memulai senam nifas atau olahraga, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter.

Lampiran Materi
SENAM NIFAS
A.

Pengertian
Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan setelah
melahirkan guna mengembalikan kondisi kesehatan dan memperbaiki
regangan pada otot-otot setelah kehamilan.

B.

Tujuan
1. Memperbaiki regangan otot perut
2. Untuk relaksasi dasar panggul
3. Memperbaiki tonus otot pinggul
4. Memperbaiki sirkulasi darah
5. Memperbaiki regangan otot tungkai

C.

Kontra Indikasi
1. Ibu yang menderita anemi
2. Ibu yang mempunyai penyakit jantung dan paru-paru

D.

Pelaksanaan
Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya perawat mengajarkan
kepada ibu untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dapat
dilakukan dengan latihan pernapasan dan menggerak-gerakkan kaki dan
tangan secara santai. Hal ini bertujuan untuk menghindari kekejangan otot
selama melakukan gerakan senam nifas.

Latihan fisik (senam nifas) untuk memperkuat otot-otot yang mengendor


waktu hamil, yaitu :
1. Latihan menarik nafas

Bantal kecil diletakkan di bawah bahu

Dengan kedua tangan di bawah kepala, menarik nafas panjang dan


pelan-pelan.

2. Berulang-ulang

mengangkat

dan

menurunkan

tungkai

untuk

memperkuat tonus otot-otot perut.


3. Mengangkat tungkai untuk kemudian menurunkan secara perlahan.
4. Mengangkat kepala dan bahu untuk memperkuat tonus otot-otot perut.
5. Bangun dari sikap berbaring ke sikap duduk dengan meluruskan kedua
lengan.
6. Bangun dari sikap berbaring ke sikap duduk dengan menarik kedua
tangan di belakang kepala.

Latihan fisik untuk mengurangi varises


Pelebaran pembuluh darah balik (varises) pada tungkai bawah dan liang
dubur. Keadaan ini dapat dikurangi atau dihilangkan dengan melakukan
latihan fisik:
1. Latihan I
Sikap

: Tidur terlentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua


kaki lurus.

Latihan

: Angkat kedua tungkai sehingga pinggul dan lutut


mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan

angkat kaki kiri dan kanan vertikal dan perlahan-lahan


turunkan kembali ke lantai.
2. Latihan II
Sikap

: Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas (disangga


dengan tempat tidur yang lebih tinggi atau meja).

Latihan

: Gerakkan

jari-jari

kaki

seperti

mencakar

dan

meregangkan, selama 30 detik.


3. Latihan III
Sikap

: Sikap seperti latihan II.

Latihan

: Gerakkan ujung jari secara teratur seperti lingkaran dari


luar ke dalam dan dari dalam keluar selama 30 detik.

4. Latihan IV
Sikap

: Sikap seperti latihan II.

Latihan

: Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan


ke bawah seperti gerakan menggergaji selama 30 detik.

5. Latihan V
Sikap

: Tidur terlentang dengan kedua tangan bebas bergerak

Latihan

: Gerakkan lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan


kanan, sedangkan tangan memegang ujung jari dan
urutkan mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan
paha.

6. Latihan VI
Sikap

: Berbaring terlentang, kedua tangan dibawah kepala.

Latihan

: Jepitlah bantal diantara kedua kaki dan tekanlah sekuatkuatnya. Saat itu angkatlah pantat dari kasur dengan
melengkungkan badan.

7. Latihan VII
Sikap

: Tidur terlentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di


samping badan.

Latihan

: Kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang


kuat. Pada saat itu tegangkan kaki dan kendorkan lagi
perlahan-lahan dalam gerakan selama 30 detik.

8. Latihan VIII
Sikap

: Berdiri tegak diatas lantai.

Latihan

: Berjalanlah dengan ujung kaki, dan kemudian dengan


tumit. Setiap gerakan lamanya 30 detik.

9. Latihan IX
Lakukan latihan bernafas di ruangan terbuka atau di depan jendela
dimana ventilasi udara cukup nyaman dan segar.
Latihan

: Angkat kepala dan lingkaran kedua tangan pada belakang


leher, tarik nafas perlahan-lahan yang dalam hingga paruparu penuh, lalu hembuskan nafas perlahan-lahan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan dan beberapa peragaannya
senam nifas yaitu dapat mempercepat pengembalian regangan-regangan otot
setelah melahirkan jika dilakukan dengan teratur: memperbaiki regangan otot
panggul dan regangan otot tungkai bawah. Senam nifas yang bervariasi dan
mempunyai tahapan-tahapan yang setiap tahapnya mempunyai urutan sesuai
dengan kondisi. Sebaiknya dalam melakukan senam nifas tambahkan jumlah dan
variasi latihan yang dilakukan dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan ibu.
Dalam latihan juga hendaknya diawali dengan pemanasan dan lakukan relaksasi
setelah melakukan senam nifas untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Intrapartum Kebidanan Postpartum Bayi Baru Lahir. (2003).


Pusdiknakes WHO JHPIEGO

Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dalam Konteks Keluarga. 1993.


Pusdiknakes : Jakarta.

Goelam.S.A. dr. (1965). Ilmu Kebidanan. Balai Pustaka: Jakarta.

Mary, Nifaston. 1997. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta :


EGC.

The Canadian Mother and Child. (1963). Department of National


Health and Welfare: Ottawa

También podría gustarte